Anda di halaman 1dari 1

Strategi Jitu Kendalikan Trotol Pada

Budidaya Bawang Merah


Serangan trotol tersebut akan menyebabkan kualitas umbi turun, berukuran kecil,
dan berwarna kusam.
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Setiap kali memasuki musim tanam, petani bawang merah
biasanya akan mengalami kekuatiran gagal panen. Penyebabnya adalah serangan
cendawan Alternaria porri yang menyebabkan penyakit trotol. Gejala serangan cendawan
tersebut ditandai hadirnya bercak berukuran kecil, melekuk, berwarna putih dengan pusat
ungu. Ujung daunnya mengering dan daun akhirnya patah.

Umbi bawang merah yang bagus adalah yang berukuran besar dan berwarna merah cerah.
Serangan trotol tersebut akan menyebabkan kualitas umbi turun, berukuran kecil, berwarna
kusam, dan akan menyebakan harga jual bawang merah pun turun.
Trotol alias bercak ungu memang menjadi penyakit utama bawang merah. Biasanya
cendawan Alternaria porri menginfeksi ketika tanaman membentuk umbi yakni 35-50 hari
setelah tanam (hst).

Menurut Haryadi dari Balai Proteksi Tanaman Pertanian DIY, serangan trotol menggangu
proses fotosintesis tanaman sehingga pengisian umbi. Dan biasanya serangan akan
meningkat 2 kali lipat pada penananam di musim tanam kedua dibanding musim tanam
pertama.
Ahli penyakit tanaman dari klinik tanaman di IPB, Dr Widodo menuturkan trotol menyebar
melalui air dan angin. Periode embun ikut berperan serta menyebarkan cendawan yang
menginfeksi hampir di sentra bawang merah di tanah air.
Lebih lanjut Widodo mengatakan, periode embun merupakan lama basahnya permukaan
daun. Jangka waktunya 12-15 jam sejak matahri terbenam hingga terbit, saat itu adalah
kondisi nyaman bagi cendawan untuk berkembang.

Pengendalian Trotol.
Untuk mengendalikan trotol biasanya petani menyemprotkan fungisida berbahan aktif
difenokonazol. Namun Widodo menuturkan, sebelum menggunakn pestisida ada baiknya
petani mengenali terlebih dahulu sasaran yang akan dikendalikan.
“Ada beragam jenis fungisida sesuai kegunaannya. Oleh karena itu pastikan bahan aktif
yang terkandung di dalamnya memang ditujukan untuk cendawan Alternaria porri,” katanya.
Widodo menyarankan sebaiknya petani janan menggunakan satu bahan aktif tertentu dalam
jangka waktu lama karena justru akan membuat organisme pengganggu tanaman itu
menjadi resisten. Apalagi jika penggunaannya tidak sesuai anjuran.
“Dalam satu musim tanam sebaiknya lakukan pergiliran pestisida dengan 2-3 macam bahan
aktif,” tuturnya.
Tindakan preventif berupa kontrol tanaman 2 hari sekali sejak tanam menjadi penting.
Begitu terlihat ada gejala tanaman sakit sebaiknya segera memotong daun yang terserang
trotol lalu kubur dalam tanah atau bakar. Pemupukan berimbang juga membantu
meminimalisir resiko serangan. Menurut Widodo kekurangan kalium akan menyebabkan
tanaman rentan terserang penyakit.
“Dengan menggunakan benih sehat, pengamatan tanaman, pemupukan berimbangm dan
pemilihan pestisida yang tepat maka serangan trotol dapat ditekan,” pungkasnya.
(Sumber : Trubus).

Anda mungkin juga menyukai