DAFTAR
Rima rachmadani
Rima rachmadani
FOLLOW
LINGKUNGAN
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan.. Dalam kurun
waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia
sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang
buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan
kualitas kurang baik. Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. 31 juta gejala
penyakit saluran pernapasan serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit
saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang kesehatan masyarakat.
Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir
220 juta dolar pada tahun 1999.
1.Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat
penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
2.Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
2. Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis)
4. Kanker
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di
dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Data
epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan
perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis,
pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak
dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan
kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan
lanjut usia) dan penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan
pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik serta menimbulkan
kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial dysfunction) yang memicu proses
atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang
juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian
terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga
dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala pernapasan
yang mengganggu aktivitas.
2. Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan
bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan jangka pendek/akut dapat
menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu fungsi pertahanan paru dan
kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru.
Penelitian epidemiologis pada manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan
jumlah eksaserbasi/serangan asma.
NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari
pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan pajanan
NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung dan
paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-penyakit tersebut.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar
primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. [Karbon
monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer. Pembentukan [ozon]dalam [smog fotokimia]adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global yg mempengaruhi;
Kegiatan manusia
Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
Sumber alami
Gunung berapi
Rawa-rawa
Kebakaran hutan
Sumber-sumber lain
Transportasi[amonia]
Kebocoran tangki][klor]
Jenis-jenis pencemar
Karbon monoksida
Oksida nitrogen
Oksida sulfur
CFC
Hidrokarbon
Ozon
Partikulat
Dampak
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan.
Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat
berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil
dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah
dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk
di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan
sebagai toksik dan karsinogenik.
memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur,
perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8
trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang
terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesi
Hujan asam
PH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini
antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah
dan air permukaan
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer
yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Pencairan es di kutub
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang
berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul
ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
HALAMAN :
1
LIHAT SEMUA
RESPONS : 0
POWERED BY
Petrus Kanisius
57
Ratih Purnamasari
179
Petrus Kanisius
866
BERI NILAI
AKTUAL
BERMANFAAT
INSPIRATIF
MENARIK
MENGHIBUR
TIDAK MENARIK
UNIK
KOMENTAR
aduh seneng juga banyak ilmu, tapi membacanya kok serasa baca buku pelajaran ya mbak? hmmm,
kalau boleh usul, ni dibuat lebih cair dan lebih santai jadi tidak terkesan terlalu berat gitu ya mbak. tapi
tulisan yang bermanfaat. terimakasih
0 Balas Laporkan
0 Balas Laporkan
0 Balas Laporkan
Rima rachmadani 24 Oktober 2010 14:12
0 Balas Laporkan
KIRIM
TERPOPULER
MJK Riau
Hasil Survey Median: Suara Prabowo di DKI Terpecah, Suara Jokowi Mengerucut?
MJK Riau
880
Adrian Susanto
Setelah Siti Aisyah Bebas dan Diklaim, Ini Kerugian yang Ditanggung Indonesia
Adrian Susanto
656
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani
431
Kompasiana
Kompasiana
227
NILAI TERTINGGI
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori
zaldy chan
zaldy chan
ROPINGI
ROPINGI
Rada kusumadevi
Rada kusumadevi
FEATURED ARTICLE
ignacio himawan
ignacio himawan
1469
TERBARU
Jelita Nataswara
Maulana M. Syuhada
7
Lailatun Nikma
Marthin Manurung
HEADLINE
Rullysyah
2520
Ini 3 Foto #Trashtag Challenge Kami, Aksi Nyata Sayangi Bumi dari Sampah
Petrus Kanisius
70
Ginjal Sehat untuk Setiap Orang di Mana Saja, Hari Ginjal Sedunia 2019
Nanang Diyanto
93
Elin Moevid
126
kompasiana
TENTANG KOMPASIANA
FAQ KOMPASIANA
KONTAK KAMI
JARINGAN