Anda di halaman 1dari 54

1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………………. i

2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………….. ii
SK PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT ………………………………………………………………. iii
BAB I
KETENTUAN UMUM …………………………………………………………………………………………………. 1
BAB II
- BAGIAN KESATU …………………………………………………………………………………….... 2
- BAGIAN KEDUA ………….……………………………………………………………………………. 3
- BAGIAN KETIGA .………………………………………………………………………………………. 4
- BAGIAN KEEMPAT .………………………………………………………………………………………. 5
- BAGIAN KELIMA .………………………………………………………………………………………. 7
- BAGIAN KEENAM .………………………………………………………………………………………. 8
- BAGIAN KETUJUH .………………………………………………………………………………………. 11
- BAGIAN KEDELAPAN .………………………………………………………………………………………. 13
- BAGIAN KESEMBILAN .………………………………………………………………………………………. 18
- BAGIAN KESEPULUH .………………………………………………………………………………………. 31
- BAGIAN KESEBELAS .………………………………………………………………………………………. 32
- BAGIAN KEDUABELAS .………………………………………………………………………………………. 35
- BAGIAN KETIGA BELAS ……………………………………………………………………………. 36
- BAGIAN KEEMPAT BELAS ..………………………………………………………………………….. 44
- BAGIAN KELIMA BELAS ..………………………………………………………………………….. 44
- BAGIAN KEENAM BELAS ..………………………………………………………………………….. 45
- BAGIAN KETUJUH BELAS .…………………………………………………………………………… 48
- BAGIAN KEDELAPAN BELAS .…………………………………………………………………………… 49
- BAGIAN KESEMBILAN BELAS .…………………………………………………………………………… 49

BAB I
KETENTUAN UMUM
PENGERTIAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Internal ini yang dimaksud dengan :
1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Djatiroto
2. Pemilik adalah PT Nusantara Sebelas Medika yang merupakan anak perusahaan dari PT
Perkebunan Nusantara XI
3. Representasi Pemilik adalah Direksi PT Nusantara Sebelas Medika
4. Penanggung jawab tata kelola Rumah Sakit di lingkungan PT Nusantara Sebelas Medika
adalah Direktur PT Nusantara Sebelas Medika.
5. Direktur adalah pimpinan tertinggi PT Nusantara Sebelas Medika, untuk selanjutnya
disebut Direktur.

3
6. Kepala Rumah Sakit adalah dokter/ dokter gigi yang diangkat oleh PT Nusantara
Sebelas Medika untuk menjabat sebagai pimpinan rumah sakit (untuk selanjutnya
disebut dengan Kepala Rumah Sakit)
7. Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis atau
(clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu, profesi medis, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi medis.
8. Komite Keperawatan adalah wadah non stuktural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi
9. Komite Tenaga Kesehatan Lain adalah wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan lain melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi

4
10. Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasehat kepada Direktur Perseroan Terbatas (PT)
11. Pemeriksaan Internal Rumah Sakit adalah satuan kerja fungsional yang berada dibawah
Kepala Rumah Sakit
12. Staf medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis di
rumah sakit.
13. Staf keperawatan adalah perawat dan bidan di rumah sakit
14. Staf tenaga kesehatan lain adalah apoteker, tenaga teknis kefarmasian, analis
laboratorium, radiografer, ahli gizi , fisioterapis, dan perekam medis.
15. Staf non klinis adalah seluruh pegawai di bagian administrasi, keuangan, dan umum.
16. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di rumah sakit.
17. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok tenaga ahli dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi
18. Stakeholder adalah pihak-pihak yang berkepentingan di RS baik yang bersifat langsung
maupun tidak langsung, antara lain :
a. Supplier / rekanan / vendor
b. Institusi atau lembaga formal / non formal
c. Rumah sakit lain
d. Lain-lainnya

BAB II
POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT
BAGIAN KESATU
IDENTITAS
Pasal 2
1. Nama rumah sakit adalah Rumah Sakit Djatiroto
2. Status rumah sakit adalah milik PT Perkebunan Nusantara XI dan Koperasi karyawan

Rumah Sakit Djatiroto


3. Jenis rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum
4. Kelas rumah sakit adalah kelas C
5. Alamat rumah sakit adalah Jl. PB Sudirman No. 81 Jatiroto Lumajang

5
BAGIAN KEDUA
FALSAFAH, VISI, MISI, NILAI, MOTTO DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
PASAL 3
1. Visi Rumah sakit adalah “Pelayanan kesehatan terkemuka dan berkualitas dengan
jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia “
2. Misi Rumah Sakit adalah :
a. Memberikan layanan prima, profesional dan bersikap ramah kepada stakeholders
b. Peduli terhadap keselamatan, kenyamanan dan keamanan stakeholders
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berwawasan lingkungan
7. Nilai
Tata Nilai Perusahaan terdiri dari 5 unsur yaitu Safety, Mutu, Inovatif, Luwes, dan Empati
disingkat SMILE
a. Safety
Cepat dan cermat dalam bertindak serta selalu mengedepankan keselamatan
stakeholders dan diri sendiri dalam keseharian
b. Mutu
Berusaha sepenuh hati dan kemampuan untuk menjaga kualitas dari setiap aspek
pekerjaan baik teknis maupun pelayanan
c. Inovatif
Selalu berfikir kreatif dalam meberikan solusi serta cepat dalam mengadopsi
perkembangan jaman yang positif
d. Luwes
Fleksibel dan adaptif menyesuaiakan diri dalam menghadapi ragam dinamika
situasi dan kondisi di lapangan

e. Empatik
Selalu memposisikan dirinya sebagai stakeholders serta bertanya “ bagaimana saya
ingin diperlakukan bila dalam posisi mereka? ”

BAGIAN KETIGA

6
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT
Pasal 4
(1) Rumah Sakit Djatiroto adalah suatu institusi pelayanan kesehatan perorangan milik
swasta, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pemilik melalui PT Nusantara
Sebelas Medika dan secara teknik operasional berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang
(2) Rumah Sakit mempunyai tugas pokok membantu pemilik dalam menyelenggarakan tugas
– tugas rumah sakit, memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif
yang berdayaguna dan berhasil guna yang mengutamakan pelayanan kuratif, preventif,
promotif dan rehabilitatif

7
BAGIAN KEEMPAT
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
Pasal 5
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban :
a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah
Sakit;
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya (UU NO 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit )
d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu dan miskin;
f. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien
tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulans gratis,
pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi
kemanusiaan.
g. Menyelengarakan rekam medis
h. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah,
parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak – anak , lanjut
usia
i. Melaksanakan sistem rujukan
j. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika sera
peraturan perundang – undangan;
k. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban
pasien
l. Menghormati dan melindungi hak – hak pasien;
m. Melaksanakan etika Rumah Sakit;
n. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penangulangan bencana

8
o. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun
nasional;
p. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran
gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
q. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws)
r. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas; dan
s. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok
t. Membuat Rencana Strategi dan Rencana Manajemen Rumah Sakit secara periodik
setiap tahun yang telah disetujui oleh penanggung jawab tata kelola Rumah Sakit.
u. Membuat dan menyetujui kebijakan dan prosedur yang berlaku di Rumah Sakit, yang
mana hal ini merupakan kewenangan yang didelegasikan oleh oleh penanggung
jawab tata kelola Rumah Sakit kepada Rumah Sakit
v. Menjalankan program mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit yang telah
mendapat persetujuan dari penanggung jawab tata kelola Rumah Sakit.
Penanggungjawab tata kelola memberikan pengawasan terhadap program mutu dan
keselamatan pasien Rumah Sakit yang telah dijalankan, termasuk memberikan
persetujuan atas program yang terkait dengan pendidikan para profesi kesehatan
serta penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit .
Penanggung jawab tata kelola Rumah Sakit secara teratur menerima dan
menindaklanjuti laporan tentang program mutu dan keselamatan pasien .
w. Merencanakan Anggaran Modal dan Operasional Rumah Sakit, yang mana telah
mendapat persetujuan dari penanggungjawab atas tata kelola Rumah Sakit
x. Merencanakan pengalokasian sumber daya manusia Rumah Sakit yang masuk dalam
Rencana Kerja Anggaran Rumah Sakit, untuk mencapai misi Rumah Sakit, serta
terhadap rencana pengalokasian sumber daya manusia tersebut wajib memperoleh
persetujuan dari penanggung jawab tata kelola Rumah Sakit .

