Anda di halaman 1dari 49

PERAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DALAM PENGEMBANGAN MUTU PELAYANAN

Eka Viora
Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
Ditjen Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan RI

Disampaikan pada Kuliah Tamu pada CHPM- FK UGM


Jogyakarta, 18 Mei 2018
POKOK BAHASAN

1
Pendahuluan
2
Mutu Pelayanan RS
3
Upaya Peningkatan Mutu
4
Akreditasi Faskes
5
Indikator Mutu
2
1. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

VISI DAN MISI PRESIDEN


3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


TRISAKTI:
UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)


Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA KERJA


PROGRAM INDONESIA PINTAR PROGRAM INDONESIA SEHAT PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA

RENSTRA 2015-2019

PARADIGMA SEHAT PENGUATAN YANKES JKN

D
KELUARGA SEHAT T K
P
Sasaran Pokok Pembangunan Kesehatan
dalam RPJMN 2015 – 2019 (PERPRES N0. 2 TAHUN 2015)
Perpres No 2 tahun 2015

 Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;


 Meningkatnya pengendalian penyakit;
 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama
di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;
 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,
 Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin;
 Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan
PROGRAM INDONESIA SEHAT

RENSTRA 2015-2019

Pilar 1. Paradigma Sehat Pilar 2. Penguatan Yankes Pilar 3. JKN

Program Program
Program • Peningkatan Akses terutama pd • Benefit
• Pengarusutamaan FKTP • Sistem pembiayaan:
kesehatan dalam • Optimalisasi Sistem Rujukan
• Peningkatan Mutu asuransi – azas gotong
pembangunan
royong
• Promotif - Preventif
• Kendali Mutu & Kendali
sebagai pilar utama upaya Penerapan pendekatan continuum of
care
Biaya
kesehatan
• Sasaran: PBI & Non PBI
• Pemberdayaan masyarakat
Intervensi berbasis resiko
kesehatan (health risk)

KELUARGA SEHAT
DITJEN PELAYANAN KESEHATAN

Program
Pemetaan/ Penyelenggaran Peningkatan
Registrasi Pelayanan Mutu dan
Fasyankes Kesehatan Akreditasi di
Pemenuhan Fasyankes
Kebutuhan Mempersiapkan
Sarpras Fasyankes Siap
Fasyankes Diakreditasi

Kepatuhan Fasyankes Terhadap Standar Input & Proses

Dukungan
Manajemen Dukungan
Manajemen

AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

7
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM PROGRAM
PENINGKATAN AKSES PENINGKATAN MUTU
 SARANA PRASARANA
 KOMPETENSI SDM • AKREDITASI RS
 ALAT KESEHATAN • AKREDITASI PKM

Terwujudnya Akses Pelayanan Kesehatan


Dasar dan Rujukan yang berkualitas
Bagi Masyarakat
PENGUATAN AKSES DAN MUTU YANKES MENUJU UHC

Akses dan Mutu

KOMPETENSI FASKES
UHC
2019

Sarana Prasarana Sumber Daya Alat Kesehatan Mutu Sistem


Kesehatan melalui Rujukan
Akreditasi
2. MUTU PELAYANAN
(Quality Health Care)

10
Quality Health Care
• The “Healthcare service” perspective
–Perspektif Pasien : Pelayanan sesuai dengan harapan : Survey kepuasan pasien
–Perspektif Profesional : Pelayanan yang mengikuti prosedur dan evidence-based
–Perspektif Manajemen : Pelayanan efektif dan efisien

• The “System-of-care” perspective


–Rujukan dan kesinambungan pelayanan

• The “Populations’ public health” perspective


–Pelayanan kesehatan menjangkau dan dapat diakses oleh semua orang yang
membutuhkan

World Health Organization Regional Europe: Guidance on developing quality and safety strategies with a health system approach, 2008
Quality Health Care
Quality Health Care can be defined in many ways but there is growing acknowledgment that
quality health services across the world should be:
 Effective: Providing evidence based health care services to those who need them
 Safe:Avoiding harm to people for whom the care is intended
 People – Centred: Providing care that responds to individual preferences, needs and values
In addition , in order to realize the benefit of quality health care , health service must be:
 Timely; reducing waiting times and sometimes harmful delays for both those who receive
and those who give care
 Equitable: Providing care that does not vary in quality on account of age, sex, gender, race, ,
ethnicity, geographical location, religion , socioeconomic status, linguistic or political
affiliation
 Integrated: Providing care that is coordinated across levels and providers and makes
available the full range of health services throughout the life course
 Effident: Maximizing the benefit of available resources and avoiding waste

