Tugas Manajemen L3BB
Tugas Manajemen L3BB
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu disiplin ilmu dan profesi yang selalu
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dalam pengaplikasiannya di
harapkan pelayanan berorientasi pada suatu pelayanan profesiaonal bagi individu
keluarga, kelompok, dan masyrakat. Baik sakit maupun sehat, yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Oleh karena besarnya tuntutan akan
pelayanna keperawatan profesional di era sekarang ini maka di butuhkan suatu
metode yang dapat untuk mengelolah agar pelaksana asuhan keperawatan dapat
berjalen secara optimal. Model praktik keperawatan profesional (MAKP) adalah
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional). Yang memfasilitasi
perawat profesional, menatur pemberian asuhan keperawatan, termaksud
lingkungan tempat asuhan tersebut di berikan (sitoris, 2006). Struktur dalam
MAKP meliputi penetapan dalam jumlah tenaga keperawatan , penetapan jenis
tenaga keperawataan dan penetapan rencana asuhan keperawatan. Beberapa
metode dapat digunakan dalam praktek keperawatan profesional seperti metode
keperawatan primer, metode tim dan metode manajamen kasus. Nilai-nilai
tentang penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien, melakukan yang
terbaik bagi klien dan tidak merugikan klien merupakan nilai-nilai yang perlu
ditingkatkan dalam suatu pelayanan profesional.
MAKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MAKP perawat dapat
memahami tugas dan tanggungjawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga
keluar rumah sakit. Implementasi MAKP harus di tunjang dengan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Setiap unit keperawatan memiliki upaya untuk menerapkan model yang
paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenangan, sarana dan prasarana, dan
kebijakan rumah sakit. Kategori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan pasien, usia, diagnosa atau masalah kesehatan
yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron, 2006). Pelayanan yang
profesional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu
asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan
keperawatan dan pendidikan berkelanjutan, dalam kelompok keperawatan yang
tidak kalah pentinganya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga
keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan
ruang, serta meningkatkan keterampilan dan motivasi kerja.
1.2 Tujuan
1 4 6 8 9
2 3 5 7
10 11 12 13 14 15
10 11 12 13 14 15
Ket
1 : Ruangan iso 8 : Kamar mandi perawat
2 : Ruangan koas pria 9 : Kamar IV kls III
3 : Ruangan koas wanita 10 : Ruangan karu Nurse staion
4 :Kamar II kls III 11: Satelit lontara III Pintu keluar darurat
5: Kamar III kls III 12 : Kamar I kls II
6 : Kamar perawaat 13 : Ruang HCU Kamar mandi pasien
7 : Ruang perawat 14:Ruang perawat HCU Tangga
15 : Ruang HCU
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
KEPALA INSTALASI
Ns.Maemunah, S.Kep., M.Kes
KEPALA PELAYANAN
NS H. BARDI, S.Kep
b.
I KATIM II KATIM III KATIM IV
Ns. NURSIAH RAMA, c.
S.Kep Ns. MASDAR, S.Kep Ns. Nur Ainun,S.kep HENI, AMK
d.
SUMARNI, AMK Ns. Rizka Emilia, S.Kep Bulkis Wulandari, AMK Ns. Radhita Ramadhani, S.Kep
e.
Ns. Andi Darna, S.Kep ABDILLAH ALIF, S.Kep Ns. Sahniar Made, S.Kep Syamsuryana,Amd.kep VERIFIKATOR
f. Aprilianti M.Matana .SE
Ns. Sumiati, S.kep Ns. Nini. Mancana,S.kep Kurnia Citra, Amd.Kep Ns. Nurianti, S.Kep
g.
