Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
PETUNJUK PELAKSANAAN
Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM)
Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Februari 2017
1
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
2
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
PETUNJUK PELAKSANAAN
Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM)
Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
3
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
4
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Daftar Isi
Kata Pengantar 7
1. Pendahuluan 9-11
2. Tujuan dan Cakupan Kegiatan 13-14
3. Pelaksana Kegiatan 15-17
4. Metode Pengumpulan Data 19-21
5. Instrumen dan Cara Pengisian Data 23-74
Blok I. Pengenalan Tempat 25-28
Blok II. Keterangan Petugas dan Responden 28-29
Blok III. Keterangan Perumahan 29-43
Blok IV. Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah Tangga 43-67
Blok V. Kepemilikan Aset dan Keikutsertaan Program 67-74
Lampiran 75-82
5
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
6
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Akurasi dan validitas data sasaran peserta atau penerima manfaat program menjadi faktor yang
sangat penting dalam upaya meningkatkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan dan
perlindungan sosial. Sejak lebih dari satu dekade lalu, pemerintah Indonesia telah merintis upaya
pembangunan sebuah pangkalan data untuk sasaran program-program penanggulangan kemiskinan
dan perlindungan sosial. Saat ini pemerintah Indonesia telah memiliki Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) yang dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Pengelola
Data Terpadu PPFM. Data Terpadu PPFM memuat data terperinci rumah tangga miskin dan kurang
mampu di Indonesia yang mencakup data karakteristik sosial-ekonomi rumah tangga, nama, alamat,
Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan nomor Kartu Keluarga.
Mengingat bahwa kondisi-sosial ekonomi masyarakat bersifat dinamis, pemerintah Indonesia saat ini
mengembangkan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM), yaitu mekanisme untuk memutakhirkan
Data Terpadu PPFM melalui keterlibatan aktif dan mandiri rumah tangga miskin atau kurang mampu
serta pemerintah daerah. Proses pemutakhiran Data Terpadu PPFM melalui MPM terdiri atas 5 tahap
utama, yaitu pendaftaran, identifikasi awal, verifikasi data rumah tangga, pemeringkatan ulang rumah
tangga dalam Data Terpadu PPFM, dan pemutakhiran data sasaran program. Pelaksanaan tahap
pendaftaran, identifikasi awal, dan verifikasi data rumah tangga dalam MPM menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah. Sementara itu, tahap pemeringkatan ulang rumah tangga dan pemutakhiran data
sasaran program menjadi tanggung jawab Pokja Pengelola Data Terpadu PPFM.
Standardisasi dalam pelaksanaan verifikasi/validasi data rumah tangga sangat penting untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan lengkap dan tepat. Kelengkapan dan ketepatan data
rumah tangga sangat memengaruhi hasil pemeringkatan rumah tangga yang pada akhirnya akan
berkontribusi besar bagi upaya untuk mengurangi exclusion error dan inclusion error dalam penetapan
sasaran program. Karena itu, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan menyusun buku
Petunjuk Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Data Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran
Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin sebagai panduan teknis pelaksanaan tahap 3
Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (tahap verifikasi data rumah tangga).
Buku panduan ini merupakan dokumen yang diharapkan dapat terus disempurnakan. Kami sangat
menghargai masukan dan saran semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Semoga
buku ini benar-benar bermanfaat bagi Unit Pengelola Data Rumah Tangga Kurang Mampu di daerah
serta seluruh pemangku kepentingan penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
Bambang Widianto
Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)/
Penanggung Jawab Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
7
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
8
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
1 Pendahuluan
9
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Sejak tahun 1998, pemerintah Indonesia telah melaksanakan sejumlah program perlindungan
sosial dengan sasaran penduduk miskin, antara Program Raskin, Jamkesmas, Bantuan
Langsung Tunai (BLT), dan lain-lain. Namun, berdasarkan analisis data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) tahun 2009, hanya sekitar 30% penduduk miskin yang menerima ketiga
program tersebut (Raskin, BLT, Jamkesmas). Hal ini menunjukkan bahwa sistem penargetan
program perlindungan sosial/penanganan kemiskinan masih kurang efektif dimana tingkat
kesalahan inklusi dan kesalahan eksklusi masih cukup tinggi. Dalam hal ini, adanya satu basis
data sasaran yang dapat digunakan oleh banyak program diketahui dapat meningkatkan
akurasi dan komplementaritas program.
Mengingat kondisi sosial ekonomi yang bersifat dinamis, Pemerintah Indonesia berupaya
untuk terus meningkatkan akurasi dan validitas Data Terpadu PPFM dengan mengembangkan
mekanisme pemutakhiran Data Terpadu PPFM yang bersifat lebih dinamis daripada metode
pemutakhiran data sebelumnya. Sejalan dengan amanah Undang-Undang no 13 Tahun 2011,
Pemerintah Indonesia mengembangkan Mekanisme Pendaftaran Mandiri Data Terpadu PPFM
(MPM) yang memungkinkan rumah tangga miskin atau kurang mampu yang belum terdaftar
di dalam Data Terpadu PPFM untuk mendaftarkan diri secara mandiri dan aktif. MPM juga
10
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan mendata rumah
tangga miskin dan kurang mampu di wilayahnya dengan metodologi yang terstandardisasi
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM) terdiri dari 5 tahapan, yaitu:
1. Pendaftaran
2. Identifikasi Awal
3. Verifikasi Rumah Tangga
4. Pemutakhiran Peringkat Kesejahteraan Data Terpadu PPFM
5. Pemutakhiran Daftar Sasaran Penerima Program
1 2 3 4 5
Pemadanan Data dan Pendataan Pemutakhiran Pemutakhiran
Pendaftaran
Penetapan Daftar Awal (Verifikasi/Validasi Data) Data Terpadu PPFM Daftar Sasaran
(Prelist) Rumah Tangga Penerima Program
DESA
• Pendaftar mendatangi • Pencocokan Data Rumah • Menggunakan indikator • Pemeringkatan ulang • Menggunakan
Petugas Pendaftar (Aktif ) Tangga pendaftar dengan PBDT 2015 rumah tangga lama Basis Data Terpadu
atau Petugas Pendaftar Data Terpadu PPFM
• Data elektronik hasil dan baru yang sudah
mendatangi ruta yang • Penetapan daftar rumah pendataan dikirimkan • Menggunakan dimutakhirkan
diduga miskin (Pasif ) tangga yang akan ke Pokja Pengelola metode PMT • Kriteria sasaran
• Pendaftar menunjukkan diverifikasi/validasi (prelist) Data Terpadu PPFM penerima program
KTP dan/atau KK ditetapkan oleh K/L
11
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
12
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
2
Tujuan dan
Cakupan
Kegiatan
13
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
2.1. TUJUAN
2.2. CAKUPAN
Dalam konteks pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu PPFM,
rumah tangga sasaran kegiatan verifikasi/validasi data adalah rumah tangga yang terdaftar
di dalam prelist (daftar awal) yang disusun oleh pemerintah daerah melalui pelaksanaan Tahap
Pendaftaran dan Tahap Identifikasi Awal MPM. Sedangkan lingkup data yang dikumpulkan
melalui kegiatan verifikasi/validasi data meliputi data jati diri dan keterangan sosial ekonomi
rumah tangga dan individu anggota rumah tangga, yang sifatnya umum sehingga dapat
digali dengan pengamatan dan wawancara (pengakuan). Tidak dilakukan pendataan yang
bersifat pengujian laboratorium. Kebenaran isi data sangat tergantung pada kejujuran
masyarakat serta kemampuan petugas dalam menggali keterangan.
14
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
3 Pelaksana
Kegiatan
15
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Dalam konteks pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM),
pemerintah daerah dapat menugaskan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat
sebagai pelaksana kegiatan verifikasi-validasi data rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan
kewenangan yang telah diatur. Sangat direkomendasikan untuk memilih SKPD dengan
jaringan kerja (baik staf maupun honorer) yang mampu menjangkau sampai ke tingkat
kelurahan/desa, atau struktur administrasi yang lebih rendah lagi.
16
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
b. Persyaratan Minimal
Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab secara optimal, seorang PCL perlu
memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:
1. Diutamakan lulusan SMU atau sederajat.
2. Diutamakan pernah terlibat dalam PPLS 2011 dan PBDT 2015 dan berprestasi baik
dalam pelatihan petugas maupun pelaksanaan sensus/survei yang dilakukan oleh
BPS.
3. Jujur dan patuh terhadap semua ketentuan pendataan yang telah ditetapkan.
4. Mengenal wilayah pendataan dengan cukup baik.
5. Telah menyelesaikan pelatihan untuk Petugas Pencacah Lapangan (PCL). Kurikulum
standar pelatihan untuk PCL dapat dilihat pada Lampiran 2.
17
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
18
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
4
Metode
Pengumpulan
Data
19
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Pengumpulan data dalam kegiatan verifikasi-validasi data rumah tangga dilakukan melalui 2 metode,
yaitu:
1. Wawancara, dan
2. Observasi/pengamatan.
Sebelum memulai proses wawancara maupun pengamatan, PCL wajib melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Perkenalan dan Penjelasan
Sebelum memulai wawancara, PCL wajib memperkenalkan diri kepada calon responden
dengan jelas serta menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan. Penjelasan tentang maksud
dan tujuan dari kunjungan PCL sangat diperlukan untuk memotivasi responden agar bersedia
berpartisipasi dalam wawancara. Sebaiknya sebelum melakukan wawacara petugas harus
memahami isi dari form Verifikasi dan Validasi tersebut dan berlatih terlebih dahulu sehingga
ketika melakukan wawancara sudah siap, selain itu petugas wawancara harus dapat
memberikan kenyamanan kepada responden. Perkenalan dan penjelasan cukup singkat saja,
namun harus cukup dimengerti dan mendapat ijin dan kesediaan responden untuk
berpartisipasi dan bekerjasama dengan saudara. Jangan meninggalkan keraguan pada
Responden. Jika responden masih mempunyai pertanyaan lain, berikan kartu pengenal/
kartu identitas Saudara (Pewawancara). Tetapi jika responden sudah mengerti maksud
kedatangan kita, mulailah lakukan wawancara. Perlu diingat dalam menanyakan setiap
pertanyaan jangan terburu-buru. Pewawancara harus tahu dengan pasti apakah pertanyaan
tersebut sudah cukup dimengerti sehingga responden bisa diajak kerjasama dengan
memberikan jawaban yang jujur.