World Health Organization , Handbook for National Quality and Policy Strategy - 2017
12
Isu Mutu Pelayanan
• Berbagai pengukuran mutu telah dilakukan oleh berbagai institusi, seperti :
– SPM-RS , Indikator Mutu RS (Kemenkes),
– Indeks Kepuasan Masyarakat di fasyankes (KeMen PAN),
– Indeks Kualitas Fasilitas Pelayanan Kesehatan (BPJS),
– Akreditasi RS dengan indikator mutu area klinis, manajemen dan keselamatan pasien (KARS),
– Indikator keselamatan pasien (KNKP RS), dll

Pengukuran Mutu Tidak terintegrasi satu sama lain


Hasil pengukuran tidak disosialisasikan dan digunakan secara maksimal untuk mendorong peningkatan mutu

Belum adanya kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan tingkat nasional


(national healthcare quality framework)
Isu Mutu Pelayanan

• Selama Era JKN indikator mutu yang mengukur dimensi akses dan
efisiensi menjadi indikator yang paling menjadi perhatianTargetnya
adalah meningkatnya jumlah cakupan kepesertaan serta juga kendali mutu dan
kendali biaya.

• Untuk mendapatkan gambaran komprehensif mutu pelayanan


kesehatan, dimensi mutu yang lain seperti effective, acceptability,
equity & safety, patient centred, timely juga perlu diukur
Isu Mutu Pelayanan

• Rendahnya Budaya / Etos Kerja,


• Kurangnya Pemahaman mutu dan keselamatan Pasien,
• Rendahnya kompetensi dan motivasi SDM
• Variasi praktek klinis
• Pelayanan belum sesuai kebutuhan pasien
• Rendahnya perhatian terhadap hak pasien dan keluarga
• Penggunaan antibiotik dan tes diagnostik berlebihan
• Kurangnya keterlibatan konsumen /pasien
• dll
Regulasi Mutu Pelayanan

17
REGULASI PELAYANAN KESEHATAN

PERMENKES nomor 75 tahun 2014


Tentang Puskesmas
STANDAR PELAYANAN
PERMENKES nomor 56 tahun 2014
Tentang Klasifikasi Dan Perizinan
Rumah Sakit

PERMENKES nomor 46 tahun 2015


Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi KUALITAS PELAYANAN
PERMENKES 34 tahun 2017 (revisi
permenkes 12 tahun 2012)
Tentang Akreditasi Rumah Sakit
REGULASI AKREDITASI FASKES
PENDAHULUAN

Permenkes No. 99/2015: Revisi Permenkes 71/2013 (tanggal 28 November 2013):


Pelayanan Kesehatan Pada JKN, Masa Transisi Persyaratan Akreditasi
5 Tahun untuk RS & dan 7 Tahun untuk FKTP

RS yang bekerjasama dengan


1 Januari 2019 BPJS harus terakreditasi
FKTP yang bekerjasama dengan
1 Januari 2021 BPJS harus terakreditasi
STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN
Permenkes No 1438 tahun 2010
MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN PADA TIAP LEVEL FASKES
 PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER

Input Proses Output

• Standar fasilitas medik • PNPK • Angka pasien jatuh


• PPK • Kepatuhan Clinical Pathway
• Standar fas non medik
• CP
HTA • Kecepatan mengatasi komplain,
• Standar SDM dll
• HTA
• Tarif
• MUTU (Akreditasi)

EFISIENSI COST EFFECTIVENESS INDIKATOR MUTU PELAYANAN


MODEL SISTEM PELAYANAN KESEHATAN ERA JKN

DIPERLUKAN TATA Pelayanan Kesehatan Sub Spesialistik oleh dokter


KELOLA YANG BAIK sub spesialis di Faskes Tingkat lanjutan (RS Tipe A
Tersier dan B Pendidikan, RS Khusus)

