Anda di halaman 1dari 15

KELUARGA IBRAHIM

CERMIN INDAH PENGORBANAN

‫لم‬
ُ ‫الس‬ َّ ‫الصلةُ َو‬ َّ ‫ َو‬،‫ َو َج َعلَنَا ِمن َخ ِي أ َُّم ٍة أُخ ِر َجت لِأل َََنِم‬،‫هلل الَّ ِذي َه َد َاَن لِ ِإلس َلِم‬ ِ ‫مد‬ ُ َ‫احل‬
‫صحبِ ِه الغُ ِر‬ ِِ ٍ ِ ِ ِ
َ ‫ نَبِيِنَا ُُم َّمد َوآله َو‬،‫ي‬
َ ‫ َو ُح َّج ًة َعلَى اخلَل ِق أَمجَع‬،‫ي‬ َ ‫َعلَى َمن بَ َعثَهُ هللاُ َرحَ ًة لل َعالَم‬
.‫ي‬ ِ
َ ‫املَيَام‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫ فَِإ َّن خي الو ِصيَِّة ل‬،‫عد‬
َ ‫ي َواآلخ ِر‬
: ‫ين‬ َ ‫صى هللاُ بِه األ ََّول‬َ ‫ َما أَو‬،‫ي‬ َ ‫لمؤمن‬ُ َ ََ ُ َ‫أ ََّما ب‬
َِِّ ‫اَّلل وإِن تَك ُفروا فَِإ َّن‬ ِ ِ ِ ِ َ َ‫صي نَا الَّ ِذين أُوتُوا ال ِكت‬
‫َّلل َما‬ ُ َ ََّ ‫اب من قَبل ُكم َوإ ََّّي ُكم أَن اتَّ ُقوا‬ َ َّ ‫﴿ َولَ َقد َو‬
َِ ‫اَّلل َغنِيًّا‬ ِ ‫ات َوَما ِِف األَر‬ ِ ‫السماو‬
[131 :‫ح ًيدا ﴾ ]النساء‬ َُّ ‫ض َوَكا َن‬ َ َ َّ ‫ِِف‬
:‫اَّللَ َح َّق تُ َقاتِِه َوالَ ََتُوتُ َّن إِالَّ َوأَن تُم ُمسلِ ُمو َن﴾ ]آل عمران‬ َّ ‫ين َآمنُوا اتَّ ُقوا‬ ِ َّ
َ ‫﴿ ََّي أَيُّ َها الذ‬
[102

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha ilallah


wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum muslimin rahimakumullah…

Saat ini sungguh melimpah ruah keberkahan.

Saat kita berkumpul di sini, di sana di tanah Haram para jamaah


haji pun menyempurnakan ibadah hajinya, kita berdoa semoga
Allah menjaga mereka dan semua umat Islam di manapun berada.

Saat ini, saat lantunan takbir menggelar membahana, dari Mekkah


hingga Al Aqsha, dari Nigeria hingga Indonesia, bahkan gemanya
memenuhi angkasa, merajut cita dan membasuh jiwa.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha ilallah
wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum Muslimin a'azzakumullah.


Tak ada perjuangan tanpa pengorbanan.

Cahaya iman takkan memantul jelas tanpa cermin indah


pengorbanan.

Tapak-tapak tegar manusia-manusia langit, para nabi dan shalihin


terpahat indah di jalan perjuangan, menjadi rambu para pejuang
bahwa pengorbanan itu sejatinya adalah taqarrub, membuatmu
semakin dekat pada Yang Maha Lembut, Allah Al-Lathieful
Ghafur.

Bukankah Ibrahim menyempurnakan tawakkalnya saat lidah api


menjilat- jilat.

Bukankah Dzun Nun, Yunus mencapai puncak penghambaannya


saat ditelan ikan paus, hingga bergetar jiwanya saat senandung
doa tauhid yang penuh kerendahan hati ia panjatkan:
ِِ ِ ‫ك إِِن ُكن‬
َ ‫ت م َن الظَّالم‬
﴾‫ي‬ ُ َ ‫﴿الَ إِلَ َه إِالَّ أَن‬
َ َ‫ت ُسب َحان‬
"....Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha
Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara
orang-orang yang berbuat zalim". (QS. Al-Anbiya’: 87)

Bukankah pertolongan Allah menjelma saat dua tangan yang


mulia Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam
menengadah di tengah kecamuk perang Badar saat kaum
muslimin terkepung:

﴾‫ي‬ ِِ ِ ِ ِ ٍ ‫﴿إِذ تَستَغِيثُو َن ربَّ ُكم فَاستَجاب لَ ُكم أَِن ُُمِ ُّد ُكم ِِبَل‬
َ ‫ف م َن ال َم َلئ َكة ُمردف‬ َ َ َ
"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu,
lalu diperkenankanNya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan
mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu
malaikat yang datang berturut-turut". (QS. Al-Anfal: 9)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.