9
BAGIAN KELIMA
KEDUDUKAN PEMILIK RUMAH SAKIT
Pasal 6
1. Pemilik rumah sakit adalah PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) dan Koperasi
karyawan Rumah Sakit Djatiroto yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan
operasional, pengembangan dan kemajuan rumah sakit
2. PT Nusantara Perkebunan XI dalam melaksanakan tanggung jawabnya mempunyai
kewenangan yang diimplementasikan oleh penanggung jawab tata kelola rumah
sakit, yaitu PT Nusantara Sebelas Medika, sebagai berikut :
a. Menetapkan Kepala Rumah Sakit;
b. Melaksanakan evaluasi kinerja Kepala Rumah Sakit dan;
c. Evaluasi kinerja dilakukan paling sedikit satu tahun sekali;
d. Memberhentikan Pejabat Pengelola karena sesuatu hal yang menurut
peraturannya membolehkan untuk diberhentikan;
e. Memberikan persetujuan atas Rencana Strategi Rumah Sakit;
f. Memberikan persetujuan atas Rencana Manajemen Rumah Sakit periodik
tahunan;
g. Memberikan persetujuan atas rencana rumah sakit untuk mutu dan keselamatan
pasien;
h. Mendelegasikan kewenangan memberikan persetujuan kepada Rumah Sakit atas
kebijakan dan prosedur yang berlaku di Rumah Sakit;
i. Melakukan pengawasan terhadap program mutu dan keselamatan pasien yang
telah dijalankan oleh Rumah Sakit, termasuk memberikan persetujuan atas
program yang terkait dengan pendidikan para profesi kesehatan serta penelitian
yang dilakukan di Rumah Sakit;
j. Menerima laporan pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien secara
periodik dan memberikan feed back atas pelaporan tersebut;
k. Memberikan persetujuan atas Anggaran Modal dan Operasional yang
direncanakan oleh Rumah Sakit;

10
l. Menyetujui pengalokasian sumber daya manusia Rumah Sakit, untuk mencapai
misi Rumah Sakit, yang direncanakan oleh Rumah Sakit dalam Rencana Kerja
Anggaran Rumah Sakit.

BAGIAN KEENAM
DEWAN KOMISARIS
PARAGRAF 1
KEDUDUKAN DAN PEMBENTUKAN DEWAN KOMISARIS
Pasal 7
1. Dewan Komisaris terdiri dari seseorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, apabila
diangkat lebih dari seseorang anggota Dewan Komisaris, maka seorang diantaranya
dapat diangkat sebagai Komisaris Utama.
2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris hanya warga negara Indonesia
yang memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh rapat umum pemegang Saham untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham
untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
4. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan
ketentuan ayat pasal 2 pasal ini.
5. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan
sekurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
6. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :
a. Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
b. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 5
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku
d. Meninggal dunia
e. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS


Pasal 8
1. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki
bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan oleh Perseroan dan

11
berhak memeriksa semua pembukuan , surat dan alat buki lainnya, memeriksa dan
mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala
kebijakan dan tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi, termasuk melaksanakan
kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan / atau Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham.
2. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala
hal yang ditanyakan olh Dewan Komisaris.
3. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak
mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris
diwajibkan untuk mengurus Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak
untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota
Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris.
4. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang
yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam
anggaran dasar ini berlaku pula baginya.
5. Dewan Komisaris berkewajiban untuk :
1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan.
2. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perseroan
dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar ini.
3. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham
mengenai Rencana Jangka Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran
Perseroan mengenai alasan Dewan Komisaris menandatangani RJP (Rencana
Jangka Panjang Perusahaan) dan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan).
4. Mengikuti perkembangan kegiatan perseroan, memberikan pendapat dan saran
Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap penting
bagi kepengurusan Perseroan.
5. Melaporkan dengan segala kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi
gejala menurunnya kinerja Perseroan.
6. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
Direksi serta menandatangani laporan tahunan.
7. Memberikan penjelasan, pendapat dans aran kepada Rapat Umum Pemegang
Saham mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta.

12
8. Membuat program kerja tahunan dan dimasukkan dalam RKAP (Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan).
9. Membentuk Komite Audit.
10. Mengusulkan Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
11. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya.
12. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/ atau
keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain.
13. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
14. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam tugas pengawasan dan pemberian
nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
anggaran dasar, dan /atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
6. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan Komisaris harus :
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Peraturan perundang-undangan serta prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparasi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.
b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada kepada Direksi untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.
7. Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya.
8. Dalam hal Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) anggota Dewan Komisaris atau lebih
tanggung jawab berlaku secara tangung renteng bagi anggota Dewan Komisaris.
9. Angota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
sebagaiman dimaksud pada ayat 7 Pasal ini apabila dapat membuktikan :
a. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
b. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian, dan
c. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut.

BAGIAN KETUJUH
DIREKTUR
PARAGRAF 1
TUGAS DIREKTUR
Pasal 9

13
1. Mengelola Perusahaan sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
2. Menyusun visi, misi, dan nilai-nilai serta rencana strategis Perusahaan dalam bentuk
rencana korporasi (corporate plan) dan rencana bisnis (business plan).
Menyelenggarakan Rapat Direksi Perusahaan secara berkala dan dengan waktu yang
memadai.
3. Menetapkan struktur organisasi Perusahaan lengkap dengan rincian tugas setiap
divisi dan unit usaha.
4. Mengendalikan sumber daya yang dimiliki Perusahaan secara efektif dan efisien.
5. Membentuk sistem pengendalian internal Perusahaan dan manajemen risiko.
Mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian-perjanjian.

PARAGRAF 2
TANGGUNG JAWAB DIREKTUR
Pasal 10
1. Menyediakan modal serta dana operasional dan sumber daya lain yang diperlukan
untuk menjalankan Rumah Sakit dalam memenuhi visi dan misi serta rencana
strategis Rumah Sakit.
2. Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan. Memelihara dan
mengawasi kekayaan peseroan terbatas.
3. Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan
efesien.
4. Menyusun pertanggungjawaban pengelolaan Perusahaan dalam bentuk laporan
tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan kegiatan Perusahaan
dan laporan pelaksanaan GCG. Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan
RUPS, sedangkan laporan keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS.
5. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas
pengelolaan Perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip GCG.

14
6. Menetapkan Struktur Organisasi Rumah Sakit
7. Menetapkan regulasi pengelolaan keuangan Rumah Sakit dan pengelolaan sumber
daya manusia Rumah Sakit
8. Memberikan arahan kebijakan Rumah Sakit
9. Menetapkan visi dan misi rumah Sakit dan memastikan bahwa masyarakat
mengetahui visi dan misi Rumah Sakit serta mereview misi Rumah Sakit setahun
sekali.
PARAGRAF 3
WEWENANG DIREKTUR
Pasal 11
Direktur berwenang untuk melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut :
1. Menunjuk atau menetapkan direksi rumah Sakit, dan melakukan evaluasi tahunan
terhadap kinerja masing-masing individu direksi dengan menggunakan proses dan
kriteria yang sudah baku.
2. Mewakili dan mengikat Perseroan dengan pihak lain serta menjalankan segala
tindakan kepengurusan dan kepemilikan.
3. Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan
surat kuasa untuk tindakan-tindakan tertentu.
4. Mengatur sumber daya manusia Perseroan termasuk pengangkatan, pemberhentian,
mutasi karyawan, penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain
bagi karyawan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau
keputusan RUPS.
5. Menyetujui dan menilai Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
6. Menyetujui Rencana Startegis Rumah Sakit
7. Menagawasi dan membina pelaksaan Rencana Startegis di Rumah Sakit
8. Menyetujui program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta
menindaklanjuti laporan peningkatan mutu dan keselamatan yang diterima
9. Mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya
10. Mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi dan peraturan
perundang-undangan

15
BAGIAN KEDELAPAN
PEJABAT PENGELOLA KANTOR PUSAT PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA

PARAGRAF 1
KOORDINATOR KEPALA BIDANG
PASAL 12
TUGAS KOORDINATOR KEPALA BIDANG
1. Mengkoordinir bidang – bidang yang ada
2. Mewakili Direktur apabila berhalangan

3. Membantu tugas –tugas Direktur


4. Melakukan Koordinasi dengan Unit –Unit

5. Melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan aturan yang berlaku

16
PASAL 13
TANGGUNG JAWAB KOORDINATOR KEPALA BIDANG
1. Melaporkan semua kegiatan perusahaan kepada Direktur
2. Membuat pertanggung jawaban atas operasional perusahaan
3. Mengendalikan sumber daya yang dimiliki yang dimiliki oleh perusahaan secara
efektif dan efisien
4. Memberi masukan bersifat konstruktif kepada Direktur

PASAL 14
WEWENANG KOORDINATOR KEPALA BIDANG
Berkomunikasi langsung dengan semua bidang, bagian, dan unit-unit. Mengontrol dan
mengevaluasi kinerja bidang bidang .

