Anda di halaman 1dari 6

Misteri Muka Dua

1.

Diceritakan pada tahun 1967 di kota London, Inggris hiduplah seorang pemuda berusia 17
tahun yang bernama Mark Clinton. Ia masih bersekolah di salah satu sekolah di kota London. Mark
adalah seorang pemuda yang polos dan lugu dan mudah untuk dipengaruhi. Dia memiliki tubuh yang
pendek kecil, tapi memiliki wajah tampan. Dia juga seorang yang pintar dan berbakat. Dia dilahirkan
di keluarga yang cukup berada, ayahnya adalah seorang pejabat di kota tempat mereka tinggal.
Sedangkan ibunya memiliki perusahaan yang merupakan warisan dari kakek Mark. Mark memiliki
seorang adik perempuan kecil, yang memiliki keterbelakangan mental bernama Chlea Clinton. Di
sekolah dia adalah seseorang yang lebih senang menyendiri. Dia jarang berjalan bersama-sama
dengan orang lain.

2.

Pada suatu hari di sekolah, Mark belajar tentang pelajaran Sejarah yang menceritakan
kekejaman Nazi pada masa Perang Dunia ke 2. Mark mulai menjadi membenci akan kekerasan dan
kejahatan. Sepulang sekolah, seperti biasa Mark selalu menghabiskan waktunya dengan menonton
film-film baru yang ada di internet. Kebetulan pada saat itu, Mark menemukan cuplikan acara yang
mengisahkan tentang ajaran pemuja “Satan”. Ajaran “Satan” ini mengajarkan untuk menyiksa orang
yang telah berbuat jahat seperti memotong tangan orang yang ketahuan mencuri. Mark pun
menonton film tersebut film tersebut dengan rinci dari awal sampai akhir. Akan tetapi, Mark merasa
bahwa itu adalah salah satu ajaran sesat yang tidak penting.
“Hanya orang bodoh yang akan percaya dan akan mengikuti ajaran seperti itu”, katanya dalam hati.
Akan tetapi, tanpa dia sadari di bawah alam sadarnya, terbenam ajaran dari film yang telah dia
tonton dan ajaran tersebut semakin berkembang dalam dirinya dari hari ke hari.

3.

Suatu hari, ketika Mark berjalan di taman sekolah. Dia melihat teman perempuannya yang
bernama Mira sedang diperkosa oleh seorang kakak kelas yang memiliki badan besar dan kekar di
pojokan taman. Karena ketakutan oleh kakak kelasnya itu, Mark hanya berjalan melewati mereka
dan pura-pura tidak tahu. Akan tetapi setelah beberapa langkah, Mark mulai kehilangan kesadaran
dan akhirnya tidak sadarkan diri. Ketika terbangun, dia sudah berada di UKS sekolah dan tidak
mengingat kejadian apapun. “Di mana aku ini?”, tanyanya pada seorang sahabatnya yang bernama
Kyle. “Kamu sedang di UKS Mark, kami menemukanmu pingsan di taman sekolah.”, jawab Kyle. Kyle
adalah seorang ketua OSIS di sekolah tempat Mark bersekolah. Mereka adalah sahabat dekat sejak
masih SD. Sebagai ketua OSIS tentu Kyle adalah seseorang yang sangat disegani dan dihormati di
sekolah.

4.

Tak lama setelah Mark sadarkan diri, masuklah salah seorang anggota OSIS yang merupakan
bawahan Kyle.
“Hey Kyle, ada berita buruk!” sahutnya.
“Ada apa Neat?”
“Kami menemukan ada seorang siswa kelas 3 yang telah mati dengan kedua tangannya yang
terpotong dan seorang perempuan yang mati dengan luka di perutnya.”
“Segera laporkan kepada kepala sekolah!” perintah Kyle kepada Neat.
“Aku akan segera kembali Mark, tunggulah sebentar.”
Entah kenapa, tapi kejadian tadi tampaknya tidak terlalu asing bagi Mark. Tapi dia tidak
memikirkannya.

5.