Saat-saat sulit, saat kritis, dimana dituntut kesiapan berkorban,


itulah sesungguhnya saat dimana pisau keimanan hamba diasah
dengan kelembutan Ilahi, hingga tajam dan kemilaunya biiznillah
sanggup membelah semua kesulitan.

Saat itulah jiwa-jiwa beriman semakin sadar akan kehambaanya


dan mengantar kepada penyerahan diri secara total kepada Allah
subhanahu wa ta'ala sang pemilik tunggal jagad raya.

ً َ‫َّاس قَد َمجَعُوا لَ ُكم فَاخ َشو ُهم فَ َز َاد ُهم إِمي‬ ِ ‫﴿الَّ ِذين قَ َال ََلُم الن‬
ُ‫اَن َوقَالُوا َحسبُنَا هللا‬ َ ‫َّاس إ َّن الن‬
ُ ُ َ
﴾‫يل‬ ِ ِ
ُ ‫َونع َم ال َوك‬
“(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada
mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,
karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu
menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah
Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
pelindung”. (QS. Ali Imran: 173)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha ilallah wallahu Akbar,
Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum mukminin a'aanakumullah.

Hari ini, kita kembali mengenang sosok agung pejuang sejati,


yang namanya selalu kita sebutkan membersamai setiap shalat
dan shalawat kita, dialah Ibrahim alaihissalam, sang kekasih Ilahi.

Jejak indah perjuangan dan pengorbanannya memanjang


melintas waktu berkirim zaman, hingga kita di akhir zaman ini.

Ia dan keluarganya sungguh teladan utama para perindu surga.

Keyakinan dan tsiqahnya kepada Rabbnya, ia semaikan dalam


dada keluarganya, hingga saat masa sulit mendera, mereka tetap
tegar di jalan Allah.

Demi mempertahankan tauhid, Ibrahim alaihissalam rela dibakar


hidup-hidup, kiranya tiada pengorbanan seutuh ini, subhanallah.

Tengoklah sang istri, ibunda Hajar, saat ia dan bayi kecilnya


ditinggal pergi, di lembah tiada tetumbuhan, tanah gersang yang
tandus, Al-Quran menggambarkan situasi itu dengan merekam
munajat Ibrahim alaihissalam:
ِِ ِ ِ ٍ
‫يموا‬ َ ِ‫ت ِمن ذُ ِريَِّت بَِواد َغ ِي ذي َزرٍع ِعن َد بَيت‬
ُ ‫ك ال ُم َحَّرم َربَّنَا ليُق‬ ُ ‫﴿ َربَّنَا إِِن أَس َكن‬
﴾...َ‫الص َلة‬
َّ
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-
tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat,
...”. (QS. Ibrahim: 37)

Saat-saat menggetarkan itu terekam dengan indah pada riwayat


berikut ini:

Ibrahim menempatkan keduanya di sana dan meninggalkan


semacam karung berisi kurma dan kantong berisi air. Kemudian
Ibrahim pergi untuk meninggalkan keduanya. Maka Ibu Ismail
mengikutinya seraya berkata; "Wahai Ibrahim, kamu mau pergi
kemana?. Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah
yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada sesuatu apapun
ini". Ibu Ismail terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-
kali hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya.
Akhirnya ibu Ismail bertanya;

‫آهللُ الَّ ِذي أََمَرَك ِبَذا‬


"Apakah Allah yang memerintahkan kamu atas semuanya ini?".
Ibrahim menjawab: "Ya".
Ibu Ismail berkata;

َ ُ‫إِ َذن الَ ي‬


‫ضيِ َعنَا‬
"Kalau begitu, Dia tidak akan menelantarkan kami". (HR.
Bukhari)
Sungguh teladan dari seorang wanita beriman yang
menggetarkan setiap detak zaman, mengabadi dalam denyut
perjuangan.

Pengorbanannya yang rela untuk ditinggal sang suami tercinta,


dalam kondisi yang teramat sulit, akhirnya berbuah indah,
lahirnya penghulu seluruh manusia, Muhammad shalallahu alaihi
wasallam, hingga generasi bertauhid sepanjang masa.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha ilallah wallahu Akbar,


Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum muslimin rahimakumullah.