RUSDY, AMK KARTINI, AMK Ns. Lidya R, S.Kep Reski purnandasari, Amd Kep EVAKUATOR
NATHALLIE
Melsi T. AMK Laila Tunisa S.Kep Ns. Ermawati Puspita,
S.Kep
3. Ketenagaan
Tabel 3.1
Distribusi Tenaga Perawat
Pendidikan
No Nama Jabatan Lama Bekerja
Terakhir
1 Ns. H Bardi, .Kep Kepala Ruangan S1 Ners 21 tahun
2 Ns. Masdar, Skep KATIM A S1 Ners 19 tahun
Perawat
3 Sumarni, AMK AMK 19 tahun
pelaksana
Perawat
4 Nelsi Tandisinding AMK 7 tahun
pelaksana
Perawat
5 Ns. Andi Darma, S.kep S1 Ners 4 tahun
Pelaksana
Ns.Nur Ainun
6 KATIKM B S2 magister 10 tahun
S.kep.,M.kep
Perawat
7 Ns. Riska Emelia S.kep S1 Ners 7 tahun
Pelaksana
Perawat
8 Abdilah Latif S.kep S.kep 7 tahun
Pelaksana
Perawat
9 Kartini, AMK AMK 10 tahun
Pelaksana
Perawat
10 Ns. Sahniar Made,S.kep S1 Ners 4 tahun
Pelaksana
Perawat
11 Ns. Laila Tunisa S.kep S1 Ners 2 tahun
Pelaksana
12 Heni, AMK KATIM C AMK 13 tahun
Perawat
13 Bulkis wulandari, AMK AMK 10 tahun
Pelaksana
Ns. Ermawati Parawat S1 Ners 4 tahun
14
Puspita,S.kep Palaksana
Perawat
15 Kurnia citra, Amd.kep Amd.kep 4 tahun
palaksana
Perawat
16 Ns. Lidya R, S.kep S1 Ners 2 tahun
palaksana
17 Ns. Nursiah Rama, S.kep KATIM D S1 Ners 24 tahun
Ns. Radhita Ramadhani, Perawat
18 S1 Ners 4 tahun
S.kep Pelaksana
Perawat
19 Ns. Nurianti S.kep S1 Ners 9 tahun
pelaksana
Perawat
20 Rusdy,AMK AMK 7 tahun
pelaksana
Rezky Purnandasari, Perawat
21 Amd.kep 4 tahun
Amd.kep pelaksana
Perawat
22 Melsi T. AMK. Amd.kep 2 tahun
pelaksana
23 Ns. Laila tunisa R , S.Kep
( PT ) = A x B x 365
Keterangan :
PT = 10 x 23 x 365
( 365 – 100 ) x 8
PT = 67.160
( 269) x 8
PT = 67.160
2.152
PT = 31
Kebutuhan perawat
Waktu klasifikasi
Jumlah Pagi Sore Malam
Mandiri 4 4 x 0,17=0,68 4x0,4=1,6 4x0,07=0,28
Parsial 13 13x0,27=3,51 13x0,15=1,19 13x0,10=1,3
Total care 6 6x0,36=2,16 6x0,3=1,8 6x0,20=1,2
Jumlah 23 6 5 3
Sumber : R. L3 BB 2019
Jumlah perawat yang diperlukan untuk jaga padi sebanyak 6 orang, sore
sebanyak 5 orang, malam sebanyak 3 orang, sedangkan klasifikasi derajat
ketergantungan pasien terhadap keperawatan menurut douglas berdasarkan
kriteria sebagai berukut : perawat minimal memerlukan waktu selama 1
sampai 2 jam/24 jam, dengan kriteria :
a) Kebersihan diri,mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Ambulasi dengan pengawasan
c) Obsesvasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
d) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
e) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
a) Segalanya diberikan/dibantu
b) Posisi diatur,observasi taanda-tanda vital tiap 2 jam
c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intrevena
d) Pemakaian scaktion
e) Gelisah, disorientasi
A. Menurut depkes, 2005 modal pendekatan yang dapat digunakan dalam
perhitungan tenaga keperawatan yang ada di rumah sakit memperhatikan
unit kerja yang ada di rumah sakit. Penetapan didasarkan klasifikasi pasien
dengan cara perhitungan adalah:
a) Tingkat ketergantungan berdasarkan kasus
b) Rata-rata pasien /hari
c) Jumlah perawatan yang diperlukan /hari/pasien
d) Jam perawtan yang diperlukan/ ruangan /harri
e) Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam /hari
Dirumuskan sebagai berikut:
Hasil
Metode Jumlah tenaga yang Jumlah tenaga yang ada Ket
dibutuhkan
Gillies 31 23 Lebih 12
Douglas 21 23 Kurang 2
Tabel 3.6
Kapasitas Tempat Tidur Ruang Lontara 3 Bawah Belakang
Ruang Kamar/Kelas Jumlah Tempat Tidur
L3BB Kamar 1/II 4 tempat tidur
Kamar 2/III 6 tempat tidur
Kamr 3/III 6 tempat tidur
Kamar 4/III 6 tempat tidur
Kamar HCU 1 4 tempat tidur
Kamar HCU 2 4 tempat tidur
Kamar ISO 2 tempat tidur
Kamar Koas Laki-laki 1 tempat tidur
Kamar Koas perempuan 1 tempat tidur
Satelit Farmasi -
Total : 9 ruang rawat Total: 32
Sumber : R. L3 BB 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah tempat tidur di ruang L3BB
Rumah Sakit Wahidin Makassar berjumlah 32 tempat tidur dengan kamar 1/II
4 tempat tidur, kamar 2/III 6 tempat tidur, kamar 3/III 6 tempat tidur, kamar
HCU 1 4 tempat tidur, Kamar HCU 2 4 tempat tidur, kamar koas perempuan
1 tempat tidur dan kamar koas laki-laki 1 tempat tidur di tambah dengan
satelit farmasi dan ISO 2 tempat tidur dengan keseluruhan ruang perawatan 9
ruangan dan penambahan satelit farmasi
Tabel 3.7
Nilai BOR (Bed Occupancy Rate)
Ruang TT April 2019 Mei 2019 Juni 2019
BOR BOR BOR
L3BB 32 79,9 % 82,0% 79,5 %
Sumber: Data Ruang L3BB 2019
763
𝐵𝑂𝑅 = 𝑋 100%
32x30
763
𝐵𝑂𝑅 = 𝑋 100%
960
BOR = 79 %
Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian pada bulan juli,
jumlah pasien pulang berjumlah 66 Pasien. Dan pasien pulang
dengan lama dirawat 736 hari
Jadi jumlah lama perawatan pada bulan juli tersebut adalah 736 hari
Dan pasien yang pulang (baik hidup ataupun meninggal) ada 78
orang.
Maka pada tanggal 8 Desember tersebut ALOS nya adalah :
- Jumlah lama dirawat = 736 Hari
- Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 78 orang
Jadi ALOS nya = 736
78
= 9, 43 hari
Menurut DEPKES 2010 LOS (lama hari rawat) yang ideal adalah 6 –
9 hari.
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat
ketergantungan .
Pasien di ruang lontara 3 bawah belakang dengan 26 pasien (4 pasien
dengan perawatan minimal, 19 pasien dengan perawat intermediet dan
3 pasien dengan perawatan total), maka jumlah perawat yang
dibutuhkan.
a. Kebutuhan Tenaga Perawat
Loss day
56 + 12 + 14
= 𝑥 23 = 8
235
Dari rumus di atas didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan
dalam 1 shift minimal 8 perawat agar seimbang dengan kebutuhan
pasiendengan jumlah keseluruhan tenaga keperawatan yaitu 23
orang
Tabel . 3.8
Tersedia
No. Nama Barang Jumlah
Kondisi Keterangan
1. Kasur 2 Baik
2. Jam dinding 2 Baik
3. Kursi perawat 20 Baik
4. Lemari besar 7 Baik
5. Lemari kecil 4 Baik
6. Meja kerja 5 Baik
7. Kamar mandi dan 1 Baik
WC
Tabel 3.11
Alat kesehatan di ruang L3BB
Tersedia
Jumlah
No Nama barang
Kondisi Keterangan
1 Oksigen sentral 22 Baik Cukup
2 Oksigen transfer 3 Baik Cukup
3 Tensi meter digital 4 Baik Cukup
4 Tensi mobile 1 Baik Cukup
5 Suction mobile 2 Baik Cukup
5 Suction central 8 Baik Cukup
6 Lampu emergensi 6 Baik Cukup
7 Guedel 6 Baik Cukup
8 Termometer digital 2 Baik Cukup
10 Tonspatel 1 Baik Cukup
