Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) merupakan fase dimana seseorang yang telah mengalami

tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia (Maryam, 2008). Semua

orang akan mengalami proses menjadi tua. Masa lansia merupakan masa hidup

manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran

fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugas

sehari-hari lagi. Tahap ini terjadi proses menurunnya kemampuan untuk

memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normal (Nugroho, 2000).

Penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, otot, tulang,

jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Kemampuan

regenerasi yang terbatas dan pertahanan terhadap infeksiyang menurun membuat

lansia menjadi lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan dibandingkan

dengan orang dewasa lain (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Penyakit yang dialami

oleh kelompok lansia bersifat patologis atau mengenai semua organ, degeneratif,

saling berkaitan, kronis dan cenderung menyebabkan kecacatan yang lama disertai

gangguan psikologis dan sosial (Darmojo, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka disimpulkan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari lansia?


2. Bagaimana perubahan fisik pada lansia?

3. Apa saja makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh lansia?

4. Apa saja macam-macam penyakit yang sering terjadi pada lansia?

5. Apa saja pengobatan penyakit yang sering terjadi pada lansia?

6. Bagaimana cara pemberian obat pada penyakit yang sering terjadi pada

lansia?

7. Bagaimana contoh kasus yang berkaitan dengan penyakit pada lansia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, disimpulan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui pengertian dari lansia

2. Untuk Mengetahui perubahan fisik pada lansia

3. Untuk Mengetahui makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh lansia

4. Untuk Mengetahui macam-macam penyakit yang sering terjadi pada lansia

5. Untuk Mengetahui pengobatan penyakit yang sering terjadi pada lansia

6. Untuk Mengetahui cara pemberian obat pada penyakit yang sering terjadi

pada lansia

7. Untuk Mengetahui contoh kasus yang berkaitan dengan penyakit pada

lansia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lansia

Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

dan ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan kesetimbangan

kesehatan dan kondisi stres fisiologis nya. Lansia juga berkaitan dengan

penurunan daya kemampuan untuk hidup dan kepekaan secara individual. Selain

pengertian lansia secara umum diatas, terdapat juga beberapa pengertian lansia

menurut para ahli. Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak

semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang telah

berusia lanjut akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih, baik yang

bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta

menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

Ada beberapa pengertian lansia menurut para ahli. Berikut ini beberapa

pengertian lansia menurut beberapa ahli:

a. Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga,

yaitu:young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old

(lebih dari 85 tahun).

b. Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang

berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun

(young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun (very old).

c. Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah

seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.


d. Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang

telah mencapai usia 60-74 tahun.

e. Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia

lansia jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.

2.1.1 Batasan Lanjut Usia

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia

meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.

d. Sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.

Batasan umur lansia menurut Menurut Setyonegoro. Menurut Setyonegoro,

batasan lansia adalah sebagai berikut :

a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun

b. Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun

c. Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :

d. Young old (usia 70-75)

e. Old (usia 75-80)

f. Very old (usia >80 tahun)

Batasan umur lansia menurut Menurut Bee (1996). Bahwa tahapan masa dewasa

adalah sebagai berikut :

a. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)

b. Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)


c. Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)

d. Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)

e. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)

Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan

pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah

berumur 65 tahun ke atas.

Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia yaitu 60 tahun ke atas, dimana

ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

Lanjut Usia pada Bab1 Pasal 1 Ayat 2. Menurut Undang-Undang tersebut di atas

lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria

maupun wanita.

2.2 Perubahan Fisik pada Lansia

Perubahan fisik dimulai dari taraf sel sampai ke semua sistem organ tubuh.

Sistem organ tubuh nan mengalami perubahan meliputi sistem pendengaran,

sistem pernafasan, penglihatan, sistem pengaturan tubuh, kardiovaskuler,

muskoloskeletal, gastrointestinal, endokrin, pencernaan, sistem jaringan kulit,

genitor urinaria, serta penurunan seksual. Untuk lebih jelasnya perubahan pada

sistem organ tersebut akan dijelaskan berikut ini :

1. Perubahan pada Sistem Pernafasan

Perubahan ini ditandai dengan menurunnya elastisitas paru-paru.

