Anda di halaman 1dari 8

Seperti Kaki Rusa

Habakuk 3:19

"Allah Tuhanku itu kekuatanku : Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia


membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku."

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 13; Wahyu 19; Ayub 1-2

Rusa punya sepasang kaki yang kuat, yang diperlukannya untuk dapat hidup di
lingkungan hutan yang keras dan sulit. Kaki mereka juga diperlukan untuk dapat
melarikan diri dari para pemburu mereka, entah itu manusia ataupun hewan buas
seperti harimau. Karena itulah, kaki rusa tercipta dengan kekuatan yang mampu
menanggung semuanya.

Hutan yang menjadi tempat tinggal rusa merupakan medan yang sangat berat.
Banyak tantangan yang harus dihadapinya. Jika tidak ingin menjadi mangsa, dia
harus berlari cepat, untuk itulah dia memerlukan kaki yang kuat.

Tempat kita tinggal ini juga merupakan medan yang sangat berat. Terkadang kita
tak tahu apa yang harus kita hadapi, ada banyak masalah yang menghadang, dan
sepertinya ingin memangsa kita. Jika tidak berhati-hati, kita bisa terjatuh di
lubang dosa dan membuat kita binasa selamanya. Untuk itulah kita juga perlu
"kaki" yang kuat.

Habakuk mengungkapkan bahwa kakinya menjadi seperti kaki rusa, karena Tuhan
yang memberikan kekuatan kepadanya. Tuhanlah kekuatan Habakuk, dan Tuhan
yang sama juga yang akan memberikan kekuatan kepada kita. Berbagai macam
bukit masalah, derita, dan persoalan kita hadapi dan kita mampu
menaklukkannya. Hanya saja, kita perlu bersandar pada Tuhan yang menjadi
kekuatan kita.
Karena Tuhan yang menjadi kekuatan kita, kita mampu menaklukkan
segala bukit-bukit masalah, penderitaan, dan persoalan. Bersandarlah
kepada-Nya dan lakukan apa yang menjadi bagian kita, yaitu tetap
berpegang teguh pada-Nya.

Seperti Kaki Rusa


Ayat bacaan: Mazmur 18:33-34
========================
"Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku
rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit"

Beberapa waktu kemarin saya kebetulan menonton sebuah


acara tentang hewan predator di Afrika. Dalam sebuah
adegan terlihat rusa yang lemah diincar oleh seekor singa.
Singa ini secara perlahan memperpendek jaraknya dengan
rusa, dan ketika merasa jaraknya sudah cukup, singa betina
itu segera berlari sekencang-kencangnya menuju rusa. Rusa
malang ini pun kaget dan langsung lari secepat mungkin.
Kalau biasanya singa mampu mengatasi kecepatan mangsanya, kali ini si rusa ternyata
cukup beruntung karena ia berhasil menghindar. Entah kenapa singa itu memperlambat
laju dan kemudian berhenti dan rusa tersebut selamat. Ia terus lari dengan kaki yang
anggun bagai lompatan balerina.

Selain punya langkah yang panjang dengan keempat kaki lentik, rusa bisa melompat
tinggi untuk mendaki perbukitan. Jalan terjal berbatu bukanlah masalah bagi seekor rusa
untuk bisa mencapai puncak bukit, sebuah lokasi yang jauh lebih aman dari kejaran
binatang-binatang buas. Rusa termasuk hewan yang lemah dan selalu menjadi incaran
predator-predator buas, tetapi kekuatan kakinya untuk berlari dan melompat jauh bisa
membuatnya punya senjata untuk menghindari serangan.

Dalam hidup kita sering mengalami situasi yang mirip. Memang bukan berhadapan
dengan singa atau predator lain, tetapi sebagai manusia kita ini lemah dan rentan
mendapat serangan dari segala sisi. Berbagai deraan masalah sering mengancam kita
bagai binatang-binatang buas yang siap menerkam. Jalan yang kita lalui dalam hidup pun
seringkali tidak mulus. Jalan yang tidak rata, terjal, berliku dan berbatu-batu sangat
melelahkan untuk dilewati. Seandainya kita punya kaki seperti rusa, kita tentu akan bisa
lebih kuat dan lebih lincah untuk mendaki jalan berbatu untuk sampai dengan selamat di
atas bukit. Firman Tuhan sudah mengingatkan kita akan hal ini, yang menariknya
dihubungkan dengan rusa seperti ilustrasi hari ini.

