Abstract
2
PENDAHULUAN
3
Identifikasi Masalah
1. Ada beberapa siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 4 Sragen yang suka
berkata kotor.
2. Lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan mempengaruhi anak menjadi
berperilaku kotor.
3. Beberapa siswa cenderung mudah marah, dan prestasi belajarnya kurang baik.
Pembatasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada konseling individu dengan pendekatan Trait and Factor
untuk Mengubah Perilaku Suka Berkata Kotor pada Siswa Kelas XI SMK
Muhammadiyah 4 Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015.
Perumusan Masalah
Bagaimanaefektivitas konseling individu dengan pendekatan Trait and Factor untuk
mengubah perilaku suka berkata kotor pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah
Sragen tahun pelajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling individu dengan
pendekatan Trait and Factor untuk mengubah perilaku suka berkata kotor pada
siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Sragen tahun pelajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi guru Bimbingan
dan Konseling dalam mengarahkan peserta didik dan orang tua dalam
berperilaku di hadapan anak pada khususnya serta memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pendidikan.
4
2. Manfaat Praktis
a. Bagi anak
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi anak dalam memahami dan
mengembangkan potensi dirinya serta dapat membantunya memahami
perlunya berperilaku baik dengan tidak berkata kotor.
b. Bagi guru BK
Penelitian ini akan bermanfaat bagi guru Bimbingan dan Konseling dalam
menangani siswa yang suka berkata kotor sehingga siswa dapat di arahkan.
c. Bagi orang tua
Penelitian ini diharapkan mampu memberi pengertian kepada orang tua atau
wali atau masyarakat dalam menyikapi anak yang suka berkata kotor.
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian: di SMK Muhammadiyah 4 Sragen.
2. Waktu Penelitian: April - Mei 2015.
Sumber Data
1. Data Primer
. Data ini diambil dari hasil wawancara yang dilengkapi dengan hasil observasi
dan wawancara dengan guru dan anak didik di lokasi penelitian langsung di
SMK Muhammadiyah Sragen.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan
atau literatur maupun data administrasi serta dari buku pribadi siswa,dokumen
wali kelas dan orang tua siswa.
5
Keabsahan Data
Untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik
triangulasi sebagai perbandingan terhadap data yang diperoleh. Moleong
(2004:178) menjelaskan bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.”
Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data digunakan
triangulasi sumber dan triangulasi teknik, dengan bagan sebagai berikut:
a. Triangulasi Sumber
Guru Guru Bk
Orang tua
(Gambar : Sugiyono, 2005:372 )
b. Triangulasi Teknik
Wawancara Observasi
Dokumentasi BPS
(Gambar 2: Sugiyono, 2005: 372)
6
HASIL PENELITIAN
Deskripsi yang disajikan dalam bab ini mencakup dua kondisi siswa selama
disekolah. Pertama kondisi siswa sebelum diberikan konselingtrait and factor,
kedua kondisi siswa setelah pemberian layanan konselingtrait and factor. Dua
kondisi tersebut ditemukan melalui metode pengumpulan data yaitu metode
observasi dan wawancara. Penelitian ini difokuskan pada efektivitas konseling
7
8
9
1. Hasil Observasi
1) Selama ini salah satu siswa di kelasnya mengalami masalah memiliki
perilaku sukaberkata kotor.
2) Siswa tersebut dengan perilaku yang suka berkata kotor mengganggu
teman lainnya.
3) Setelah mendapatkan konseling dari peneliti selaku konselor, pada
pertemuan pertama sudah menampakkan perubahan saat di dalam kelas
yang ditunjukkan dari ada kemauan untuk serius mendengarkan guru
dan tidak lagi suka mengganggu temannya namun masih terdengar
kata-kata kotornya walaupun jarang terdengarnya.
4) Dan setelah konseling tahap ke II siswa terlihat perubahan yang nyata
sudah tidak berkata kotor, terlihat pendiam dan mulai bisa bergaul
dengan temannya.
5) Konseling dengan pendekatan trait and factor yang dilakukan pada
siswa yang mempunyai perilakuberkata kotor efektif karena bisa
merubah kebiasaan buruk siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta hasil konseling selama
penelitian dapat diketahui bahwa konseling individual dengan pendekatantrait and
factor yang dilakukan pada siswa yang bermasalah dengan perilakunya(perilaku
berkata kotor)terlihat sudah efektif baik pada tindakan I maupun tindakan II.
a. Siswa pada saat di dalam kelas saat pembelajaran siswa suka menguap dan
tidak mendengarkan guru.
b. Suka mengumpat dengan kata-kata kotor namun nadanya kecil sehingga
hanya didengar oleh sebagian teman yang ada didekatnya
10
Keterbatasan Penelitian
Frekuensi pengamatan yang terbatas, Instrumen yang digunakan hanya berdasarkan
pada kesimpulan teoritis yang disusun peneliti dari teori-teori yang terbatas.
Peneliti tidak terlibat secara penuh dalam pengambilan dan pengumpulan data
penelitian.
Generalisasinya tidak dapat diberlakukan pada lingkungan yang lebih luas
karena populasi dan subyeknya satu siswa
11
Kesimpulan
Perubahan yang terjadi pada siswa setelah mendapatkan konseling individu dengan
pendekatan trait and factor adalah :
1. Siswa yang berperilaku suka berkata kotor sudah tidak lagi berperilaku suka
berkata kotor.
2. Siswa sudah mau membuka diri untuk dapat berinteraksi dan juga
berkomunikasi dengan teman-temannya di sekolah.
3. Siswa sudah mulai nampak santun di sekolah.
Saran
1. Guru hendaknya dapat melakukan konseling dengan membuat perencanaan
program yang mengena dengan memberikan berbagai informasi serta melakukan
tindaklanjut dengan bimbingan konseling baik secara personal maupunnon
personal yang akan dilakukan secara aktif dan inovatif.
2. Orang tua diharapkan banyak mendukung guru BK dengan memberikan banyak
informasi data diri siswa dari referensi tersebut selain itu juga mulai
memperhatikan siswa yang sedang tumbuh remaja.
3. Sekolah diharapkan bekerjasama dengan guru dan orang tua untuk melakukan
banyak konseling sehingga ada sinkronisasi untuk mengatasi kesulitan siswa
mengatasi masalahnya terutama terkait dengan perilaku negative siswa.
12
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Erman Anti, 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Dirjen Pendidikan Tinggi.
13