Tepat 2 hari setelah kejadian tersebut, kejadian aneh kembali terjadi. Ada peristiwa
pembunuhan lagi. Kali ini adalah peristiwa pembunuhan seorang siswi yang memiliki kebiasaan
mengatakan kata-kata kasar dan menghina orang lain. Siswi ini meninggal dengan lidahnya yang
sudah terpotong. Kejadian terus menerus terjadi seperti ketika seorang siswa yang diduga mencuri
uang kas milik salah satu kelas yang mati dengan tangan yang terpotong.

6.

Hingga akhirnya, Kyle mengadakan suatu pertemuan dengan para anggota OSIS. Untuk
membahas kasus pembunuhan yang banyak terjadi belakangan di lingkungan sekolah.
“Kasus ini harus segera kita tangani. Kita tidak bisa membiarkan hal ini terus menerus terjadi.” buka
Kyle dalam pertemuan.
“Ya, tapi bagaimana caranya?” sahut salah satu anggota OSIS.
“Pertama-tama kita harus mengetahui siapa dalang di balik semua kejadian ini. Melihat dari kejadian
yang seluruhnya terjadi di lingkungan sekolah. Ada kemungkinan bahwa pelakunya adalah salah
seorang yang ada di lingkungan sekolah.” ungkap Kyle.
“Ada juga kemungkinan bahwa dia adalah seorang dari luar sekolah yang menyusup ke dalam
sekolah.” Neat menyatakan pendapatnya.

7.

“Sepertinya itu sangat kecil kemungkinannya. Seluruh kejadian pembunuhan terjadi pada saat jam
pelajaran. Selama jam pelajaran berlangsung, tidak boleh ada seorang pun dari luar yang boleh
memasuki halaman kecuali siswa yang memiliki keperluan. Tembok di sekitar sekolah pun sangat
tinggi. Sekolah kita memang sangat terisolasi dari orang luar.” kata Kyle.
“Pembunuh ini juga sepertinya ingin bertindak layaknya pahlawan dan juga dia memiliki rasa haus
akan keadilan yang sangat besar. Akibatnya dia rela melakukan apapun demi menegakkan keadilan.
Bisa dilihat dari seluruh korbannya adalah siswa-siswi yang memiliki masalah indisipliner. Dia ingin
agar bisa terlihat seperti pahlawan. Tapi apa motifnya untuk membunuh Mira?” kata salah seorang
anggota OSIS.
“Mungkin dia ingin menyembunyikan identitas aslinya.” jawab anggota OSIS lainnya.
“Ya, sepertinya itu adalah kemungkinan terbesar. Baiklah, pada intinya kita harus segera
menemukan orang yang menjadi pelaku ini. Sekian pada hari ini. Bagi yang memiliki satu atau dua
nama yang mencurigakan, bisa menghubungi saya.” tutup Kyle.

8.
Mark yang melihat Kyle sedang duduk termenung di samping pintu masuk ruang rapat OSIS
segera menghampirinya. Mark pun bertanya pada Kyle tentang apa yang ada di pikirannya.
“Apa yang sedang kau pikirkan Kyle? Kau terlihat sangat tidak baik.” Kata Mark membuka
percakapan.
“Tidak apa-apa Mark, aku hanya sedang memikirkan kasus pembunuhan yang belakangan ini mulai
banyak terjadi di lingkungan sekolah kita.” Kata Kyle.
“Mengapa kau tidak melaporkannya saja pada polisi?” tanya Mark.
“Sekolah tidak mengijinkan untuk melapor pada polisi. Sepertinya sekolah takut kalau-kalau reputasi
sekolah akan turun.” Jawab Kyle.
“Bagaimana dengan orang tua para korban?” tanya Mark.
“Seluruh siswa yang di bunuh adalah seorang anak yatim piatu atau tinggal sendiri di rumahnya
karena orang tua mereka bekerja di luar negeri. Terutama karena mereka semua adalah anak-anak
nakal yang rata-rata tidak pernah diurus oleh orang tuanya. Lagipula sekolah juga melarang kami
untuk memberitahu kepada orang tua mereka. Untuk Mira, aku pun tak tahu apa yang dilakukan
oleh sekolah sehingga orang tua Mira dapat diam. Mungkin mereka sudah menjanjikan sesuatu.”
Jawab Kyle.