Kita bisa membacanya dalam Mazmur. "Allah, Dialah yang mengikat pinggangku
dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa
dan membuat aku berdiri di bukit" (Mazmur 18:34). Ayat yang kurang lebih sama bisa
kita dapati dalam kitab lainnya. "ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku
seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (Habakuk 3:19). Dari
kedua ayat ini kita bisa melihat bahwa kita bisa mengandalkan Tuhan yang siap
membuat kita bagai rusa, mampu berjejak di bukit terjal, melewati jalan berbatu dan
terus melompat untuk bisa mencapai puncak bukit. Kalau kita hanya mengandalkan
kemampuan kita yang terbatas, cepat atau lambat kita akan menyerah kalah oleh
kesulitan-kesulitan hidup. Kita tidak akan mampu keluar dari beban persoalan jika hanya
bergantung pada kemampuan diri sendiri. Tetapi Tuhan tahu batas kemampuan kita.
Ketika kita sendiri tidak mampu, Tuhan siap menjadi jawaban. Dia mampu membuat
kaki-kaki kita lincah dan kuat seperti rusa untuk mampu melewati jalan berbatu dan
terjal dan sampai di atas bukit.

Di atas bukit menggambarkan sebuah tempat di mana masalah tidak lagi mampu
menyulitkan kita. Dalam Yesaya dikatakan di tempat tinggi itulah rumah Tuhan akan
berdiri tegak. "Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN
akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;
segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta
berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar
kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion
akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." (Yesaya 2:2-3). Kalau kita
baca di dalam 1 Korintus 3:16, rumah Tuhan atau bait Allah itu berbicara mengenai diri
kita. Jadi apa yang dijanjikan Tuhan adalah sebuah pertolongan yang akan
memampukan diri kita untuk meloncat dengan lincah melewati batu-batu masalah
untuk sampai di atas bukit dimana kita bisa tegar berdiri tanpa terganggu lagi oleh
situasi dan kondisi.

Terus latih kehidupan rohani kita agar semakin meningkat dan terus tumbuh. Teruslah
menapak naik, terus kenali Tuhan lebih jauh dan lebih dekat lagi. Semakin tinggi kita
berada, semakin sulit pula bagi masalah untuk menggoyahkan kita. Sungguh kita
membutuhkan firman Tuhan agar kita mampu melangkah maju. Di tempat tinggi kita
berdiri tegak, tidak mudah terseret ke dalam hal-hal yang sifatnya duniawi, tidak mudah
goyah meski digoyang masalah berat sekalipun. Di tempat itulah kita akan mampu
mendirikan rumah Tuhan yang kokoh dan tahan terhadap goncangan apapun. Di tempat
tinggi itu kita akan mampu berkata: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur
tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak
menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada
lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria
di dalam Allah yang menyelamatkan aku." (Habakuk 3:17-18). Andalkanlah Tuhan. Dia
siap menjadikan kaki kita seperti kaki rusa yang mampu naik hingga berdiri tegak di atas
bukit.
Tidak akan pernah cukup jika mengandalkan diri sendiri, tapi bersama Tuhan kita akan
mampu mengatasi apapun.

KAKI RUSA
Baca: Habakuk 3:1-19

ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia


membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Habakuk 3:19)

Rusa Gazel Thomson hidup di daratan Afrika. Meskipun bertubuh kecil,


gerakannya lincah dan lebih cepat dari pemangsanya, seperti hyena, macan tutul,
dan singa. Rusa ini punya cara unik untuk meloloskan diri dari predator, yakni
dengan berlari zig-zag dan melompat tinggi ke udara. Begitulah, kelangsungan
hidupnya sangatlah bergantung pada kaki yang ramping namun kuat itu.

Suatu ketika Nabi Habakuk meratap dan berdoa kepada Tuhan. Habakuk
mengakui bahwa yang memampukannya melewati penderitaan adalah karena ia
memiliki hubungan dengan Tuhan. Sesungguhnya sejak penciptaan manusia,
Tuhan sangat mendambakan hubungan dengan ciptaan-Nya. Sayangnya,
hubungan ini menjadi rusak karena dosa. Namun, karena kasih-Nya yang besar
pada manusia, Yesus Kristus datang dan menjembatani kembali hubungan yang
sudah rusak tersebut.

Kaki rusa dalam nas di atas melambangkan iman atau hubungan kita sebagai
ciptaan dengan Tuhan Sang Pencipta. Hubungan ini perlu terus dirawat dan dilatih
melalui berbagai pengalaman hidup sehingga iman kita bertambah kuat. Jika
hubungan dengan Tuhan tidak terawat dan tidak dilatih, hubungan itu akan
melemah sehingga kita rentan dikalahkan oleh dosa.