“Selamat pagi/siang/sore perkenalkan Nama saya…, saya adalah salah seorang petugas
survey yang sedang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Saat ini Pemerintah sedang
melakukan verifikasi data rumah tangga tahun 2016 melalui Mekanisme Pemutakhiran
Mandiri (MPM). Hasil dari pendataan ini akan digunakan untuk mendukung program-
program pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Rumah tangga sasaran yang menjadi target penerima bantuan
20
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
nantinya akan ditetapkan oleh pemerintah sesuai tujuan dan ketersediaan anggaran
pemerintah. Dengan demikian tidak semua rumah tangga yang kita verifikasi akan
mendapat bantuan. Untuk itu kami akan bertanya kepada bapak/ibu mengenai kondisi
sosial ekonomi pada rumah tangga. Dan kami harap bapak/ibu bisa menjawab dengan
jujur dan tidak perlu khawatir Karena wawancara ini bersifat rahasia. Terima kasih atas
kesediaan bapak/ibu dan ijinkan saya untuk mengajukan beberapa pertanyaan ini.
3. Observasi
Observasi adalah pengisian kuesioner dengan melalui pengamatan oleh petugas pencacah.
Misalnya luas lantai rumah, terkadang responden kurang tepat untuk menjawab berapa luas
rumahnya sehingga ada baiknya petugas pencacah bisa mengukur bersama berapa luas
rumah dari responden. Diperlukan adanya pengamatan langsung oleh petugas pencacah
untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menjawab pertanyaan melalui observasi.
21
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
22
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
5
Instrumen dan
Cara Pengisian
Data
23
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
5.1. INSTRUMEN
Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan verifikasi-validasi Data Terpadu PPFM adalah
Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
(lihat Lampiran 3). Formulir tersebut terdiri dari 5 (lima) blok variabel data, yaitu:
•
Blok I : Pengenalan Tempat.
•
Blok II : Keterangan Petugas dan Responden.
•
Blok III : Keterangan Perumahan.
•
Blok IV : Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah Tangga, dan
•
Blok V : Kepemilikan Aset dan Keikutsertaan Program.
Satu formulir digunakan untuk mendata satu rumah tangga.
Hubungan Hubungan
NAMA ANGGOTA RUMAH TANGGA dengan dengan Jenis
(Tulis siapa saja yang biasanya tinggal dan makan kepala Nomor kepala kelamin
No.
urut
di rumah tangga ini BAIK DEWASA, ANAK-ANAK, rumah urut keluarga
MAUPUN BAYI. Tuliskan nama sesuai dengan tangga keluarga 1. Laki-laki
(Isikan (Isikan 2. Perempuan
identitas, beserta Nomor Induk Kependudukan (NIK)
KODE) KODE)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Nama: BUDIMAN
1
NIK:
1 1 0 1 6 6 0 0 0 1
1 1 1 1
1 1 0 1 0 1
Nama: LAKSIMAH
2 NIK:
1 1 0 1 0 1 6 2 1 2 6 8 0 0 0 6
2 1 2 2
2. Melingkari kode jawaban, kemudian menuliskan kode ke kotak yang tersedia;
Contoh: pada Rincian 7 – 10, Blok III, Daftar Formulir Perubahan/Pendaftaran Data
Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.
7. Sumber air minum 01. Air kemasan bermerek 05. Sumur bor/pompa 09. Mata air tak terlindung
02. Air isi ulang 06. Sumur terlindung 10. Air sungai/danau/waduk
0 5
03. Leding meteran 07. Sumur tak terlindung 11. Air hujan
04. Leding eceran 08. Mata air terlindung 12. Lainnya
24
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
11a. Penggunaan fasilitas tempat buang air besar: 1. Sendiri 2. Bersama 3. Umum 4. Tidak ada (R.12)
12. Tempat pembuangan akhir tinja: 1. Tangki 3. Lubang tanah 5. Pantai/tanah lapang/kebun
2. SPAL 4. Kolam/sawah/sungai/danau/laut 6. Lainnya
BLOK I
PENGENALAN TEMPAT
Rincian 1-5
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan/Nagari, dan Nama SLS
Rincian 1 sudah tercetak, sedangkan Rincian 2 - 5 di salin dari Daftar Awal (prelist) Penulisan nama SLS
pada Rincian 5 di mulai dari SLS terkecil. Contoh RT 01 RW 04.
Rincian 6
Alamat
Tuliskan alamat secara jelas. Alamat ini disalin dari Daftar Awal (prelist). Apabila ditemui perbedaan
antara alamat yang tercetak pada Daftar Awal (prelist) dengan kondisi di lapangan, perbaiki alamat
sesuai kondisi di lapangan. Tuliskan secara lengkap dan benar dengan memakai huruf besar [HURUF
BALOK].
Rincian 7
Nomor urut rumah tangga (dari Daftar Awal (prelist)
Nomor urut rumah tangga ini disalin dari Daftar Awal (prelist).
Rumah Tangga (Ruta) adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan satu dapur
adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu. Rumah tangga
umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili, pembantu dan lainnya.
25
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Rincian 8:
Nama Kepala Rumah Tangga (KRT)
Nama KRT disalin dari Daftar Awal (prelist). Apabila terdapat perbedaan pada nama KRT antara yang
disalin dengan keadaan lapangan, tuliskan nama KRT yang sesuai kondisi di lapangan di samping
nama yang telah disalin dengan diberi garis miring (/). Perbaikan nama KRT hanya boleh dilakukan
pada Daftar Awal (prelist). Perbedaan ini dapat terjadi bila KRT meninggal atau KRT pindah dan ada ART
lain yang menggantikannya.
Contoh: di dalam Daftar Awal (prelist) tertulis Agus, pada saat pendataan ternyata Agus meninggal
dan yang menjadi kepala rumah tangganya adalah istrinya yang bernama Erni. Untuk penulisan
Agus/Erni Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang
bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau orang yang dituakan/dianggap/
ditunjuk sebagai KRT.
Kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu
tempat tinggalnya di tempat ia berada paling lama. Khusus untuk kepala rumah tangga yang
mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala
(kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-anaknya.
Contoh:
1. Untuk menghidupi keluarganya, Anton berjualan sate di Jakarta. Istri dan ketiga anaknya
tinggal di Sukabumi yang berjarak 100 km dari Jakarta. Anton pulang ke Sukabumi setiap akhir
bulan. Karena Anton adalah KRT, maka ia tetap dicatat sebagai KRT di Sukabumi.
2. Ibu Martilah tinggal bersama anaknya, yang bernama Subagyo yang masih menganggur.
Karena ibunya sudah tua dan menjanda, maka segala urusan dengan lingkungan dan orang
lain diurus oleh Subagyo. Dalam contoh ini, Subagyo dapat dicatat sebagai kepala rumah
tangga, karena ia ditunjuk oleh ibunya untuk menjadi kepala rumah tangga.
Rincian 9:
Jumlah Anggota Rumah Tangga (ART)
Isikan jumlah ART ke dalam kotak yang tersedia. Jumlah ART harus sama dengan jumlah baris
yang terisi pada Blok IV. Rincian ini diisi setelah Blok IV selesai diisi.
Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah
tangga, baik yang berada di rumah tangga maupun yang sementara tidak ada pada waktu pencacahan
(kepala ruta, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, pembantu ruta atau anggota ruta
lainnya). Orang yang telah tinggal dalam rumah tangga selama 6 bulan atau lebih, atau yang tinggal
kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap/berencana tinggal selama 6 bulan atau lebih dianggap
sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau
lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/
akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.
26
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Contoh:
Hendro dan istrinya tinggal menumpang di rumah bapak ibunya (Seto dan Tiara). Hendro adalah pencari
barang bekas dan Seto adalah tukang becak. Penghasilan Hendro dan Seto setiap hari disatukan untuk
memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya. Dalam contoh ini, di rumah Pak Seto hanya ada
1 rumah tangga. Hendro dengan istrinya dan Tiara merupakan ART.
Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah
meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal
pada saat pencacahan, ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya.
Catatan:
Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu ruta
istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia
dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.
Rincian 10
Jumlah keluarga
Isikan jumlah keluarga di rumah tangga ini di kotak yang tersedia. Jumlah keluarga adalah nilai tertinggi
pada Blok IV Kolom (4). Dalam satu rumah tangga minimal ada 1 keluarga.
27
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri
dari suami, istri, dan atau anak-anaknya (keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga
batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (keluarga
besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
BLOK II
KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN
Blok ini mencatat keterangan tentang petugas yang melakukan pendataan verifikasi rumah tangga.
Rincian 1-2
Tanggal pencacahan, nama pencacah, kode dan tanda tangan pencacah
Setelah selesai mencacah dalam satu rumah tangga maka PCL wajib menuliskan tanggal dan bulan
pencacahan, nama PCL, dan tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode pencacah
merupakan nomor urut petugas pada setiap kabupaten/kota.
Rincian 3-4
Tanggal pemeriksaan, nama pemeriksa, kode dan tanda tangan pemeriksa
Setelah selesai memeriksa Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir
Miskin yang telah diserahkan oleh PCL, maka PML wajib menuliskan tanggal, dan bulan pemeriksaan,
nama PML, dan tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode pemeriksa merupakan nomor
urut petugas pada setiap kabupaten/kota.
Rincian 5
Hasil pencacahan rumah tangga
Rincian ini diisi apabila pencacah sudah selesai mendatangai rumah tangga yang bersangkutan.
1. Selesai dicacah: apabila pencacah berhasil mewawancarai responden
2. Rumah tangga tidak ditemukan: apabila rumah tangga tersebut tidak ditemukan di SLS ini.
3. Rumah tangga pindah atau bangunan sensus sudah tidak ada: apabila rumah tangga pada
waktu pendataan sudah pindah dari lingkungan ini. Bangunan sensus adalah sebagian atau
seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dalam satu kesatuan
fungsi/penggunaan.
28
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
tangan adalah responden yang berhasil dicacah (B2R5 = 1) dan responden yang merupakan bagian
dari rumah tangga di dokumen Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan
Fakir Miskin (B2R5 = 4). Nama dan tanda tangan responden ditulis langsung oleh responden. Jika
responden tidak dapat menulis nama dan tanda tangan, nama ditulis oleh pencacah dan responden
membuat tanda sendiri menggunakan pulpen.
