Anda di halaman 1dari 57

Bencana Geologi : Gempabumi

Apakah itu gempabumi?

Serangkaian getaran yang terbentuk pada kerak bumi


oleh adanya pelepasan energi atau tegangan yang
terakumulasi di sepanjang batas lempeng atau jalur sesar
atau oleh adanya aktivitas volkanisme.

 Gempabumi tektonik
Jenis gempabumi?
 Gempabumi volkanik
Jenis gempabumi berdasarkan kedalamannya?

USGS

Jenis
Dangkal Menengah Dalam
gempabumi
Kedalaman
0 – 70 70 – 300 300 – 700
image.slidesharecdn.com
(km)
The Tohoku earthquake,
2011.
Earthquakes plotted along
the subduction zone of Pa-
cific Plate to Eurasia Plate
boundary. It has the lar-
gest magnitude of 9, which
took place 72,5 km east of
Tohoku at a depth 32,2 km
below the surface.

www.earthobservatory.sg
Zona tumbukan lempeng
benua – lempeng benua
terbentuk area dengan seis-
misitas relatif dangkal.

Zona penunjaman lempeng


samudera – lempeng be-
nua, mempunyai pusat
gempabumi yang sangat da-
lam. Mekanisme pergerak-
an cenderung mengalami
perubahan dari regangan
menjadi tekanan seiiring
dengan pertambahan kemi-
ringan zona penunjaman.

Courtesy : www.slideshare.net. Copyright @ McGraw-Hill companies, Inc .


Courtesy : www.slideshare.net. Copyright @ McGraw-Hill companies, Inc .

geology.gsapubs.org
Courtesy : www.slideshare.net. Copyright @ McGraw-Hill companies, Inc .

Bintang kuning menunjukkan letak 4 hidropon


yang digunakan untuk mengetahui persebaran
gempabumi (bulatan hitam) di Punggungan
tengah samudera Atlantik. (Goslin et al., 2012)
perso-sdt.univ-brest.fr
Earthquake
processes
3 jenis gelombang gempabumi
Gelombang P Gelombang S Gelombang L

• Gelombang longitudinal. • Gelombang transversal. • Getaran transversal.


• Gelombang pendek • Gelombang pendek. • Gelombang panjang.
• Frekuensi tinggi. • Frekuensi tinggi. • Frekuensi rendah.
• Dapat dipantulkan • Dapat dipantulkan • Bergerak melalui
maupun dibiaskan. maupun dibiaskan. padatan.
• Bergerak melalui • Bergerak melalui • Dibatasi hingga bagian
padatan ataupun cairan. padatan dengan berbagai terluar kerak bumi.
• Bergerak lebih cepat. kecepatan. • Bergerak dari hipocenter
• Disebarkan ke segala menuju epicenter,
arah dari fokus. disebarkan ke segala
• Amplitudo lebih besar. arah di permukaan bumi.
• Bertanggungjawab
terhadap sebagian besar
kerusakan akibat
gempabumi.
http://web.ics.purdue.edu
http://web.ics.purdue.edu
Dampak gempabumi?

Courtesy : http://www.bbc.com/news, http://www.nytimes.com, & www.thestar.com/news.


.
(Posted by : http://dabpenyo.info/mengenang-gempa-jogja-27-mei-2006/ &
http://archive.kaskus.us/thread/2507740)
www.theatlantic.com/photo/2016/04/the-great-san-francisco-earthquake-110-years-ago/
Bencana geologi – Tanahlongsor akibat Gempabumi

Padang Pariaman, Sumatera Barat, 2009.


Tanahlongsor dipicu oleh gempabumi dengan skala
7,6. Longsoran mencapai 100 km.

http://www.indogamez.com/forum/Foto-Eksklusif-
Terlengkap-GEMPA-DAN-LONGSOR-DI-PADANG &
http://www.inigis.com/citra-satelit-sebelum-dan-sesudah- http://blogs.agu.org/landslideblog/2011/02/26/boulder-vs-
gempa-sumatera-barat. house-landslide-losses-in-the-christchurch-earthquake/
Bencana geologi –
Tanahlongsor dipicu oleh
Gempabumi.

