Anda di halaman 1dari 3

Kerentanan dan kapasitas

Kerentanan manusia mencerminkan kurangnya kapasitas seseorang atau masyarakat untuk


mengantisipasi, mengatasi, dan memulihkan dari dampak bahaya. Factor-faktor yang
meningkatkan kerentanan manusia terhadap bencana, seperti urbanisasi yang cepat, pertumbuhan
penduduk, dan kurangnya pengetahuan tentang cara yang efektif untuk mereduksi dampak
bencana dan kemiskinan. Dari semua faktor , kemiskinan mungkin akar penyebab dari apa yang
membuat orang yang paling rentan terhadap dampak bencana.
Warga masyarakat memiliki kerentanan dan kapasitas yang berbeda. Beberapa mungkin
akan lebih rentan atau lebih mampu dari pada yang lain. Untuk pemahaman tentang masyarakat,
penting untuk memahami aspek social, politik, ekonomi, ekologi dan budaya. Langkah pertama
dari memulai peroses kesiapsiagaan bencana berbaris komunitas melalui partisipasi mereka
dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan kebutuhan lokal. Memahami
kerentanan dan kapasitas adalah langkah pertama menuju manajemen bencana.
Kapasitas manusia adalah kualitas dan sumber daya individua tau komunitasyang
digunakan dan dikembangkan untuk mengantisipasi, mengatasi, menolak dan memulihkan dari
dampak bencana. Kapasitas manusia mencangkup sumber daya social dan kapasitas organisasi (
kepemimpinan, pengalaman organisasi, dan jaringan berbasis masyarakat), dan kapasitas sikap (
misalnya keyakinan, motivasi kerja, nilai-nilai, ide, kreativitas).
Kerentanan manusia yang disebabkan oleh manajemen bencana yang tidak tepat dapat
menyebabkan dampak yang fatal. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kapasitas populasi
untuk ‘mengundang’ atau menolak bencana, yaitu ketahanan mereka. Pemahaman ini
terkonsentrasi pada formula: “bencana muncul ketika bahaya bertemu dengan kerentanan”.
Tujuan dasar dari penilaian kerentanan dan kapasitas adalah dengan menggunakannya
sebagai alat diagnostic untuk memberikan data analitis untuk mendukung keputusan yang lebih
baik pada perencanaan dan pelaksanaan langkah-langkah pengurangan resiko. Hal ini
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sifat dan tingkat risiko ini dating, siapa yang
akan terkena dampak terburuk, apa inisiatif yang dapat diambil untuk mengurangi kerentanan
dan memperkuat kapasitas orang-orang. Hal ini juga membuat gambaran yang jelas tentang
kerentanan dalam konteks jenis kelamin, usia, setatus kesehatan dan isu-isu social lokal, analisis
kepadatan penduduk/permuiman, keamanan mata pencerahan dan kegiatan kerja yang meningkat
kerentanan rumah tangga dan komunitas tertentu. Penilaian kapasitas berkait dengan
mengidentifikasi ketersediaan suber daya, mekanisme penanggulanganoleh komunitas,
kepemimpinan dan institusi lokal, dan adanya modal soaial yang dapat berkontribusi untuk
upaya pengurangan risiko.
Untuk lebih mudahnya, kita dapat melihat table di bawah ini:

Kerentanan dan kapasitas yang berkaitan dengan bahaya

sektor kerentanan Kapasitas


sosial  Wilayah permukiman Modal social
tidak aman Mekanisme bertahan
 Pemukiman lahan dan Strategi menyesuaikan
bangunan dengan Ingatkan tentang bencana yang
kepadatan yang tinggi lalu
 Rendahnya mobilitas Good governance
 Persepsi resiko yang Standar-standar etis
rendah kepemimpinan lokal
 Pekerja yang rentan Organisasi non-pemerintah
bahaya lokal
 Kelompok dan Akuntabilitas perencanaan dan
perseorangan yang kesiapsiagaan bencana yang
rentan baik
 Korupsi
 Rendahnya tingkat
Pendidikan
 Kemiskinan
 Tidak adanya analisis
kerentanan dan
kapasitas
 Manajemen dan
kepemimpinan yang
tidak memadai
 Kurangnya perencanaan
dan kesiapsiagaan
bencana
fisik Bangunan yang beresiko Modal fisik
infrastruktur yang tidak aman bangunan dan infrastruktur
fasilitas penting yang tidak yang Tangguh yang mampu
aman bertahan dan menolak tekanan
Urbanisasi yang cepat bahaya yang luar biasa
ekonomi Pertanian dengan satu jenis Modal ekonomi
Tanaman pangan Penghidupan yang terjamin
Ekonomi yang nondiversifikasi Simpanan keuangan
Ekonomi subsistensi Pertanian dan ekonomi yang
Keadaan terlibat utang beragam
Ketergantungan terhadap
bantuan
lingkungan Penggundulan hutan Modal lingkungan alam
Polusi tanah, air dan udara Pembuatan pelindung alam
Perusakan pelindungan alam terhadap amukan badai
terhadap badai (misalnya, hutan (terumbu karang)
bakau) Proses-proses pemulihan
Perubahan iklim global lingkungan alam (misalnya,
hutan-hutan yang baru saja
pulih dari kebakaran hutan)
Keanekaragaman hayati
manajemen
Sumberdaya alam yang
bertanggung jawab.

Manajemen bencana ( suatu pengantar pendekatan proaktif 2014

Penulis : M. Chazienul Ulum

Penerbit : Universitas Brawijaya Press (UB Press)

Ulum,M.Chazienul.2014. Manajemen bencana ( suatu pengantar pendekatan proaktif). Malang:


Universitas Brawijaya Press (UB Press)

Anda mungkin juga menyukai