Rujukan berjenjang
Koordinasi timbal balik
Dukungan IT, Regulasi PNPK, CP DAN PPK INA CBGs

Sekunder Pelayanan Kesehatan Spesialistik oleh dokter


spesialis di Faskes Tingkat lanjutan (RS Tipe B Non
Pendidikan, C dan D, serta Balai)
AUDIT
RUJUKAN
KAPITASI

Primer Pelayanan Kesehatan Dasar oleh Faskes


Tingkat pertama (Puskesmas, RS Kelas
D Pratama)
FOKUS PELAYANAN PRIMER
promotif dan preventif
TATA KELOLA YANG BAIK SEBAGAI KEBUTUHAN FASKES

TATA KELOLA
KLINIK YANG BAIK
• Mutu pelayanan
• Keselamatan pasien
• Cost effective
• Produktivitas Kepuasan
TATA KELOLA pasien
ORGANISASI
YANG BAIK
3. UPAYA PENINGKATAN MUTU

23
UPAYA PENINGKATAN MUTU FASKES

KUALITAS PELAYANAN

MUTU AKREDITASI RS
KINERJA
• NASIONAL
• INTERNASIONAL
IKI IKT
(Indikator Kinerja Individu) (Indikator Kinerja Terpilih)

PERFORMANCE REMUNERASI (BERBASIS


RS KINERJA)
• Mekanisme perijinan (lisensi) yang diberikan oleh Kementerian
Kesehatan maupun Dinas Kesehatan seperti perijinan rumah-
sakit, ijin praktek mandiri (dokter, bidan), ijin klinik, ijin apotik
dan sebagainya;

• Mekanisme sertifikasi seperti rumah-sakit sayang bayi dan ibu,


bidan Delima, sertifikat ACLS/ATLS dan sebagainya;

• Mekanisme akreditasi seperti akreditasi RS, akreditasi


UPAYA INOVASI PENINGKATAN MUTU

UPAYA INOVASI MASALAH


 Pengembangan Tim Quality Assurance, • Tidak selalu dapat berjalan secara
 Pengembangan sistem peningkatan berkelanjutan,
kinerja klinis, • Sebagian besar juga tidak dilakukan
 Penerapan STANDAR ISO, evaluasi untuk menilai efektifitasnya.
 Penerapan AUDIT MUTU,
 Pengembangan CLINICAL PATHWAYS
AKREDITASI FASKES

27
AKREDITASI
Kebutuhan atau Kewajiban?
Mendapatkan kepercayaan
dan pengakuan publik Memastikan Pelayanan

Menciptakan budaya mutu dan telah sesuai Standar


keselamatan yang berfokus peda
perbaikan terus menerus
(continuous quality improvement)
Salah satu persyaratan kredensial
AKREDITASI
kerjasama dengan BPJS
Memperbaiki tatakelola
manajemen dan klinis
Negosiasi untuk pembayaran sistem
kapitasi berbasis kinerja dan kualitas
Perbaikan Kinerja Secara layanan

Berkesinambungan
KONDISI FASKES SAAT INI
JUMLAH PUSKESMAS DI INDONESIA STATUS AKREDITASI
PUSKESMAS
NON RAWAT INAP 6371

RAWAT INAP 3454

TOTAL : 9.825 PUSKESMAS


Sumber: Pusdatin Kemenkes (Data per Desember
2017)

JUMLAH KLINIK DI INDONESIA


KLINIK UTAMA RAWAT INAP 331
KLINIK UTAMA RAWAT JALAN 698
638
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP 1344 TOTAL : 4.513 PKM
KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN 6297 TERAKREDITASI

Sumber: Dit. Mutu Akeditasi Yankes


TOTAL : 8.610 KLINIK (Data per 15 Maret 2018 )
Sumber: Dit. Pelayanan Kesehatan Primer (Data per Desember 2017)
JENIS RUMAH SAKIT DAN STATUS AKREDITASI

JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA 56,7% RS


Tersertifikasi
668, Akreditasi
SWASTA 1205 670;
42%
Nasional
SWASTA NON PROFIT 614 42%
1.609
PEMDA KABUPATEN 512 PERDANA
DASAR
PEMDA PROVINSI 139
39, 2% MADYA
TNI 125 RS Kelas A 71 136; 8%
96; 6% UTAMA
PARIPURNA
PEMDA KOTA 88 RS Kelas B 401
BUMN 58 RS Kelas C 1399 RS Awal Bros
Sumber: Website KARS 16 Mei 2018)
RS Awal Bros

POLRI 44 Eka Hospital


RS Kelas D 732 RSUPN dr. Ciptomangunkusumo

KEMENKES 33 RSUP dr. M. Hoesin RSJPD Harapan Kita


RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo
Non Kelas 234 RSUP Fatmawati

KEMENTERIAN LAIN 19 RSPAD Gatot Subroto RSUP dr. Kariadi

24
RSUP dr. Hasan Sadikin RS Premier
RS Awal Bros RSUP dr. Sardjito
Eka Hospital RSUP Sanglah

TOTAL : 2.837 RUMAH SAKIT RS Siloam Lippo Village


RS Premier Bintaro
RS Pondok Indah
RS Puri Indah
RS Siloam

RS Siloam Kebon Jeruk


RS Mata Kedoya JEC
RS Awal Bros Bekasi
RumahSakit
Sumber: RS Online (Data 16 Mei 2018) Tersertifikasi
RS Swasta Kemenkes TNI
Akreditasi Internasional
INDIKATOR MUTU

31
MENGUKUR INDIKATOR
MUTU MUTU

32
INDIKATOR MUTU PELAYANAN RS
(DIRJEN YANMED, 1998)
I. Indikator Pelayanan Non Bedah
1. Angka Pasien dengan Dekubitus
2. Angka Kejadian Infeksi Jarum Infus
3. Angka Kejadian penyulit/ infeksi transfusi darah
4. Angka Ketidak lengkapan Catatan Medis
5. Angka Keterlambatan Pertama Gadar
II. Indikator Pelayanan Bedah
6. Angka Infeksi Luka Operasi
7. Angka Komplikasi Paska bedah
8. Waktu Tunggu sebelum oparasi efektif
9. Angka Appendik Normal
III. Indikator Pelayanan Ibu Bersalin dan Bayi
10. Angka kematian ibu karena eklamsia
11. Angka kematian ibu karena pendarahan
12. Angka kematian ibu karena sepsis
13. Angka perpanjangan waktu rawat inap ibu melahirkan
14. Angka kematian bayi dengan BBL < 2000 gram
15. Angka Sectio Caesaria
1. Pelayanan Gawat Darurat 12. Pelayanan tranfusi darah
2. Pelayanan Rawat Jalan 13. Pelayanan pasien dr kel. miskin
3. Pelayanan Rawat Inap 14. Pelayanan Rekam Medis
4. Pelayanan bedah 15. Pengelolaan Limbah
5. Pelayanan Persalinan & perinatologi 16. Pelayanan Adm. Manajemen
6. Pelayanan intensif 17. Pelayanan Ambulan
7. Pelayanan Radiologi 18. Pelayanan Pemulasaran Jenazah
8. Pelayanan Lab dan Patologi Klinik 19. Pelayanan Laundry
9. Pelayanan Rehabilitasi Medik 20. Pelayanan pemeliharaan sarana RS
10.Pelayanan Farmasi 21. Pencegahan & pengendalian infeksi
11.Pelayanan Gizi 22. Pelayanan Keamanan
CONTOH
Standar Pelayanan Minimal - Rumah Sakit
No JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR
1 Gawat Darurat Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa 100%
Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam
Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat yang 100 %
masih berlaku ATLS/BTLS/ACLS/PPGD

Kesediaan tim penanggulangan bencana Satu tim


Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat ≤ 5 menit terlayani setelah
pasien datang

Kepuasan pelanggan ≥ 70 %
Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka 100 %

Kematian pasien ≤ 24 jam ≤ dua per seribu


(pindah ke pelayanan
rawat inap setelah 8 jam)
INDIKATOR KINERJA INDIVIDU DIRUT RS
Keputusan Dirjen Yankes No 173 tahun 2016

