Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perjalanan panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai sejak,


sebelum, dan selama penjajahan .Seperti yang kita ketahui, setiap suatu bangsa
mempunyai sejarah perjuangan dari para orang-orang terdahulu yang dimana terdapat
banyak nilai-nilai nasionalis, patriolis dan lain sebagainya yang pada saat itu mengikat
erat pada setiap jiwa warga negaranya. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi yang makin pesat, nilai-nilai tersebut makin lama makin hilang dari diri
seseorang di dalam suatu bangsa, oleh karena itu perlu adanya pembelajaran untuk
mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu dalam setiap warga negara
agar setip warga negara tahu hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupan
berbangasa dan bernegara. Latar belakang diadakannya kewarganegaraan adalah bahwa
semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual telah
melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, sedangkan dalam
menghadapi globalisasi untuk mengisi kemerdekaan kita memerlukan perjuangan nono
fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Perjuangan ini dilandasi oleh nilai-nilai
perjuangan bangsa sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara,
sikap dan prilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan persatuan serta kesatuan
bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya
NKRI.Kompetensi/kemampuan yang diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan
adalah bahwa dengan pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki
wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan
prilaku sebagai pola tindak yg cinta tanah air berdasarkan Pancasila, semua itu
diperlukan demi tetap utuh dan tegaknya NKRI.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kewarganegaraan menurut para ahli?

2. Apa saja asas kewarganegaraan indonesia?

1
3. Bagaimana hubungan warga negara dan negara?

4. Apa saja Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara Menurut UUD 1945?

1.3 TUJUAN

1. Untuk menjelaskan pengertian kewarganegaraan menurut para ahli

2. untuk menjelaskan apa saja asaa kewarganegaraan

3.Untuk menjelaskan hak dan kewajiban negara dan warga negara menurut UUD
1945

4. Untuk menjelaskan hubungan warga negara dan negara

5.Dan memenuhi tugas sebagai pengganti Ujian Tengah Semeseter

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kewarganegaraan Menurut Para Ahli

2.1 Ko Swaw Sik (1957)

kewarganegaraan adalah ikatan hukum antara Negara dan juga sesorang.


Ikatan tersbeut menjadi suatu “kontrak politis” antara Negara yang memperoleh
status sebagai Negara yang berdaulat dan juga diakui karena mempunyai tata
Negara. Kewarganegaraan adalah bagian dari konsep kewargaan.

2.2 Wolhoff

Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu, yakni sejumlah


manusia yng teerikat dengan yang lainnya dkarenakan suatu sebab yaitu kesamaan
bahasa, kehidupan dalam sosial dan berbudaya serta kesadaran nasionalnya. Maka
dari itu kewarganegaraan memiliki suatu kesamaan dengan hal kebangsaan,
perbedaannya terletak pada hak-hak yang dimiliki seseorang tersebut untuk
berperan aktif dalm hal perpolitikan di dalam negara tersebut.

2.3 Daryono

kewarganegaraan merupakan pokok-pokok yang mencakup isi tentang hak


dan kewajiban warga negara. Sebab kewargangaraan menrupakan keanggotaang
seseorang didalam satuan politik tertentu (dalam hal ini negara) yang berkenaan
dengan hal tersebut maka timbulah suatu hak untuk berpartisipasi di dalam
kehidupan politik di negara tersebut. Dan seseorang tersebut dinamakan warga
negara.

2.4 Graham Murdock (1994)

kewarganegaraan adalah hak untk bisa berpartisipasi secara utuh dalam


berbagai pola struktur sosial, politik dan juga kehidupan kultural serta untuk bisa

3
membantu membuat bentuk-bentuk yang selanjutnya dengan begitu maka
memperbesar ide-ide.

2.5 Derek Heater (2004)

kewarganegaraan adalah suatu bentuk dari identitias politik (a form of


social political identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan waktu
yang berkembang.

2.6 Soemantri

kewarganegaraan adalah sesuatu yang saling berkaitan dengan manusia


sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam suatu
hubungan dengan Negara.

2.7 Mr. Wiyanto Dwijo Hardjono, S.Pd

kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang dalam satuan politik


tertentu (secara khusus adalah Negara) yang dengannya membawa hak untuk bisa
berprestasi dalam aktivitas-aktivitas politik.