9.

“Bagaimana jika sampai ada orang tua yang mengetahui setelah anaknya yang tidak pernah kembali
beberapa hari atau ada siswa yang membocorkan?” tanya Mark
“Ada kemungkinan sekolah akan memberikan uang tutup mulut dan juga uang ganti rugi. Tentunya
dengan jumlah yang sangat besar. Untuk siswa sekolah juga sudah melarang seluruh siswa
membicarakan hal ini, ditambah dengan uang tutup mulut juga. Uang bermain di sini.” Jawab
“Sepertinya sekolah benar-benar ingin menutup kasus ini dari publik.”
“Ya, mereka tidak ingin nama mereka tercemar. Bahkan mereka tidak ingin mengotori tangan
mereka untuk menuntaskan kasus ini. Akibatnya kami OSIS yang harus menyelesaikannya sendiri.”
ungkap Kyle
“Sekolah ini benar-benar parah.” Mark menyampaikan pendapatnya
“Aku mohon bantuanmu Mark. Kamu adalah satu-satunya sahabat baikku dan juga adalah seseorang
yang memiliki kepintaran logika yang jauh berada di atas rata-rata anak sekolah ini. Kita harus
menuntaskan kasus ini dan mengungkap pelakunya.” mohon Kyle.
“Baiklah, aku akan membantumu.” kata Mark
“Terima kasih Mark, kau sungguh-sungguh baik.” Kyle mengakhiri pembicaraan.

10.

Setiap hari, mereka selalu bersama-sama. Terutama untuk membahas masalah pembunuhan
di sekolah. Dan anehnya, selama 1 bulan setelah OSIS dan Mark mulai bekerja sama, kejadian
pembunuhan tidak pernah terjadi lagi. Para anggota OSIS pun kebingungan dengan keanehan
tersebut.
“Syukurlah sepertinya kejadian pembunuhan ini sudah tidak terjadi lagi.” ucap salah satu anggota
OSIS.
“Kita masih belum bisa bersantai. Kita tetap harus mengungkap identitas pelakunya.” Kata Kyle.
“Oh ayolah, kita sudah berusaha keras dan sekarang pembunuh itu ketakutan oleh kita. Mengapa
kita tidak dapat beristirahat dan santai sebentar?” cetusnya.
“Kita sudah mendapat perintah dari sekolah, kita harus mematuhinya apapun resikonya. Kita harus
menegakkan keadilan!!!” kata Mark dengan penuh emosi.
Sontak seluruh anggota OSIS terdiam dan tidak dapat berkata-kata. Secara tiba-tiba mereka merasa
ada sesuatu yang mencurigakan dalam diri Mark.

11.

Setelah acara rapat harian, beberapa orang anggota OSIS menghampiri Kyle.
“Kyle, ada yang ingin kami bicarakan kepadamu.” Kata Neat.
“Ada apa Neat?” jawab Kyle.
“Kami sedikit curiga dengan Mark.” Kata anggota OSIS yang lain
“Apa tidak salah? Memangnya kenapa?” tanya Kyle.
“Ada sedikit keanehan. Dia terlihat seperti orang yang memiliki rasa keadilan yang tinggi, persis
seperti dugaan kita pada pelaku pembunuhan yang memiliki rasa haus akan keadilan yang tinggi.
Selain itu, ketiga kejadian itu selalu terjadi ketika kita menemukan Kyle pingsan dan di lokasi yang
berdekatan.” Jawab Neat.
“Aku pun merasakan hal yang sama. Ada banyak keanehan pada dirinya. Selain itu alasan aku
memintanya untuk membantuku juga karena ada rasa curiga. Sehingga aku bisa mengawasinya
sembari terus melakukan penyelidikan.” Kata Kyle.

12.