14 Kelompok
1. RS Umum
2. RS Khusus :
a. Jiwa
b. Kusta
c. Anak-Bunda
d. Paru
e. Lainnya (Jantung-Pembuluh Darah, Kanker, Ortopedi, Stroke, Penyakit Infeksi, Mata)
3. Balai :
a. Lab Kes
b. Paru
c. Mata
Contoh IKI DIRUT RS UMUM
CAPAIAN IKI DIRUT RS UMUM & RS KHUSUS, 2017

CAPAIAN IKI RS UMUM 2017 CAPAIAN IKI RS KHUSUS 2017


Indikator Kinerja Terpilih
Dirut RS/RK / Kepala Balai Tahun 2016
(Keputusan Dirjen Yankes No 0147/2016)
A. INDIKATOR TETAP: B. INDIKATOR PILIHAN :
1. Ketepatan Identifikasi 1. Emergency Respons Time 2: RS Dr Kariadi, RS Dr Sardjito, RS
Dr Kandou, RSWS Makasar, RS Adam Malik
Pasien 2. Penerapan Keselamatan Operasi: RS Fatmawati, RS
Persahabatan, RSST Klaten,
2. Kepatuhan Terhadap
3. Pengembalian RM Lengkap dalam waktu 24 jam:
Clinical Pathway RSCM
3. Kepuasan pelanggan 4. Kepatuhan Penggunaan Fornas: RS Sanglah, RSM Djamil,
RSK Dharmais, RSM Cicendo, RSP Salatiga, RSP Rotinsulu,
4. Rasio PNBP terhadap 5. Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi: RSHS
Biaya Operasional Bandung,
6. Waktu Lapor Tes Kritis Lab: RS M Husin,RSPI,
7. Emergency Psychiatric Respons Time: RSJSH, RSJ Lawang,
RSJ Magelang
8. Waktu Tunggu Penanganan Luka Sepsis Pasien Kusta:
RSK TC makasar, RSK Rivai Abdullah
9. dll
PENGEMBANGAN
12 INDIKATOR MUTU NASIONAL (WAJIB)
PELAYANAN RUMAH SAKIT
INDIKATOR MUTU PELAYANAN RS
Survei
Aksi Nasional
IKI DIRUT Indikator Mutu Kepuasan
Perlindungan
Standar Pelayanan Minimal RS (Kep Dirjen RS Masyarakat
KATEGORI NO INDIKATOR MUTU PELAYANAN RS Konsumen
(Kepmenkes 129/2008) Yankes (draft (Permen-
(Perpres
173/2016) Permenkes) PANRB
50/2017)
14/2017)
PELAYANAN MEDIS
1 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway √ √ - -

2 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional √ √ √ - -


(FORNAS)
Kepatuhan 3 Persentase Kejadian Pasien Jatuh Tidak adanya pasien jatuh yang berakibat √ Kepatuhan - -
Terhadap kecacatan/kematian upaya
Standar pencegahan
cedera akibat
pasien jatuh
4 Penerapan Keselamatan Operasi Tidak adanya kejadian salah tindakan pada √ - - -
operasi
5 Infeksi Daerah Operasi (IDO) Kejadian infeksi pasca operasi √ - - -
Pengendalian 6 Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Kejadian infeksi nosokomial √ - - -
Infesi di RS
7 Cuci tangan (hand hygiene) Kejadian infeksi nosokomial √ √ - -
Capaian 8 Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium √ √ - -
Indikator 9 Kematian pasien di IGD Kematian pasien ≤ 2/1000 √ - - -
Medik
Akreditasi 10 Ketepatan Identifikasi Pasien Tidak adanya operasi salah sisi √ Kepatuhan - -
identifikasi
pasien
11 Kecepatan respon terhadap komplain (KRK) Tidak ada pasien yang diharuskan √ √ RS memiliki -
membayar uang muka layanan
Kepuasan
pengaduan
Pelanggan
konsumen
12 Kepuasan pelanggan √ - √ √ √
INDIKATOR MUTU PELAYANAN RS
Survei
Standar Aksi Nasional
Indikator Kinerja Indikator Mutu Kepuasan
Pelayanan Perlindungan
Individu RS Masyarakat
KATEGORI NO INDIKATOR Minimal RS Konsumen
(Kep Dirjen (draft (Permen-
(Kepmenkes (Perpres
Yankes 173/2016) Permenkes) PANRB
129/2008) 50/2017)
14/2017)
13 Emergency Response Time (ERT) √ √ √ - -
14 Waktu tunggu rawat jalan (WTRJ) √ √ √ - -