2.8 Stanley E. Ptnord dan Etner F.Peliger

Kewarganegaraan ialah studi yang berhubungan dengan tugas-tugas


pemerintahan dan hak-kewajiban warga Negara.

2.9 D.R. Daman

Kewarganegaraan istilah hal-hal yang berhubungan dengan penduduk


suatu bangsa.

Pengertian Kewarganegaraan

secara umum kewarganegaraan adalah sesuatu hal yang berhubungan


dengan warga negara dengan negara. Sedangkan pengertian warga negara adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang
warga negara dari negara itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

4
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia pasal 1 angka (1) pengertian warga negara adalah warga suatu
negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Istilah kewarganegaraan dapat dibedakan dalam pengertian secara yuridis dan


sosiologis.

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum


antara orang-orang dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan
akibat-akibat hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah
kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum
tersebut antara lain akta kelahiran, surat pernyataan, dan bukti
kewarganegaraan.
2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan
hukum. Akan tetapi ditandai dengan ikatan emosional, seperti ikatan
perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah
air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara yang
bersangkutan.

2.2 Asas Kewarganegaraan di Indonesia

Sesuai undang-undang No.12 tahun 2006 bahwa untuk memenuhi tuntutan


masyarakat dan melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 maka asas
kewarganegaraan meliputi asas kewarganegaraan umum atau universal yaitu asas
ius sanguinis, ius soli, dan campuran. Adapun asas yang dianut dalam UU No. 12
tahun2006 adalah berikut ini.

a. Asas Ius Soli

Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan


negara tempat kelahiran. Bagi negara indonesia penentuan yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang tersebut.

5
b. Asas Ius Sanguinis

Adalah penenuan kewarganegaraan berdasarkan keturunan atau pertalian


darah. Artinya penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
kewarganegaraan orang tuanya, bukan berdasarkan negara tempat tinggalnya.

c. Asas Kewarganegaraan Tunggal

Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.

d. Asas Kewaganegaraan Ganda Terbatas

Adalah asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai


dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini. Undang-undang ini pada
dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa
kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak
dalam undang-undang ini merupakan suatu pengecualian. Namun ada suatu
negara dalam menentukan kewarganegaraannya hanya menggunakan asas ius soli
atau ius sanguinis saja, maka dapat mengakibatkan dua kemungkinan yang terjadi
yaitu bipatride dan apatride.

Bipatride (dwi kewarganegaraan) yaitu kewarganegaraan rangkap/ganda. Dengan


demikian mengakibatkan ketidakpastian status orang yang bersangkutan dan
kerumitan administrasi tentang kewarganegaraan tersebut. Apatride (tanpa
kewarganegaraan) yaitu seseorang tanpa memiliki kewarganegaraan. Dengan
demikian keadaan apatride ini mengakibatkan seseorang tidak akan mendapat
perlindungan dari negara manapun juga. Contoh negara yang menerapkan asas ius
soli adalah Amerika Serikat, sedangkan yang menerapkan asas ius sanguinis
adalah Cina. Seorang warga negara Cina yang meahirkan anak di Amerika
Serikat, menurut asas yang dianut oleh masing-masing negara tersebut memiliki
dua kewarganegaraan yaitu warga negara Amerika Serikat dan warga negara Cina.
Sebaliknya warga negara Amerika Serikat yang melahirkan seorang anak di Cina
menurut asas tersebut tidak memiliki kewarganegaraan (apatride).

6
Untuk mengatasi keslitan diatas diadakan perundingan dengan negara lain untuk
menentukan pewarganegaraan seseorang terdapat 2 macam stetsel yaitu stetsel
pasif dan aktif. Stetsel pasif adalah semua penduduk diakui sebagai wargnegara
kecuali ia menolak menjadi warga negara atau hak repudiasi. Stetsel aktif adalah
untuk menjadi warga negara seseorang harus menggunakan hak opsi atau hak
untuk memilih menjadi warga negara. Seorang Warga Negara Indonesia (WNI)
adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara Republik Indonesia.
Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten
atau Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan
diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila
ia telah berusia 18 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor
diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang
bersangkutan dalam tata hukum internasional.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi
Warga Negara Indonesia (WNI) adalah :

1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI


2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah
yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin

7
8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu
WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi :

1. anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun
dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing
2. anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah
sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan
3. anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh
kewarganegaraan Indonesia
4. anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI
5. Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk
dalam situasi sebagai berikut:
6. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya
memperoleh kewarganegaraan Indonesia

8
7. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat
anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga
negara Indonesia

Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas,


dimungkinkan pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
proses pewarganegaraan. Warga negara asing yang kawin secara sah dengan
warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara Republik Indonesia
sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut dapat
menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang
berwenang, asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda. Berbeda dari
UU Kewarganegaraan terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006 ini
memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak yang
berusia sampai 18 tahun dan belum kawin sampai usia tersebut. Pengaturan lebih
lanjut mengenai hal ini dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007.

Pewarganegaraan WNA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pewarganegaraan


adalah proses, cara dan perbuatan mewarganegarakan. Menurut pasal 1 angka (3)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, pengertian pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Negara
Republik Indonesia memberi kesempatan kepada orang asing (bukan warga
negara) untuk menjadi warga negara. Dalam hal permohonan kewarganegaraan
atau naturalisasi. Naturalisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu naturalisasi biasa
dan istimewa.

a. Naturalisasi Biasa

Persyaratan menjadi kewarganegaraan Republik Indonesia menurut undang-


undang kewarganegaran adalah sebagai berikut :

9
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
2. Pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah
negara sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia dan mengakui dasar negara Pancasila dan
UUD 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam sanksi
penjara 1 tahun atau lebih.
6. Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan atau penghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara sebesar ketentuan
peraturan pemerintah.

b. Naturlisasi Istimewa (Luar Biasa)

Nauralisasi istemewa di neara RI dapat diberikan kepada warga negara


asing yang status kewarganegaraannya sebagai berikut:

1. Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun
atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing.
2. Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun secara sah sebagai anak
oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan, tetap sebagai WNI.
3. Perkawinan WNI dan WNA baik sah maupun tidak sah dan diakui orang
tuanya yang WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI
meskipun status kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas berakibat anak
berkewarganegaraan ganda hingga usia 18 tahun atau sudah kawin.
4. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan
disampaikan kepada pjabat dengan melampirkan dokumen sebbagaimana
ditentukan dalam perundang-undangan.
5. Perbuatan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu
paling lambat 3 tahun setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin.

10
6. Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan pernyataannya
sendiri (permohonan) untuk menjadi warga negara RI, atau dapat diminta
oleh negara RI. Kemudian mereka mengucapkan sumpah atau janji setia.
Cara ini diberikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

Akibat Pewarganegaraan

Pewarganegaraan membawa akibat hukum pasangan kawin campuran dan


anak-anaknya yang menjadi warga negara karena pewarganegaraan. Berikut
adalah akibat dari pewarganegaraan:

1. Setiap orang yang bukan WNI diperlakukan seperti orang asing.


2. Kehilangan kewarganegaraan RI bagi suami atau istri yang terikat
perkawinan sah tidak menyebabkan kehilangan status kewarganegaraan
itu.
3. Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin yang mempunyai
hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya sebelum ayah itu
memperoleh kewarganegaraan RI turut memperoleh kewarganegaraan RI.
4. Seorang anak yang lahir dari perkawinan WNA dan WNI tanpa
memandang kedudukan hukukm ayahnya baik sah maupun tidak sebelum
usia 18 tahun memiliki kewarganegaran ganda. Setelah 18 tahun
diharuskan memilih kewaranegaraan.
5. Anak yang lahir di wilayah negara RI yang saat lahir tidak jelas
kedudukan orang tuanya atau tidak diketahui orang tuanya merupakan
kewarganegaraan RI.
6. Anak dibawah usia 5 tahun telah ditetapkan secara sah sebagai anak WNA
berdasarkan pengadilan, tetap diakui sebagai WNI.

Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

WNI kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:

1. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;

11
2. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
3. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin,
bertempat tinggal di luarnegeri, dan dengan dinyatakan hilang
kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;
4. masuk kedalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden;(tidak berlaku bagi mereka yang mengikuti program pendidikan
dinegara lain yang mengharuskan wajib militer);
5. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan hanya
dapat dijabat oleh WNI;
6. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
7. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang besifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8. mempunyai paspor atau surat bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku
dari negaralain atas namanya; atau
9. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5
(lima) tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan
yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap
menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5
tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin
tetap menjadi WNI kepada Perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan RI tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dapat terjadi pula akibat perkawinan


dikarenakan bekerjanya hukum kewarganegaraan negara pasangannya tersebut.