Kiranya kita terus mendekat pada Tuhan. Dia akan memberikan kekuatan pada
kita seperti kaki rusa yang dapat melompat tinggi melewati tantangan dan
mengatasi situasi sulit. Kita pun dapat tetap berjejak di bukit-bukit masalah dalam
kehidupan ini.

KAKI RUSA MELAMBANGKAN HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN.


SUDAHKAH KITA MEMILIKI KAKI RUSA YANG KUAT?
Rusa VS Singa
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa !! Topik saya kali ini adalah
berbicara tentang “Rusa VS Singa”. Baik, jadi mengapa saya mau membahas
topik ini? Karena topik ini berbicara tentang manusia kebanyakan.

Jadi, kita bicara tentang apa yang sudah saya update di Facebook saya, yaitu
tentang rusa VS singa. Rusa itu merupakan makanan singa. Tapi sebetulnya,
mengapa rusa itu selalu bisa ditangkap oleh singa? Padahal kecepatan lari rusa itu
lebih cepat daripada singa.

Diperhitungkan melalui sebuah penelitian. rusa itu bisa berlari dengan kecepatan
90km/jam. Cepat sekali. Sedangkan singa, hanya bisa berlari dengan kecepatan
58km/jam. Secara logika, mengapa rusa selalu bisa diterkam oleh singa?
Logikanya, seharusnya rusa bisa berlari lebih cepat daripada singa, tetapi
mengapa rusa selalu berhasil diterkam oleh singa?

Ternyata, setelah melalui penelitian dan penyelidikan oleh para ahli tentang siklus
hidup hewan karnivora, ternyata satu permasalahan utamanya. Yaitu rusa itu
berlari dengan penuh ketakutan. Saya ulangi sekali lagi, ketakutan. Karena rusa
punya 2 problem, yang pertama adalah, dia takut pada singa. Ketakutan yang
kedua, dia takut bahwa dirinya pasti tidak akan lolos dari terkaman singa. Jadi dia
percaya kalau sudah dikejar singa, dia pasti mati.

Ketakutan inilah yang akhirnya membuat kecepatan berlarinya menjadi lambat.


Bukannya dia tidak bisa berlari lebih cepat, tetapi karena dia berlari sambil
menoleh ke belakang. Ketika dia terus menoleh ke belakang, tidak dia sadari
bahwa sebetulnya hal itu memperlambat kecepatannya berlari.

Akhirnya, ketika seekor singa itu berhasil mengejar rusa tersebut, rusa itu menjadi
semakin ketakutan. Semakin dekat si singa, dia semakin sering menoleh ke singa
tersebut. Si rusa ini tidak sadar bahwa sebenarnya tindakannya tersebut
memperlambat kecepatan berlarinya. Itulah sebab rusa tersebut pasti tidak bisa
lolos dari singa.

Apa hubungannya hal ini dengan diri kita di kehidupan sehari-hari?

Banyak orang ingin sukses, banyak orang ingin berhasil, tetapi dia selalu melihat
kegagalan dia di masa lalu. Dia selalu melihat trauma masa lalu. Saya pernah
gagal. Saya pernah bangkrut. Saya pernah usaha lalu gagal. Saya pernah
berpacaran lalu kemudian saya diputus.

Ketika seseorang selalu hidup di masa lalunya, dia tidak akan bisa mendapatkan
masa depan yang lebih baik. Dia pasti akan merasa pesimis, pesimis, pesimis. Dia
selalu menganggap bahwa masa depannya tidak jauh dari masa lalunya. Dan dia
selalu berpijak pada masa lalunya. Orang yang selalu hidup di masa lalunya, maka
dia tidak akan bahagia dan dia tidak akan pernah sukses. Ingat pesan saya.

Oleh sebab itu, jangan menoleh ke belakang. Kalau anda menoleh ke belakang,
baik itu masa lalu atau kejadian apapun, lebih baik ambil saja sisi positifnya.
Kalau anda merasa bahwa jika menoleh ke belakang itu hal yang negatif,
semuanya tidak ada manfaat, maka anda tidak akan pernah maju. Sama saja
dengan anda merasa selalu tidak naik kelas. Kapan anda mau naik kelas kalau
anda selalu menoleh ke belakang? Tapi kalau anda ingin sukses, straight
forward. lihat ke depan. Moving forward, melihat maju ke depan. Jangan lagi
melihat ke belakang.

Sudahlah, tidak ada manusia yang tidak melawan kesalahan. Tidak ada manusia
yang tidak pernah mengalami kegagalan. Tidak ada manusia yang tidak pernah
mengalami masa lalu yang kelam. Tapi percayalah, BADAI PASTI BERLALU.
Seperti di dalam buku saya, Badai Pasti Berlalu. Saya sudah ingatkan berkali-kali,
tidak usah meratapi kegagalan di masa lalu. Maju terus ke depan. Kalau anda
selalu melihat ke belakang, anda akan menjadi korban dari singa-singa tersebut.