17
PARAGRAF 2
KEPALA BIDANG PELAYANAN PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN
PASAL 15
TUGAS KEPALA BIDANG PELAYANAN PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN

1. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :


a. Perencanaan kebutuhan baik dari sisi jumlah maupun kualifikasi tenaga medis,
perawat serta penunjang di PT Nusantara Sebelas Medika
b. Perencanaan kebutuhan anggaran untuk pengembangan dan pemasaran klinik
dan RS PT Nusantara Sebelas Medika
c. Perencanaan peningkatan mutu dan efisiensi pembiayaan untuk pasien intern
maupun pasien extern
d. Perencanaan kebutuhan fasilitas medis maupun ruangan atau gedung untuk
pelayanan medis maupun penunjang di klinik dan RS PT Nusantara Sebelas
Medika
e. Perencanaan untuk ikatan kerjasama dengan RS utamanya untuk melayani
pasien intern dari PT Nusantara Sebelas Medika untuk daerah yang belum ada
RS milik PT Nusantara Sebelas Medika
2. Melaksanakan fungsi koordinasi meliputi :
a. Mengkoordinasikan perihal pelayanan di klinik dan RS baik pelayanan medis,
keperawatan maupun penunjang agar terlaksana pelayanan yang bermutu
b. Mengkoordinasikan perihal career planning mulai dari karyawan baru sampai
dengan pensiun dibidang medis, perawat maupun penunjang.
c. Mengkoordinasikan perihal optimalisasi penggunaan fasilitas klinik maupun RS
baik fasilitas alat-alat maupun ruangan yang tersedia dan upaya
pengembangannya
d. Mengkoordinasikan perihal optimalisasi kerjasama pelayanan dengan RS
rekanan PT Nusantara Sebelas Medika berkenaan dengan mutu
pelayananmaupun efisiensi biaya.
e. Mengkoordinasikan perihal perluasan klinik dan RS PT Nusantara Sebelas
Medika berkenaan dengan upaya kerjasama dengan relasi atau instansi, terkait
general check up, pelayanan rawat jalan maupun rawat inap
3. Melaksanakan fungsi controlling (pengawasan & pengendalian)
a. Melakukan pengawasan dan pengendalian klinik dan RS PT Nusantara Sebelas
Medika terkait mutu dan biaya

18
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian biaya perawatan kesehatan terbayar
PT Nusantara Sebelas Medika
c. Melakukan pengawasan dan pengendalian perihal pelaksanaan protap di
bidang pelayanan dan penunjang
d. Melakukan pengawasan dan pengendalian perihal tenaga di bidang pelayanan
dan penunjang
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian dengan mengadakan survey ke
klinik dan RS PT Nusantara Sebelas Medika maupun mengadakan rapat rutin di
kantor Pusat PT Nusantara Sebelas Medika untuk mendapatkan laporan
berkenaan pelayanan di bidang medis, keperawatan maupun penunjang.

PASAL 16
TANGGUNG JAWAB KEPALA BIDANG PELAYANAN PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN
1. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Direktur
2. Membuat laporan bulanan, laporan triwulanan , laporan semesteran, dan Laporan
Tahunan Pelayanan dan Pengembangan pemasaran

PASAL 17
WEWENANG KEPALA BIDANG PELAYANAN PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN
Wewenang :
1. Memberikan pertimbangan kepada Direktur PT Nusantara Sebelas Medika
melalui Koordinator Kabid perihal pelayanan medis di PT Nusantara Sebelas
Medika termasuk penilaian kinerja, mutasi, rotasi, bidang pelayanan (medis,
keperawatan serta bagian penunjang medis PT Nusantara Sebelas Medika)
2. Memberikan pertimbangan kepada direktur PT Nusantara Sebelas Medika
melalui koordinator Kabid perihal perencanaan dan pengembangan klinik dan RS
di PT Nusantara Sebelas Medika
3. Memberikan pertimbangan kepada Direktur PT Nusantara Sebelas Medika
melalui Koordinator Kabid perihal upaya pemasaran klinik dan RS PT Nusantara
Sebelas Medika
PARAGRAF 3
KEPALA BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM
Pasal 18
TUGAS KEPALA BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM

19
1. Administrasi

a. Melaksanakan tugas – tugas administrasi


b. Melakukan kontrol terhadap ketertiban administrasi
c. Penyusunan kembali peraturan – peraturan perusahaan
2. Keuangan dan Akutansi
a. Penyusunan anggaran perusahaan

b. Mengkordinasikan tentang tindak akunting


c. Melakakukan kontrol dan verifikasi terhadap pengeluaran biaya operasional

d. Mengkordinasikan pengenaan , penghitungan , serta pembayaran pajak


e. Mengevaluasi kinerja keuangan unit – unit
f. Penyediaan dana operasional semua unit

g. Pengendalian biaya
h. Penyusunan laporan keuangan

3. Sumber Daya Manusia


a. Melaksanakan semua kegiatan terkait dengan hak dan kewajiban dari
karyawan
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan program kepegawaian, mengembangkan

mutu , dan ketrampilan pegawai sesuai dengan kebijakan yang telah


ditetapkan
4. Umum

a. Penanganan yang terkait dengan lingkungan operasional

Pasal 19
TANGGUNG JAWAB
KEPALA BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM
1. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Direktur
2. Membantu Direktur dalam penerapan praktek – praktek GCG yang menyediakan
informasi dan/atau laporan – laporan
3. Memberikan kontribusi tentang pengendalian biaya, program sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan
4. Mendorong terciptanya suatu lingkungan yang terus meningkat dan berkomitmen
bersama manajemen selevel maupun di atasnya dalam hal memajukan perusahaan.

20
Pasal 20
WEWENANG KEPALA BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM
1. Melaksanakan verifikasi surat, memo, dokumen lainnya yang terkait dengan
pelaksanaan fungsi dan tugasnya.
2. Melakukan akses secara penuh, terhadap catatan, informasi, karyawan asset tanah,
dan bangunan, lokasi / area serta sumber daya lainnya.
3. Memberikan pelayanan / konsultasi kepada Unit Usaha (Rumah Sakit sesuai dengan
arah, strategi, kebijakan, dan program kerja perusahaan)
4. Kewenangan – kewenangan lain sesuai ketetapan Kepala Bidang Administrasi,
Keuangan, dan Umum

BAGIAN KESEMBILAN
PEJABAT PENGELOLA RUMAH SAKIT

PARAGRAF 1
KOMPOSISI PEJABAT PENGELOLA
Pasal 21
Pejabat Pengelola rumah sakit adalah pimpinan rumah sakit yang bertanggungjawab
terhadap kinerja operasional rumah sakit, terdiri atas :
a. Pemimpin, dengan sebutan Kepala Rumah Sakit
b. Pejabat Teknis Administrasi dan Keuangan, dan Umum dengan sebutan Kepala Bagian

Administrasi, Keuangan, dan Umum


c. Pejabat Teknis Pelayanan, dengan sebutan Kepala Bagian Pelayanan

Pasal 22
Kepala Rumah Sakit bertanggungjawab kepada Pemilik melalui Direkur PT Nusantara Sebelas
Medika (Persero) terhadap operasionalisasi rumah sakit secara menyeluruh.

Pasal 23
Semua Kepala Bagian bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit sesuai bidang
tanggung jawab masing -masing.

21
Pasal 24
1. Komposisi Pejabat Pengelola rumah sakit dapat dilakukan perubahan, baik jumlah
maupun jenisnya, setelah melalui analisis jabatan guna memenuhi tuntutan perubahan.
2. Perubahan komposisi Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir a Kepala
Rumah Sakit) ditetapkan oleh Direktur PT Nusantara Sebelas Medika
3. Perubahan komposisi Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir dan c (Kepala
Bagian Administrasi, Keuangan, dan Umum serta Kepala Bagian Pelayanan) ditetapkan
oleh Kepala Rumah Sakit.

PARAGRAF 2
PENGANGKATAN PEJABAT PENGELOLA
Pasal 25
(1) Pejabat pengelola adalah seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan
dibidang perumahsakitan.
(2) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Pengelola rumah sakit
ditetapkan berdasarkan kompetensi, meliputi keterampilan, ilmu pengetahuan dan
attitude.
(3) Kepala Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh keputusan Direktur PT
Nusantara Sebelas Medika
(4) Kepala Bagian Administrasi, Keuangan, dan Umum serta Kepala Bagian Pelayanan
diangkat dan diberhentikan oleh keputusan Kepala Rumah Sakit.

PARAGRAF 3
PERSYARATAN SEBAGAI KEPALA RUMAH SAKIT DAN KEPALA BAGIAN
Pasal 26
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit adalah :
1. Seorang tenaga medis dengan pendidikan minimal Dokter Umum / Dokter Gigi.
2. Mempunyai kemampuan dan keahlian dalam bidang perumahsakitan.
3. Berkewarganegaraan Indonesia.
4. Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.