Lihatlah sosok anak berbakti Ismail alaihissalam.

ۚ ‫ك فَانظُر َما َذا تََر ٰى‬َ ُ‫َن إِِن أ ََر ٰى ِِف ال َمنَ ِام أَِن أَذ ََب‬
ََُّ‫السع َي قَ َال ََّي ب‬
َّ ُ‫﴿فَلَ َّما بَلَ َغ َم َعه‬
ِ َّ ‫ت اف َعل ما تُؤمر ۚ ستَ ِج ُدِن إِن َشاء هللا ِمن‬ ِ ‫قَ َال َّي أَب‬
﴾‫ين‬ َ ‫الصاب ِر‬ َ ُ َ َ َُ َ َ َ
“Maka ketika Ismail sampai pada usia remaja, Ibrahim berkata: Hai
anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku
menyembelihmu, maka bagaimanakah pandanganmu? Ismail
menjawab: Hai Ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan,
engkau akan mendapatiku insya Allah termasuk orang-orang yang
sabar”. (QS. Ash-Shaffat: 102)

Sekali lagi kita belajar dari Ibrahim alaihissalam untuk


mempersiapkan generasi pelanjut yang kuat. Generasi yang
ditempa dengan berbagai kesulitan, generasi yang dibersamai
dengan perjuangan, generasi yang tauhidnya menghunjam dalam
dan semangat juangnya menjulang tinggi, hingga rela
mengorbankan nyawa demi perintah Ilahi.

Dialah Ismail alaihissalam sang anak harus ditinggal di lembah


tandus yang tak ada tetumbuhan. Dengan itu terasalah ketajaman
jihadnya.

Bukankah Ismail alaihissalam adalah tangan kanan sang bapak,


dalam proyek pembangunan Ka’bah yang monumental?

Bukankah Ismail alaihissalam dengan tabahnya rela, bahkan jika


harus disembelih demi menjalankan titah Ilahi?

Sungguh buah dari tarbiyah sejati, anak, bapak dan ibu berpadu
dalam rantai pengabdian tiada henti.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha ilallah wallahu Akbar,


Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum muslimin yang berbahagia.

Teramat banyak cerita penuh cita dan cinta dari keluarga teladan
ini, namun cukuplah kiranya beberapa penggal dari episode itu
membangkitkan semangat iman dan pengorbanan.
Sungguh, saat ini kita teramat penting, menyerap semangat
perjuangan dan pengorbanan Ibrahim alaihissalam dan
keluarganya.

Saat ini, di mana umat dan negeri menghadapi sedemikian banyak


masalah dan keterpurukan, adalah keniscayaan untuk melahirkan
semangat Ibrahim dalam kehidupan kita.
Karena sejatinya pengorbanan adalah pintu kemenangan.
Karena sesungguhnya kesulitan adalah kunci bagi kemudahan.

Malam akan tersibak saat mentari bersinar, gersang yang


melanda akan sirna dengan tetesan hujan penuh rahmat.

Namun itu semua membutuhkan kesetiaan, kesetiaan pada


kebenaran, kesetiaan dalam perjuangan, seperti yang telah
dicontohkan manusia-manusia pejuang sebelum kita.
ِ ِ ِ ِ
َ ‫﴿ َوَكأَيِن من نَِ ٍب قَاتَ َل َم َعهُ ِربِيُّو َن َكثيٌ فَ َما َوَهنُوا ل َما أ‬
َ ‫َص َابُم ِِف َسبِ ِيل هللا َوَما‬
‫ضعُ ُفوا َوَما‬
﴾‫الصابِ ِري َن‬َّ ‫ب‬ ُّ ‫استَ َكانُوا َوهللاُ ُُِي‬
“Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak
menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan
Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh).
Allah menyukai orang-orang yang sabar”. (QS. Ali Imran: 146)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha ilallah wallahu Akbar,


Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum muslimin yang perkasa.

Pengorbanan sejatinya adalah buah dari tauhid yang sejati, iman


yang mendalam, seorang mukmin yang siap berkorban demi iman
dan Islamnya, tentu karena ia yakin, bahwa dunia ini sementara,
pengorbanannya tidak akan sia-sia, karena di sana, di akhirat
sana, segalanya kan terbalaskan.

Pengorbanan sesungguhnya adalah harapan, harapan akan


kebaikan yang datang setelah keburukan.

Saat derap perjuangan bergerak, bahkan kita harus berkorban


rasa dari kawan seiring demi terus bergeraknya lokomotif
perjuangan dan jihad.