11 Hamer 1 Baik Cukup
13 Gunting anatomi 5 Baik Cukup
15 Pinset cerujie 5 Baik Cukup
18 Bak instrumen sedang 5 Baik Cukup
20 Standar infus tancap 3 Baik Cukup
21 Standar infus berdiri 29 Baik Cukup
23 Bengkok sedang 2 Baik Cukup
26 Kursi roda biasa 6 Baik Cukup
29 Sampiran 28 Baik Cukup
31 Klem arteri 5 Baik Cukup
32 Klem vankoher 5 Baik Cukup
35 Saturasi O2 1 Baik Cukup
36 Monitor duduk 8 Baik Cukup
37 Monitor mobile 1 Baik Cukup
38 Infus pam 2 Baik Cukup
39 Steringpam 5 Baik Cukup
40 Nebolizer 2 Baik Cukup
41 Kasur dekubitus 8 Baik Cukup
42 Canula sentral 3 Baik Cukup
43 Canula mobile 2 Baik Cukup
44 Lampu foto/ CT 1 Baik Cukup
45 EKG 1 Baik Cukup
46 Alat GDS 1 Baik Cukup
Tabel 1.3
Tersedia
No Barang Jumlah
Kondisi Keterangan
1 Iphone 1 Baik Cukup
2 Tempat sampah medis 8 Baik Cukup
3 Tempat sampah pasien 2 Baik Cukup
4 Tempat alat steril 1 Baik Cukup
5 Tempat alat non steril 2 Baik Cukup
6 Tempat Map plastik merah 8 Baik Cukup
7 Tempat Map plastik hijau 4 Baik Cukup
8 Tempat Map plastik orange 3 Baik Cukup
9 Tempat Map plastik pink 3 Baik Cukup
10 Tempat map plastik biru 1 Baik Cukup
11 Rak obat plastik 32 Baik Cukup
12 Rak resep dan alat 12 Baik Cukup
13 Hekter bolong 2 Baik Cukup
14 Keranjang plastik 4 Baik Cukup
15 Loyang plastik 3 Baik Cukup
16 Apar 1 Baik Cukup
17 Helm apar 3 Baik Cukup
17 Gayung 9 Baik Cukup
18 Ember 8 Baik Cukup
19 Baskom almunium 2 Baik Cukup
20 Lemari pasien 32 Baik Cukup
21 Kursi kayu panjang 1 Baik Cukup
22 Kursi plastik pasien 32 Baik Cukup
23 Wastavel 2 Baik Cukup
24 Rak piring 1 Baik Cukup
25 Kulkas 2 Baik Cukup
26 Dispenser 1 Baik Cukup
27 AC 5 Baik Cukup
28 Troli tindakan 6 Baik Cukup
29 Troli emergency 1 Baik Cukup
30 Ember laken kotor 2 Baik Cukup
31 Tv 1 Baik Cukup
32 Lemari laken bersih 1 Baik Cukup
33 Bantal kepala 32 Baik Cukup
Ruangan L3BB ( Neurologi ) sudah memiliki Alat Medis ataupun alat non
medis sudah sesuai dengan RSWS. Alat medis yang paling banyak di
ruangan L3BB yaitu standar infus berdiri dengan jumlah atal 23 buah . dan
alat non medis yang paling banyak yaitu rak obat pasien, kursi pasien dan
bantal pasien dengan jumlah barang masing-masing yaitu 32 buah.
C. M3 –(Methode)
Metode yang dilaksanakan diruang L3BB yaitu metode tim.
Dimana kepala ruangan membagi anggotanya menjadi 4 tim yaitu tim I
yang terdiri dari 1 orang ketua tim dan 3 orang perawat pelaksana, tim II
yang terdiri dari 1 ketua tim dan 5 perawat pelaksana, tim III yang terdiri
dari 1 ketuan tim dan 4 perawat pelaksana, tim IV yang teridri dari 1 ketua
tim dan 5 perawat pelaksana. 1 orang kepala ruangan menangani 8 orang
pasien, 2 orang perawat pelaksana menangani 6 orang pasien, 3 orang
perawat pelaksana menangani 4 orang pasien.
Metode Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruang L3BB yaitu
metode MAKP.
- Dari hasil wawancara dengan perawat L3BB didapatkan kurangnya
penerapan MAKP di ruang L3BB dikarenakan terbatasnya tenaga
kesehatan yang ada di ruangan L3BB.
- Dari hasil wawancara dengan Pemberian motivasi dilakukan oleh kepala
ruangan dalam bentuk lisan.