22
Pasal 27
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan adalah :
1. Seorang tenaga non klinis dengan pendidikan minimal D3 Akuntansi / manajemen
2. Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun di bidangnya

Pasal 28
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Bagian Pelayanan adalah :
1. Seorang tenaga medis dengan pendidikan minimal Dokter Umum / Dokter Gigi

2. Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun di bidangnya

PARAGRAF 4
MASA JABATAN KEPALA RUMAH SAKIT DAN KEPALA BAGIAN
Pasal 29
1. Masa jabatan Kepala Rumah Sakit adala selama tiga tahun sejak ditetapkan untuk
diangkat oleh Direktur PT Nusantara Sebelas Medika
2. Masa jabatan Kepala Bagian Administrasi, Keuangan, dan Umum adalah selama tiga
tahun sejak ditetapkan untuk diangkat oleh Kepala Rumah Sakit
3. Masa jabatan Kepala Bagian Pelayanan adalah selama tiga tahun sejak ditetapkan untuk
diangkat oleh Kepala Rumah Sakit
Pasal 30
Kepala Rumah Sakit dapat diberhentikan oleh Direktur PT Nusantara Sebelas Medika karena :
1. Memasuki masa pensiun
2. Meninggal dunia
3. Berhalangan secara tetap selama 3 (tiga) bulan berturut -turut
4. Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik
5. Melanggar misi, kebijakan atau ketentuan - ketentuan lain yang telah digariskan
6. Mengundurkan diri karena alasan yang patut
7. Terlibat dalam suatu perbuatan melanggar hukum yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap

Pasal 31

23
Kepala Bagian Administrasi, Keuangan, dan Umum serta Kepala Bagian Pelayanan dapat
diberhentikan oleh Kepala Rumah Sakit karena :
1. Memasuki masa pensiun
2. Meninggal dunia
3. Berhalangan secara tetap selama 3 (tiga) bulan berturut -turut
4. Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik
5. Melanggar misi, kebijakan atau ketentuan - ketentuan lain yang telah digariskan
6. Mengundurkan diri karena alasan yang patut
7. Terlibat dalam suatu perbuatan melanggar hukum yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap

PARAGRAF 5
TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG
KEPALA RUMAH SAKIT
Pasal 32
TUGAS KEPALA RUMAH SAKIT
1. Memimpin dan mengelola rumah sakit sesuai dengan visi misi rumah sakit yang telah
ditetapkan
2. Mengembangkan pelayanan sesuai standar dalam rangka memelihara dan
meningkatkan kualitas pelayanan
3. Memelihara, menjaga dan mengelola kekayaan rumah sakit.
4. Menyiapkan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) rumah sakit
5. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja pelayanan, kinerja keuangan
dan kinerja manfaat bagi masyarakat melalui sistem akuntabilitas rumah sakit
6. Penentu kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan perorangan di rumah
sakit
7. Penyelenggara Pelayanan kesehatan perorangan yang menunjang penyelenggaraan
program pemerintahan di bidang pelayanan kesehatan
8. Penyusun perencanaan, implementasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan

24
9. Pelaksana pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat
10. Pengelola akuntansi dan keuangan
11. Pengelola urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan tata
laksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum

Pasal 33
TANGGUNG JAWAB KEPALA RUMAH SAKIT
1. Terselenggaranya operasionalisasi organisasi rumah sakit
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan perorangan yang berkualitas standar dan
akuntabel
3. Terwujudnya kelancaran dan efektifitas pembiayaan
4. Penyelenggaraan program kerja, penerapan, pengendalian, pengawasan dan
pelaporan
5. Peningkatan akses, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan

25
Pasal 34
WEWENANG KEPALA RUMAH SAKIT
1. Memberikan perlindungan dan bantuan hukum kepada seluruh karyawan rumah
sakit, yang berkaitan dengan pelayanan
2. Menetapkan kebijakan operasional rumah sakit
3. Menetapkan peraturan, pedoman, petunjuk teknis dan prosedur tetap rumah sakit
4. Mengangkat dan memberhentikan karyawan/karyawati rumah sakit sesuai peraturan
perundang -undangan yang berlaku
5. Menetapkan hal – hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan/karyawati
rumah sakit sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan
6. Mendatangkan ahli, profesional, konsultan atau lembaga independen sesuai
kebutuhan
7. Menetapkan organisasi fungsional sesuai dengan kebutuhan
8. Mengangkat pejabat fungsional dan memberhentikan sesuai dengan peraturan dan
perundang ndangan yang berlaku
9. Menandatangani perjanjian dengan pihak lain untuk jenis perjanjian yang bersifat
teknis operasional pelayanan
10. Mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran di bawahnya
11. Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari semua kepala bagian
12. Menerapkan penghargaan dan hukuman bagi seluruh karyawan, sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

PARAGRAF 6
TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI, KEUANGAN, DAN UMUM

Pasal 35
TUGAS KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI , KEUANGAN , DAN UMUM
1. Melaksanakan Fungsi Perencanaan dan penyusunan meliputi :
a. Menyusun Rencana Kerja Anggaran Perusahaan;
b. Menyiapkan Daftar Pelaksanaan Anggaran rumah sakit;

26
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
d. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. Melakukan pengelolaan utang – piutang;
f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi;
g. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan;
i. Mengkoordinasikan pengelolaan sistem remunerasi, pola tarif dan pelayanan
administrasi keuangan;
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan serta pemantauan pelaksanaan dengan
bekerjasama dengan Satuan Pengawas Internal;
k. Menyusun rencana kegiatan di bidang administrasi rumah sakit;
l. Melaksanakan kegiatan di bagian administrasi sesuai dengan Rencana Strategis;
m. Memonitor pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi;
n. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang administrasi dan keuangan
o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Rumah Sakit.
p. Merencanakan operasionalisasi pengelolaan Administrasi Keuangan dan umum dalam
hal pelaporan keuangan, kepegawaian serta data medis.
q. Menyusun rencana kebutuhan tenaga di Bagian AKU secara keseluruhan baik dalam
jumlah maupun kualifikasi.
r. Merencanakan, menyusun dan menetapkan kebijakan dan tata tertib pelayanan di
Bagian AKU sesuai dengan kebijakan Kepala Rumah Sakit.
s. Berperan serta menyusun perencanaan kebijakan Rumah Sakit antara lain dalam
pengembangan pelayanan Rumah Sakit.
t. Menyusun rencana anggaran belanja Rumah Sakit.
u. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan yang dibutuhkan Rumah Sakit. Hal ini
dilaksanakan bersama Kepala Bagian yang lain.
v. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan teknis
administrasi serta bidang anggaran dan perbendaharaan
w. Penyiapan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan
teknis di bidang akuntansi dan verifikasi.

27
x. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan
teknis di bidang pengelolaan pendapatan.
y. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan
teknis di bidang perencanaan.
z. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan
teknis di bidang kesekretariatan, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis
di bidang organisasi dan kepegawaian serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Rumah Sakit sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Melaksanakan Fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan, meliputi:


a. Memberikan bimbingan kepada Kepala Unit dan pelaksana di Bagian Administrasi,
Keuangan dan Umum untuk terlaksananya peningkatan mutu pelayanan di Bagian
Administrasi, Keuangan dan Umum.
b. Memberikan bimbingan kepada tenaga-tenaga yang berada di bawah tanggung
jawabnya untuk melaksanakan program kerja di Bagian Administrasi, Keuangan dan
Umum.
c. Memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program orientasi bagai tenaga baru yang
akan bekerja di Rumah Sakit Djatiroto.
d. Mengusahakan kelengkapan, sarana, dan prasarana di Rumah Sakit sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
e. Bekerja sama mengadakan rapat dengan Kepala-kepala Bagian lain / Kepala Unit yang
berada di bawah tanggung jawabnya secara berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan.
f. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data tentang ketenagaan, sarana dan
prasarana.
g. Memelihara serta mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan di Bagian
Administrasi, Keuangan dan Umum sehingga dapat tercipta sistem informasi Rumah
Sakit yang dipercaya.
h. Membuat laporan tahunan tentang pelaksanaan kegiatan Bagian Administrasi,
Keuangan dan Umum upaya perbaikan, dan peningkatan mutu yang telah dilakukan
untuk disampaikan kepada Kepala Rumah Sakit.

28
i. Berperan serta dalam kegiatan ilmiah dan penelitian yang diadakan oleh Rumah Sakit
atau institusi lain untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mutu di
Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum.
j. Mengadakan kerja sama yang baik dengan semua Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian
dan Kepala Unit di Rumah Sakit Djatiroto.
k. Memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan institusi pendidikan yang
berhubungan dengan Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum untuk menunjang
kelancaran pendidikan khususnya yang memerlukan Rumah Sakit sebagai lahan
praktek.
l. Memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan keluarganya.
m. Memperhatikan kesejahteraan tenaga yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk
meningkatkan semangat kerja yang baik.
3. Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Pengendalian, Penilaian, dan evaluasi meliputi :
a. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan peraturan / tata tertib pelayanan Bagian
Administrasi, Keuangan dan Umum yang berlaku.
b. Mengendalikan pendayagunaan tenaga di Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum
secara efektif dan efisien.
c. Melaksanakan kunjungan keliling secara berkala atau sewaktu-waktu jika diperlukan ke
Unit yang berada di bawah tanggung jawabnya.
d. Menilai mutu pelayanan di Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum yang bekerja
sama dengan Kepala Unit secara berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan,
sehingga mutu pelayanan di Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum dapat
ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman.
e. Mengendalikan pendayagunaan peralatan / alkes / bahan / obat-obatan / alat tulis
kantor secara efektif dan efisien.
f. Menampung dan menanggulangi usul-usul serta keluhan-keluhan baik tentang
masalah ketenagaan maupun pelayanan di Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum.
g. Melaksanakan penilaian terhadap sikap / perilaku serta kinerja tenaga-tenaga yang
sudah berada di bawah tanggung jawabnya.

