Anda di halaman 1dari 3

A.

Sinopsis
Novel ini bercerita tentang seorang pemuda yang bernama Lim Hwi Chan, seorang
mantan narapidana yang sekarang menjadi penjaga toko yang menyedihkan yang berumur
27 tahun.Lim Hwi Chan adalah tipe anak muda yang jujur tapi suka emosian, jadi banyak
terjebak dalam kejadian-kejadian yang merugikan dirinya sendiri, salah satu yang
menyebabkannya masuk bui.Setelah keluar dari penjara pun, Lim Hwi Chan merasa
hidupnya tidak menjadi lebih baik.Ia mengalami banyak kesulitan di kehidupan sosialnya,
baik mencari pekerjaan maupun berteman karena status mantan narapidananya itu.
Suatu hari, Lim Hwi Chan bergabung dengan sebuah klub khusus mantan narapidana
yang bernama Morning Star Club. Disebut begitu karena merujuk pada bintang paling
terang yang bersinar di pagi hari, yang biasanya bisa dilihat dari jendela penjara. Tak
disangka-sangka, Morning Star Club berhasil mengubah Hwi Chan menjadi manusia
yang lebih baik. Lewat kegiatan-kegiatan sosial yang rutin dilakukan, Hwi Chan bisa
belajar banyak keahlian dan berteman dengan banyak orang dari berbagai tingkat
ekonomi, latar belakang dan usia.
“Kalau 100 lamaran pekerjaan gagal, maka kirimlah 200 lamaran pekerjaan. Kalau
200 gagal, maka kirimlah 300!” – begitu kata Ketua klub Morning Star pada Hwi Chan
yang bernama Sun Hyeok. Ternyata, nasib sedang berpihak padanya karena tak lama,
Hwi Chan diterima kerja untuk pertama kalinya, di perusahaan yang elit pula.Tapi
ternyata cobaan Hwi Chan tak berhenti sampai di situ,sebagai penagih hutang yang
memberikan bunga tinggi, Hwi Chan lagi-lagi terpuruk karena nasib mengambil
kebahagiaan yang sudah sempat berada di tangannya.
B. Pesan
1. Masa lalu yang kelam ≠ masa depan suram
Lim Hwi Chan baru berumur 27 tahun, tapi dia sudah menyandang predikat mantan
narapidana. Dia sempat mendekam lama di penjara karena dakwaan ‘Perampokan
Khusus’. Sejak keluar dari penjara, hidupnya tidak lebih baik karena dunia seolah
‘membuangnya’. Tapi, apakah ini berarti masa depan yang suram bagi Hwi Chan? Di
novel ini kita akan menemukan jawabannya.
2. Jangan pernah patah semangat.
Salah satu efek dari status mantan narapidana adalah Hwi Chan kesulitan mencari
pekerjaan. Dia sudah hampir menyerah, tetapi salah seorang ajussi menasihatinya dengan
berkata:
“Tulis seratus surat, kalau masih belum diterima juga siapkan dua ratus lagi. Kalau dua
ratus juga masih belum diterima, tulis tiga ratus surat lagi! Siapa tahu ada perusahaan
yang tidak peduli apa kau mantan narapidana atau tidak. Iya, kan? Pasti ada satu
perusahaan di dunia ini yang bersedia menerima mantan narapidana, iya tidak? Lagi pula,
kenapa takut untuk hidup? Yang namanya laki-laki, harus berani melangkah.”
3. Keluarga adalah segalanya.
Hwi Chan adalah anak yatim-piatu, dan sehari-hari dia hidup berdua bersama kakak
perempuan—Nuna-nya. Admin tersentuh dengan bagaimana cara sang Nuna menyayangi
Hwi Chan, memedulikannya walaupun melalui cara-cara yang sepertinya ‘galak’, hehe.
Dari sini Admin percaya betul dengan ungkapan “family comes first”. Kita boleh saja
punya banyak teman baik di luar sana, tapi kalau ada apa-apa, tetap keluargalah yang
pertama kali menolong tanpa pamrih. :’|
4. Sahabat-sahabat sejati adalah mereka yang selalu membangkitkanmu.
Kehidupan pasca-penjara Hwi Chan bisa dibilang friendless—dia nggak punya teman
sebaya untuk saling bercerita. Bahkan saat bergabung dengan Morning Star Club pun,
teman-temannya adalah para pria yang umurnya jauh lebih tua—lebih cocok
dipanggil ajussi. Namun, justru para paman inilah yang selalu membangkitkan
semangatnya, memberi nasihat dan kata-kata motivasi hingga membuat Hwi Chan yakin
akan dirinya sendiri. Terbukti kan, sahabat sejati adalah mereka yang selalu mampu
membuatmu bangkit dari keterpurukanmu. J
5. Jangan pernah memandang rendah orang lain karena status mereka.
Selain memandang dari sisi Lim Hwi Chan, melalui novel ini pun Admin belajar menjadi
orang-orang di sekitar Hwi Chan. Apakah Admin bisa menjadi sahabat yang baik bagi
Hwi Chan; atau justru menjadi seperti orang-orang di perusahaan yang dilamar Hwi
Chan, yang selalu memandang rendah Hwi Chan karena statusnya? Admin pun jadi
instropeksi diri, adakah selama ini Admin sudah memandang jijik—dengan sengaja atau
tanpa sengaja—orang-orang di sekitar Admin dengan stigma ‘rendah’ di masyarakat?
Yah, Admin sih mulai sekarang mau lebih peka dan lebih menghargai semua orang,
nggak peduli apa pun latar belakang dan predikat mereka.
C. Teks Ulasan