Kumamoto, Jepang, 14 & 16 April 2016


dengan skala masing-masing 6,2 dan 7,0.
Setelahnya, terjadi 11 gempa susulan
dengan skala terbesar 6,0. Paska peristiwa
gempabumi, 32 dinyatakan tewas dan
91.700 mengungsi.

http://blogs.agu.org/landslideblog/2016/04/18/kumamoto-earthquake-1/
Picture posted by http://geografiuntukmu.blogspot.com/2011/03/foto-tsunami-aceh-26-desember-2004.html,
http://en.wikipedia.org/wiki/Tsunami, & ramework.latimes.com/2011/03/11/earthquake-and-tsunami-hits-japan
MITIGATION
EQ Investigation

 Geological Investigation;
 Aerial Photo Acquisition & Interpretation;
 Topographic mapping;
 Micrometer;
 Ground Penetration Radar;
 Drilling;
 Vertical Seismic Logging; and
 Magnetoteluric.
Psychological Investigation & Analysis

 Define the observed parameters :


 psychological impacts (anxiety & level of acceptance);
and
 level of knowledge about eq & landslide.

 Selection of respondence living in the susceptible area.


 Data collection with respect to defined parameters.
 Statistical analysis t0 define the level of knowledge &
psychological impacts of EQ & landslides.
 Evaluation of analysis result for public education action.
Public Education Actions

 Training of communicator & motivator.


 Public introduction of hazard maps & assess the public
response.
 Establishment of motivator team in each susceptible
zone.
 Development of action plan for public consultation
conducted by motivator team.
 Monitoring & facilitating the motivator teams.
Early Warning Systems -- Seismograf
Seismograf Wiechert

 Buatan Jerman, terpasang


sejak tahun 1908.
 Memiliki dua komponen,
yaitu : 1) komponen
vertikal  mendeteksi &
merekam gelombang
vertikal dan 2) komponen
horizontal  mendeteksi
& merekam gelombang
horizontal.
Broadband Seismograf

 Jangkauan frekuensi lebih luas 


0,01 hingga 50 Hertz.
 Sensitif terhadap perubahan suhu &
atmosfer  memerlukan tempat khu-
sus dalam pemasangannya, berupa
bunker di bawah permukaan dengan
ukuran 1 meter persegi.
 Fungsi : mendeteksi & merekam
getaran  mengirimkan data getaran
menuju amplifier  Analog to Digital
Converter (ADC)  komputer untuk
diolah menggunakan perangkat lunak
NetRec atau MnoST.
Seismometer SS One Ranger
 Seismometer analog, memiliki model horizontal dan vertikal, tetapi dalam penggunaannya harus
memilih salah satu.
 Kinerja : menerima gelombang yang menyebabkan tegangan pada kumparan kalibrasi 
membentuk gaya magnet  menggerakkan pegas  menghasilkan keluaran berupa garis- garis
signal.
 Diintergrasikan dengan SPS /Short Period Seismograph.
 Data yang dihasilkan akan mendukung data utama yang dihasilkan Broadband Seismograf.
 Pemasangan dapat dilakukan di tempat yang permukaannya stabil.
Aktifitas kegempaan di Indonesia, sepanjang jalur penunjaman.