29
Pasal 36
TANGGUNG JAWAB
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI, KEUANGAN, DAN UMUM
Secara struktural Kepala Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum bertanggung jawab
kepada Kepala Rumah Sakit terhadap hal-hal :
a. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan dan pencapaian tugas-tugas di Unit Keuangan
dan Pembukuan
b. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan dan pencapaian tugas-tugas di Unit Personalia
dan Umum
c. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan dan pencapaian tugas-tugas di Unit Layanan
Pelanggan dan Pemasaran

Pasal 37
WEWENANG
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI, KEUANGAN, DAN UMUM
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum
mempunyai wewenang antara lain :
a. Memberi pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam pengelolaan Bagian
Administrasi Keuangan dan Umum.
b. Membuat penilaian (DP2K), merencanakan rotasi, mutasi sampai kenaikan pangkat
dan pensiun setiap karyawan di Administrasi Keuangan dan Umum.
c. Membuat perencanaan investasi dan pengembangan untuk unit-unit di Administrasi
Keuangan dan Umum.

30
PARAGRAF 7
TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG
KEPALA BAGIAN PELAYANAN

Pasal 38
TUGAS KEPALA BAGIAN PELAYANAN
1. Melaksanakan Fungsi Perencanaan, meliputi :
a. Merencanakan dan membuat program kerja di Bagian Pelayanan Medik /
Penunjang Medik / Keperawatan.
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga di Bagian Pelayanan Medik / Penunjang
Medik / Keperawatan secara keseluruhan baik dalam jumlah maupun kualifikasi.
c. Merencanakan, menyusun dan menetapkan kebijakan dan tata tertib pelayanan
di Bagian Pelayanan Medik / Penunjang Medik / Keperawatan sesuai dengan
kebijakan Kepala Rumah Sakit.
d. Berperan serta menyusun perencanaan kebijakan Rumah Sakit antara lain
dalam pengembangan pelayanan Rumah Sakit.
e. Menyusun rencana anggaran belanja Rumah Sakit.
f. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan yang dibutuhkan Rumah Sakit. Hal ini
dilaksanakan bersama Kepala Bagian yang lain.
2. Melaksanakan Fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan, meliputi :
a. Memberikan bimbingan kepada Kepala Unit dan pelaksana di Sub Bagian
Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang Medik, Sub Bagian Keperawatan untuk
terlaksananya peningkatan mutu pelayanan di Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub
Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian Keperawatan.
b. Memberikan bimbingan kepada tenaga-tenaga yang berada di bawah tanggung
jawabnya untuk melaksanakan program kerja di Sub Bagian Pelayanan Medik,
Sub Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian Keperawatan.
c. Memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program orientasi bagi tenaga baru
yang akan bekerja di Rumah Djatiroto.
d. Mengusahakan kelengkapan, sarana, dan prasarana di Rumah Sakit sesuai
dengan prosedur yang berlaku.

31
e. Bekerja sama mengadakan rapat dengan Kepala-Kepala Bagian lain, Kepala Unit
yang berada di bawah tanggung jawabnya secara berkala atau sewaktu-waktu
bila diperlukan.
f. Mengumpulkan, mengolah, menganalisa data tentang ketenagaan, sarana dan
prasarana.
g. Memelihara serta mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan di Sub
Bagian Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian
Keperawatan sehingga dapat tercipta sistem informasi Rumah Sakit yang
terpercaya.
h. Membuat laporan tahunan tentang pelaksanaan kegiatan Pelayanan Medik,
Penunjang Medik dan Keperawatan, upaya perbaikan dan peningkatan mutu
yang telah dilakukan untuk disampaikan kepada Kepala Rumah sakit.
i. Berperan serta dalam kegiatan ilmiah dan penelitian yang diadakan oleh Rumah
Sakit atau Institusi lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
serta mutu di Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang Medik, dan
Sub Bagian Keperawatan.
j. Mengadakan kerjasama yang baik dengan semua Kepala Bagian dan Kepala Unit
di Rumah Sakit Djatiroto.
k. Memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan institusi pendidikan yang
behubungan dengan Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang
Medik, dan Sub Bagian Keperawatan untuk menunjang kelancaran pendidikan
khususnya yang memerlukan Rumah Sakit sebagai lahan praktek.
l. Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya.
m. Memperhatikan kesejahteraan tenaga yang berada di bawah tanggung
jawabnya untuk meningkatkan semangat kerja yang baik.
3. Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Pengendalian, Penilaian, meliputi :
a. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan peraturan / tata tertib pelayanan
Kepala Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang Medik, dan Sub
Bagian Keperawatan yang berlaku.

32
b. Mengendalikan pendayagunaan tenaga di Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub
Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian Keperawatan secara efektif dan
efisien.
c. Melaksanakan kunjungan keliling secara berkala atau sewaktu-waktu jika
diperlukan ke Unit yang berada di bawah tanggung jawabnya.
d. Menilai mutu pelayanan di Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang
Medik, dan Sub Bagian Keperawatan yang bekerja sama dengan Kepala Unit
secara berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Dengan tujuan mutu di
Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian
Keperawatan dapat ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan jaman.
e. Mengendalikan pendayagunaan peralatan / alkes / bahan / obat-obatan / alat
tulis kantor secara efektif dan efisien.
f. Menampung usul-usul dan menanggulangi keluhan-keluhan baik tentang
masalah ketenagaan maupun pelayanan di Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub
Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian Keperawatan.
g. Melaksanakan penilaian terhadap sikap / perilaku serta kinerja tenaga-tenaga
yang sudah berada di bawah tanggung jawabnya.

Pasal 39
TANGGUNG JAWAB KEPALA BAGIAN PELAYANAN
Secara sruktural Kepala Bagian Pelayanan Medik / Perawatan bertanggung jawab kepada
Kepala Rumah Sakit terhadap hal-hal :
a. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan dan pencapaian program di Sub Bagian
Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian Keperawatan.
b. Kebenaran dan ketepatan atas kelancaran operasi kerja / pelaksanaan di unit-unit
Pelayanan Medik, Penunjang Medik, Keperawatan.

33
Pasal 40
WEWENANG KEPALA BAGIAN PELAYANAN

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang
Medik, dan Sub Bagian Keperawatan mempunyai wewenang antara lain :
a. Memberi pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam pengelolaan Sub Bagian

Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian Keperawatan.
Membuat penilaian (DP2K), merencanakan rotasi, mutasi sampai kenaikan pangkat dan
pensiun setiap karyawan di Bagian Pelayanan Sub Bagian Pelayanan Medik, Sub Bagian
Penunjang Medik, dan Sub Bagian Keperawatan.
b. Membuat perencanaan investasi dan pengembangan untuk unit-unit di Sub Bagian
Pelayanan Medik, Sub Bagian Penunjang Medik, dan Sub Bagian Keperawatan.

BAGIAN KESEPULUH
ORGANISASI PELAKSANA
PARAGRAF 1
TIM PELAKSANA FUNGIONAL
Pasal 41
1. Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pelayanan Rumah Sakit yang
komprehensif ,maka dibentuk Tim Pelaksana Fungsional antara lain Tim Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( PMKP-KPRS ), Tim Kerohanian, Tim TB
DOTS, Tim PONEK, Tim Farmasi dan Terapi, Tim K3, Tim PKRS, Tim PPI, dan Tim HIV /
AIDS. Tim Pelaksana Fungsional yang merupakan jabatan fungsional, yang berada
langsung di bawah Kepala Rumah Sakit.
2. Pembentukan Tim Pelaksana Fungsional ditetapkan dengan keputusan Kepala Rumah
Sakit
3. Tim Pelaksana Fungsional dipimpin oleh Ketua Tim Pelaksana Fungsional
4. Pembentukan Tim Pelaksana Fungsional berdasarkan kebutuhan
5. Pembentukan Tim Pelaksana Fungsional dilaporkan kepada pemilik rumah sakit

34
BAGIAN KESEBELAS
ORGANISASI PENDUKUNG
PARAGRAF 1
KELOMPOK STAF MEDIS
Pasal 42
1. Kelompok Staf Medis adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam
jabatan fungsional.
2. Kelompok Staf Medis bertugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing – masing yang berlaku
3. Kelompok Staf Medis Rumah Sakit Djatiroto adalah :
a. Kelompok Staf Medis Bedah
b. Kelompok Staf Medis Non Bedah
c. Kelompok Staf Medis Umum

PARAGRAF 2
PEMERIKSAAN INTERNAL RUMAH SAKIT
Pasal 43
Guna membantu Kepala Rumah Sakit dalam bidang pemeriksaan internal dan monitoring
dibentuk Pemeriksaan Internal Rumah Sakit

Pasal 44
Tugas Pemeriksaan Internal Rumah Sakit adalah :
(1) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen risiko di Unit Kerja rumah sakit.
(2) Penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, dan pemantauan efektifitas
danefisiensi sistem dan prosedur dalam bidang administrasi pelayanan seerta
administrasi umum dan keuangan;
(3) Pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan intern yang ditugaskan oleh
Kepala Rumah Sakit;
(4) Pemantauan pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil
audit; dan
(5) Pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan, dan pendampingan dalam
pelaksanaan kegiatan operasional rumah sakit.

