Etika Profesi Hukum PDF
Etika Profesi Hukum PDF
Etika Profesi Hukum PDF
MAKALAH
OLEH :
NIM : 14.11.04.0064
KUPANG
2015
3
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
hukum dan aparat penegak hukum serta kemauan atau kesadaran masyarakat
tugas berat namun mulia. Salah satu persyaratan mutlak dalam sebuah negara
posisi, dan peran yang sangat penting, terlebih dengan segala kewenangan
seseorang.
dalam memutuskan perkara namun sejauh mana kebebasan itu sejalan dengan
etika profesi hukum yang diembannya. Hakim di mana dan kapan saja diikat
oleh aturan etik disamping aturan hukum. Aturan etik adalah aturan mengenai
moral atau atau berkaitan dengan sikap moral. Moral menyangkut nilai
mengenai baik dan buruk, layak dan tidak layak, pantas dan tidak pantas.
dari kode etik profesi Hakim yang menjadi pedoman bagi Hakim Indonesia,
dapat memberikan contoh dan suri tauladan dalam kepatuhan dan ketaatan
kepada hukum.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai kebebasan
hakim dalam memutuskan perkara dan kebebasan tersebut ditinjau dari etika
profesi hukum seorang hakim. Agar semua kewenangan yang dimiliki oleh
b. Permasalahan
5
c. Tujuan
a. Kekuasaan Kehakiman
atas hukum mempunyai sifat normatif bukan sekedar asas belaka. Sejalan
dengan ketentuan tersebut maka salah satu prinsip penting Negara hukum
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
Agung dan hakim pada badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
1
Ni’Matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta,2012,hlm. 206.
7
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada
peraturan umum.
2
Lihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
3
Data ini diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan_kehakiman_di_Indonesia., Data
diakses pada Minggu, 7 Junil 2015 pukul 22.23 WITA
4
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara,Raja Grafindo ,Jakarta,2013, hlm. 8
5
Ibid.,hlm 9.
8
merdeka.
Istilah etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan, atau adat. sebagai suatu subjek etika berkaitan
dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atu benar, buruk
atau baik. Etika adalah refleksi dari self control karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok itu sendiri6.
Etika mempersoalkan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, apa
yang baik atau buruk untuk dilakukan. Jadi tugas utama etika adalah
6
Muhammad Nuh,Etika Profesi Hukum,Pustaka Setia, Bandung,2011,hlm.17.
7
Umbu L. Pekuwali, Bahan Kuliah Etika Profesi Hukum dan Pranata Sosial, Magister Ilmu
Hukum, Universitas Nusa Cendana,2015.
8
Nuh, op.cit.,hlm.119-120
9
beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu9 :
bertahun-tahun;
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Setiap pelaku profesi
pribadinya;
4. Ada izin khusus menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
hukum. Penegak hukum salah satunya hakim, adalah pembela kebenaran dan
9
Ibid; hlm. 120.
10
keadilan. Seorang profesional hukum harus bermoral dalam arti ini diperlukan
suatu kode etik bagi pengemban profesi hukum. Kode etik adalah sebuah
kompas yang menunjuk arah moral bagi professional hukum dan sekaligus juga
hukum yaitu kode etik profesi hakim (ditetapkan di Bandung Tahun 2001) dan
Hakim yang berlaku untuk hakim di seluruh pengadilan di Indonesia. Selain itu
Perilaku Hakim.
10
Ibid; hlm. 147.
11
III. PEMBAHASAN
a. Kebebasan Hakim
Hakim sebagai salah satu penegak hukum memiliki pern penting dalam
dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut tata cara yang
hukum para pihak yang terlibat dalam situasi yang dihadapkan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan para hakim harus mandiri dan
12
bebas dari pengaruh pihak mana pun termasuk pemerintah 11 . Hal ini
prosedur hukum.
berdasarkan hukum tertulis tetapi juga menggali dari hukum tidak tertulis
hukum yang berlaku dan diakui oleh masyarakat, di sinilah letak kebebasan
kepada hakim untuk menilai apa yang diyakininya menurut hukum tepat dan
adil terhadap suatu perbuatan hukum yang konkret. Meskipun hakim memiliki
11
Ibid; hlm. 162.
13
13
Selanjutnya Isaiah Berllin dalam Mahendra mengemukakan
dari campur tangan dan paksaan pihak lain jadi terkait dengan hambatan fisik
dan campur tangan terhadap tindakan, dan kebebasan positif yaitu kebebasan
dari kehendak, rasionalitas dan moralitas. Dalam konteks ini kebebasan hakim
dilaksanakan dengan pasti oleh Negara, setiap orang dapat menuntut agar
hukum dilaksanakan dan tuntutan itu pasti dipenuhi, serta setiap pelanggaran
hukum akan ditindak dan dikenakan sanksi menurut hukum juga. Termasuk
12
A.A. Oka Mahendra,Menguak Masalah Hukum, Demokrasi dan Pertanahan,Muliasari,
Jakarta,1996,hlm.27.
13
Ibid;hlm.27.