(Posted by : http://rovicky.files.wordpress.com/2010/10/)
Gempa Aceh – Gempa
Andaman,
26 Desember 2004

Hiposentrum gempa utama,


terletak di Samudra Hindia,
160 km utara Pulau Simeulue.
Gempa terjadi pada kedalam-
an 30 km di bawah permuka-
an laut  terbentuk patahan
sepanjang 1,300 kmdi bagian
utara megathrust Sunda.
Gempa tercatat berkekuatan
9,0 – 9,3.
Gempabumi Sumatera
Barat, 30 Sep. 2009
 Gempabumi kekuatan 7,6
skala Richter.
 Hiposenter gempa berada di
lepas pantai Sumatera, se-
kitar 50 km barat laut Kota
Padang.
 Korban meninggal 1.117 jiwa
yang tersebar di 3 kota & 4
kabupaten di Sumatera Ba-
rat, korban luka berat 1.214
orang, luka ringan 1.688
orang, korban hilang 1 orang
(Satkorlak PB). Kerusakan
sebanyak 135.448 rumah
rusak berat, 65.380 rumah
rusak sedang, dan 78.604
rumah rusak ringan.
Gempa Bumi Yogyakarta
27 Mei 2006
 Gempabumi berkekuatan
5,9 skala Richter (BMG) --
6,2 skala Richter (USGS),
mengguncang D.I. Istimewa
Yogyakarta & Jawa Tengah
selama 57 detik.
 Hiposenter gempa berada di
laut selatan, 25 km selatan-
barat daya Yogyakarta de-
ngan kedalaman 11,3 km
(BMG).
 Korban meninggal 6.234
jiwa, > 37.000 orang luka-
luka, > 84.000 rumah rata
dengan tanah, dan >
200.000 rumah mengalami
rusak ringan, sedang
maupun berat.
(Posted by : http://rovicky.wordpress.com/2006/09/13/)
(Posted by : http://rovicky.wordpress.com/2010/08/22/)
(Rahardjo, dkk, 1995)

(Posted by : http://rovicky.wordpress.com/2010/08/22/)
(UNOSAT, 2006)
(Karnawati, dkk, 2007)
Peta di atas menunjukan tingkat ba-
haya gempabumi berdasarkan zona
amplifikasi, tingkat bahaya mene-
ngah hingga tinggi menunjukkan ke-
terkaitan dengan tingkat kerusakan
bangunan menengah hingga tinggi.
What’s EQ Hazard Mapping

 Mapping of the level of ground susceptibility in response


to any potential future earthquake;
 To support the earthquake mitigation & community
resilience.
Proposed Method of Hazard Mapping

Psychological Geological
Investigation Investigation

Community Hazard Map


Method of analysis : Deterministic Approach

Parameters considered for EQ Hazard Mapping :


 Ground amplification;
 Ground water table depth; and
 Distance to the potential active fault.

S = S w n sn
i=1

S : Susceptibility levels;
w : Weight of each parameter (level of importance); and
s : Score or level of severity condition of each parameter.
Penentuan Tingkat Risiko
Daerah Rawan Gempabumi

Ditentukan berdasarkan beberapa variabel, yaitu :

1. Kondisi geologi 1. Kemiringan lereng


2. Litologi  sifat fisik batuan
3. Struktur geologi
4. Kegempaan

2. Penilaian kestabilan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2007


KONDISI GEOLOGI

1. Kemiringan lereng

2. Litologi  sifat fisik batuan

3. Struktur geologi
4. Kegempaan
1. Kemiringan Lereng

Kemiringan Lereng
Keterangan
Derajat (°) Persen (%)
0° - 2° 0% - 2% Datar
2° - 4° 2% - 7% Landai
4° - 8° 7% - 15% Miring
8° - 16° 15% - 30% Agak curam
16° - 35° 30% - 70% Curam
35° - 55° 70% - 140% Sangat curam
> 55° > 140% Terjal
Van Zuidam (1988)
2. Litologi & Sifat Fisik Batuan

Stabil &
Andesit, granit, diorit, metamorf, breksi volka-
Resistensi
nik, aglomerat, breksi, sedimen, dan konglomerat.
Tinggi

Batupasir, tuf kasar, batulanau, arkose, grey-


wacke, dan batugamping.

Pasir, lanau, batulumpur, napal, tuf halus, dan


serpih.