- Operan shift dari dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam ke
tua tim dipimpin oleh kepala ruangan dari pengamatan. Operan sudah
di jalankan
- komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah : hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim
- dari hasil wawancara dengan kepala ruangan L3BB Bila kepala ruangan
berhalangan , kepala ruangan menunjukan salah satu ketua tim untuk
menggantikan tugas kepala ruangan. Bila ketua tim berhalangan hadir ,
maka kepala ruangan menunjuk salah satu anggota tim ( perawat
pelaksana ) menjalankan tugas ketua tim . Bila ada perawat pelaksana
yang berhalangan hadir , maka katim melimpahkan pasien kepada
perawat pelaksana yang hadir.
- Dari hasil wawancara didapatkan Supervisi biasa dilakukan oleh kepala
ruangan untuk memastikan bahwa suatu proses pekerjaan dilakukan
sesuai dengan yang seharusnya
Fungsi Pengarahan
1. Timbang terima pasien
Pelaksanaan timbang terima secara penuh dilaksanakan pada
tanggal 16 juli s/d 19 juli 2019 setiap hari setiap pergantian shift dinas.
Timabang terima dilaksanakan pukul 08.00 dari dinas malam ke dinas
pagi pukul 14.00 dari dinas pagi ke dians sore dan pukul 21.00 dari
dinas sore ke dinas malam. Adapun alur pelaksanaannya dimulai dari
Nurse Station dimana kepala ruanagan, KATIM dan PP Shift malam
dan shift pagi sudah siap. Kepala ruangan membuka acara yang di
dahului dengan doa kemudian kepala ruanagan menyerahkan acara
timbang terima kepada PJ Shift malam, kemudian PJ Shift malam
melaporkan keadaan dan perkembanagan pasien selama bertugas
kepada KATIM pagi dan PP yang akan berdians selanjutnya. PP shift
malam yang sudah bertugas memberikan klarifikasi keluhan intervensi
keperawatan yang sudah dan belum di laksanakan ( secara umum),
intervensi kolaboratif, renacana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dll) serta hal
yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan setelah
melakukan timbang terima berupa laporan tertulis dan lisan kemudian
diteruskan validasi tempat pasien. KATIM dinas pagi mengklarifikasi
dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluraga yang
mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami
masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjunagan
tidak lebih dari 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang disebut
rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dilakuakan
di Nurse Station setelah kunjungan ke pasien berakhir. Para perawat
dan kepala ruangan kembali ke nurse station mendiskusikan tentang
keadaan pasien yang bersiifat rahasia setelah proses timbang terima
dilakukan maka kedua KATIM menandatangani laporan timbang
terima dengan diketahui oleh kepala ruangan.
3. Pendelegasian
4. Supervisi Keperawatan
5. Ronde Keprawatan
6. PKMRS
7. Discharge Planning
Discharge planning adalah suatu proses yang sistematis untuk
menilai, menyiapkan, dan melakukan koordinasi dengan fasilitas
kesehatan yang ada atau yang telah ditentukan serta bekerja sama
dengan pelayanan sosial yang ada dikomunitas, sebelum dan sesudah
pasien pindah/pulang. Perencanaan diruangan lontara 3 bawah
belakang selalu melakukan Discharge planning setiap pasien akan
pulang, akan tetapi ruang belum memiki kartu khusus tentang
discharge planning. Tidak tersediannya leaflet yang berguna bagi
pasien sebelum pasien pulang sehingga nanti saat dirumah pasien bisa
melihat kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang
diberikan perawat. Pda saat dicharge planning kepala ruangan
memeriksa kelengkapan berkas-berkas yang dilakukan oleh KATIM,
KATIM melakukan discharge planning kepada pasien di Nurse station.
D. Keuangan (M4 – Money)
Biaya perawatan pasien di ruang lontara 3 bawah belakang
sebagian besar dari BPJS, masalah pembiayaan terpusat langsung, jadi
bisa dikatakan, tergantung dari alokasi anggaran yang disediakan rumah
sakit untuk tiap-tiap ruangan.Menurut Nursalam kritikan yang diterima
oleh ruangan biasanya terkait dengan kurangnya sumber daya tenaga
sehingga pelayanan menjadi kurang optimal.