BLOK III
KETERANGAN PERUMAHAN
Rincian 1a
Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati
Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 5 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak
yang tersedia. Status rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang
mendiaminya.
• Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah
milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara
angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri;
• Kode 2: Kontrak/sewa,
•
Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah
tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai,
misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur
menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus
meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang
kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru;
• Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang
anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa
batasan waktu tertentu;
• Kode 3: Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan
famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa
mengeluarkan suatu pembayaran apapun;
• Kode 4: Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat
bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak;
• Kode 5: Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu
kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat. Contoh yang termasuk
29
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
kategori ’lainnya’ adalah bila seseorang yang menempati rumah adat karena statusnya di
lingkungan adat misalnya keturunan bangsawan.
Rincian 1b:
Status lahan tempat tinggal yang ditempati
Rincian 1b hanya akan terisi jika rincian 1a berkode 1.
Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 4 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak
yang tersedia. Status lahan tempat tinggal yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah
tangga yang mendiaminya.
• Kode 1: Milik sendiri, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-
betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga;
• Kode 2: Milik orang lain, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik orang lain (baik
famili/bukan famili) baik dengan membayar sewa maupun tidak;
• Kode 3: Tanah Negara, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik negara;
• Kode 4: Lainnya, jika status lahan tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam
salah satu kategori di atas, misalnya status lahan milik bersama, status lahan tanah adat, dll.
30
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Rincian 2:
Luas lantai ……(m2)
Luas lantai bangunan tempat tinggal adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan
(sebatas atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh rumah tangga,
termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang , lantai setiap tingkat untuk bangunan bertingkat
dalam satu bangunan sensus.
Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha, warung,
restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen), lumbung padi dan lain-lain.
Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati.
Catatan:
1. Jika satu bangunan sensus ditempati oleh beberapa rumah tangga, maka luas lantai bangunan
tempat tinggal satu rumah tangga adalah luas lantai ruangan yang dipakai bersama dibagi dengan
banyaknya rumah tangga yang menggunakannya, kemudian ditambah luas lantai ruangan yang
dipakai sendiri.
2. Jika ada 2 bangunan terpisah yang ditempati oleh satu rumah tangga dan masih dalam satu blok
sensus, maka luas lantainya dihitung seluruhnya.
3. Taman yang di dalam rumah, atau yang disamping rumah namun masih di bawah atap, semuanya
ditambahkan sebagai luas lantai.
4. Jika luas lantai lebih dari 998 m2 ditulis 998.
Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dan tuliskan
ke dalam kotak yang tersedia (dalam m2). Isian pada rincian ini harus lebih besar dari nol.
Rincian 3:
Jenis lantai terluas
Yang dicatat dalam rincian ini adalah jenis lantai yang paling luas dari bangunan tempat tinggal yang
dihuni rumah tangga. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis lantai yang luasnya
sama, maka yang dianggap sebagai lantai terluas adalah lantai yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil).
Lingkari salah satu kode jenis lantai terluas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga
responden, kemudian pindahkan ke dalam kotak yang tersedia.
Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer/keramik/granit,
tegel/traso, semen, kayu, tanah, dan lainnya. Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak
dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode untuk
pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu:
• Kode 1: Marmer/granit, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-
betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga;
•
Marmer adalah batu gamping yang telah mengalami metamorfosis, dan dapat dipakai
untuk lantai, dinding, dsb; marmer biasa juga disebut batu pualam;
31
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Granit adalah batuan keras yang keputih-putihan, bila digunakan sebagai bahan lantai dapat
bertahan lebih lama dari marmer/keramik.
• Kode 2: Keramik adalah tanah liat yang dibakar, dicampur dengan mineral lain;
• Kode 3: Parket/vinil/permadani,
•
Parket (parquetted) berarti menyusun potongan-potongan kayu untuk dijadikan penutup
lantai;
•
Vinil adalah karpet yang berbahan dasar dari campuran karet dan plastik, yang di lapis dengan
motif pada permukaannya;
•
Permadani adalah bahan yang digunakan sebagai penutup lantai, biasanya terbuat dari
benang tebal yang dirajut/dianyam.
• Kode 4: Ubin/tegel/teraso,
•
Tegel adalah ubin yang dibuat dari semen.
•
Teraso adalah jenis lantai yg dibuat dari batu alam kecil-kecil, diaduk dulu adukan kapur pasir,
dituang di atas dasar batu, lalu digiling.
• Kode 5: Kayu/papan kualitas tinggi adalah lantai yang terbuat dari kayu/papan yang dapat
bertahan lama (lebih dari 20 tahun) dan kuat. Biasanya harga kayu/papan ini lebih mahal dari kayu
biasa, seperti kayu jati, kayu ulin, kayu kelapa, kayu akasia, kayu gelam, kayu merbau, kayu
bangkirai/yellow balau.
• Kode 7: Bambu adalah lantai yang terbuat dari tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga
dan ruas di batangnya. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
• Kode 8: Kayu/papan kualitas rendah adalah lantai yang terbuat dari kayu/papan yang dapat
bertahan kurang dari 10 tahun, seperti kayu meranti, kayu kamper.
• Kode 9: Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain diatasnya seperti
pasir, tanah atau batu.
• Kode 10: Lainnya adalah jenis lantai selain yang disebutkan di atas.
Rincian 4a:
Jenis dinding terluas
Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila
bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang
dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil).
32
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas
dapat bertanya kepada responden. Kode untuk pertanyaan ini ada 7 (tujuh), yaitu:
• Kode 1: Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya
dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari pasangan
batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, biasanya berjarak
1-1½ m.
• Kode 2: Plesteran anyaman bambu/kawat adalah dinding yang terbuat dari anyaman bambu
atau kawat dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang dibingkai dengan balok, kemudian diplester
dengan campuran semen dan pasir.
• Kode 3: Kayu adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya berumur di atas
5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang atau ranting yang merupakan batang pokok
yang keras, yang biasa dipakai untuk bahan bangunan.
• Kode 4: Anyaman bambu adalah merupakan bambu yang di iris tipis-tipis kemudian di rajut
seperti kain dan berbentuk lebar.
•
Kode 5: Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat), tanpa dibelah terlebih
dahulu.
• Kode 6: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya.
Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
• Kode 7: Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas seperti dari seng, kardus.
Rincian 4b:
Jika 4a berkode 1, 2 atau 3, kondisi dinding
Rincian 4b akan terisi bila isian 4a adalah tembok (kode 1), plesteran anyaman bambu/kawat (kode 2)
atau kayu kode3). Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada
kotak yang tersedia.
• Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah jika dinding terbuat dari tembok atau plesteran anyaman
bambu/kawat atau kayu dan masih dalam keadaan baik dan terawat.
• Kode 2: jelek/berkualitas rendah: adalah dinding yang terbuat dari tembok atau plesteran
anyaman bambu/kawat atau kayu dengan keadaan jelek seperti tembok yang tidak diplester/
disemen, atau diplester/disemen tetapi dalam keadaan usang dan tidak terawat, atau berlumut.
33
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
tempat rumah tangga responden berada, kemudian tuliskan dalam kotak yang tersedia.
Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang mendiami di bawahnya
terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud
adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Kode untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu:
• Kode 01: Beton atau genteng beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil,
dan pasir yang dicampur dengan air.
• Kode 02: Genteng keramik adalah genteng yang terbuat dari tanah liat, pasir, padas dan samot.
Sebagai bahan pelapis genteng dapat diberi lapisan glazur atau di cat dengan cat acrylic.
• Kode 03: Genteng metal adalah bahan atap yang dibuat dari logam. Bentuknya berupa lembaran,
menyerupai bahan seng. Genteng tersebut ditanam di balok gording dari rangka atap (kuda-kuda),
menggunakan baut. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120 cm (lebar), dengan ketebalan 0,3 mm
dan panjang antara 1,2-12 m.
• Kode 04: Genteng tanah liat adalah genteng tanah yang dicetak. Seperti genteng kodok,
plentong, dan murando.
• Kode 05: Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya
atap asbes berbentuk gelombang.
• Kode 06: Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk seng rata, seng
gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan
acrylic).
• Kode 07: Sirap adalah atap yang terbuat dari kayu/kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat
dari kayu ulin atau kayu besi.
• Kode 08: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya.
Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
• Kode 09: Jerami/ijuk/daun-daunan/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/
enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam.
• Kode 10: Lainnya adalah jenis atap selain yang tersebut di atas, misalnya kardus.
Rincian 5b:
Jika 5a berkode 01,02, 03, 04, 05, 06 atau 07, kondisi atap
Rincian 5b akan terisi bila isian rincian 5a adalah beton/genteng beton (kode 01), genteng keramik
(kode 02), genteng metal (kode 03), genteng tanah liat (kode 04), asbes (kode 05), seng (kode 06), atau
sirap (kode 07). Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada
34
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah atap yang terbuat dari beton/genteng beton/genteng
keramik/genteng metal/genteng tanah liat/asbes/seng/sirap yang terawat baik dan rapi.
• Kode 2: jelek/kualitas rendah: adalah atap yang terbuat dari beton/genteng beton/genteng
keramik/genteng metal/genteng tanah liat/asbes/seng/sirap yang tidak rapi, pecah-pecah,
berupa tambalan, atau terbuat dari bahan-bahan bekas.
Untuk Rincian 3-5 (jenis lantai, dinding, dan atap) petugas selain mewawancarai, juga
mengamati jenisnya dan kondisi/kualitasnya, apakah dalam keadaan baik atau buruk.
Rincian 6:
Jumlah kamar tidur
Kamar tidur adalah ruangan yang benar-benar difungsikan hanya untuk tidur. Jika suatu ruangan
memiliki fungsi lebih dari 1 (satu), seperti untuk tidur dan untuk ruang tamu maka tidak dihitung
sebagai kamar tidur.
Ruangan adalah bagian dari suatu tempat tinggal yang memiliki luas (panjang x lebar) minimum
sekitar 3 m2, dibatasi minimal oleh 3 dinding/sekat yang tetap minimal pada 3 sisi dan tertutup dari
lantai hingga langit-langit, atau tingginya dinding/sekat minimal sekitar 2 m. Isikan jumlah kamar tidur
yang berada di dalam bangunan tempat tinggal yang ditempati.