Tidak Stabil &


Lempung, lumpur, lempung, organik, dan
Resistensi
gambut.
Rendah
3. Struktur Geologi

Jarak terhadap sesar Keterangan

Kurang dari 100 m Zona tidak stabil

100 m – 1.000 m Zona kurang stabil

Lebih dari 1.000 m Zona stabil


4. Kegempaan

Anomali
MMI Richter
Gaya Berat ()

I, II, III, IV, V <5 < 0,05 g

VI, VII 5–6 0,05 – 0,15 g

VIII 6 – 6,5 0,15 – 0,30 g

IX, X, XI, XII > 6,5 > 0,30 g


Skala Gunca
Kerusakan Dampak
MMI ngan
Getaran tidak dirasakan, kecuali dalam keadaan luar biasa, dirasakan oleh orang
I
tertentu saja (sebagian orang).
Getaran dirasakan oleh orang tertentu, benda-benda ringan yang digantung
II
bergoyang.

III Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk yang lewat.

Pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, di luar rumah oleh
IV sebagian orang saja. Barang pecah belah, jendela, pintu gemerincing, & dinding
berbunyi pecah-pecah.
Getaran hampir dirasakan oleh semua orang. Barang pecah belah, jendela, dan
Benda
V Ringan sebagainya pecah. Barang-barang terpelanting. Pohon & tiang tampak goyang. Bandul
bergoyang
lonceng berhenti bergoyang.
Benda
VI Sedang Getaran dirasakan semua orang, kebanyakan lari keluar rumah.
berjatuhan
Kerusakan Kerusakan ringan pada rumah dan bangunan lainnya. Getaran dirasakan oleh orang
VII Kuat
ringan di dalam kendaraan.
Sangat Kerusakan Dinding lepas dari kerangka rumah. Cerobong asap pabrik dan monumen runtuh. Air
VIII
kuat sedang keruh.
Kerusakan
IX Hebat Bangunan bergeser dari fondasinya. Pipa dalam tanah putus.
berat
Sangat Kerusakan
X Bangunan hancur, terjadi gelombang pada sungai/danau, muncul pasir dan lumpur.
hebat ekstrem

XI Tanah terbelah, rel kereta melengkung, longsoran tanah pada tebing, terjadi tsunami.

Hancur sama sekali, gelombang gempa tampak pada permukaan tanah,


XII
pemandangan gelap, benda-benda terlempar ke udara.
Richter Magnitude Graph
Penilaian Kestabilan Wilayah

1. Pembobotan
2. Nilai kemampuan

3. Skoring
1. Pembobotan

Pembobotan Klasifikasi

1 Kepentingan sangat tinggi

2 Kepentingan tinggi

3 Kepentingan sedang

4 Kepentingan rendah

5 Kepentingan sangat rendah


2. Nilai Kemampuan

Nilai
Klasifikasi
Kemampuan
1 Tinggi

2 Sedang

3 Rendah

4 Sangat rendah
3. Skoring

Rentang
Klasifikasi
Nilai Kestabilan
15 – 30 Stabil

31 – 45 Kurang stabil

46 – 60 Tidak stabil
Informasi Nilai
No. Kelas Informasi Bobot Skor
Geologi Kemampuan
Datar – landai (0 – 7 %) 1 3

Kemiringan Miring – agak curam (7 – 30 %) 2 6


1. 3
lereng Curam – sangat curam (30 – 140 %) 3 9
Terjal (> 140 %) 4 12
Andesit, granit, diorit, metamorf, breksi volkanik, aglo-
1 3
Litologi merat, breksi sedimen, dan kong-lomerat.