35
PARAGRAF 3
KOMITE MEDIK
Pasal 45
(1) Guna membantu Kepala Rumah Sakit dalam menerapkan dan menjamin mutu pelayanan
medis agar sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit dan untuk memberi wadah
bagi profesional medis dibentuk Komite Medik.
(2) Komite Medis mempunyai otoritas tertinggi dalam organisasi Staf Medis.
(3) Susunan, tugas, fungsi, dan kewajiban, serta tanggung jawab dan kewenangan Komite
Medik diuraikan lebih lanjut dalam Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit.

PARAGRAF 4
KOMITE KEPERAWATAN
Pasal 46
Guna memperlancar pelayanan keperawatan, menyusun Standar Pelayanan Keperawatan
dan memantau pelaksanaannya, mengatur kewenangan perawat dan bidan,
mengembangkan pelayanan keperawatan, program pendidikan, pelatihan dan penelitian
serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, maka dibentuk Komite
Keperawatan.

Pasal 47
1. Komite Keperawatan merupakan badan non struktural yang berada di bawah serta
bertanggungjawab kepada Kepala Rumah Sakit.
2. Susunan Komite Keperawatan terdiri dari seorang Ketua Komite, dan Sekretaris Komite,
Ketua Sub Komite, Sekretaris Sub Komite dan Anggota

36
Pasal 48
Dalam menjalankan tugasnya Komite Keperawatan wajib menjalin kerjasama yang harmonis
dengan pejabat pejabat struktural, Komite Medik, Manajemen Keperawatan dan Unit terkait.

PARAGRAF 5
KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN
Pasal 49
Guna memperlancar pelayanan oleh tenaga kesehatan lain, mengatur kewenangan tenaga
kesehatan lain, mengembangkan pelayanan tenaga kesehatan lain, program pendidikan,
pelatihan dan penelitian serta mengembangkan pelayanan tenaga kesehatan lain, maka
dibentuk Komite Tenaga Kesehatan Lain.

Pasal 50
1. Komite Tenaga kesehatan lain merupakan badan non struktural yang berada di
bawah serta bertanggungjawab kepada Kepala Rumah Sakit.
2. Susunan Komite tenaga kesehatan lain terdiri dari seorang Ketua Komite, dan
Sekretaris Komite, Ketua Sub Komite, Sekretaris Sub Komite dan Anggota

PARAGRAF 6
KOMIITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Pasal 51
1. Guna membantu Kepala Rumah Sakit untuk menangani masalah yang terkait dengan
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan bertanggung
jawab kepada Kepala Rumah Sakit
2. Uraian tugas, tanggung Jawab, wewenang diuraikan lebih lanjut didalam Pedoman
Pengorganisasian Rumah Sakit

37
BAGIAN KEDUA BELAS
TATA KERJA
Pasal 52
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan rumah sakit
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi dan cross functional
approach secara vertikal, horizontal dan diagonal baik di lingkungannya serta dengan unit
unit lain sesuai tugas masing -masing.
Pasal 53
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing – masing dan
apabila terjadi penyimpangan, wajib mengambil langkah – langkah yang diperlukan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 54
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Pasal 55
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.

Pasal 56
Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib
diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan corrective action
dan memberikan petunjuk kepada bawahannya.

Pasal 57
Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, Kepala Unit, Kepala Instalasi, Ketua Komite - Komite dan
ketua Tim Pelaksana Fungsional menyusun Strategic Action Plan dan Annual Plan serta wajib
menyampaikan laporan berkala kepada atasannya.

38
Pasal 58
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala unit
organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan kepada
bawahannya masing – masing wajib mengadakan rapat berkala.

BAGIAN KETIGA BELAS


PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
PARAGRAF 1
TUJUAN PENGELOLAAN

Pasal 59
Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan pengaturan dan kebijakan mengenai Sumber
Daya Manusia yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ketenagaan secara kuantitatif
dan kualitatif untuk mendukung percapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Pasal 60
1. Sumber Daya Manusia rumah sakit dapat berasal dari warga negara Indonesia yang
memiliki ijazah sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit
2. Penerimaan karyawan/karyawati baru rumah sakit adalah sebagai berikut
a. Untuk karyawan/karyawati calon pegawai tetap dan pegawai PKWT dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
b. Untuk karyawan/karyawati outsourching dilakuka rekruitmen, melalui Kerja Sama
Operasional (KSO)
3. Rekruitmen karyawan/karyawati sebagaimana dimaksud pada ayat(2), dilakukan dengan
cara seleksi, meliputi seleksi administrasi,tes tulis dan wawancara, tes psikotes, tes
kesehatan, dan tes praktek kerja (masa audisi).
4. Outsourching karyawan/karyawati rumah sakit dilaksanakan berdasarkan kebutuhan
tenaga yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit dan dilaksanakan pihak lain, sesuai
dengan kebutuhan dan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

39
PARAGRAF 2
PENGHARGAAN DAN SANKSI
Pasal 61
Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas karyawan/karyawati maka rumah sakit
menerapkan kebijakan tentang penghargaan bagi karyawan/karyawati yang mempunyai
kinerja baik dan sanksi bagi karyawan/karyawati yang tidak memenuhi ketentuan atau
melanggar peraturan yang ditetapkan . Adapun bentuk penghargaan adalah sebagai berikut :
(1) Karyawan tetap ang telah bekerja secara terus menerus tanpa putus selama 20 tahun,
25 tahun, 30 tahun, 35 tahun atau lebih pada perusahaan, dan menunjukkan
kesetiaannya pada Negara dan perusahaan, memperoleh penghargaan masa kerja 20
tahun, 25 tahun, 30 tahun, atau 35 tahun.
(2) Penghargaan masa kerja 20 tahun akan diberikan kepada karyawan tetap yang pada
saat usia pensiun 55 tahun atau 56 tahun dan atau meninggal dunia sudah mencapai
20 tahun masa kerja namun tidak mencapai masa kerja 25 tahun
(3) Karyawan yang telah berhak menerima penghargaan tersebut diatas, namun yang
bersangkutan menjalani masa skorsing, maka pemberiaan penghargaan ditunda tahun
berikutnya.
(4) Bentuk dan jenis penghargaan adalah sebagai berikut :
a. Penghargaan masa kerja 20 tahun :
- Surat keputusan dan piagam penghargaan dari perusahaan
- Uang tunai sebesar 3 (tiga) kali gaji pokok bulan terakhir
- Medali emas 22 karat sebesar 10 gram
b. Penghargaan masa kerja 25 tahun :
- Surat keputusan dan piagam penghargaan dari perusahaan
- Uang tunai sebesar 5 (lima) kali gajih pokok bulan terakhir
- Medali emas 22 karat sebesar 10 gram
c. Penghargaan masa kerja 30 tahun :
- Surat keputusan dan piagam penghargaan dari perusahaan
- Uang tunai 2 sebesar (dua) kali gajih pokok bulan terakhir
d. Penghargaan masa kerja 35 tahun :
- Surat keputusan dan piagam penghargaan dari perusahaan

40
- Uang tunai sebesar 3 (tiga) kali gajih pokok bulan terakhir
(5) Pengusaha dapat menjatuhkan hukuman/sanksi kepada karyawan yang telah terbukti
tidak mematuhi kewajiban nya serta telah melanggar ketentuan yang telah
ditetapkan. Adapun hukuman/sanksi yang dapat berupa :
a. Teguran lisan
b. Surat peringatan, dapat berupa :
- Surat peringatan pertama
- Surat peringatan kedua
- Surat peringatan ketiga/terakhir
c. Penundaan kenaikkan gaji berkala
d. Penurunan pangkat golongan
e. Pemutus an hubungan kerja
f. Ganti rugi untuk kesalahan berat atau ringan

Pasal 62
(1) Kenaikan pangkat karyawan/karyawati merupakan penghargaan yang diberikan atas
prestasi kerja dan pengabdian karyawan/karyawati yang bersangkutan terhadap negara
berdasarkan sistem kenaikan pangkat sesuai ketentuan yang berlaku .
(2) Kenaikan pangkat karyawan/karyawati adalah merupakan penghargaan yang diberikan
atas prestasi kerja karyawan/karyawati berdasarkan kinerja yang bersangkutan
(3) Kenaikan Golongan/Jabatan (promosi)
a. Setiap karyawan diberikan kesempatan yang sama untuk mengembangkan

karirnya guna memperoleh kenaikan golongan dan jabatan di Rumah Sakit


b. Karyawan dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan kedudukan yang lebih

tinggi dari jabatan/kedudukan semula setelah mempertimbangkan prestasi dan


potensi dari karyawan yang bersangkutan serta tersedia formasi dalam Struktur
Organisasi Rumah Sakit
c. Pelaksanaan promosi jabatan tersebut ayat (1) huruf b dilakukan dengan Surat