Rincian 7:
Sumber air minum
Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga responden. Lingkari salah satu
kode jawaban yang sesuai dan tuliskan di dalam kotak yang tersedia.
Perlu pula diingat bahwa yang ditanyakan di sini adalah sumbernya. Jika rumah tangga responden
mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air.
Bila responden menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber
air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut.
• Kode 01: Air kemasan bermerek adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu
perusahaan dalam kemasan botol (330 ml, 600 ml, 1,5 liter, 12 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas;
misalnya air kemasan merk Aqua, 2Tang, VIT, dsb.
•
Kode 02: Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak memiliki
merek.
35
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Kode 03: Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan
sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air sampai di rumah
responden. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan
Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola oleh pemerintah
maupun swasta.
• Kode 04: Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan
(air PAM) namun disalurkan ke konsumen melalui pedagang air keliling/pikulan.
• Kode 05: Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan
pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek).
Sumur adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara pengambilan air sumur terlindung
maupun tak terlindung dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa
katrol. Air sumur dikelompokkan menjadi air sumur terlindung dan tidak terlindung.
• Kode 06: Sumur terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar
sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah
tanah, dan ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur/perigi, serta terlindung dari air
bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.
Semen
36
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
•
Kode 07: Sumur tak terlindung adalah sumur yang tidak memenuhi syarat sebagai sumur
terlindung.
• Kode 08: Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan
sendirinya dan terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.
• Kode 09: Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan
sendirinya tetapi tidak terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.
• Kode 10: Air sungai/danau/waduk adalah air yang berasal dari sungai/danau/waduk.
• Kode 11: Air hujan adalah air yang berasal dari hujan, biasanya di daerah yang sulit air, sehingga
pada musim penghujan mereka menampung air hujan tersebut di suatu bak/kolam, sehingga
pada waktu musim kemarau air tersebut bisa dipergunakan.
• Kode 12: Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas, seperti air laut yang disuling.
Penjelasan:
a. Rumah tangga yang minum dari air leding yang diperoleh dari pedagang air keliling dianggap
mempunyai sumber air minum leding eceran.
b. Rumah tangga yang air minumnya berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan
dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air minumnya
tetap mata air atau air hujan.
c. Rumah tangga yang menggunakan dua sumber air minum atau lebih, maka sumber air minum
yang dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama sebulan terakhir.
37
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
d. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun
dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan
atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut tetap dikategorikan sebagai sumur
terlindung.
e. Untuk sumber air dari leding, sumur terlindung dan sumur tak terlindung berlaku baik yang
terletak di dalam rumah, di luar rumah, maupun di tempat umum.
• Kode 1: Membeli eceran adalah apabila membeli air untuk minum secara bukan langganan
biasanya saat membeli langsung bayar.
• Kode 2: Langganan adalah apabila membeli air untuk minum secara periodik/bulanan. Contoh:
Leding dari PAM/PDAM/BPAM, atau air kemasan yang dibeli secara berlangganan.
• Kode 3: Tidak membeli adalah bila diperoleh dengan usaha sendiri tanpa harus membayar.
Penjelasan:
Bila menyuruh tetangga untuk mengambil air dari waduk dengan memberi upah, cara memperoleh
air minum dianggap membeli eceran.
• Kode 1: Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Ruta responden
dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak menggunakan meteran
(volumetrik).
• Kode 2: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak
lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan
pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN).
• Kode 3: Bukan Listrik, seperti petromak, aladin, pelita, sentir, obor, lilin, karbit, biji jarak, kemiri,
dan lain-lain.
38
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Catatan:
Jika ada beberapa rumah tangga yang memakai satu meteran, maka daya yang terpasang dibagi
jumlah rumah tangga yang memakai. Jika hasil pembagian tersebut tidak terdapat dalam pilihan,
maka pilih daya yang paling mendekati.
Contoh: Daya 1.300 watt digunakan oleh 3 rumah tangga, maka daya yang terpasang di setiap rumah
tangga adalah 1.300 watt dibagi 3 ruta, yaitu 433,33 watt. Jadi, daya yang terpasang di setiap rumah
tangga dituliskan 450 watt (kode 1).
39
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Kode 2: Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan beberapa
rumah tangga tertentu. Tidak ada batasan berapa rumah tangga yang menggunakan secara
bersama-sama, asalkan penggunaannya terbatas pada beberapa rumah tangga.
• Kode 3: Umum, bila fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas pada
rumah tangga tertentu, tetapi siapa saja dapat menggunakannya. Contoh MCK yang disediakan
pemerintah untuk masyarakat, dan sejenisnya.
• Kode 4: Tidak ada, bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas tempat buang air
besar, misalnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang air besar (tanah/kebun/halaman/
semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam dan lainnya.
Catatan : Jika menggunakan fasilitas tempat buang air besar yang memiliki bilik di sungai/
danau, maka dianggap ada fasilitas.
40
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Kloset plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang
dimiringkan ke pembuangan kotoran.
Kloset cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran,
sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhirnya.
Petugas dipastikan untuk melihat jenis kloset yang digunakan oleh rumah tangga
• Kode 1: Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya
terbuat dari pasangan bata/batu atau beton di semua sisinya baik mempunyai bak resapan maupun
tidak. Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di
taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu.
Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal
demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki.
41
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Kode 2: SPAL adalah Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu. Dalam sistem pembuangan
limbah cair seperti ini, air limbah ruta tidak ditampung di dalam tangki atau wadah, tetapi
langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut,
limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi
2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah
atau badan air (sungai, danau, laut). Termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai SPAL
terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota.
• Kode 3: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi
pembatas/tembok (tidak kedap air).
42
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
•
Kode 4: Kolam/sawah/sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah atau
sungai/danau/laut.
• Kode 5: Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah
lapang, termasuk dibuang ke kebun.
• Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas.
BLOK IV
KETERANGAN SOSIAL EKONOMI ANGGOTA RUMAH TANGGA
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pokok sosial ekonomi Anggota Rumah Tangga (ART).
Keterangan yang dicatat meliputi nama, hubungan dengan Kepala Rumah Tangga (KRT), nomor urut
keluarga, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, kepemilikan
kartu identitas, jenis cacat, penyakit kronis/menahun, pendidikan, dan pekerjaan.
43
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs,
Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Apabila KRT memiliki nama panggilan maka tulis nama
panggilan di dalam kurung (…) setelah nama aslinya. Setelah semua selesai dicatat bacakan kembali
nama-nama tersebut untuk memastikan tidak ada nama ART yang terlewat. Untuk ART yang masih
bersekolah, tuliskan namanya sesuai dengan yang tertulis di buku laporan sekolah (rapor).
Nama ART yang masih sekolah harus sama dengan yang tertulis di Rapor.
Pada kolom ini juga di tanyakan Nomor Induk Kepependudukan (NIK). Data NIK diambil dari
KTP atau dari kartu keluarga, Petugas di dalam mengisi data ini harus meminjam kepada
responden kartu keluarga atau KTP, agar penulisannya tidak terjadi kesalahan.
44
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri
dari suami, istri, dan atau anak-anaknya (keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga
batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (keluarga
besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Jumlah keluarga dalam suatu rumah tangga biasanya didasarkan atas banyaknya
pasangan suami-istri di rumah tangga tersebut. Bisa disebut keluarga apabila ada 2 status hubungan
dengan kepala keluarga yang berbeda, misalnya suami dan istri, suami dan anak atau ibu dan anak.
Contoh:
1. Rumah tangga Pak Mursid terdiri dari Pak Mursid, istri, anak dan ibu mertua yang tinggal dalam
satu bangunan rumah yang sama. Rumah tangga Pak Mursyid dihitung 1 keluarga.
2. Contoh kasus 1, apabila ibu mertuanya berbeda bangunan rumah, dalam PBDT 2015 dianggap ada
2 rumah tangga yaitu 1 rumah tangga Pak Mursid beserta istri dan anak-anaknya dan 1 rumah
tangga ibu mertua pak Mursid.
45
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
3. Rumah tangga Pak Joko terdiri dari Pak Joko, istri, anak, Abdul (bapak mertua) beserta Wawan
(famili dari mertua) yang tinggal dalam satu rumah. Pak Joko, istri, anak dan Wawan tercantum
dalam satu Kartu Keluarga. Pak Abdul mempunyai Kartu Keluarga yang terpisah yang terdiri dari
Pak Abdul dan Budi (anaknya) yang sudah tidak tinggal di rumah tangga tersebut. Walaupun rumah
tangga tersebut mempunyai 2 Kartu Keluarga yang terpisah dihitung sebagai 1 keluarga.
4. Untuk kasus 3, apabila Budi masih tinggal di rumah Pak Joko sebagai ART maka di rumah tangga
Pak Joko terdapat 2 keluarga.
Catatan: pembantu rumah tangga yang tidak ada hubungan keluarga dengan majikannya
dianggap keluarga tersendiri.
Tanyakan dulu semua nama ART, hubungan dengan KRT, nomor urut keluarga, hubungan
dengan kepala keluarga dan jenis kelamin. Setelah terisi semua, lanjutkan rincian untuk
setiap ART yang dimulai dari Kolom (7) sampai dengan Kolom (21).
Contoh:
1. Bila responden mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal 7 Agustus 1950, dan Pencacahan pada
tanggal 10 Juli 2015 maka umur responden adalah 64 tahun (2015 – 1950-1).
2. Bila responden mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal 2 Juli 1950, dan Pencacahan pada
tanggal 10 Juli 2015 maka umur responden adalah 65 tahun (2015–1950).
Untuk pengisian umur hanya disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun
harus ditambahkan angka 0 di kotak pertama dan yang umurnya 98 tahun atau
lebih tuliskan 98.
46
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Contoh:
10 bulan 0 0
5 tahun 01 bulan 0 5
9 8
102 tahun
• Kode 1: belum kawin adalah belum mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan)
pada saat pencacahan.
• Kode 2: kawin/nikah adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada
saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja
mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dsb), tetapi juga mereka yang hidup
bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.
• Kode 3: cerai hidup adalah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi.
Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum.
Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin,
misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari
pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi
pernah hamil, dianggap cerai hidup.
• Kode 4: cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.
• Kode 0: tidak.
• Kode 1: Ya, dapat ditunjukkan. Yang disebut dengan “dapat ditunjukkan” adalah ketika pencacah
dapat melihat langsung akta/buku nikah atau akta cerai secara fisik.