E. Marketing (M5)
a. Kasus terbanyak
Other cerebral infarkcetion atau Strok adalah suatu kejadian
rusaknya sebagian Terjadi jika pembuluh darah arteri yang
mengalirkan darah ke otak tersumbat, robek, atau bocor.
b. Mutu rumah sakit
Berdasarkan BOR rata-rata dalam 3 bulan terakhir ( April,
mei, juni ) di dapatkan pasien yang di rawat di ruang L3BB paling
banyak pada bula juni. pasien yang di rawat di ruang ini berasal dari
daerah yang berbeda dari seluruh indonesia bagian timur. Sumber
keuntungan dari pasien yang di rawat ada yang berasal dari BPJS (
Mandiri. KIS, Askes ) maupun pembiayaan umum (oleh diri
sendiri). Tetapi sebagian besar pasien di rawat bersumber keungan
dari BPJS. Tingkat pendidikan pasien yang di rawat pun bermacam-
macam, ada yang sama sekali tidak sekolah, sampai yang berjenjang
pendidikan S2. Hal ini mempengaruhi pelayanan yang akan di
berikan.
Ruang Lontara 3 bawah belakang ( Neuroogi ) sebagai ruangan
perawatan yang di peruntukan bagi penderita penyakit yang
berkaitan dengan gangguan syaraf. Ruang ini juga sebagai lahan
praktik klinik mahasiswa kesehatan seperti stikes, akper, FK, dll.
Tertarikya pasien untuk dating di RS wahiddin dikarenakan RSWS
merupakan rumah sakit tipe A di Indonesia timur yang memiliki
alat-alat kesehatan yang memadai dan memiliki banyak tenaga
kesehatan yang professional.
F. Lingkungan (E1-Environtment)
Tabel 3.23
Kajian lingkungan ruang L3BB
Kategori Nilai Usulan
Ventilasi Baik -
Pencahayaan Baik -
Kebersihan Kurang baik Tingkatkan
Kerapihan tempat tidur Kurang Baik Tingkatkan
Penempatan safety box baik -
Tempat sampah infeksius Baik -
dan non infeksius
Jumlah 1 2,16
Total :
S–W=
8,9 – 2,16 = 6,74
STRENGTH WEAKNESS
1. Terdapat tenaga keperawatan Sarjana 1. Kurangnya tenaga perawat di ruangan L3BB
Keperawatan + Ners sebanyak 11 orang, 2. Pelaksanaan proses handover belum optimal
S1 keperawatan 1 orang, S2 M.Kep 2 karena ketua tim kurang optimal
orang, D3 sebanyak 3 orang, AMK menjalangkan fugngsinya sebagai Katim.
sebanyak 6 orang DPJP sebanyak 3. Keluarga pasien tidak mematuhi tata tertib
2. Memiliki tenaga perawat yang yang ada di ruangan.
berpengalaman, dengan masa kerja 24
tahun 1 orang, 21 tahun 1 orang, 19
tahun 2 orang
3. Ada pendapatan insentif dan jasa
4. Dilakukan timbang terima dengan
Metode SBAR
5. Mempunyai standar asuhan keperawatan
6. Sudah diterapkan metode keperawatan
profesional yaitu metode TIM
7. Diadakannya sharing, Laporan, Evaluasi
setiap memulai shift dan pergantian dinas
atau overran
8. Terdapatnya Ruang obat atau Satelit
9. Ruang L3BB memiliki ruang HCU
10. Merupakan RS yang memiliki
kedisplinan, dan lebih mementingkan
kepentingan banyak orang diatas
kepentingan pribadi
11. Mempunyai sarana dan prasarana untuk
pasien dan tenaga kesehatan, antara lain:
1. Tersedia nurse station
2. Alat kesehatan yang memadai dan
tersedia pada tempatnya.