Penurunan ini akan mempersulit pernafasan, sehingga muncul rasa sesak dan

tekanan darah meningkat. Otot pernafasan mulai melemah. Pernafasan

menjadi cepat dan dangkal sebab kurangnya volume udara. Alveoli berkurang
jumlahnya dan mengalami pelebaran. Jumlah oksigen pada arteri berkurang.

Sebaliknya tak ada pergantian jumlah CO2. Akibatnya CO2 bisa menjadi

racun bagi tubuh.

2. Perubahan pada Pendengaran

Telinga bagian dalam mulai menurun kemampuannya terutama pada

beberapa suara, yaitu terhadap nada tinggi, suara nan kurang jelas serta

kesulitan memahami perkataan. Penurunan ini biasanya dialami lansia berusia

65 tahun.

3. Perubahan pada Penglihatan

Perubahan ini terjadi penurunan daya pandang. Hilangnya daya akomodasi

mata dan keruhnya lensa mata. Kornea berbentuk skeris. Penurunan daya

dalam membedakan rona biru atau rona hijau. Biasanya lansia juga mengalami

rabun dekat.

4. Perubahan pada Indera Pengecap, Pembau, dan Peraba

Kepekaan bau dan rasa berkurang. Kepekaan sentuhan juga berkurang.

Menurunnya kemampuan mengecap dan membau menyebabkan penurunan

nafsu makan. Kemampuan indera peraba menurun dalam merasakan sakit,

tekanan, serta rasa panas dan dingin.

5. Perubahan pada Sistem Syaraf

Hubungan persyarafan menjadi turun. Penurunan ini mengakibatkan

lambat dalam merespon dan waktu buat berfikir. Syaraf panca indera

mengecil. Indera perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan

rendahnya ketahanan terhadap dingin.


6. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Perubahan ini terjadi pada organ jantung. Katub jantung menjadi tebal dan

kaku. Akan terjadi penurunan memompa sebanyak 1% per tahun pada jantung

ketika umur di atas 20 tahun. Tekanan darah naik dan elastisitas pembuluh

daran turun.

7. Sistem Genito Urinaria

Sistem ini berhubungan dengan urine dan sistem organnya. Ginjal

mengecil sebab genre darah ke ginjal menurun. Otot kandung kemih melemah

dan kemampuannya menampung turun hingga 200ml. Akibatnya frekwensi

kencing meningkat.

8. Sistem Endokrin/ Metabolik

Produksi semua hormon menurun. Menurunnya sistem imun berakibat

tubuh rentan terhadap alergi dan penyakit. Perubahan hormonal juga

mengakibatkan hipotirodism, menipisnya sumsum tulang, dan adanya

ketidakmampuan mengatasi depresi.

9. Sistem Pencernaan

Indera pengecap menurun, kehilangan gigi, serta turunnya sensitivitas

terhadap rasa lapar. Liver mengecil dan sering timbul sembelit.

10. Sistem Muskoleskeletal

Tulang pada lansia mulai merapuh. Resiko terjadinya fraktur, kifosis, serta

persendian besar dan kaku. Pinggang, lutut, dan terbatasnya konvoi jari

tangan.
11. Sistem kulit dan Jaringan Ikat

Kulit menjadi keriput dampak hilangnya jaringan lemak. Kulit kering dan

kurang elastis. Kelenjar keringat tak berfungsi sinkron fungsinya, sehingga

daya tahan pada panas bertemperatur tinggi menurun. Menurunnya genre

darah mengakibatkan lambatnya penyembuhan luka. Kuku pada jari kaki dan

tangan menjadi ringkih dan tebal.

