1601470002 / D IV - 1A
Anggito diduga melakukan plagiarisme dalam tulisannya di rublik opini Kompas edisi
Senin, 10 Februari 2010 yang berjudul, Gagasan Asuransi Bencana. Beberapa bagian dalam
tulisan tersebut ternyata sangat mirip dengan karya Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan
yang lebih dulu diterbitkan di rublik opini Kompas edisi 12 Juli 2006 dengan judul yang
hampir sama, Menggagas Asuransi Bencana.
Menyikapi hal ini, Anggito siang tadi menggelar konferensi pers di UC Resto di
Bulaksumur, UGM. Dia ditemani Rektor UGM Prof Dr Pratikno dan Dekan FEB Prof Dr
Wihana Kirana Jaya. Merasa bersalah dan tidak mau membebani nama besar UGM, Anggito
menyatakan mundur dari dosen UGM.
Anggito mengaku telah khilaf dalam membuatan tulisan itu. “Saya akui, saya khilaf,”
ucapnya.
Anggito memastikan, tulisan yang dikirim ke Kompas adalah tulisan dirinya, bukan
tulisan asisten yang bertugas sebagai ghost writter. Bahkan, yang mengirim tulisan tersebut
ke Kompas juga dirinya sendiri, bukan orang lain.
Walau sudah menyatakan minta maaf, beberapa pihak masih heran atas aksi
plagiarisme yang dilakukan Anggita. Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Prof Syamsuddin Haris geleng-geleng kepala dengan kejadian ini.
"Saya tidak mengerti apa yang dicari Anggito A. AA memiliki jabatan yang tinggi
dan sangat terkenal, apa yang dicari,” ucapnya di akun @sy_haris. Peneliti sekaligus
akademisi UIN Jakarta Burhanuddin Muhtadi menyatakan hal sama. “Sama Prof, apa yang
dicari Anggito?” kicaunya di akun @BurhanMuhtadi.
Politisi muda Golkar Indra J Piliang dalam akun @IndraJPiliang tetap salut ke
Anggito. “Sampai kasus plagiat ini terjadi, integritas seorang Anggito tetap bisa diacungi
jempol. Ibarat pendaki, ia terjatuh di batu kerikil,” ucapnya.
Sumber : http://www.rmol.co/read/2014/02/17/144225/Kasus-Penjiplakan-Anggito-
Abimanyu-Menggemparkan