47
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Kolom (10): Tercantum Dalam Kartu Keluarga (KK) di Rumah Tangga Ini
Dalam sebuah rumah tangga dapat dijumpai anggota rumah tangga (ART) yang tidak tercantum
dalam Kartu Keluarga (KK). Misalnya anggota keluarga lain (keponakan, cucu, atau pembantu rumah
tangga). Tanyakan apakah ART tercantum dalam KK yang dimiliki oleh salah satu keluarga yang terdapat
di rumah tangga yang didata. Lingkari Kode 1 jika ‘Ya’ dan Kode 2 jika ‘Tidak’.
• Kode 0: Tidak memiliki tanda pengenal, jika ART tidak memiliki kartu identitas seperti KTP, SIM,
Kartu Pelajar yang masih berlaku atau akta kelahiran.
• Kode 1: Akta Kelahiran adalah surat tanda bukti kelahiran yang dikeluarkan oleh kantor catatan
sipil. Akta kelahiran bukan merupakan surat keterangan lahir dari rumah sakit/dokter/bidan/
kelurahan.
• Kode 2: Kartu Pelajar, jika ART memiliki kartu pelajar yang masih berlaku.
Jika ART memiliki lebih dari satu kartu indentitas, jumlahkan kode dari kartu yang dimiliki.
Contoh:
1. Budi memiliki akta kelahiran (kode 1) dan KTP (kode 4), maka isian pada kotak adalah 1 + 4 = 05.
2. Amin memiliki akta kelahiran (kode 1), KTP (kode 4), dan SIM (kode 8), maka isian pada kotak adalah
1+ 4+ 8 = 13.
Kolom (12): Untuk Wanita Usia 10 – 49 Tahun dan Kol (8) = 2, Status Kehamilan
Tanyakan kepada wanita usia 10-49 tahun dan berstatus kawin/nikah, apakah sedang hamil. Tulis
Kode 1 jika ’Ya’ dan Kode 2 jika ’Tidak’.
Penyandang cacat adalah setiap orang yang mengalami kecacatan sehingga terganggu atau
mendapatkan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya.
Kecacatan dapat terjadi akibat kecelakaan, korban kriminalitas, penyakit atau cacat lahir. Secara umum
cacat dibagi menjadi dua yaitu cacat fisik dan cacat mental.
48
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Jenis kecacatan dalam pertanyaan ini berbeda dengan disabilitas yang ditanyakan pada SUPAS.
• Cacat fisik terdiri dari tuna daksa/cacat tubuh, cacat netra/buta, cacat rungu, dan cacat wicara.
1. Tuna daksa/cacat tubuh: adalah kelainan pada tulang, otot atau sendi anggota gerak dan
tubuh, tidak ada atau tidak lengkapnya anggota gerak atas dan anggota gerak bawah
sehingga menimbulkan gangguan gerak.
2. Tuna netra/buta: adalah orang yang kedua matanya tidak dapat melihat sama sekali. Tidak
termasuk yang hanya salah satu matanya buta atau yang kurang awas.
3. Tuna rungu: apabila kedua telinganya tidak dapat mendengar suara atau perkataan yang
disampaikan pada jarak 1 meter tanpa alat bantu dengar.
4. Tuna wicara: apabila tidak dapat bicara sama sekali atau pembicaraannya tidak dapat
dimengerti oleh orang lain.
•
Cacat mental kelainan mental dan/atau tingkah laku, baik cacat bawaan maupun akibat dari
penyakit.
Misalnya anak yang terhambat perkembangan kepandaiannya (duduk, berdiri, jalan, bicara,
berpakaian, makan), orang tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum
dilakukan orang lain seusianya (berkomunikasi dengan orang lain), orang tidak dapat
mengikuti sekolah biasa. Wajah penderita terlihat seperti wajah dungu.
2. Mantan penderita gangguan jiwa: seseorang yang pernah menderita gangguan jiwa/gila.
Catatan : orang yang terkena stroke tidak termasuk dalam jenis cacat.
49
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
1. Penyakit kronis adalah adalah gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbulan-
bulan atau bertahun-tahun), tidak terjadi secara tiba-tiba/spontan, dan penyembuhannya pun
memakan waktu yang lama. Penyakit kronis sering dikenal sebagai penyakit menahun. Misalnya,
hipertensi, rematik, asma, penyakit jantung kronis/masalah jantung, diabetes/kencing manis, TBC,
stroke, kanker/tumor ganas, dan lain-lain. Isikan sesuai dengan penyakit kronis yang diderita.
Apabila ART menderita lebih dari satu penyakit kronis maka isikan jenis penyakit yang paling berat
dirasakan oleh ART.
2. Hipertensi (tekanan darah tinggi): peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Tekanan
darah yang tinggi dalam arteri menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, penyakit
ginjal, pengerasan dari arteri, kerusakan mata dan stroke. Penderita hipertensi memiliki tekanan
darah di atas 140/90.
4. Asma: keadaan saluran nafas yang mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan peradangan.
Gejala asma adalah sesak nafas yang terjadi sewaktu-waktu, mengalami batuk dan bengek.
5. Masalah jantung: penyakit ini bisa diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah. Gejala seperti
nyeri di dada, nyeri ulu hati, keringat dingin, pusing, pingsan, dan mual/muntah.
6. Diabetes (kencing manis): keadaan kadar gula dalam darah tinggi. Gejala diabet adalah sering
buang air kecil, haus berlebihan, penglihatan kabur, dan penurunan berat badan secara cepat.
7. Stroke: terjadi ketika penyediaan darah ke bagian dari otak terganggu yang diakibatkan oleh
tekanan darah tinggi/hipertensi.
8. Kanker/tumor ganas: kanker atau biasa disebut tumor ganas adalah sel yang mengalami
pertumbuhan tidak normal, seperti kanker payudara, kanker otak, kanker rahim, kanker darah,
kanker kulit dan sebagainya.
Kolom (15) – (21) hanya ditanyakan untuk ART yang berusia 5 tahun ke atas.
50
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
mengikuti paket A, paket B atau paket C apabila dalam sebulan terakhir pernah mengikuti proses
belajar pada kegiatan paket.
Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan salah satu kode 0 s.d 2 pada kotak yang tersedia. Jika
jawaban berkode 1 lanjutkan pertanyaan ke anggota ruta berikutnya, jika berkode 2 atau 3, maka
lanjutkan ke rincian kolom 16-18.
• Kode 0: Tidak/belum pernah bersekolah adalah anggota ruta berumur 5 tahun ke atas yang
tidak pernah atau belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan baik
di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), termasuk juga yang
tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar.
• Kode 1: Masih bersekolah adalah anggota ruta berumur 5 tahun ke atas yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket
A/B/C), yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),
Kementerian Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun Instansi Swasta. Termasuk bagi
mahasiswa yang sedang cuti dianggap masih bersekolah.
51
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Kode 3: Tidak bersekolah lagi adalah anggota ruta berumur 5 tahun ke atas yang pernah terdaftar
dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal
(Paket A/B/C), tetapi pada saat pencacahan tidak terdaftar atau tidak aktif mengikuti pendidikan
lagi.
Kolom (16): Jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki
Jenjang pendidikan tertinggi yang sedang/pernah diduduki adalah jenjang pendidikan tertinggi
yang sedang diduduki oleh seseorang yang masih bersekolah atau yang pernah diduduki oleh
seseorang yang sudah tidak bersekolah lagi, baik jenjang pendidikan formal maupun non formal
kesetaraan (Paket A/B/C).
Kode 02: Paket A adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang
pendidikan dasar (SD).
Kode 03: Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 6 (enam) tingkat pada jenjang
pendidikan dasar (sederajat dengan SD).
Kode 05: Paket B adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kode 06: Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang
pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), MI, atau bentuk lain yang sederajat.
52
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Kode 03: Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 6 (enam) tingkat pada jenjang
pendidikan dasar (sederajat dengan SD).
Kode 05: Paket B adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kode 06: Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang
pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), MI, atau bentuk lain yang sederajat.
• Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah kejuruan setingkat SMA misalnya Sekolah
Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah
Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah
Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi
Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan,
Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah
Guru Olah Raga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama
6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah
Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Penata Rontgen.
Kode 08: Paket C adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kode 09: Madrasah Aliyah (MA) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat.
53
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Kode 10: Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi yang meliputi program diploma (D1/D2/D3), program sarjana (D4/S1/S2/S3) dan program
pendidikan profesi.
Kelas tertinggi adalah tingkatan/kelas terakhir atau paling tinggi yang dilalui seseorang pada
suatu jenjang pendidikan baik formal maupun non formal (Paket A/B/C) di sekolah negeri maupun
swasta.
Isikan tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki. Isikan salah satu kode 1 sampai dengan 8
ke dalam kotak yang telah disediakan.
Tamat sekolah/satuan pendidikan adalah menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus
ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan formal dan non formal (Paket
A/B/C) di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang
yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi sudah mengikuti ujian akhir dan lulus,
dianggap tamat sekolah/satuan pendidikan.
Penjelasan:
Bagi seseorang yang pernah/sedang mengikuti pendidikan pada perguruan tinggi yang memakai
sistem SKS (satuan kredit semester), keterangan tentang tingkat/kelas yang diduduki dapat diperoleh
dengan mengajukan rincian tambahan sebagai berikut: “Berapa jumlah SKS yang sudah diselesaikan?”.
Contoh:
1. Seseorang yang mengikuti alih program dari akademi/program diploma III ke perguruan tinggi
54
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
dengan jumlah SKS yang dikonversikan, maka tingkatnya ditentukan berdasarkan SKS hasil
konversi tersebut ditambah dengan SKS yang telah diselesaikannya di perguruan tinggi.
2. Tingkat yang pernah atau sedang diduduki oleh seseorang mengikuti pendidikan di perguruan
tinggi dan telah menyelesaikan 30 dan 65 SKS adalah sebagai berikut:
30 SKS 1 2
60 SKS 2 3
3. Paket A/B/C disetarakan dengan sekolah formal (Permen Diknas RI No.3 Tahun 2008) dengan
ketentuan sebagai berikut:
Beban belajar Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C dinyatakan dalam Satuan
Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik dalam mengikuti program pembelajaran. SKK merupakan ukuran kegiatan pembelajaran yang
pelaksanaannya fleksibel. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur
pendidikan formal, informal, kursus, keahlian, dan pengalaman yang relevan.