Saat mentari merenda cahayanya


Menyapa hangat menyulam asa
Sementara tetes embun menikam bumi
Merasuk sirna dan tak pernah kembali

Daun-daun gugur berkalang tanah


Tak perlu tercatat dalam sejarah

Sejenak, terhembus angin, setelah itu tiada


Tak harus ranting memaki untuk membunuh tetesan embun pagi,
atau memenggal daun yang runtuh, karena sirna dedaunan dan
hilangnya tetesan embun, sejatinya tuk mekarkan sekuntum
bunga.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum muslimin rahimakumullah.

Saat dimana kesulitan dan ancaman menghadang, jiwa-jiwa


beriman akan semakin yakin dengan janji Tuhannya.
Saat di mana tiada tempat bergantung, saat di mana semua pergi
meninggalkan, saat itulah jiwa-jiwa beriman, semakin teguh dan
yakin bahwa setiap pengorbananya akan memperpendek jarak
dirinya dan Tuhannya.

Saat kezaliman berbungkus kedunguan, dipamerkan dengan


buas oleh manusia-manusia durjana, maka jiwa-jiwa beriman
kembali bersandar pada Yang Maha Kuat, seraya lantunan tauhid
terus bergema dalam rongga jiwa.

Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah.

Tiada daya dan upaya melainkan dari Allah.

‫ أَقُو ُل قَوِِل َه َذا َوأَستَ غ ِف ُر هللاَ ِِل َولَ ُكم َولِسائِِر‬،‫آن ال َع ِظيم‬ ِ ‫َبرَك هللا ِِل ولَ ُكم ِِف ال ُقر‬
َ ُ ََ
َّ ‫ فَاستَ غ ِف ُروهُ إِنَّهُ ُه َو الغَ ُفوُر‬،‫ب‬
‫الرِحيم‬ ٍ ‫ي ِمن ُك ِل ذَن‬ ِِ
َ ‫ال ُمسلم‬
KHUTBAH KEDUA

‫ أما‬،‫صحبِ ِه أَمجَعِي‬ ِِ ِ َّ ‫ب العالَ ِمي َو‬ ِ


ِ ‫هلل ر‬
َ ‫لم َعلى َر ُسول هللا َو َعلى آله َو‬
ُ ‫الس‬
َّ ‫الصلةُ َو‬ َ ‫اَحلَم ُد‬
‫بعد‬

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha ilallah wallahu Akbar,


Allahu Akbar walillahil hamd.

Pengorbanan indah Ibrahim dan keluarganya, diabadikan dengan


mulia hingga pada syariat Nabi kita tercinta Rasulullah
Muhammad shallallahu alaihi wasallam, berupa ibadah Qurban
atau Udhiyah.

Qurban adalah ibadah yang sangat mulia, bagi yang memiliki


kemampuan jangan sampai luput melaksanakannya. Hewan yang
dapat diqurbankan adalah domba yang genap berusia enam
bulan, atau kambing yang genap berusia setahun dan sapi yang
genap berusia dua tahun. Tidak cacat atau berpenyakit yang bisa
berpengaruh pada dagingnya, jumlah maupun rasanya, misalnya:
mata picak, atau kaki pincang dan penyakit pada kulit, kuku atau
mulut.

Seekor domba atau kambing hanya mencukupi untuk qurban satu


orang saja, sedangkan seekor sapi boleh berserikat untuk tujuh
orang, kecuali berserikat pahala maka boleh pada semua jenis
tanpa batas.

Sebaiknya pemilik qurban yang menyembelih sendiri hewan


qurbannya, tetapi bisa diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat
seorang muslim yang menjaga shalatnya, dan mengetahui
hukum-hukum menyembelih, juga upahnya tidak boleh dari salah
satu bagian hewan qurban itu sendiri, seperti kulit atau dagingnya,
meskipun penjagal atau pengulit bisa mendapat bagian dari
hewan qurban sebagai sedekah atau hadiah.

Waktu penyembelihan hewan qurban, yaitu seusai pelaksanaan


shalat Idul Adha hingga tiga hari tasyriq setelahnya.

Hewan qurban yang telah disembelih dapat menjadi tiga bagian,


buat pemiliknya, hadiah dan sedekah kepada fakir miskin.

Pahala dari hewan qurban bergantung kepada niat yang ikhlas


orang yang berqurban, oleh karena itu mari menjaga keikhlasan
ketika melakukan ibadah mulia ini.

Akhirnya di penghujung khotbah ini marilah kita berdoa seraya


menengadahkan jiwa memohon kepada Yang Memiliki
Segalanya.

