Gingival Tissue Management in Restorative Dentistry:A Review
Gingival Tissue Management in Restorative Dentistry:A Review
Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan
pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin, dan pulpa.
Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel
(ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak
mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan Kristal yang terkalsifikasi dengan
persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk
Kristal apatit, dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.
Matriks organic email tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi terdiri atas
sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan
enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamate.
Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak.
Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna
dentin di bawah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. Ketebalan email
tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati
pertautannya dengan sementum.
Unit structural email adalah prisma (batang) email, dengan substansi interprismatik di
antara prisma-prisma tersebut. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan
email. Setiap prisma letaknya tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email-
dentin ke permukaan gigi. Tetapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral.
Tiap prisma dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti
sisik serta dasar prisma-prisma email tersebut berbentuk heksagonal.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tinggi ini
mempunyai banyak mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks
golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai
prosesus Tomes. Mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein
yang menyusun matriks email.
Adapun sifat fisik email, sebagai berikut :
Warna putih keabu-abuan transparan
Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm2
Kekuatan kompressinya 2100 – 3500 kg/cm2
Bersifat getas
Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm
Permeabilitas email :
Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro
Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh.
Dentin
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi
oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin
membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah
mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras karena kadar garam
kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%)
terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel
yang disebut odontoblas.
Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap
permukaan dalam dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti
di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik dengan banyak RE bergranula, dan seluruh
aparat golgi yang letaknya supra nuclear.
Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan
halus yang disebut serat dentin dari Tomes. Serat-serat ini menembus seluruh tebal dentin
dan terletak dalam saluran-saluran kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin.
Dentin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut
sebagai selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut sebagai predentin.
Lapisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral dan warnanya berbeda dari dentin.
Predentin terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di
dalam dentin terdapat daerah-daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya
sebagian atau sama sekali tidak mengalami pengapuran.
Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap
pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari Owen, yang tampak
sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan melintang.
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen.
Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke
serat saraf di dalam pulpa.
Odontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh
adanya penyakit periodontal, sel odontoblas ini dapat meletakkan dentin baru, disebut
sebagai dentin ‘reparatif’. Bila odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama,
tidak seperti tulang.
Adapun sifat fisik dari dentin, ialah :
Keras, warna putih kekuningan
Tahanan tarik 250 kg/cm2
Elastisitas cukup tinggi
Permeabilitas dentin :
Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui dentin
Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli
Tinggi pada pulpa
Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sangat tidak
permeable
Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum terkena infeksi
Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli
Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang
menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman
menembus dentin.
Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini adalah
jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang
mengelilinginya.
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait
dengan umur pasien. Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi
pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera.
Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar
ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti
bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan
mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-
zat makanan, mengandung sel-sel saraf/sensori.
Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah
korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai
kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi
ukuran dari rongga pulpa.
Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.
Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian
akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar,
tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran.
Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar
berupa suatu lubang kecil.
Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu
foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat
apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.
Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan
dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu
saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1
bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.
Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat suportif. Adapun
fungsi pulpa, yaitu :
Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang
bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email. Kejadian-kejadian ini
merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti bahwa epitel email akan
menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi
pembentukan email. Interaksi epitel-mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan
gigi.
Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam
pembentukan dentin dalam tiga cara :
Melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik.
Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di
saat-saat awalnya.
Melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin
(misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin.
Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat
asing serta menimbulkan respons imun terhadap keberadaan zat asing itu. hal ini adalah
cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin.
Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui email atau
dentin ke pusat saraf yang lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan
email biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi
yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih
kecil, biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).
Sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium
karena menghubungkan gig dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di
selaput periodontal.
Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi/penyerapan sel-sel
sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk
jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru kearah luar.
Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali tetapi
mengalami aposisi- makin tua umur makin tebal lapisan semen. Adapun macam-macam
sementum ialah :
Semen primer ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.
Semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya usia.
Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat-obatan pada
perawatan endodontia, karena penyakit dan sebagainya, misalnya hipersementosis.
Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar.