12. Sistem reproduksi dan Kegiatan Seksual

Pada wanita selaput lendir pada vagina menurun. Ovarium dan uterus

menciut. Pada laki-laki, testis mengalami penurunan fungsi secara bertahap

walau sebenarnya masih menghasilkan sel sperma.

2.3 Makanan dan Minuman yang Dikonsumsi oleh Lansia

Makanan dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi lansia :

1. Sayur. Semua sayur hijau, baik untuk lansia kecuali daun singkong dan

daun pepaya. Daun singkong sering menyebabkan tekanan darah naik.

Sedangkan daun pepaya terlalu berat bagi ginjal untuk menyaringnya.

2. Buah. Semua buah baik untuk lansia. Hanya saja, buah pepaya, durian,

nangka dan buah yang rasanya terlalu ekstrem, seperti terlalu asam,

sebaiknya konsumsi dikurangi.

3. Ikan. Semua jenis ikan baik untuk lansia. Apalagi bila peracikannya

dengan cara dikukus dan rebus.

4. Umbi. Segala jenis umbi, baik untuk lansia.

5. Madu. Baik untuk energi dan stamina.


6. Air putih atau air mineral, baik untuk membantu memerlancar

metabolisme tubuh.

Sedangkan makanan dan minuman yang sebaiknya dikurangi konsumsinya

oleh para lansia adalah :

1. Daging merah dan lemaknya.

2. Telur.

3. Seafood (udang, kepiting, cumi dan kerang).

4. Minuman berkarbonasi.

5. Minuman proses pabrik (awetan).

6. Makanan proses pabrik (awetan).

7. Semua produk dairy (susu dan keju).

8. Minuman dan makanan beralkohol.

9. Kopi.

10. Teh.

11. Tahu dan tempe. Makanan ini sehat, tetapi pada lansia, menaikkan kadar

trigliserid dan selain itu, membuat ginjal bekerja keras menyaringnya

2.4 Macam-macam Penyakit yang Sering Terjadi pada Lansia

Penyakit pada lansia yang sering terjadi menurut Riset Kesehatan Dasar.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan sebuah riset kesehatan berskala

nasional yang dilakukan setiap lima sampai enam tahun sekali. Riset ini

memaparkan sejumlah kondisi kesehatan pada berbagai kalangan di Indonesia,

termasuk pada lansia. Berikut ini merupakan penyakit yang paling banyak

menyerang lansia di Indonesia, menurut Riskesdas 2013:


1. Hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi menjadi penyakit nomor satu yang paling

banyak diderita lansia, menurut Riskesdas 2013. Semakin tua usia Anda, tekanan

darah cenderung meningkat. Ini merupakan sebuah proses alami yang terjadi di

tubuh Anda saat usia sudah mulai menua. Namun begitu, tekanan darah tinggi

tetap berbahaya bagi lansia karena ini dapat menyebabkan penyakit jantung

hingga stroke.

Tekanan darah yang tergolong tinggi adalah jika sudah mencapai 140/90

mmHg atau lebih. Jika sudah mencapai angka ini, lansia sebaiknya diberikan

pengobatan dan perawatan untuk hipertensi agar tidak memburuk. Mengurangi

asupan garam, berolahraga, kontrol berat badan, jauhi stres, dan tidak merokok

merupakan beberapa cara untuk mengontrol hipertensi.

2. Artritis (radang sendi)

Ini menjadi penyakit nomor dua yang banyak menyerang lansia di

Indonesia. Artritis merupakan peradangan pada salah satu atau lebih sendi Anda.

Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri, kekakuan, dan bengkak pada sendi.

Sehingga, dapat menyebabkan ruang gerak Anda menjadi terbatas. Semakin tua

usia Anda, gejala penyakit ini bisa semakin bertambah buruk. Untuk itu, Anda

perlu melakukan olahraga teratur dan menjaga berat badan Anda agar artritis tidak

memburuk. Jika Anda merasa sakit, sebaiknya istirahat dan jangan memaksa

untuk melakukan banyak aktivitas.