ِ ِ ‫السلَم علَى سيِ ِد ََن ُُم َّم ٍد وعلَى آلِِه و‬ ِ ِِ


ِ ‫َّلل ر‬
َ ‫صحبِه أَمجَع‬
‫ي‬ ََ ََ َ َ َ ُ َّ ‫الصلَةُ َو‬
َّ ‫ َو‬.‫ي‬
َ ‫ب ا َلعالَم‬ َ َّ ‫احلَم ُد‬
‫ان َوال ََت َعل ِِف قُلُوبِنَا ِغلً لِلَّ ِذي َن َآمنُوا َربَّنَا‬
ِ َ‫ربَّنَا اغ ِفر لَنَا وِِِلخوانِنَا الَّ ِذين سب ُقوََن َِب ِِلمي‬
ََ َ َ َ َ
‫ف َّرِحي ٌم‬ َ ‫إِن‬
ٌ ‫َّك َرُؤو‬
ِ ِ ِ
ُ ‫َربَّنَا اغفر لَنَا ذُنُوبَنَا َوإِسَرافَنَا ِِف أَم ِرََن َوثَبِت أَق َد َامنَا َوان‬
َ ‫صرََن َعلَى ال َقوم ال َكاف ِر‬
‫ين‬
Ya Allah, Rabb Yang Maha Pengampun, ampuni dan maafkan
segenap dosa kami, yang nampak maupun tersembunyi, jika
Engkau tak maafkan kami, kepada siapa kami akan memohon
maaf dan ampunan.

Wahai Rabb yang Maha Penyayang, sayangi kami dan seluruh


hambaMu yang beriman, di manapun mereka berada.

Ya Allah… Basuhlah air mata kesedihan hamba-hambaMu yang


beriman, yang terusir dari negerinya sendiri dengan kasihMu
yang tiada berbatas.

Tolong mereka dari segala kezaliman Ya Rabbana, kuatkan azam


mereka, beri mereka gembira di hari ini dan seterusnya
ya Rabbana.

Ya Allah karuniakan kami keimanan yang sejati, keamanan yang


hakiki dan kesejahteraan yang Engkau berkati.

Ya Allah berkati keluarga dan anak-anak kami dengan keimanan,


keshalehan dan ketaqwaan, karuniakan mereka Al-Quran yang
berada dalam dadanya, menjadi cahaya menuntun langkah-
langkahnya, satukan kami di dunia dalam ketaatan padaMu dan
perjuangan dibatas JalanMu, serta satukan kami di akhirat dalam
JannahMu yang kekal abadi.

Wahai Rabb Maha Kuat dan Perkasa, berkati negeri kami dengan
pemimpin yang beriman padaMu, yang bertaqwa dan berakhlak
mulia, serta penuh santun menyayangi kami karenaMu Ya Allah.
Ya Allah, wahai Rabb kami, jadikanlah agamaMu memandu
kehidupan hamba-hambaMu di negeri ini dan seluruh negeri kaum
muslimin. Jadikanlah penduduk negeri ini bahagia dengan
tegaknya agamaMu di atasnya.

Ya Allah ampuni dan sayangi orang tua kami yang tercinta, izinkan
kami berbakti pada mereka saat bersama di dunia ataupun jika
mereka telah tiada, ridhakan hati mereka buat kami, agar kamipun
menuai keridhaanMu.

Ya Allah kuatkan azam kami agar terus bersama menegakkan


agamaMu dan menyebarkan risalahMu. Satukan jiwa kami dalam
cinta padaMu dan padukan langkah kami dalam membela
syariatMu.

Jadikan istri-istri kami laksana bidadari bagi kami di dunia ini


dengan keshalehan dan kecantikan jiwanya, agar kami dapat
membersamai mereka dalam ketaatan padaMu, jadikan kami
suami yang terbaik bagi mereka dunia dan akhirat.

‫اب النَّا ِر‬ ِ ِ ِ


َ ‫َربَّنَا آتنَا ِِف الدُّن يَا َح َسنَةً َوِِف اآلخَرِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ‬
ِ ‫ و‬،‫وص ِل الله َّم وسلِم علَى نَبِيِنَا ُُم َّم ٍد وعلَي آلِِه ِوصحبِِه أَمجعِي‬
‫آخ ُر َدع َواَنَ أ َِن احلَم ُد‬ َ َ َ َ ََ َ َ ََ ُ َ َ
ِ ِِ
.‫ي‬ َ ‫َّلل َر ِب ال َعالَم‬

Anda mungkin juga menyukai