(Manuaba, 2013).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil istilah
hiperemesis gravidarum dengan gangguan metabolik yang bermakna mual dan muntah
(Fadlun, 2013).
mencapai 12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di dunia. Mual dan muntah dapat
mengganggu dan membuat ketidakseimbangan cairan pada jaringan ginjal dan hati menjadi
Data ASEAN menyebutkan bahwa angka kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu dengan hiperemesis gravidarum
mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Keluhan mual dan muntah terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam serum perubahan fisiologis
kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan, Emesis Gravidarumpada ibu
hamil pada tahun 2011 sebanyak 640 orang dan sekitar 20% terjadi Hiperemesis Gravidarum
dan terjadi peningkatan prevalensi Emesis Gravidarum berdasarkan hasil penelitian pada
tahun 2012 sebanyak 763 orang. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum (Dinkes Sumatera Selatan, 2013).
Mual (Nausea) dan muntah (Vomiting), pening, perut kembung, dan badan terasa lemah
dapat terjadi hampir pada 50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12
minggu. Keluhan mual muntah yang sering terjadi pada waktu pagi sehingga dikenal dengan
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda
bila terjadi terus menerus dapat terjadi dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
hormonal. Yang jelas wanita yang sebeleum kehamilan sudah menderita lambung spatik
dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih
Sebagian besar Hiperemesis Gravidarum (mual-muntah) saat hamil dapat diatasi dengan
berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah, akan tetapi sebagian kecil
wanita hamil tidak dapat mengatasi mual muntah yang berkelanjutan sehingga mengganggu
Pada hiperemesis gravidarum grade II gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, sub febris, nadi cepat lebih dari 100-140x/m, tekanan darah sistolik
kurang dari 80 mmHg, apatis, lidah kotor, kulit pucat, kadang ikterik, aseton, bilirubin dalam
Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Prabumulih pada tahun 2015 AKI sebanyak 3
orang dengan penyebab eklamsi 2 orang dan asma 1 orang (Profil Dinas Kesehatan Kota
Prabumulih, 2015).
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit AR. Bunda
KotaPrabumulih jumlah penderita Hiperemesis Gravidarum tahun 2010 berjumlah 115 orang,
2011 berjumlah 192 orang, tahun 2012 berjumlah 121 orang, pada tahun 2013 berjumlah 160
orang, dan pada periode Januari-Desember 2015 yaitu 157 orang dari 513 kehamilan
Berdasarkan data diatas penulis merasa termotivasi untuk menelusuri lebih lanjut tentang
Hiperemesis Gravidarum melalui studi kasus ini dengan judul ”Asuhan Kebidanan pada
Ibu Hamil Ny “K“ dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di Rumah Sakit AR.