3. Stroke

Stroke merupakan keadaan yang sangat berbahaya dan butuh pertolongan

cepat untuk meminimalkan kerusakan otak. Stroke terjadi saat suplai darah ke
bagian otak tidak terpenuhi, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen

dan nutrisi cukup untuk melakukan fungsinya.

Lansia merupakan golongan yang sering mengalami stroke. Beberapa

gejala dari stroke adalah mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki di salah satu sisi

tubuh, penurunan penglihatan di salah satu atau kedua mata, kesulitan bicara atau

memahami perkataan orang lain, sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya,

dan kehilangan keseimbangan saat berjalan.

4. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit ini menempati urutan keempat penyakit yang banyak terjadi pada

lansia. PPOK adalah istilah yang mengacu pada sekelompok penyakit paru yang

menghalangi aliran udara sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.

Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi paling umum yang

menyebabkan PPOK. Jika Anda adalah seorang perokok atau pernah merokok,

Anda harus hati-hati. Merokok merupakan faktor risiko dari PPOK. Untuk itu,

mulai sekarang berhentilah merokok dan/atau jauhi asap rokok.

5. Diabetes Mellitus

Diabetes berada di urutan kelima dalam penyakit pada lansia yang paling

banyak terjadi. Usia yang semakin tua membuat tubuh banyak berubah, termasuk

perubahan dalam cara tubuh menggunakan gula darah. Akibatnya, banyak lansia

yang menderita diabetes karena tubuhnya tidak bisa menggunakan gula darah

dengan efisien.

Diabetes merupakan penyakit yang dijuluki sebagai “ibu dari segala

penyakit”, sehingga perawatan perlu dilakukan jika Anda mempunyai diabetes.


Mengontrol asupan makanan dan olahraga teratur merupakan dua cara yang

penting dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah Anda.

2.5 Pengobatan Penyakit yang Sering Terjadi pada Lansia

2.5.1 Obat Hipertensi

Obat yang potensial memberikan efek antihipertensi misalnya : obat

anti psikotik tcrutama fenotiazin, antidepresan khususnya trisiklik, L-dopa,

benzodiapezin, baklofen dan alkohol. Obat yang memberikan efek antagonis

antihipertensi adalah kortikosteroid dan obat antiinflamasi nonsteroid.

Interaksi yang menyebabkan toksisitas adalah:

a. tiazid: teofilin meningkatkan risiko hipokalemia, lithium risiko

toksisitas meningkat, karbamazepin risiko hiponatremia menurun

b. Penyekat beta: verapamil menyebabkan bradikardia, asistole, hipotensi,

gagal jantung; digoksin memperberat bradikardia, obat hipoglikemik oral

meningkatkan efek hipoglikemia, menutupi tanda peringatan

hipoglikemia. (Kuswardhany,2006)

2.5.2 Obat Artritis (radang sendi)

Obat nyeri sendi di apotek, meliputi :

1. Viostin DS

Viostin DS sebenarnya bukan obat melainkan sebuah suplemen kesehatan

sendi yang dapat membantu memelihara kesehatan fungsi persendian dan juga

dapat digunakan untuk penderita masalah osteoarthritis. Dengan fungsinya

tersebut tentu itu artinya Viostin DS tidak hanya dapat menjadi obat untuk
mengatasi nyeri sendi akan tetapi juga dapat digunakan sebagai suplemen

mencegah nyeri sendi.

2. Osteokom cream

Osteokom hadir dalam dua varian produk yaitu dalam bentuk tablet dan

cream. Osteokom cream merupakan obat luar yang dioleskan untuk mengatasi

sendi kaku, nyeri sendi, radang sendi sesaat setelah terjadinya serangan. Obat

ini akan membantu meringankan nyeri yang dirasakan pada persendian

penderita dengan cepat.