• Kode 0: Tidak punya ijazah adalah mereka yang tidak atau belum pernah menamatkan jenjang
pendidikan formal atau non formal terendah. Mereka yang pernah bersekolah di sekolah dasar
5/6/7 tahun atau yang sederajat (antara lain sekolah luar biasa tingkat dasar, madrasah ibtidaiyah,
sekolah dasar pamong, sekolah dasar kecil, dan Paket A) tetapi tidak/belum tamat. Termasuk juga
seseorang yang tamat sekolah dasar 3 tahun atau yang sederajat bukan karena akselerasi.
• Kode 1: SD/sederajat adalah tamat sekolah dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (sekolah luar
biasa tingkat dasar, sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong, atau Paket A). Madrasah Ibtidaiyah
(MI), adalah tamat madrasah ibtidaiyah yang sederajat dengan sekolah dasar.
55
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Kode 2: SMP/sederajat adalah tamat sekolah menengah pertama baik umum maupun kejuruan,
atau yang sederajat.
Madrasah Tsanawiyah (MTs), adalah tamat madrasah tsanawiyah yang sederajat dengan sekolah
menengah pertama.
• Kode 3: SMA/sederajat adalah tamat sekolah menengah atas (SMA), atau yang sederajat.
Catatan:
1. Kepala ruta/anggota ruta yang duduk di kelas 5 SD, atau kelas 2 SMP (kelas VIII), atau kelas
2 SMA (kelas XI) tetapi telah mengikuti ujian SD, atau SMP, atau SMA dan lulus, maka pendidikan yang
ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya.
2. Ada kemungkinan kepala ruta/anggota ruta yang telah menamatkan jenjang pendidikan tertentu
ternyata pada saat wawancara sedang menjalani jenjang pendidikan yang lebih rendah dari yang
telah ditamatkan. Pastikanlah hal tersebut dengan mengajukan pertanyaan sekali lagi. Bila keadaan
ini terjadi, beri penjelasan di Blok Catatan.
3. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar dianggap memiliki ijazah.
4. Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut ujian
paket maka jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang yang diduduki adalah
jenjang formalnya dan ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki adalah ijazah paket.
Kolom (19): Bekerja atau membantu bekerja selama seminggu yang lalu
• Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keuntungan, paling sedikit selama satu jam dalam seminggu
terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus.
Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi
pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa, bunga atau keuntungan, baik berupa
uang atau barang termasuk bagi pengusaha.
• Seminggu terakhir adalah jangka waktu tujuh (7) hari berturut-turut yang berakhir sehari
sebelum tanggal pencacahan.
• Isikan Kode 1 pada kotak pertama jika selama 1 minggu terakhir responden bekerja untuk
memperoleh uang/barang, termasuk ART yang sementara sedang tidak bekerja (karena sakit,
cuti, menunggu panen, atau mogok kerja) dalam seminggu yang lalu. Lanjutkan dengan mengisi
jam kerjanya pada kedua kotak berikutnya. Jam kerja ditanyakan untuk seluruh pekerjaan (bukan
56
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
hanya pekerjaan utama) serta ditanyakan hanya untuk seminggu yang lalu. Untuk ART yang
sementara sedang tidak bekerja (karena sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja) dalam
seminggu yang lalu dan tidak mengerjakan apa-apa isikan “00” pada dua kotak berikutnya.
• Isikan Kode 2 apabila ART tidak bekerja dalam seminggu yang lalu maka pertanyaan STOP,
kemudian lanjutkan pertanyaan untuk ART berikutnya.
Contoh:
1. Anggota rumah tangga yang bekerja:
a. Rani setiap pulang sekolah selalu membantu orang tuanya di warung selama 1 jam. Jika Rani
bekerja setiap hari pulang sekolah, maka jam kerjanya 7 jam, maka isiannya kolom (19) adalah
1/07.
b. Ratri berumur 14 tahun, karena tidak ada biaya untuk bersekolah, maka Ratri setiap hari
setelah pulang sekolah membantu tetangganya memasang manik-manik pada kain/baju
sekitar 2 jam. Ratri dibayar Rp.10.000,- untuk setiap baju, maka isian kolom (19) adalah 1/14.
57
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Jam Kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan yang
dilakukan selama seminggu yang lalu.
Apabila tidak bekerja maka kolom 19 kotak pertama isikan 2 dan kotak 2 dan 3 biarkan “blank”.
Penjelasan:
1. Bagi para buruh yang biasanya mempunyai jam kerja tetap, penghitungan jam kerja resmi dikurangi
dengan jam istirahat resmi maupun jam meninggalkan kantor/bolos. Bila melakukan lembur,
jam kerja harus dihitung.
2. Penghitungan jam kerja untuk pedagang keliling meliputi kegiatan belanja bahan baku ke pasar,
memasak, menyiapkan makanan dagangan, berjualan keliling, dan merapikan peralatan dagangan.
3. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang
menghasilkan barang atau jasa.
4. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri
dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung,
sagu, dan atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang).
5. Anggota ruta yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala ruta atau anggota ruta yang lain,
misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima
upah/gaji (pekerja tak dibayar).
6. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan ruta sendiri dianggap bekerja.
Contoh:
1. Pembantu ruta termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota ruta majikannya maupun bukan
anggota ruta majikannya.
2. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non pertanian yang sedang
menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. Maksimum jumlah jam kerja yang dapat
diisikan pada kotak adalah 98 jam. Bila jumlah kerja lebih dari 98 jam tetap tuliskan 98
pada kotak yang telah disediakan.
58
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Isikan dua digit dalam kotak. Untuk kode 1 – 9, ditambahkan angka nol “0” di depan. Contoh, lapangan
usaha utama adalah hortikultura, maka Blok 4 Kolom (20) isikan kode “02”.
• Kode 01: Pertanian tanaman padi dan palawija, adalah kegiatan budidaya tanaman padi,
jagung, singkong, ketela, dan palawija lainnya. Contoh pekerjaan di lapangan usaha ini misalnya
buruh tanam, buruh panen, petani padi.
• Kode 02: Hortikultura, adalah kegiatan budidaya tanaman sayuran dan buah-buahan, contoh:
petani sayuran, petani buah-buahan.
• Kode 03: Perkebunan, kegiatan budidaya tanaman perkebunan seperti karet, kopi, teh, sawit,
misalnya buruh pemetik teh/kopi/kelapa, penderes karet, petani tebu, dsb.
• Kode 04: Perikanan tangkap, mencakup kegiatan “penangkapan ikan”, yaitu perburuan,
penangkapan organisme air liar yang masih hidup (terutama ikan-ikanan, mollusca dan crustacea)
termasuk tumbuhan laut, tumbuhan pesisir atau tumbuhan perairan dalam untuk konsumsi atau
tujuan lain yang ditangkap baik menggunakan tangan atau berbagai jenis alat tangkap seperti
jaring, dan peralatan pancing lainnya.
• Kode 05: Perikanan budidaya, mencakup kegiatan perikanan budidaya pembudidayaan ikan
untuk menghasilkan produk ikan atau biota air seperti ikan bersirip, mollusca, crustacea, tumbuhan
air, buaya, aligator dan binatang amfibi dan lainnya, termasuk budidaya berbagai biota air laut,
payau dan air tawar, serta tempat penetasan telur ikan dan peternakan cacing laut.
• Kode 06: Peternakan, mencakup budidaya dan pembibitan hewan ternak, unggas, serangga,
binatang melata/reptil, cacing, hewan peliharaan. Termasuk budidaya hewan untuk diambil
hasilnya seperti bulu, telur, susu, madu dan lilin lebah, dan kepompong ulat sutera. Contoh
pekerjaannya: pengangon ternak, pemelihara ternak bagi hasil.
59
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Pertambangan, misalnya pertambangan minyak bumi, gas alam, panas bumi, batu bara, pasir besi,
bijih besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan sejenisnya.
Penggalian, misalnya penggalian batu (batu hias, batu bangunan, batu kapur/gamping, kerikil), pasir,
tanah liat dan gips.
Kode 09: Industri pengolahan, industri pengolahan adalah pengubahan bahan dasar (bahan
mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang
yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan.
Kode 10: Listrik dan gas, lapangan usaha ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha
pengadaan tenaga listrik, gas alam, uap panas, air panas dan sejenisnya melalui jaringan, saluran atau
pipa infrastruktur permanen.
Yang termasuk dalam kegiatan ini antara lain: ketenagalistrikan; gas alam dan buatan; dan pengadaan
uap/air panas, udara dingin, dan produksi es.
• Gas alam dan buatan, pembuatan/penyediaan gas dan pendistribusian gas alam atau buatan
atau sintetis kepada konsumen melalui sistem saluran pipa, dan kegiatan penjualan gas.
• Pengadaan uap/air panas, udara dingin, dan produksi es mencakup kegiatan produksi,
pengumpulan, dan pendistribusian uap/air panas untuk pemanas, energi dan tujuan lain; produksi
dan distribusi pendinginan udara; dan produksi es untuk makanan/minuman atau tujuan lain.
Kode 11: Bangunan/konstruksi, mencakup kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus
pekerjaan bangunan gedung dan bangunan sipil. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru,
perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi
proyek, dan konstruksi yang bersifat sementara.
60
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Konstruksi bangunan sipil, mencakup konstruksi jalan raya; jembatan dan jalan layang; landas
pacu pesawat; jalan dan jembatan kereta api; terowongan; pelabuhan, bandara; dan bangunan
sipil lainnya.
• Konstruksi khusus, mencakup kegiatan pembongkaran dan penyiapan lahan; instalasi sistem
kelistrikan, air (pipa), dan instalasi konstruksi lainnya; penyelesaian konstruksi bangunan; dan
konstruksi khusus lainnya.
Kode 12: Perdagangan, meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar
dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang. Lapangan usaha
perdagangan juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor. Penjualan tanpa perubahan teknis juga
mengikutkan kegiatan yang terkait dengan perdagangan, seperti penyortiran, pemisahan kualitas dan
penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari ukuran besar dan
pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, penggudangan, baik dengan pendingin maupun
tidak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian, pemotongan lembaran kayu atau logam.