Keputusan Kepala Rumah Sakit bagi karyawan/karyawati yang memperoleh


kenaikan jabatan

41
d. Bagi karyawan yang memperoleh kenaikan jabatan , maka kepadanya diberikan
penyesuaian golongan gaji serta fasilitas sesuai dengan jabatan yang dipangkunya
menurut ketentuan perusahaan
e. Karyawan yang menduduki jabatan tertentu yang lebih tinggi, maka hak- haknya

disesuaikan dengan jabatan yang dipangkunya menurut ketentuan perusahaan


f. Apabila karyawan yang telah menduduki jabatan tersebut dan berprestasi baik
selama 2 (dua) tahun, maka golongannya dapat disesuaikan pada jabatan yang
dipangkunya. Sedangkan jika prestasinya tidak baik maka jabatannya tersebut
akan dikembalikan pada posisi semula atau yang setingkat
g. Kenaikan setiap strata dilaksanakan dengan seleksi
(4) Kenaikan Gaji Pokok Berkala
a. Kenaikan gaji berkala diberikan secara berkala setiap tahun tanpa didahului

pengusulan, kecuali bagi yang ditunda kenaikan gaji pokok berkalanya karena
mendapat hukuman/sanksi dari perusahaan
b. Bagi karyawan yang menunjukkan prestasi, kecakapan, disiplin kerja, yang sangat
baik dan telah memberikan kontribusi yang cukup tinggi berdasarkan penilaian
kondute untuk masa satu tahun penuh sehingga patut menjadi teladan terhadap
rekan – rekan sekerjanya , dapat diberikan Kenaikan Gaji Berkala Istimewa
sebanyak 2 ( dua) kali skala gaji pokok
c. Kenaikan Gaji berkala Istimewa hanya dapat diberikan sekali dalam setiap jenjang

golongan
d. Karyawan yang telah mendapat Kenaikan Gaji Berkala Istimewa tidak otomatis

diberikan kenaikan golongan pada tahun berikutnya, tetapi sesuai dengan hasil
Penilaian Kinerja Individu

(5) Kenaikan Golongan/Pangkat/Jabatan


a. Kenaikan Golongan/Pangkat/ Jabatan Normal
Adalah kenaikan golongan/pangkat/ jabatan yang diberikan setingkat lebih tinggi
dengan persyaratan :
- Sekurang – kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam golongan yang
dipangkunya

42
- Telah menunjukkan kecakapan, sikap, perilaku, prestasi kerja dan kemampuan
untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi yang dinyatakan dengan Penilaian
Kinerja Individu pada tahun terakhir baik
- Masih tersedia formasi golongan/pangkat/ jabatan diatasnya
(6) Kenaikan Golongan/Pangkat/Jabatan Istimewa
Kenaikan Golongan/Pangkat/Jabatan istimewa diberikan setingkat lebih tinggi apabila
:
- Menunjukkan prestasi kerja luar biasa dan penilaian kinerja Individu baik
secara terus menerus selama 2 (dua) tahun terakhir, sehingga yang
bersangkutan nyata- nyata menjadi teladan bagi lingkungan yang harus
dinyatakan dengan surat keputusan perusahaan
- Masih tersedia formasi untuk jabtan diatasnya

(7) Kenaikan Golongan pilihan


Kenaikan golongan pilihan diberikan apabila golongan yang di pangku pada saat
menduduki suatu jabtan belum memenuhi syarat golongan sesuai strata jabatan yang
dipangkunya, dengan syarat Masa Kerja Golongan (MKG) dalam golongan yang
dipangku minimal 1 (satu) tahun dengan prestasi sangat baik
(8) Kenaikan Golongan Pendidikan
Adalah kenaikan golongan yang dapat diberikan kepada karyawan yang telah
mencapai batas usia pensiun dan akan diberhentikan dengan hormat dengan hak
pensiun. Kenaikan golongan pengabdian diberikan setingkat lebih tinggi dan saat
pemberiaannya 1 (satu) bulan sebelum memasuki masa bebas tugas, dengan
persyaratan sebagai berikut :
- Sekurang – kurangnya telah 3 (tiga) tahun dalam golongan yang dipangkunya
- Penilaian pelaksanaan pekerjaan rata – rata bernilai sangat baik selama 2
(dua) tahun terakhir
- Masih tersedia jenjang golongan diatas golongan yang bersangkutan
(9) Kenaikan Golongan/Pangkat/Jabatan Anumerta
Adalah kenaikan golongan/pangkat/jabatan yang dapat diberikan setingkat lebih
tinggi kepada karyawan yang meninggal dunia dalam melaksanakan tugas terhitung

43
mulai meninggal dunia karyawan tersebut, disertai pemberian gaji dan santunan lain
oleh perusahaan
(10) Kenaikan Gaji Pokok berkala/ Berkala Istimewa, Kenaikan Golongan istimewa,
diberikan setiap tanggal 1 Januari kecuali Kenaikan golongan/Pangkat/ jabatan,
kenaikan Jabatan Anumerta dan kenaikan Golongan Pengabdian diberikan sesuai
dengan penetapan Direksi

Pasal 63
(1) Rotasi/mutasi karyawan/karyawati dilaksanakan dengan tujuan untuk peningkatan kinerja
dan pengembangan karir :
(2) Rotasi/mutasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
a. Penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan
keterampilannya;
b. Masa kerja di unit tertentu;
c. Pengalaman pada bidang tugas tertentu ;
d. Kegunaannya dalam menunjang karir;
e. Kondisi fisik dan psikis pegawai.
(1) Karyawan gol IA samapai dengan Golongan IV D dapat dan bersedia
dimutasikan/dipindahkan dari satu unit ke unit lainnya dalam satu unit kerja. Atau
unit kerja ke unit kerja lainnya atau dari satu jabtan ke jabatan lainnya sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhan perusahaan. Pemindahan karyawan dengan alasan –
alasan perbedaan keyakinan agam , suku, politik atau karena asal – usul tidak
diperkenankan

PARAGRAF 3
PENGANGKATAN PEGAWAI
Pasal 64
(1) Pengangkatan karyawan dilakukan oleh perusahaan
(2) Untuk pengangkatan karyawan tidak tetap menjadi karyawan tetap dilakukan oleh
pengusaha/pejabat puncak yang telah mendapatkan izin dari pengusaha :
a. Berdasarkan ijasah sesuai formasi yang dibutuhkan :

44
- SLTA/sederajat/paket C : I A/00
b. Dengan keahlian khusus sesuai formasi yang dibutuhkan, karyawan dengan
Ijasah Diploma III dapat diangkat menjadi golongan IIA/00
(3) Bagi pelamar berijasah sederajat sarjana (strata I) untuk profesi Dokter, Dokter Gigi,
dan Apoteker yang penerimaannya oleh Kantor Pusat dapat diangkat menjadi
golongan IIIA/00
(4) Ketentuan mengenai pengangkatan karyawan diatur dan ditetapkan sesuai peraturan
yang berlaku di perusahaan
(5) Setiap karyawan yang baru diterima, harus melalui :
a. Seleksi administrasi
b. Tes tulis dan wawancara
c. Tes psikotes
d. Tes kesehatan
e. Tes praktik kerja ( Masa Audisi )

PARAGRAF 4
DISIPLIN PEGAWAI
Pasal 65
(1) Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban yang dituangkan dalam
a. Daftar hadir
b. Laporan kegiatan
c. Daftar penilaian pekerjaan pegawai
(2) Tingkatan dan jenis hukuman disiplin pegawai, meliputi :
a. Hukuman disiplin ringan, yang terdiri dari teguran lisan, teguran tertulis dan pernyataan
tidak puas secara tertulis
b. Hukuman disiplin sedang, yang terdiri dari penundaan kenaikan gaji berkala untuk
paling lama 1 (satu) tahun, penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk
paling lama 1 (satu) tahun, dan penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 ( satu
) tahun

45
c. Hukuman disiplin berat yang terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih rendah
untuk paling lama 1 (satu) tahun, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai karyawan , dan pemberhentian tidak
hormat sebagai karyawan

PARAGRAF 5
PEMBERHENTIAN PEGAWAI
Pasal 66
(1) Pemberhentian Karyawan / karyawati diatur PKB tentang pemberhentian
(2) Pemberhentian Karyawan/karyawati dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemberhentian atas permintaan sendiri dilaksanakan apabila karyawan/karyawati
rumah sakit mengajukan permohonan pemberhentian sebagai pegawai pada masa
kontrak dan atau tidak memperpanjang masa kontrak
b. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun dilaksanakan apabila
karyawan/karyawati rumah sakit telah memasuki masa batas usia pensiun sebagai
berikut :
1. Batas usia pensiun tenaga medis 55 tahun atau 56 tahun .
2. Batas usia pensiun tenaga perawat 55 tahun atau 56 tahun
3. Batas usia pensiun tenaga non medis 55 tahun atau 56 tahun
(2) Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri dilaksanakan apabila karyawan/karyawati
rumah sakit melakukan tindakan – tindakan pelanggaran sesuai yang diatur dalam pasal
tentang disiplin pegawai .