3. Osteokom tablet

Sebagai terapi meredakan masalah nyeri sendi, radang sendi dan kekakuan

otot untuk mengimbangi penggunaan Osteokom cream, disarankan juga Anda

mengimbangi terapi dengan mengonsumsi Osteokom tablet. Dengan demikian

hasilnya akan lebih maksimal. Tablet ini dapat digunakan mengatasi berbagai

masalah persendian dan sekaligus menjadi terapi mencegah kekambuhan

masalah sendi serta mencegah nyeri sendi datang lagi.

4. OA Forte

OA Forte merupakan suplemen yang dikonsumsi guna memelihara

kesehatan persendian dan dapat digunakan sebagai obat ampuh mengatasi

radang, nyeri atau masalah sendi yang lain.

5. Jointace

Jointace juga menjadi obat nyeri sendi terbaik yang dapat secara ampuh

mengatasi masalah nyeri sendi, radang sendi, kekakuan sendi atau

osteoarthritis dengan cepat. Bisa dibeli tanpa resep dokter.


6. Flexor DS

Flexor DS merupakan suplemen pencegah masalah sendi dan dapat menjadi

obat ampuh untuk mengatasi radang, kekakuan sendi atau nyeri pada sendi.

Flexor DS dianjurkan untuk dikonsumsi orang tua dan dewasa diatas usia 30

tahun yang notabennya sering mengalami masalah sendi.

7. Voltaren

Voltaren merupakan tablet minum untuk mengatasi masalah sendi yang

dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin sebagai terapi penunjang kesehatan

sendi atau sebagai obat ampuh mengatasi berbagai masalah persendian.

Tersedia dalam dua varian yaitu varian Voltaren 25 mg dan varian Voltaren 50

mg.

8. Voltaren Retard

Voltaren Retard merupakan varian obat nyeri sendi Voltaren yang terdiri

dari bahan natrium diklofenak yang secara ampuh dapat mencegah dan

mengatasi masalah persendian.

Obat Nyeri Sendi Tradisional dan Herbal :

1. Ramuan jahe

Jahe tidak hanya memiliki khasiat untuk menghangatkan tubuh saja akan

tetapi jahe juga memiliki khasiat untuk dijadikan sebagai obat nyeri sendi.

Senyawa didalam jahe yang memberikan rasa panas dan kuat mengandung

sifat anti inflamasi yang dapat meredakan nyeri di bagian tubuh tertentu secara

ampuh.Jahe juga dapat digunakan sebagai obat biduran alami dan obat sakit

perut.
Cara memanfaatkan tanaman herbal jahe sebagai ramuan herbal tradisional

untuk mengatasi nyeri sendi adalah dengan cara Anda didihkan air 3 gelas

kemudian tunggu sampai air menyusut dan tertinggal hanya 2 gelas saja.

Kemudian masukkan jahe yang sebelumnya telah dibersihkan dan dicincang

ke dalam air rebusan. Tambahkan madu dan konsumsi sesaat ketika terjadi

serangan.

2. Ramuan bubuk kunyit

Berdasarkan informasi dari National Centre for Complementary and

Alternative Medicine, diinformasikan bahwa kunyit bekerja sangat cepat

dalam memerangi nyeri sendi ketika dikonsumsi. Studi laboratorium

penelitian tersebut telah melakukan uji coba dengan memberikan kunyit pada

tikus dan hasilnya ditemukan bahwa ramuan bubuk kunyit yang diberikan

terbukti dapat memperlambat perkembangan nyeri pada sendi tulang tikus.

Kunyit yang tersisa juga dapat digunakan untuk obat amandel bengkak dan

obat sakit pinggang. Selain dapat digunakan sebagai obat-obatan, kunyit juga

dipercaya dapat membantu kecantikan seseorang dan digunakan sebagai salah

satu cara memerahkan bibir secara alami dan cara memutihkan gigi secara

alami.