“Ada baiknya kita mulai melakukan penyelidikan yang lebih mendalam terhadap dia.” Kata Neat
“Ya memang aku sedang memikirkan caranya.” Ungkap Kyle.
“Aku masih heran bagaimana dia melakukannya.” Kata Neat.
“Aku pun sedang memikirkannya. Sepertinya dia melakukan itu semua di luar kesadarannya. Karena
jika dilihat, dia seperti tidak sama sekali terkait terhadap kasus ini.” Kata Kyle.
“Apakah mungkin dia melakukan semua itu diluar kesadarannya?” salah satu anggota OSIS
menyatakan pendapatnya.
“Sepertinya mungkin. Bisa dilihat dari dia juga tidak sadarkan diri setelah melakukan pembunuhan”
kata Neat
“Ya. Bagaimanapun caranya kita harus membuktikannya dulu.” Kata Kyle mengakhiri diskusi.

13.

Beberapa hari kemudian. Mark dan Kyle sedang berjalan-jalan di lorong sekolah lantai paling
atas. Di pojokan lorong, mereka melihat ada seorang anak yang sedang dibully oleh seorang anak
yang lain. Mereka hanya berjalan melewati dan berpura-pura tidak tahu. Namun, tak jauh dari situ,
Mark tiba-tiba bertingkah aneh. Dia memegangi kepalanya dan terus mengerang kesakitan. Hingga
akhirnya dia terdiam dan wajahnya menunjukkan raut kemarahan yang sangat besar. Dia pun berlari
dengan cepat dan menghampiri seorang anak yang sedang membully. Dia mengambil sebatang
bambu yang terletak di pinggir lorong. Tanpa dia sadari tiba-tiba ada sekitar 3 orang yang
memegangi tubuhnya. Tubuhnya yang kecil menjadi sangat kuat. Dia mengamuk sambil terus
menerus memberontak. Salah satu orang yang memeganginya pun mengambil tali dan mengikatnya
dengan kencang sehingga Mark tidak dapat bergerak lagi.

14.

Lalu anak yang dibully, anak yang membully, Kyle, dan 3 orang yang menangkap Mark
berkumpul mengelilingi Mark.
“Akhirnya kau benar-benar melihatnya kan Kyle?” kata Near yang menyamar sebagai pembully.
“Ya. Ternyata benar dia pelakunya. Aku benar-benar tidak menyangka.” Kata Kyle.
“Hey Mark. Sadarlah!” kata Near kepada Mark yang sejak tadi terdiam.
“Apa yang terjadi ini?” jawab Mark yang baru saja sadarkan diri.
“Sepertinya benar perkiraan kita, dia tidak sadar ketika melakukan tindakan itu” kata Kyle.
“Memang apa yang terjadi padaku? Mengapa aku sampai diikat begini??” tanya Mark
“Kami menduga kamu adalah pembunuh dari kasus yang selama ini banyak terjadi.” Kata Kyle.

15.

“Mengapa bisa?” tanya Mark lagi.


“Yang pertama, kami curiga karena ketika kami menemukan kamu pingsan, kami selalu menemukan
kasus pembunuhan yang terjadi tidak jauh dari tempat kami menemukanmu. Selain itu, kamu juga
terlihat menjadi orang yang benar-benar benci ketidakadilan. Itu yang membuat kami menaruh
curiga kepadamu.” Jawab Kyle.
“Lalu apa yang terjadi sehingga aku jadi begini?” tanya Mark.
“Setelah kamu melihat ada orang yang membully, kamu tiba-tiba tidak sadarkan diri dan
menunjukkan rasa marah yang sangat besar. Itu semakin memperkuat dugaan kami bahwa kau
adalah pembunuh!” kata Neat.
“Ini…ini tidak mungkin!!!” kata Mark.
“Kami pun kebingungan dengan kenyataannya. Kau sama sekali tidak mengetahui kejadian itu.
Apakah mungkin kau telah dirasuki oleh sesuatu??” tanya Kyle.
“Aku sama sekali tidak tahu!” kata Mark
“Sepertinya kita harus mengeceknya lagi sendiri. Ada 2 kemungkinan. Kau telah dirasuki sesuatu
atau kau memiliki kelainan jiwa.” Kata Kyle.