Secara anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah :
Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang mengelilingi gigi
seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan
free gingiva
Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa
fungsional.
Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal
antara dua gigi yang bersebelahan.
Ligamentum Periodontal
Tulang alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara
keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli)
gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut.
Adapun struktur tulang alveolar ialah :
Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk
memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic).
Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem
harvian (osteon)
Morfologi Gigi
Labial : Trapesium
Bentuk corona
Mesial/distal : Triangularis
Panjang gigi : 23,5 mm
Corona : 10,5
Radix : 13
Bentuk :
= I1 RA
Corona lebih kecil dan lebih bulat.
Panjang gigi : 22 mm
Corona : 9 mm
Radix : 13 mm
Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih
pendek.
Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat.
Mahkota lebih membulat, lebih pendek, lebih sempit dimensi
mesiodistal dibanding insisivus pertama.
Singulum di palatal sering menutupi lubang foramen caecum
insisivus.
Permukaan palatal lebih cekung dari insisivus pertama.
Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal.
Garis servikal tidak beraturan pada permukaan mesial.
Caninus Atas
Bentuk
Labial : Pentagonal
M/D : Triangularis
Panjang gigi : 27 mm
Corona : 10 mm
Radix : 17 mm
Mahkota berbentuk segi lima dari labial/lingual dan berbentuk
triangular dari proksimal.
Cusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu panjang akar.
Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas.
Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk
segitiga membulat.
Caninus Bawah
Bentuk
Aspek occlusal : Paralelogram/rhomboid=belah ketupat
Aspek mesial/distal : trapesium
Mempunyai 3 akar : Mesiobuccal & Distobuccal dan palatinal
Aspek buccal/palatinal: trapesium
Gigi molar paling besar.
Mempunyai 4 cusp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal paling kecil.
Cusp bukal lebih runcing dari cusp palatal.
Bukolingual mahkota lebih besar dari mesiodistal.
Terdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal.
Akar tiga, dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal
berinklinasi ke distal.
Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang.
Bentuk
Aspek occlusall/ mesia/ distal Mirip M2
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Gigi yang terakhir erupsi dens serotinus (wisdom tooth)
Tidak mempunyi titik kontak distal
Ukuran & bentuk bervariasi
Sering mengalami “impaksi”
Bentuk
Corona (asp bucc) Pentagonal
Aspek Mesial/distal Rhomboidal
Radix tunggal & kerucut
Cusp secara umum ada 3(tiga) Buccal : 1 Lingual : 2
Perbedaan dengan P1
Ukuran labioingual : P2>P1
Cusp buccal : P2<P1
Tidak terdapat “fisura pertumbuhan marginalis”
Crista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus
Bentuk
Aspek occlusal : Pentagonal
Aspek mesial/distal : Rhomboidal
Mempunyai 2 akar : Mesial & Distal
Ukuran mesiodistal > labiolingual
Aspek buccal/lingual : trapesium
Gigi terbesar pada rahang bawah.
Mempunyai 5 cusp, 3 bukal dan 2 lingual.
Permukaan bukal berinklinasi ke lingual.
Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual.
Bagian oklusal berbentuk segi empat.
Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.
Bentuk
Aspek occlusal : empat persegi panjang
Aspek mesial/distal : Rhomboidal
Radix 2 : mesial&distal
Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan:Cusp mesiobuccalis&Cusp
distobuccalis
Terdapat fisura pertumbuhan lingualis
Ukuran M2 < M1
Fisura pertumbuhan mesialis Dangkal & pendek
Bentuk
Aspek occlusall/ mesia/ distal Mirip M2
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Gigi yang terakhir erupsi dens serotinus (wisdom tooth)
Tidak mempunyi titik kontak distal
Ukuran & bentuk bervariasi
Sering mengalami “impaksi”
Mempunyai 2 tipe umum:
Tipe I
Terdapat 4 cusp
Ukuran : besar/kecil dari M2 RB
Ukuran M3 RB M3 RA
Tipe II
Terdapat 5 cusp supplemental groove
Ukuran, jumlah akar bervariasi
Mempunyai 2 akar bersatu (fusi)
Mempunyai > 2 akar