Orientasi

Ceritanya tentang Lim Hwi Chan, pemuda berumur 27 tahun yang pernah masuk penjara
karena kesalahan yang tidak dia lakukan. Lim Hwi Chan ini tipe2 anak muda yang jujur
tapi suka emosian gitu, jadi banyak terjebak dalam kejadian2 yang merugikan dirinya
sendiri, salah satunya yang menyebabkan dia masuk bui. Setelah keluar dari penjara pun,
Lim Hwi Chan merasa hidupnya tidak menjadi lebih baik. Dia mengalami banyak
kesulitan di kehidupan sosialnya, baik mencari pekerjaan maupun berteman karena status
mantan narapidananya itu.

Deskripsi

Lim Hwi Chan. Seorang mantan narapidana yang sekarang menjadi penjaga toko yang
menyedihkan. Umurnya 27 tahun dan dia suka menonton film thriller berulang-ulang
sampai 30 kali. Ia juga suka melampiaskan emosi dengan mengepel lantai yang kotor
gara-gara keteledoran para siswi yang makan mi instan dan kimchi sembarangan di
tokonya. Memang,ia tidak bisa disebut panutan, tapi juga tidak bisa disebut sebagai
pecundang hanya karena pernah dipenjara.

Hwi Chan memang adalah narapidana,ia muak selalu dicurigai.Dia hanya ingin
melupakan semua kenangan itu. Tapi, sepertinya seluruh dunia sudah telanjur
mengecapnya sebagai seorang “Mantan Narapidana” dan mereka menolaknya.

Sampai ia menemukan perkumpulan aneh bernama “Morning Star” yang malah mencari
mantan narapidana sebagai anggota.

Evaluasi

Jadi, kisah Lim Hwi Chan ini benar-benar menarik. Penulis menggambarkan Lim Hwi
Chan adalah seorang pemuda berhati lembut. Aku bisa menilai dari tindakan, perkataan,
dan dialog antartokoh. Bagaimana Lim Hwi Chan saat menyatakan dirinya tidak bersalah
di hadapan polisi, bagaimana ia di depan kakak dan teman-temannya, bagaimana ia
memperlakukan Oh Su Jeong, kekasihnya. Semuanya terlihat begitu lembut dan
menguras emosi.

Langkah Hwi Chan menuju club bernama Morning Star benar-benar tepat. Awalnya aku
berpikir ketiga paman yang bernaung di sana adalah orang-orang jahat. Tapi ternyata
tidak. Bahkan sosok Ketua mampu membuatku kagum lewat tindakan dan perkataannya.

Tokoh kakak perempuan dan kakak ipar Lim Hwi Chan juga turut mewarnai cerita ini.
Kakak perempuan yang begitu penyayang dan lembut.

Anda mungkin juga menyukai