12
Bagi mereka ini, jika ingin tetap berkewarganegaraan Indonesia, dapat
mengajukan pernyataan tertulis kepada Pejabat atau Perwakilan RI kecuali
berakibat berkewarganegaraan ganda.

Mendapatkan Kembali Kewarganegaraan RI

Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan RI dapat memperoleh


kembali kewarganegaraannya melalui proses pewarganegaraan. Khusus bagi
mereka yang kehilangan kewarganegaraan RI akibat perkawinan atau karena
tinggal lebih dari 5 tahun secara terus menerus di luar negeri, dapat memperoleh
status WNI melalui proses memperoleh kembali kewarganegaraan tersendiri.

2.3 Hubungan Negara dan Warga Negara

Pembicaraan hubungan negara dan warga negara sebenarnya merupakan


pembicaraan yang amat tua. Thomas Hobbes, tokoh yang mencetuskan istilah
terkenal Homo homini lupus (manusia pemangsa sesamanya), mengatakan bahwa
fungsi negara adalah menertibkan kekacauan atau chaos dalam masyarakat.
Walaupun negara adalah bentukan masyarakat, namun kedudukan negara adalah
penyelenggara ketertiban dalam masyarakat agar tidak terjadi konflik, pencurian
dan lain-lain. (Wibowo, 2000: 8). Persoalan yang paling mendasar hubungan
antara negara dan warga negara adalah masalah hak dan kewajiban. Negara
demikian pula warga negara sama-sama memiliki hak dan kewajiban
masing-masing. Sesungguhnya dua hal ini saling terkait, karena berbicara hak
negara itu berarti berbicara tentang kewajiban warga negara, demikian pula
sebaliknya berbicara kewajiban negara adalah berbicara tentang hak warga
negara. Kesadaran akan hak dan kewajiban sangatlah penting, seseorang yang
semestinya memiliki hak namun ia tidak menyadarinya, maka akan
membuka peluang bagi pihak lain untuk menyimpangkannya. Demikian pula
ketidaksadaran seseorang akan kewajibannya akan membuat hak yang
semestinya didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan.

13
2.4 Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara Menurut UUD 1945

Manusia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa diberi kemampuan akal, perasaan
dan indera agar bisa membedakan benar dan salah, baik dan buruk, indah dan
jelek. Kemampuan -kemampuan tersebut akan mengarahkan dan memimbing
manusia dalam kehidupannya. Kemampuan tersebut juga menjadikan manusia
menjadi makhluk yang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan
tindakannya. Oleh karena kebebasan yang dimiliki oleh manusia itulah maka
muncul konsep tentang tanggung jawab. Kebebasan yang bertanggung jawab itu
juga merupakan bagian dari hak asasi manusia yang secara kodrati merupakan
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Pengingkaran akan kebebasan berarti
pengingkaran pada martabat manusia. Oleh karena itu, semua orang termasuk
negara, pemerintah dan organisasi wajib kiranya mengakui hak asasi manusia.
Hak asasi bisa menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Bakry, 2009: 228).

Kewajiban Negara :

 Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum,


mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
(Pembukaan UUD 1945, alinea IV)
 Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I, ayat 4)
 Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamnya dan
kepercayaannya itu (Pasal 29, ayat 2)
 Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung (Pasal 30, ayat 2)
 Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,

14
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara (Pasal 30,
ayat 3)
 Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum (Pasal 30, ayat 4)
 Membiayai pendidikan dasar (Pasal 31, ayat 2) mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa (Pasal 31, ayat 3)
 Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional (Pasal 31, ayat 4)
 Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia (Pasal 31, ayat 5)
 Memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya (Pasal 32, ayat 1)
 Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional (Pasal 32, ayat 2)
 Mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat (Pasal 33, ayat 3)
 Memelihara fakir miskin dan anak – anak yang terlantar (Pasal 34, ayat
1)
 Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan (Pasal 34, ayat 2)
 Bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak (Pasal 34, ayat 3)

15
Hak Warga Negara :

 Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2)