46
BAGIAN KEEMPAT BELAS
PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 67
Pengelolaan keuangan rumah sakit berdasarkan pada prinsip efektivitas, efisiensi dan
produktivitas dengan berazaskan akuntabilitas dan transparasi.
Pasal 68
Dalam rangka penerapan prinsip dan azas sebagaimana dimaksud pasal 71, maka dalam
penatausahaan keuangan diterapkan sistem akuntansi berbasis akrual (SAK) dan Pernyataan
Standar Akutansi Keuangan (PSAK).

Pasal 69
Modal kerja dari penanggung jawab tata kelola Rumah Sakit untuk pembiayaan rumah sakit
dapat berupa biaya gaji, biaya pengadaan barang modal, dan biaya pengadaan barang dan
jasa

BAGIAN KELIMA BELAS


TARIF LAYANAN

Pasal 70
1. Rumah sakit dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang dan /
atau jasa layanan yang diberikan.
2. Imbalan atas barang dan / atau jasa layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per unit
layanan.
3. Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk menutup seluruh dari biaya layanan.
4. Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa besaran tarif dan / atau
pola tarif sesuai jenis layanan rumah sakit.
5. Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah berdasarkan besaran biaya satuan
ditambah dengan batas keuntungan, tingkat bunga bank, tingkat inflasi dan jasa pelayanan
dengan mempertimbangkan tarif rumah sakit sekitar, ability to pay dan wilingness to pay.

47
Pasal 71
1. Tarif layanan rumah sakit ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit dan dilaporkan kepada
Direktur PT Nusantara Sebelas Medika sebagai penanggung jawab tata kelola rumah sakit
2. Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempertimbangkan
kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat.

Pasal 72
1. Tarif layanan rumah sakit dapat dilakukan perubahan sesuai kebutuhan dan
perkembangan keadaan.
2. Perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
keseluruhan maupun per unit layanan.
3. Proses perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berpedoman
pada ketentuan pasal 71.

BAGIAN KEENAM BELAS


PENDAPATAN DAN BIAYA
PARAGRAF 1
PENDAPATAN
Pasal 73
Pendapatan rumah sakit dapat bersumber dari :
a. Jasa layanan
b. Hasil kerja sama dengan pihak lain
c. Lain - Lain
Pasal 74
1. Pendapatan rumah sakit yang bersumber dari jasa layanan dapat berupa imbalan yang
diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat
2. Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa perolehan dari kerjasama operasional,
sewa menyewa dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan fungsi rumah sakit
3. Lain lain pendapatan rumah sakit yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 72 huruf c,
antara lain
a. Hasil pemanfaatan kekayaan

48
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
d. Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan / atau
pengadaan barang dan / atau jasa oleh rumah sakit
e. Hasil investasi

Pasal 75
1. Seluruh pendapatan rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf a, huruf b,
dan huruf c, dilaksanakan melalui rekening kas rumah sakit dan dicatat dalam kode
rekening kelompok pendapatan asli pada jenis lain – lain pendapatan asli yang sah
dengan obyek pendapatan rumah sakit.
2. Seluruh pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada pejabat
pengelola keuangan setiap bulan.
3. Format laporan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

PARAGRAF 2
BIAYA
Pasal 76
1. Biaya rumah sakit merupakan biaya operasional dan biaya non operasional.
2. Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup seluruh biaya yang
menjadi beban rumah sakit dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi.
3. Biaya non operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup seluruh biaya yang
menjadi beban rumah sakit dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.
4. Biaya rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dialokasikan untuk membiayai
program peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan.
5. Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dialokasikan
sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan.
Pasal 77
(1)Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (2), terdiri dari :
a. Biaya pelayanan dan

49
b. Biaya umum dan administrasi
(2)Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mencakup seluruh biaya
operasional yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan
(3) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup
seluruh biaya operasional yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan
(4) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri dari :
a. Biaya pegawai
b. Biaya bahan
c. Biaya jasa pelayanan
d. Biaya pemeliharaan
e. Biaya barang dan jasa dan
f. Biaya pelayanan lain – lain
(5) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari :
a. Biaya pegawai
b. Biaya administrasi kantor
c. Biaya pemeliharaan
d. Biaya barang dan jasa
e. Biaya promosi
f. biaya umum dan administrasi lain – lain

Pasal 78
Biaya non operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (3) terdiri dari
a. Biaya bunga
b. Biaya administrasi bank
c. Biaya kerugian penurunan nilai dan
d. Biaya non operasional lain – lain

50
Pasal 79
(1)Ambang batas RKAP ditetapkan dengan besaran persentase
(2)Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan dengan
mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional rumah sakit
(3)Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dalam RKAP
(4)Persentase ambang batas tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1), merupakan kebutuhan
yang dapat diprediksi, dapat dicapai, terukur, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan .

Pasal 80
(1)Pengeluaran biaya rumah sakit diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume
kegiatan pelayanan
(2)Fleksibilitas pengeluaran biaya rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
merupakan pengeluaran biaya yang disesuaikan dan signifikan dengan perubahan
pendapatan.
(3)Fleksibilitas pengeluaran biaya rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya
berlaku untuk biaya rumah sakit yang berasal dari pendapatan selain dari RKAP
(5)Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, Kepala Rumah Sakit mengajukan usulan
tambahan anggaran kepada Direktur PT Nusantara Sebelas Medika.

BAGIAN KETUJUH BELAS


PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAIN
Pasal 81
1. Pengelolaan sumber daya lain yang terdiri dari :
sarana, prasarana dan gedung dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku .
2. Pengelolaan sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimanfaatkan seoptimal

mungkin untuk kepentingan mutu pelayanan dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi rumah sakit.

51
BAGIAN KEDELAPAN BELAS
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Pasal 82
1. Kepala Rumah Sakit menunjuk pejabat dan petugas terkait yang mengelola lingkungan
rumah sakit antara lain lingkungan fisik, kimia, biologi serta pembuangan limbah yang
berdampak pada kesehatan lingkungan internal dan eksternal serta halaman, taman,
dan lain - lain sesuai dengan peraturan perundang -undangan yang berlaku .
2. Tugas pokok pejabat dan petugas terkait yang memiliki uraian tugas untuk mengelola
lingkungan dan limbah Rumah Sakit meliputi pengelolaan limbah dan sampah,
pengawasan dan pengendalian vector/serangga, sistem pengelolaan lingkungan fisik dan
biologi rumah sakit serta menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan
pendidikan, pelatihan penelitian/pengembangan di bidang penyehatan lingkungan
rumah sakit .
3. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Rumah Sakit berupa :
a. Penyehatan ruang dan bangunan rumah sakit
b. Penyehatan makanan dan minuman
c. Penyehatan air bersih dan air minum
d. Pemantauan pengelolaan linen
e. Pengelolaan sampah
f. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
g. Desinfeksi dan sterilisasi ruang
h. Pengelolaan air limbah
i. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan

BAGIAN KESEMBILAN BELAS


PRINSIP TATA KELOLA
Pasal 83
1. Rumah sakit beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau peraturan internal, yang
memuat antara lain :
a. Struktur organisasi
b. Prosedur kerja

52
c. Pengelompokkan fungsi yang logis dan
d. Pengelolaan sumber daya manusia
2. Tata kelola sebagaimana dimaksud ayat (1) memperhatikan prinsip antara lain
a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Responsibilitas
d. Independensi

Pasal 84
(1) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) huruf a
menggambarkan posisi jabatan,pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab dan
wewenang dalam organisasi
(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) huruf b
menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi
dalam organisasi
(3) Pengelompokkan fungsi yang logis sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1)
huruf c, menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan
dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka
efektivitas pencapaian organisasi
(4) Pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1)
huruf d, merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya
manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif / kompeten untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif

Pasal 85
(1) Transparansi sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (2) huruf a, merupakan asas
keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar informasi
secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.
(2) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (2) huruf b, merupakan
kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada rumah sakit agar
pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.

53
(3) Responsibilitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (2) huruf c, merupakan
kesesuaian atau kepatuhan didalam pengelolaan organisasi terhadap bisnis yang
sehat serta perundang – undangan.
(4) Independensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (2) huruf d, merupakan
kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang – undangan dan prinsip bisnis yang sehat.
(5) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud ayat (2) diwujudkan dalam perencanaan,
evaluasi dan laporan pertanggunggugatan dalam sistem pengelolaan keuangan,
hubungan kerja dalam organisasi, manajemen SDM, pengelolaan aset, dan
manajemen pelayanan.

54

Anda mungkin juga menyukai