(Sifat fisik Batupasir, tufa kasar, batulanau, arkose, grey-wacke, dan


2. 2 3 6
dan batugamping.
keteknikan Pasir, lanau, batulumpur, napal, tufa halus, dan serpih. 3 9
batuan)
Lempung, lumpur, lempung organik, dan gambut. 4 12
Jauh dari zona sesar (> 1.000 m) 1 4
Struktur
3. Dekat zona sesar (100 – 1.000 m) 2 4 8
geologi
Pada zona sesar (< 100 m) 4 16
MMI Richter 
I, II, III, IV, V <5 < 0,05 g 1 5
4. Kegempaan VI, VII 5–6 0,05 – 0,15 g 2 10
5
VIII 6 – 6,5 0,15 – 0,30 g 3 15
IX, X, XI, XII > 6,5 > 0,30 g 4 20
PENENTUAN
TIPOLOGI KAWASAN RAWAN
GEMPA BUMI
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 21/PRT/M/2007
Tipe A, skor 31 – 35

 Kawasan terletak jauh dari zona sesar yang rentan terhadap getaran gempa, dicirikan
dengan adanya kombinasi saling melemahkan dari faktor dominan yang berpotensi
untuk merusak.
 Bila intensitas gempa tinggi (MMI VIII) maka efek merusaknya dapat diredam oleh
sifat fisik batuan yang kompak dan kuat.

Tipe B, skor 36 – 40

 Tingkat kerawanan bencana gempabumi disebabkan oleh lebih dari satu faktor yang
saling mempengaruhi, yaitu : 1) intensitas gempa tinggi (MMI VIII) dan 2) sifat fisik
batuan menengah.
 Cenderung mengalami kerusakan cukup parah, terutama pada bangunan dengan
konstruksi sederhana.

Tipe C, skor 41 – 45

 Tingkat kerawanan bencana gempabumi disebabkan oleh kombinasi, setidaknya dua


faktor dominan, yaitu : 1) intensitas gempa tinggi dan sifat fisik batuan lemah atau
2) sifat fisik batuan lemah dan berada dekat zona sesar yang cukup merusak.
 Cenderung mengalami kerusakan cukup parah dan kerusakan pada bangunan
dengan konstruksi beton terutama yang berada pada sepanjang zona sesar.
Tipe D, skor 46 – 50
 Tingkat kerawanan bencana gempabumi diakibatkan oleh akumulasi dua atau tiga
faktor yang saling melemahkan, yaitu : 1) kemiringan lereng curam, intensitas gempa
tinggi, dan berada sepanjang zona sesar yang merusak atau 2) sifat fisik batuan
lemah, intensitas gempa tinggi, dan berada pada potensi landaan tsunami yang
cukup merusak.
 Cenderung mengalami kerusakan parah untuk segala bangunan, terutama yang
berada pada sepanjang zona sesar.
Tipe E, skor 51 – 55
 Berada pada jalur sesar yang dekat dengan episentrum, dicerminkan dengan
intensitas gempa yang tinggi, serta beberapa tempat berada pada potensi landaan
tsunami yang merusak.
 Sifat fisik batuan dan kemiringan lereng lahan pada kondisi yang rentan terhadap
goncangan gempabumi.
 Cenderung mempunyai kerusakan fatal pada saat gempa.
Tipe F, skor 57 – 60
 Berada di sepanjang zona sesar dan kawasan landaan tsunami yang sangat merusak,
serta pada daerah dekat episentrum dengan intensitas gempa tinggi.
 Kemiringan lereng curam – sangat curam dan memiliki sifat fisik batuan lunak yang
tidak tahan terhadap goncangan gempabumi.
 Cenderung mempunyai kerusakan fatal pada saat gempa.
The Teletubies/Dome Houses

 Earthquake-resistant dome house, built as new house for the


earthquake victims.
 Expected to reduce damage and casualties in the future.
 Location : Nglepen Village, Sumberharjo, Sleman Regency.

(Posted by : http://qolbimuth.wordpress.com/2008/03/26/117/ &


http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/10/15/84175/)
 Most difficult challenge in hazard mapping :

 To anticipate the psychological response of the


community in the hazard vulnerable area; and
 To ensure the utilization of the map for community
empowerment & improvement of society resilience.

 Psycho-sosial mapping needs to be incorporated to


support the effective implementation of hazard map.
Exercise

 Evaluate the existing earthquake disaster manage-


ment in your region.
 Develop on strategic program for earthquake disas-
ter management in your area.

Anda mungkin juga menyukai