 Berserikat , berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
(Pasal 28)
 Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (Pasal 28B ayat 1)
 Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminsasi (Pasal 28 B ayat 2)
 Mengembangkan diri melelui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya
(Pasal 28C ayat 1)
 Memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarkat, bangsa dan negaranya (Pasal 28C ayat 2)
 Pengakuan, jaminan, pelindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum (Pasal 28D ayat 1)
 Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja (Pasal 28D ayat 2)
 Memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28D
ayat 3)
 Memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali (Pasal 28E ayat 1)
 Kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai
dengan hati nuraninya (Pasal 28E ayat 2)
 Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal
28E ayat 3)

16
 Berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi
dan lingkungan sosialnya, serta berhak mencari memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal 28F)
 Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi. (Pasal 28G, ayat 1)
 Bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. (Pasal
28G, ayat 2)
 Hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan (Pasal 28H, ayat 1)
 Mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan (Pasal 28H, ayat 2)
 Jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat (Pasal 28H, ayat 3)
 Mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil
alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H, ayat 4)
 Hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama,
tidak diperbudak, diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (Pasal 28I, ayat 1)
 Bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu (Pasal 28I, ayat 2)
 Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban (Pasal 28I, ayat 3)

17
 Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30, ayat
1)

Kewajiban Warga Negara :

 Menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya


(Pasal 27 ayat 1)
 Menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Pasal 28J, ayat 1)
 Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
(Pasal 28J, ayat 2)
 Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30, ayat 1)
 Untuk pertahanan dan keamanan negara melaksanakan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Pasal 30, ayat 2)
 Mengikuti pendidikan dasar (Pasal 31, ayat 2)

Pendidikan Kewarganegaraan

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana


untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan
jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam
bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.

Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :

18
1. nilai-nilai cinta tanah air;
2. kesadaran berbangsa dan bernegara;
3. keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara;
4. nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
5. kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta
6. kemampuan awal bela negara.

Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dapat terjadi pula akibat perkawinan


dikarenakan bekerjanya hukum kewarganegaraan negara pasangannya tersebut.
Bagi mereka ini, jika ingin tetap berkewarganegaraan Indonesia, dapat
mengajukan pernyataan tertulis kepada Pejabat atau Perwakilan RI kecuali
berakibat berkewarganegaraan ganda.

Mendapatkan Kembali Kewarganegaraan RI

Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan RI dapat memperoleh


kembali kewarganegaraannya melalui proses pewarganegaraan. Khusus bagi
mereka yang kehilangan kewarganegaraan RI akibat perkawinan atau karena
tinggal lebih dari 5 tahun secara terus menerus di luar negeri, dapat memperoleh
status WNI melalui proses memperoleh kembali kewarganegaraan tersendiri.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah kita mempelajari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa


kewarganegaraan merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap warga
negara.Ini dikarenakan bahwa dengan pemahaman kewarganegaraan yang baik
maka kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi tentram dan jelas.Dan
kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa
dan negara hendaknya kita berusaha untuk meningkatkan pengamalan prinsip
serta nilai-nilai luhur bangsa terutama memahami manusia yang pada dasarnya
memiliki harkat dan martabat yang sama sebagai mahluk ciptaan Tuhan,agar
tercipta suatu keadilan dalam kehidupan bernegara.

3.2 Saran

Akhirnya terselesaikannya karya tulis ilmiah ini saya selaku penulis


menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang membahas tentang
kewarganegaraan masih jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan
bahasa yang dipergunakan maupun dari segi penyajian materinya.Untuk itu kritik
dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan makalah
ini yang bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif sangat kami harapkan supaya
dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studinews.co.id/2017/11/pengertian-kewarganegaraan-menurut-para-
ahli.html#12_JJ_Cogan_dan_Dericcot_19982-3 diakses pada tanggal 9 Maret
2019

https://www.padamu.net/pengertian-kewarganegaraan-dan-asas-
kewarganegaraandiakses pada tanggal 9 Maret 2019

http://kartumiah.blogspot.com/2017/07/kewarganegaraan-makalah.html

diakses pada tanggal 9 Maret 2019

http://niningmasitoh.blogspot.com/2017/03/latar-belakang-kewarganegaraan.html
diakses pada tanggal 9 Maret 2019

21

Anda mungkin juga menyukai