16.

Tiba-tiba saja, Mark mengerang kesakitan dan muncullah kembali sesosok Mark dengan wajah
penuh amarah.
“Cepat lepaskan aku!!!” kata Mark dengan nada bicaranya yang lebih rendah dan menyeramkan.
“Sebenarnya siapa kau?” tanya Kyle
“Aku adalah Mark!!!” jawabnya.
“Jangan berbohong, Mark tidak mungkin melakukan hal keji seperti ini!” kata Kyle.
“Aku benar-benar Mark! Atau mungkin kalian bisa menyebutku sisi lain Mark.” Katanya.
“Ceritakan pada kami apa yang sebenarnya kau tahu!” perintah Kyle.
“Ya…ya, aku sebenarnya adalah sisi lain dari Mark yang kalian kenal. Mungkin kalian tidak pernah
melihatku sebelumnya. Mungkin aku bisa disebut sisi kegelapan Mark. Mark yang satu lagi selalu
bertindak tidak peduli melihat ketidakadilan. Padahal dia sangat ingin bertindak untuk memberantas
ketidakadilan. Lama-kelamaan timbullah rasa benci yang semakin besar dan lahirlah aku.” Jelasnya

17.

“Berarti Mark seperti memiliki 2 kepribadian. Lalu bagaimana kau bisa keluar seperti sekarang?”
tanya Kyle.
“Ketika Mark melihat tindakkan yang tidak baik, dia akan memendam perasaannya. Ketika itulah
akan ada celah dimana aku bisa mengambil alih tubuh ini. Dan akhirnya aku akan melakukan hal
yang kurasa benar, yaitu memusnahkan orang yang tidak baik itu.” Katanya.
“Lalu mengapa kau membunuh Mira?” tanya Kyle
“Aku memikirkan resiko jika aku membiarkan dia hidup, ada kemungkinan dia akan melapor dan aku
akan ditangkap.” Jawabnya

18.

“Tapi bukankah itu tindakan yang tidak baik?” tanya Kyle lagi.
“Ya memang. Tapi semua itu tidak berlaku jika hal itu aku lakukan untuk kepentinganku” jawabnya
“Aku bisa simpulkan bahwa kau adalah seseorang yang sangat-sangat egois, sisi lain Mark” kata Kyle

19.

Lalu Kyle menendang wajah Mark dengan kakinya, dan Mark tidak sadarkan diri. Tak lama kemudian,
bangunlah Mark yang asli.
“Kami sudah mengetahui semuanya, dan kau memang bersalah Mark.” Kata Kyle.
“Baiklah, tadi aku bisa mendengar semua pembicaraanmu dengan sisi lainku, aku akan menanggung
semua yang telah aku lakukan.” Jawab Mark.
“Ada baiknya kami membawamu ke dokter jiwa terlebih dahulu Mark, jika tidak, sewaktu-waktu sisi
lain dari dirimu bisa bangkit kembali dan membahayakan orang lain.” Kata Kyle.

20.

Mark yang sudah menyadari bahwa dia memiliki 2 kepribadian mengaku bersalah dan bersedia
menerima seluruh hukuman yang akan dilimpahkan kepadanya. Akan tetapi, Mark menjalani terapi
kejiwaan yang bertujuan agar dia dapat menghilangkan sisi lain dari dirinya, dan belajar untuk
menyampaikan hal yang tidak dia sukai agar tidak memendam hal buruk terus menerus. Dan pada
akhirnya, Mark pun diserahkan kepada polisi dan ditangani secara langsung oleh polisi dan dokter
jiwa.

--- Tamat ---

F. Nikolas D. XI-4/10
I. William XI-4/12
Jeremia XI-4/14
Jessica N. XI-4/15
Joshua Abel XI-4/16
Pauline N. XI-4/24

Anda mungkin juga menyukai