Singa itu diartikan sebagai apa? Krisis moneter, resesi, kompetitor anda, semua itu
seperti singa. Ya ‘kan? Banyak contoh lainnya. Kalau anda berbisnis
menggunakan pinjaman bank, mungkin bunga bank yang akan ‘menerkam’ anda.
Maka anda akan selalu mengalami kegagalan. Karena anda selalu melihat itu.
Singa akan terus mengancam. So, tidak ada waktu lagi untuk melihat ke belakang.

“Keep moving forward”

Maju terus, niscaya bisnis anda akan terus maju dan berkembang, serta hidup anda
akan terus maju dan berkembang.

Sukses untuk anda, salam hebat luar biasa !!

Oleh : Chandra Putra Negara


Kekuatan bagi Perjalanan Anda
Engkau memberi aku kekuatan seperti kaki rusa, kakiku Kaukokohkan. Engkau
membimbing aku supaya aman waktu berjalan di pegunungan. —Habakuk 3:19 BIS

Hinds’ Feet on High Places (Sekuat Kaki Rusa di Pegunungan) adalah kisah
alegori klasik mengenai hidup orang Kristen yang didasarkan pada Habakuk 3:19.
Kisah itu mengangkat tokoh bernama Much-Afraid (Si Penakut) yang melakukan
perjalanan bersama Sang Gembala. Namun, Much-Afraid begitu takut hingga ia
meminta Sang Gembala menggendongnya.

Sang Gembala menjawab dengan lembut, “Aku bisa saja menggendongmu sampai
ke puncak bukit daripada membiarkanmu mendakinya sendiri. Namun, bila itu
kulakukan, kamu takkan pernah bisa membuat kakimu sekuat kaki rusa, dan
menjadi pendampingku dan mengikutiku ke mana pun aku pergi.”

Kita dapat mempercayai Tuhan sebagai kekuatan kita di masa-masa sulit.

Much-Afraid menggemakan pertanyaan Nabi Habakuk di Perjanjian Lama (dan


sejujurnya, pertanyaan saya juga): Mengapa aku harus menderita? Mengapa
hidupku sulit?

Habakuk tinggal di Yehuda pada akhir abad ke-7 SM sebelum bangsa Israel
dibawa ke pembuangan. Sang nabi hidup dalam masyarakat yang mengabaikan
keadilan sosial dan dilumpuhkan oleh ketakutan atas serbuan orang Kasdim (Hab.
1:2-11). Ia meminta Tuhan untuk campur tangan dan menghapuskan penderitaan
(1:13). Allah menjawab bahwa Dia akan bertindak adil, tetapi sesuai waktu-Nya
(2:3).

Dengan iman, Habakuk memilih untuk percaya kepada Tuhan. Sekalipun


penderitaan tidak juga berakhir, sang nabi percaya bahwa Allah akan senantiasa
menjadi kekuatannya.

Kita juga mendapat penghiburan dengan meyakini bahwa Tuhanlah kekuatan


yang menolong kita bertahan di tengah penderitaan. Dia sendiri juga akan
memakai masa-masa hidup kita yang sulit untuk memperdalam persekutuan
kita dengan Kristus.

Tuhan, terkadang rasanya penderitaanku terlalu berat untuk kutanggung. Tolong aku
untuk mempercayai-Mu dan terus berjalan bersama-Mu menyusuri kehidupan ini.

Kita dapat mempercayai Tuhan sebagai kekuatan kita di masa-masa sulit.

Oleh Lisa Samra | Lihat Penulis Lain


Wawasan
Kita agak kesulitan memahami arti gambaran-gambaran dalam Kitab Suci karena
kebudayaan kita tidak sama dengan para penulis Alkitab. Bacaan hari ini
mengungkapkan dasar harapan yang kuat di tengah beratnya penderitaan.

Ayat 17 menyebutkan enam objek yang menjadi sumber pangan dan sandang utama—
pohon ara, anggur, zaitun, ladang, domba, dan ternak. Intinya, Habakuk
menggambarkan keadaan lapar dan telanjang. Ketika berada di ambang maut
sekalipun—tanpa makanan atau pakaian (ay.18-19)—kita tetap dapat merasakan
sukacita dan keyakinan penuh pada Tuhan.

Pernahkah Anda mengalami masa kekurangan? Bagaimana Allah mengajar Anda untuk
percaya kepada-Nya?

Anda mungkin juga menyukai