• Perdagangan besar, bentuk utama kegiatan ini mencakup pedagang atau saudagar
perdagangan besar, yaitu pedagang perdagangan besar yang mendapatkan hak atas barang-
barang yang dijualnya, seperti pedagang grosir, pemborong, distributor, eksportir, importir,
asosiasi koperasi, kantor penjualan dan kantor cabang penjualan (tetapi bukan toko pengecer)
yang dikelola oleh unit-unit perusahaan industri maupun pertambangan. Pedagang besar
seringkali secara fisik mengumpulkan, menyortir dan memisahkan kualitas barang dalam ukuran
besar, membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang lebih kecil,
terlibat dalam promosi penjualan untuk pelanggannya dan perancangan label.
• Perdagangan eceran adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis), baik barang
baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan
perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, department store, kios, mail-order houses,
penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain.
• Reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, mencakup semua kegiatan yang
berhubungan dengan mobil dan motor (kecuali industri dan penyewaan), termasuk lori dan truk,
perawatan dan pemeliharaan mobil dan motor baru maupun bekas. Termasuk perdagangan
besar dan eceran suku cadang dan aksesori mobil dan motor, juga mencakup kegiatan agen komisi
yang terdapat dalam perdagangan besar dan eceran kendaraan.
Kode 13 : Hotel dan rumah makan, mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek
untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi
segera.
61
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Rumah makan, mencakup kegiatan pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau
minuman untuk dikonsumsi segera, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa
tempat duduk, seperti restoran, kafe, warung makan, kedai makan, jasa pengiriman pizza,
penjualan makanan/minuman kaki lima atau dengan gerobak dorong, kedai minuman, kedai
obat tradisional, dan lain lain. Kegiatan ini juga termasuk usaha jasa boga/katering.
Kode 14: Transportasi dan pergudangan, mencakup penyediaan angkutan penumpang atau
barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air
atau udara dan kegiatan yang berhubungan, seperti fasilitas terminal dan parkir, bongkar muat,
penggudangan, jasa penunjang transportasi, dan lain-lain. Termasuk dalam kategori ini penyewaan
alat angkutan dengan pengemudi atau operator, juga kegiatan pos dan kurir. Contoh pekerjaan di
lapangan usaha ini: tukang ojek, kenek angkutan, dsb.
Kode 15: Informasi dan komunikasi, meliputi kegiatan/usaha penerbitan buku, majalah dan
sejenisnya; produksi program film, video, dan televisi, perekaman suara dan penerbitan musik; kegiatan
penyiaran dan pemrograman; kegiatan/usaha telekomunikasi baik dengan kabel maupun tanpa kabel;
penyedia jasa informasi, agen berita dan sejenisnya.
Termasuk penerbitan yang mencakup perolehan hak cipta untuk isinya (produk informasi) dan
membuat isinya tersedia ke masyarakat umum dengan cara atau melalui reproduksi dan distribusi
dalam berbagai bentuk. Semua bentuk yang layak dari penerbitan (dalam bentuk cetakan, elektronik,
audio, atau pada internet seperti produk multimedia seperti buku referensi CD-ROM dan lain-lain)
dicakup dalam kegiatan ini.
Kode 16: Keuangan dan asuransi, mencakup jasa keuangan, termasuk asuransi, reasuransi dan
kegiatan dana pensiun dan jasa penunjang keuangan. Kegiatan ini juga mencakup kegiatan dari
pemegang aset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau
pendanaan dan lembaga keuangan sejenis. Contoh kegiatan ini antara lain kegiatan perbankan
(konvensional maupun syariah), unit usaha syariah, koperasi/unit simpan pinjam, baitul maal wantanwil
(BMT), pegadaian, asuransi (konvensional maupun syariah), dana pensiun, bursa efek, money changer,
dan lain-lain.
Kode 17: Jasa pendidikan, mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk
berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui
penyiaran radio dan televisi, internet dan surat menyurat.
Kategori ini juga mencakup pendidikan yang diselenggarakan oleh institusi pemerintah atau swasta,
dalam sistem sekolah umum maupun kejuruan, pada setiap jenjang pendidikan, seperti halnya
62
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
pendidikan untuk usia dini, anak-anak mapun usia dewasa, termasuk pula program literasi dan lain-
lain. Juga mencakup akademi dan sekolah militer, sekolah penjara, sekolah untuk siswa cacat baik fisik
maupun mental, dan lain-lain sesuai dengan tingkatan masing-masing.
Kode 18: Jasa kesehatan, mencakup pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional
terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain, sampai kegiatan perawatan di rumah yang
melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan. Misalnya jasa rumah sakit (pemerintah maupun
swasta), Puskesmas, Poliklinik, praktik dokter (umum atau spesialis), dokter gigi, pelayanan kesehatan
oleh paramedis, laboratorium kesehatan, pengangkutan orang sakit (ambulan, heli, pesawat), termasuk
juga unit-unit yang berkaitan dengan pelayanan pengobatan tradisional/alternatif (oleh tabib, dukun,
shinse, dll).
Kode 20: Pemulung, adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara memungut dan
mengumpulkan barang-barang bekas yang berada di berbagai tempat pemukiman pendudukan,
pertokoan dan/atau pasar-pasar yang bermaksud untuk didaur ulang atau dijual kembali, sehingga
memiliki nilai ekonomis.
Kode 21: Lainnya, meliputi lapangan usaha yang tidak tercakup dalam kategori di atas.
Cara menentukan lapangan usaha dari pekerjaan utama dilakukan dengan cara
menanyakan bekerja di mana; apa kegiatan usahanya, atau apa kegiatan perusahaan tempat
bekerjanya; dan apa yang dihasilkannya atau apa yang dihasilkan perusahaan tempat
bekerjanya (barang atau jasa). Diharapkan dengan cara bertanya seperti ini, diperoleh jawaban
mengenai lapangan usaha/kegiatan ekonomi KRT/ART secara rinci, yang dapat diklasifikasikan
secara lebih tepat.
Penjelasan:
1. KRT/ART yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain, maka
pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia cutikan. Misalnya seseorang bekerja sebagai
63
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
satpam di bank, seminggu yang lalu sakit dan tidak melakukan kegiatan bekerja lain, maka
lapangan pekerjaannya adalah keuangan dan asuransi yaitu kode 16.
2. KRT/ART yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah
satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan utamanya. Misalnya seseorang bekerja di
pabrik pertukangan kayu meubeler, seminggu yang lalu cuti atau libur, dan dalam masa cuti itu
ia membantu istrinya berjualan pakaian di pasar, maka lapangan pekerjaannya adalah perdagangan
yaitu berkode 12.
3. KRT/ART yang bekerja sebagai sopir pribadi lapangan usahanya adalah jasa perorangan yang
melayani rumah tangga yaitu kode 19. Tetapi apabila menjadi sopir di perusahaan jamu, lapangan
usahanya adalah Industri pengolahan yaitu kode 09, sedangkan untuk sopir angkot, lapangan
usahanya adalah transportasi dan pergudangan yaitu kode 14.
Status kedudukan dalam pekerjaan utama adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan
utamanya, terdiri dari:
• Kode 1: Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung risiko secara
ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka
usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk
yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.
Penjelasan:
Perusahaan yang didirikan oleh lebih dari satu orang dan tidak memiliki buruh/pegawai maka
masing-masing orang berstatus sebagai berusaha sendiri.
Contoh:
Sopir lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak, tukang kayu, tukang batu,
tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha sendiri,
dokter/bidan/dukun yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo tanah/rumah dan lain sebagainya.
• Kode 2: Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas
risiko sendiri, dan menggunakan buruh/karyawan/pegawai tidak tetap atau buruh tak dibayar.
Buruh karyawan/pegawai tidak tetap adalah buruh/karyawan/pegawai yang bekerja pada orang
lain atau instansi/kantor/perusahaan dan hanya menerima upah berdasarkan pada banyaknya waktu
kerja atau volume pekerjaaan yang dikerjakan.
Contoh:
1. Pengusaha warung/toko yang dibantu oleh anggota rumah tangga/pekerja tak dibayar dan atau
dibantu orang lain yang diberi upah berdasarkan hari masuk kerja.
2. Pedagang keliling yang dibantu pekerja tak dibayar atau orang lain yang diberi upah pada saat
membantu saja.
64
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
3. Petani yang mengusahakan lahan pertaniannya dengan dibantu pekerja tak dibayar. Walaupun
pada waktu panen petani tersebut memberikan hasil bagi panen (bawon), permanen tidak
dianggap sebagai buruh tetap.
• Kode 3: Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas risiko sendiri,
dan menggunakan paling sedikit satu orang buruh/karyawan/pegawai tetap atau dibayar.
Contoh:
1. KRT/ART sebagai pemilik toko yang mempekerjakan satu atau lebih buruh tetap.
2. KRT/ART sebagai pengusaha batu bata yang mempekerjakan buruh tetap.
Penjelasan:
1. KRT/ART dianggap sebagai buruh jika memiliki majikan tetap, yaitu memiliki satu majikan
(orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan
batasannya tiga bulan. Apabila majikannya adalah instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.
2. KRT/ART sebagai buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai
buruh/karyawan/pegawai tetapi sebagai pekerja bebas.
65
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Kode 6: Pekerja bebas pertanian adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi
yang tidak tetap pada lapangan usaha pertanian, yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir
di usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima
upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian
maupun borongan. Usaha pertanian meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan, dan perburuan, termasuk jasa pertanian.
Contoh pekerja bebas di pertanian adalah buruh panen padi, buruh cangkul sawah/ladang, buruh
penyadap karet, buruh panen udang dari tambak, buruh pemetik kopi, kelapa, cengkeh, dan sebagainya.
Kode 7: Pekerja bebas non pertanian adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain/majikan/
institusi yang tidak tetap pada lapangan usaha non pertanian, yaitu lebih dari satu majikan dalam
sebulan terakhir di usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa
dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem
pembayaran harian maupun borongan.
Contoh pekerja bebas non pertanian adalah kuli-kuli di pasar, stasiun atau tempat-tempat lainnya
yang tidak mempunyai majikan tetap, calo penumpang angkutan umum, tukang cuci keliling, kuli
bangunan, tukang parkir bebas, dan sebagainya.
Kode 8: Pekerja keluarga/tidak dibayar, adalah ART yang membantu ART lain yang berusaha,
dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
Contoh:
1. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri yang membantu suaminya
bekerja di sawah.
2. Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti saudara/famili
yang membantu melayani penjualan di warung.
3. Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang
membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya.
KOLOM TAMBAHAN
Apakah ada anak dari Kepala Keluarga yang masih menjadi tanggungan tetapi sedang
sekolah/kuliah dan tidak tinggal dalam ruta ini?
Tanyakan apakah ada anak dari kepala keluarga yang tinggal dalam rumah tangga ini yang masih
menjadi tanggungan kepala rumah tangga atau kepala keluarga, tetapi sedang sekolah/kuliah dan
tinggal di tempat lain seperti kos, kontrak, atau rumah saudara. Masih menjadi tanggungan dalam arti
biaya pendidikan dan biaya hidup masih berasal dari kepala rumah tangga atau kepala keluarga yang
tinggal dalam rumah tangga ini.
66
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Tanyakan nama, Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)/No Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), alamat
tempat tinggal, NIK dan nama sekolah.
BLOK V
KEPEMILIKAN ASET DAN KEIKUTSERTAAN PROGRAM
Tanyakan apakah ruta memiliki barang-barang seperti tabung gas 5,5 kg atau lebih, lemari es/kulkas,
penyejuk ruangan/AC, pemanas air (water heater), telepon rumah (PSTN/public switched telephone
network), televisi, emas/perhiasan & tabungan (senilai 10 gram emas), komputer/laptop, sepeda,
sepeda motor, mobil, perahu, motor tempel, perahu motor, dan kapal. Tanyakan satu per satu semua
jenis barang yang dimiliki rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Lingkari kode
yang sesuai kemudian pindahkan ke dalam kotak.
Penjelasan:
1. Apabila aset tersebut dimiliki bersama oleh beberapa rumah tangga maka dianggap memiliki.
2. Termasuk memiliki barang apabila barang tersebut masih dalam proses kredit, sedang digadaikan
atau digunakan/dikuasai oleh orang lain.
3. Aset sepeda yang dimaksud adalah sepeda yang dapat digunakan oleh orang dewasa tidak
termasuk sepeda anak-anak.
Contoh 1:
1. Luas lahan 62,5 bata (daerah Jawa Barat), sedangkan 1 bata = 14 m2. Jadi luas lahan yang diisikan
adalah 62,5 X 14 m2 = 875 m2.
2. Luas lahan 20 rante (daerah Sumatera Utara), sedangkan 1 rante = 400 m2. Jadi luas lahan yang
diisikan adalah 20 X 400 m2 = 8000 m2.
3. Luas lahan 52 tumbak (daerah Jawa Barat), sedangkan 1 tumbak = 11 m2. Jadi luas lahan yang
diisikan adalah 52 X 11 m2 = 572 m2.
67
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Yang dimaksud usaha disini adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan baik
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang berbadan hukum maupun tidak berbadan
hukum.
• Kolom (1) tanyakan satu per satu semua anggota rumah tangga yang memiliki usaha. Tuliskan
nama anggota rumah tangga yang memiliki usaha secara berurutan mulai dari nomor urut terkecil
(salin dari Blok IV Kolom (1).
• Kolom (2) tanyakan usaha apa yang dilakukan oleh ART tersebut. Usaha ini tidak harus sama
dengan isian pada Blok IV Kolom (20). Tetapi urutan kode sama dengan kode di Blok IV Kolom (20).
Sebagai contoh: Indah adalah karyawan di McD. Untuk menambahkan penghasilan disela-sela
waktunya Indah jualan pulsa elektrik. Untuk pengisian Indah pada Blok IV Kolom (20) adalah kode
13 (hotel dan rumah makan), sedangkan untuk Blok V R 5b kol (2) perdagangan kode 12.
• Kolom (3) jumlah pekerja adalah semua karyawan atau orang yang membantu dalam usaha
tersebut. Pemilik usaha yang ikut bekerja tetap dihitung sebagai pekerja.
• Kolom (4) tempat/lokasi usaha. Tanyakan apakah ART yang memiliki usaha tersebut memiliki
tempat dalam usahanya. Dianggap memiliki tempat usaha jika tempat untuk melakukan usaha
tersebut ada dan milik sendiri atau bersama. Sebagai contoh pedagang keliling dianggap tidak
memiliki tempat usaha, begitu juga pedagang yang mangkal yang bukan miliknya seperti di
samping pos satpam, dll.
68
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Kolom (5) Omset usaha perbulan. Omset adalah seluruh jumlah uang yang didapat dari hasil
penjualan (usaha) dalam jangka waktu tertentu dan belum dikurangi dengan biaya pokok produksi,
upah pekerja dan lain-lain.
Gambar Kartu Perlindungan Sosial (KPS)
KPS memuat informasi nama kepala ruta, nama pasangan kepala ruta, nama anggota ruta lain,
alamat ruta, nomor kartu keluarga, dilengkapi dengan kode batang (barcode) beserta nomor
identitas KPS yang unik.
Pada tahun 2015, KPS secara bertahap berubah menjadi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). KKS akan
memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan KPS akan tetapi dengan berbagai perubahan format
dan tambahan informasi di dalam kartu tersebut untuk memudahkan pemerintah yang baru terbentuk
untuk menyalurkan bantuan sosial.
69
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah bantuan tunai yang diberikan secara langsung kepada
anak-anak usia sekolah/siswa dari semua jenjang pendidikan; Sekolah Dasar(SD)/Madrasah Ibtidaiyah
(MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MA); yang berasal dari ruta miskin
dan rentan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh penyelenggara Program BSM, yaitu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Meskipun ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diharapkan dapat meringankan beban
peserta didik, masih banyak anak dari ruta miskin dan rentan yang tidak dapat bersekolah, putus sekolah
dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan berikutnya. Salah satu penyebabnya
adalah kesulitan orangtua/ keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan lainnya seperti baju
seragam, buku tulis, sepatu, biaya transportasi maupun biaya pendidikan lain yang tidak ditanggung
oleh dana BOS. Hal inilah yang melatarbelakangi diluncurkannya Program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Program BSM diharapkan dapat meningkatkan akses terhadap pelayanan pendidikan yang berkualitas,
mencegah putus sekolah, menarik anak usia sekolah dari ruta miskin dan rentan untuk kembali
bersekolah, serta mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, bahkan hingga
tingkat Pendidikan Tinggi. Program BSM juga mendukung komitmen pemerintah untuk meningkatkan
angka partisipasi pendidikan, terutama di kabupaten/kota miskin dan terpencil.
Pembiayaan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah pusat dan tidak ada kontribusi biaya dari
siswa sebagai penerima manfaat, pemerintah daerah, maupun sekolah. Program BSM Tahun Pelajaran
2014/2015akan mencakup siswa dari jenjang pendidikan SD/MI hingga SMA/SMK/MA dari 25% Rumah
Tangga dengan status sosial ekonomi terendah secara nasional. Cakupan tersebut meliputi 11,1 juta
anak sekolah pada tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Besaran bantuan yang akan diberikan
untuk tahun ajaran 2014/2015 bagi tingkat SD/MI sebesar Rp 450.000/semester, SMP/MTs Rp 750.000/
semester dan SMA/SMK/MA Rp 1.000.000/semester.
70
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
KIS diberikan kepada anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga tidak menggeser
Sistem JKN. Program KIS tidak hanya diperuntukkan pada masyarakat miskin, tetapi juga golongan
rentan miskin. Anak dari keluarga miskin bisa langsung menggunakan Kartu Indonesia Sehat tanpa
harus mendaftar lagi.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan
sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
71
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
BPJS Kesehatan yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki Kartu BPJS Kesehatan dimana
iurannya dibayar oleh pemerintah, kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan
tidak mampu yang bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara
efektif dan efisien.
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah istilah bagi masyarakat yang memiliki jaminan pembiayaan
kesehatan dari Pemerintah (seperti Jamkesmas, BPJS Kesehatan) dimana iurannya di tanggung
pemerintah dan diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
72
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Dalam hal ini harus memiliki kartu BPJS ketenagakerjaan seperti gambar dibawah, sedangkan jika
masih menggunakan kartu Jamsostek maka termasuk Jamsostek. Jamsostek adalah salah satu
program asuransi yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan.
Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu
peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. Jaminan
pemeliharaan kesehatan untuk tenaga kerja swasta di sektor formal ini ditandai dengan memiliki
kartu kepesertaan yang dikelola PT Jamsostek.
Agar pemenuhan syarat ini efektif, maka bantuan harus diterima oleh ibu atau wanita dewasa
yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (dapat nenek, tante/bibi, atau kakak
perempuan). Hal ini karena umumnya ibu bertanggung jawab atas kesehatan, nutrisi dan
pendidikan anak-anaknya.
Pada kartu kepesertaan PKH akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, BUKAN kepala
rumah tangga. Pengecualian dari ketentuan di atas dapat dilakukan pada kondisi tertentu dengan
mengisi formulir pengecualian di UPPKH kecamatan yang harus diverifikasi oleh ketua RT
setempat dan pendamping PKH.
73
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan mencegah penurunan
konsumsi energi. Selain berfungsi sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan
kemiskinan.
Catatan: Yang dicatat pada rincian ini adalah penerima manfaat beras raskin terlepas apakah dia
memiliki kartu KPS atau tidak. Bagi ruta yang benar-benar mengetahui bahwa sebenarnya mereka
tidak memliki kartu raskin tetapi mendapatkan raskin, maka diisikan “ya”.
74
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Lampiran
75
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Lampiran 1
Kurikulum Standar Pelatihan Untuk Pelatih Petugas Pencacah Lapangan (PCL)
Hari Ke-2
30’ Rekapitulasi materi hari ke-1
76
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Praktek melatih:
Pengisian Formulir Pendaftaran/
30’
Perubahan Data Terpadu PPFM Blok I-III • Peserta-latih dibagi dalam
• Praktek memaparkan materi kelompok kecil dengan jumlah
• Praktek memfasilitasi simulasi maksimal 30 orang peserta
• Umpan balik dari peserta lain dan pelatih per kelompok.
77
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Lampiran 2
Kurikulum Standar Pelatihan Untuk Petugas Pencacah Lapangan (PCL)
Waktu (Menit) Materi Keterangan
Hari Ke-1
30’ Registrasi Peserta
30’ Arahan dan pembukaan
78
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
79
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
80
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
81
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
82
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
83
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI/VALIDASI DATA DALAM RUMAH TANGGA
Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
84