14
kekuasaan.14
peradilan dan segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain di
1945. Isi Pasal tersebut menunjukkan bahwa pengadilan dalam hal ini hakim
atau pengaruh-pengaruh dari luar yang akan menyebabkan para hakim tidak
bebas lagi dalam mengambil keputusan yang seadil-adilnya. Hal ini juga
14
Frans Magnis-Suseno, Etika Politik,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2001,hlm.79
15
Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, Nusamedia,Bandung,2011,hlm.209.
15
Amandemen UUD 1945 mengandung arti adanya the rule of law yang
juga mementingkan hukum tak tertulis maka titik beratnya adalah keadilan
maka dalam membuat keputuasn hakim tidak harus tunduk pada bunyi hukum
tertulis melainkan dapat membuat putusan sendiri dengan menggali rasa dan
spiritual.
Negara tetapi komitmen hakim bukan ditujukan kepada penguasa tetapi pada
16
H.L.A.Hart, Konsep Hukum,Nusamedia,Bandung,2013,hlm.246.
16
yang berlaku secara tepat dan cermat bagi kehidupan bersama tanpa
harus bermoral. Dari segi etika profesi hukum, kebebasan hakim adalah
yang memilki cita-cita dan nilai-nilai bersama serta memilki izin untuk
hanya terikat pada fakta-fakta yang relevan dan kaidah hukum yang menjadi
atau dijadikan landasan yuridis keputusannya di samping sikap etis atau etika
profesi hakim yang berintikan : sikap taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
peranan yang penting demi tegaknya Negara hukum. Oleh karena itu, terdapat
beberapa nilai yang dianut dan wajib dihormati oleh penyandang profesi
hakim dalam menjalankan tugasnya. Nilai di sini diartikan sebagai sifat atau
17
Mahendra.,op.cit.hlm 29.
18
Nuh,op.cit. hlm 148.
17
kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir
maupun batin. Bagi manusia, nilai dijadikan landasan, alasan, atau motivasi
Negara hukum.
kepadanya
jabatannya
19
Ibid.,hlm153-154.
18
yang adil dan beradab tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain
atas dasar perbedaan agama, suku, ras, warna kulit, jenis kelamin, status
sesama manusia, tetapi juga secara vertikal kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara
yang diajukan dengan dalih bahwa hukumnya tidak ada atau kurang jelas.
Apabila hakim melihat adanya kekosongan hukum karena tidak ada atau
19
kurang jelasnya hukum yang mengatur suatu hal, maka ia wajib menggali
nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Nilai ini dinamakan sebagai
nilai keterbukaan.
perkara harus berdasarkan prinsip dan perilaku berikut : adil, jujur dan
lingkup tugas dan kewajibannya. Salah satu unsur yang membedakan profesi
pendidikan bersifat khusus yang diterapkan bagi setiap orang yang akan
atas tiga jenis, yaitu tanggung jawab moral, tanggung jawab hukum, dan
tanggung jawab teknis profesi. Tanggung jawab moral adalah tanggung jawab
jawab yang menjadi beban aparat untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan
profesional sesuai dengan kriteria teknis yang berlaku dalam bidang profesi
lembaganya.
Pada jenis tanggung jawab ini, penilaian terhadap sesuai atau tidaknya
tindakan yang dilakukan oleh hakim dengan ketentuan yang berlaku menjadi
hal yang paling diutamakan. Selain itu, penilaian terhadap kinerja dan
materi dan formil. Oleh karena itu, adalah suatu hal yang mutlak bagi para
acara di persidangan.
21
ditegakkannya keadilan. Cita hukum keadilan yang terapat dalam das sollen
alamiah) melalui nilai-nilai yang terdapat dalam etika profesi. Salah satu etika
profesi yang telah lama menjadi pedoman profesi ini sejak masa awal
Commandments for Judges dari Socrates. Kode etik hakim tersebut terdiri dari
4. Sari, berarti hakim haruslah berbudi luhur atau tidak tercela; dan
1945 pasal 24B ayat (1). Dalam menjaga dan menegakkan kehormatan
hakim, Komisi Yudisial akan menilai apak putusan yang dibuat sesuai
dengan kehormatan hakim dan rasa keadilan yang timbul dari masyarakat
ataukah tidak, mengawasi apakah profesi hakim itu telah dijalankan sesuai
masyarakat, serta mengawasi dan menjaga agar para hakim tetap dalam
profesinya yang berdasarkan moral dan akhlak yang mulia sehingga asas
20
Ibid.,hlm.225
23
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
segi asas, norma, substansi dan prosedur hukum serta rasional menurut
dan kebenaran tanpa adanya tekanan maupun paksaan dari pihak luar.
b. Saran
dan tetap berpedoman pada kode etik dan pedoman perilaku hakim.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Kelsen, Hans,2011, Teori Umum tentang Hukum dan Negara ,Nusa Media,
Bandung.
Lili Rasjidi dan I. B Wyasa Putra,2003, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung,
Mandar Maju.
Ridwan HR, 2013, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Undang- Undang
26
Kehakiman