3. Larutan air garam

Garam merupakan bahan penyedap rasa masakan yang tentu sudah ada

dan tersedia di dapur Anda. Ternyata garam tak hanya berfungsi sebagai

penyedap rasa masakan saja karena garam juga dapat dijadikan sebagai bahan

herbal untuk mengatasi nyeri sendi.


Caranya dengan membuat larutan air garam. Anda tuangkan air hangat di

baskom sedang kemudian tuangkan garam dan larutkan. Rendam bagian tubuh

Anda yang mengalami nyeri kurang lebih 5 menit. Dengan melakukan terapi

air garam secara rutin maka nyeri sendi akan teratasi. Air garam memang

sudah banyak dipercaya dapat membunuh kuman bakteri, oleh karena itu

berkumur dengan air garam juga dapat digunakan sebagai obat sakit gigi dan

obat radang tenggorokan.

4. Ramuan akar belimbing manis

Langkah – langkahnya untuk membuat ramuan akar belimbing manis yaitu

dengan Anda siapkan 120 gram akar belimbing manis kemudian cuci sampai

bersih. Potong kecil – kecil akarnya dan masukkan ke dalam jar atau kendi

yang telah diisi 600 cc arak. Kemudian tutup rapat kendi dan simpan selama 7

hari. Setelah 7 hari Anda ramu, ramuan ini dapat dikonsumsi 1 sloki setiap

hari. Selain itu, buah belimbing juga bisa digunakan untuk obat sakit kepala

dan obat batuk berdahak.

2.5.3 Obat Penyakit Stroke

Salah satu pilihan utama dalam penatalaksanaan farmakologi stroke

iskemik adalah dengan menggunakan inhibitor platelet. Tujuan utama dari

penatalaksanaan farmakologi stroke in adalah untuk menghalangi pembentukan

trombus yan diakibatkan oleh penggumpalan trombosit darah. Obat obatan yang

digunakan adalah asetil sasalisilatacis atau aspirin, clopidogrel, pentoksifin,

tiklopidin, kombinasi asetosal serta dipiridamol dan juga cilostazol.


a. Asetosal

Di indonesia, asetosal dapat dikenal dengan restor (prima adimulia sejati),

ascardia (pharios), procardin (medikon prima), trombo aspitet, aspimec, dan

juga cardio aspirin. Indikasi dari asetosal ini adalah sebagai terpai antiagregasi

platelet (trombosit), disaat kondisi hiperaktivi trombosit memiliki

kemungkinan berperan sebagai faktor penentu ketika proes terbentuknya

trombus. Untuk stroke akut dapat diberikan 160-325 mg per harinya.

Pemberian dapat dilakukan selama 48 jam.

b. Tiklopidin

Mengurangi risiko terjadinya stroke dan stroke kambuhan pada pasien

yang pernah mengalami stroke tromboemboli, stroke iskemik, minor stroke,

reversible ischemic neurological deficit (RIND), transient ischemic attack

(TIA) termasuk transient monocular blindness (TMB); Pencegahan kejadian

mayor ischemic accident, terutama pada koroner, pada pasien dengan arteri

kronis dari anggota tubuh bagian bawah pada tahap intermitten claudication;

pencegahan dan perbaikan kerusakan fungsi platelet karena misalnya

hemodialisis berulang; pencegahan oklusi subakut yang diikuti implantasi

STENT koroner.

c. Pentosikfilin

Pentoxifylline adalah obat yang digunakan untuk meringankan gejala

masalah aliran darah tertentu di kaki/tangan (klaudikasio intermiten karena

penyakit arteri oklusif). Pentoxifylline dapat meredakan sakit/nyeri/kram otot

selama olahraga, termasuk berjalan, yang terjadi karena klaudikasio

intermiten. Pentoxifylline termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai


agen hemorrheologic. Ia bekerja dengan mempermudah aliran darah melalui

arteri yang menyempit.

2.5.4 Obat Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

2.5.5 Obat Penyakit Diabetes Mellitus

Anda mungkin juga menyukai