15 Waktu tunggu operasi elektif (WTE) √ √ Penundaan - -


operasi elektif
16 Waktu tunggu pelayanan radiologi (WTPR) √ √ - - -
Ketepatan
Waktu 17 Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi (WTOJ √ √ - - -
Pelayanan
18 Pengembalian rekam medik lengkap dalam √ √ - - -
waktu 24 jam (PRM)

19 Ketepatan jam visite dokter spesialis √ - √ - -

-PELAYANAN KEUANGAN
Keuangan 20 Rasio Pendapatan PNBP terhadap biaya - √ - - -
operasional (PB)
DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DIMENSI MUTU TUJUAN

SAFE Meningkatkan keselamatan melalui penerapan prinsip manajemen resiko


Menghindari cedera pada pasien akibat pelayanan yang diberikan

EFFECTIVE Meningkatkan efektifitas seperti melalui penyusunan clinical guideline & clinical pathways

TIMELY Ketepatan Waktu/ Response time

PATIENT - Memberikan pelayanan yang menghormati dan merespon keinginan pasien, kebutuhan
CENTERED pasien, nilai-nilai dan memastukan nillai – nilai tersebut dihormati dalam proses
pelayanan

EQUITABLE Mutu Pelayanan yang sama tanpa membedakan individu , (gender, etnis), lokasi geografis

EFFICIENT Meningkatkan Efisiensi, misalnya Program Pencegahan Fraud


Menghindari tindakan dan upaya yg tidak diperlukan
Draft Permenkes tentang
Pedoman Pengukuran dan Evaluasi Mutu Pelayanan Rumah Sakit
12 Indikator Mutu Pelayanan RS
Kepatuhan Penggunaan Formularium
1 Kepatuhan Identifikasi Pasien* 7
SAFE Nasional (FORNAS)* EFFICIENT

Emergency Respon Time < 5


2 8 Kepatuhan Cuci Tangan*
menit SAFE - EFFECTIVE SAFE

Kepatuhan Upaya Pencegahan RIsiko


3 Waktu Tunggu Rawat Jalan*ACCESSIBLE 9 Cedera Akibat Pasien Jatuh SAFE

Kepatuhan Terhadap Clinical


4 Penundaan Operasi Elektif 10 EFFECTIVE
ACCESSIBLE Pathway*
Ketepatan Jam Visite Dokter
5 ACCESSIBLE - ACCEPTABLE 11 Kepuasan Pasien dan Keluarga
Spesialis* ACCEPTABLE

Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Kecepatan Respon Terhadap


6 12 ACCEPTABLE
Laboratorium* SAFE Komplain*
* Indikator Kinerja Individu Direktur Utama RS UPT Vertikal dan Kepala Balai * Indikator Kinerja Terpilih
DIMENSI MUTU MENURUT WHO : EFFECTIVE - EFFICIENT - ACCESSIBLE - ACCEPTABLE/ PATIENTS-CENTERED – EQUITABLE - SAFE
INTEGRASI INDIKATOR MUTU NASIONAL
DALAM SISTIM MANAJEMEN DOKUMEN AKREDITASI (SISMADAK)

TAMPILAN HALAMAN PENDATAAN INDIKATOR


MUTU DALAM SISMADAK
4. PENUTUP
1. Mutu dapat dipahami dari berbagai perspektif berbeda oleh orang yang berbeda ,
namun berimplikasi besar pada kualitas pelayanan kesehatan
2. Membangun budaya mutu dan keselamatan pasien adalah kebutuhan FASKES,
untuk memperbaiki tatakelola RS (manajemen dan klinis).
3. Indikator Mutu merupakan cara untuk mengukur mutu dari suatu kegiatan
pelayanan kesehatan yang dapat ditinjau dari berbagai dimensi serta berbasis
pada kebijakan ilmiah
4. Urgensi membangun kerangka kerja mutu pelayanan pada tigkat nasional
(national healthcare quality framework/ national quality policy strategy)

Anda mungkin juga menyukai