3. Memiliki kapasitas tempat tidur
pasien sebanyak 32 tempat tidur
4. Terdapat tempat sampah yang sudah
terpisah baik infeksius, non infeksius,
dan safety box untuk membuag
sampah spuit
5. Terdapat 8 kamar mandi untuk pasien
dan keluarga serta 1 kamar mandi
untuk perawat,
6. Terdapat poster untuk langkah-
langkah cuci tangan dibeberapa
tembok yang dilengkapi dengan hand
scrub dan terdapat pada pintu masuk
kamar pasien
7. Terdapat administrasi penunjang
(misal: buku injeksi, SPO, SAK dan
lainnya)
8. Terdapatnya APAR di dekat nurse
station dan terdapat fire alarm di
dekat kamar 3 kela III
9. Terdapatnya ventilasi udara di setiap
kamar pasien
10. Pemasangan gelang nama dan tanda
resiko jatuh sebagai identitas pasien
yang memudahkan tindakan
keperawatan dan keamanan pasien
untuk mencegah resiko jatuh pada
pasien
11. Lingkungan bersih ners station
terlihat tidak ada sampah yang
dibuang sembarangan
12. Terdapat ruang kamar ganti perawat
BAB IV
Kurang penerapan 6
langkah cuci tangan
yang benar pada pasien
dan keluarga
Jumlak pasien yang banyak
Namun belum
dilaksanakan
dengan benar Money
Material
Parketing
Man Method Money
Sikap perawat
SBAR belum
optimal
Kurang
kesadaran Kurangnya Dilakukan di nurse
perawat pengetahuan perawat statation
Kurang
Tampak kecil
material
Marketing
Mhetod
Man Money
material
Marketing
Man Money Mhetod
Memperhatikan
Dalam fungsi peran Kurang dilakukan kerapian dan
kenyamanan sekitar
klien (kebersihan
Sebagai educator tempat tidur )
Material Marketing
A
Man Money Mhetod
Material Marketing
B. Tujuan dan alternative penyelesaian masalah
1. Kurangnya tenaga keperawatan di ruangan L3BB
2. Kurang optimalnya proses handover :
Tujuan dari handover sebagai cara untuk mempermudah dan terfokus untuk
menetapkan harapan tentang apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana
komunikasi antara anggota tim , dan penting untuk mengembangkan
keselamatan pasien. Sehingga dapat dijadikan standar dalam komunikasi
terutama pemyampaian informasi medis atau kondisi pasien tentang
perkembanagan dan demikian inti dari kominikasi dengan pasien mudah
untuk kesematan tenaga perawat.
Alternatif peneyelesaianya masalah tentang Handover adalah sebagai tenaga
perawat harus professional dalam melayani pasien khususnya tentang
komukasi dalam pelayanan perawatan pasien.
3. Kurangnya penerapan 6 langkah cuci tangan yang benar pada pasien dan
keluarga pasien
Tujuan adalah sebagai perawat yang profesional kita harus menjelaskan tetang
pentingnya mencuci tangan 6 langkah kepeda pasien atau kelurga pasien
sebelum masuk ruangan menemui keluarganya tujuan untuk mencegah atau
menghidari terjadi agar mencegah infeksi.
Alternatif penyelesaian adalah sebelum pasien masuk ruangan kalau belum
memahami tantan cara-cara cuci tangan dengan benar kita sebagai perawat
bertangung jawab mengajarkan kepada keluarga pasien karena sangat penting
untuk mencegah terkomtinasi terjadinya infeksi.
4. Kurang optimalnya proses handrub
Tujuan Handrub adalah mencegah terjadi infeksi
Altenatif penyelesaian adalah sebagai perawat yang profesioanl sebelum kita
menyentuh pasien atau sebelum melekuakan tindakan kita harus mencuci
tangan mengunakan Handrub agar tangan kita tampak bersih dan disetiap
tempat Handrub yang suda di sediakan tidak boleh kosong kerena penggunaan
sangat penting untuk kesehatan diri kita teruatama seorang perawat.
5. Pasien tidak mematuhi tata tertib dalam di ruangan
Tujuan adalah pasien harus mematuhi tata tertib yang sudah di tetapkan oleh
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo di rungan.
Alternatif penyelesaian adalah perawat bertaungung jawab memberikan
informasi kepada aturan-atauran atau tata tertib Rumah sakit wahidin
sudirohusodo dan bila perlu menepel porter tata tertib di setiap pintu kelas
ruang atau kelas.
Tabe 4.1
IMPLEMENTASI
Roude Dokumentasi
Pada tanggal 16-07-219 sudah menjalangkan Handover secara Tim dengan di Pimpin
oleh Ketua
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA