42-Article Text-112-1-10-20181123 PDF
42-Article Text-112-1-10-20181123 PDF
Abstract : Generally, The power centers are connected to the air transmission line, and
the airborne transmission channel is susceptible to disturbances that are affected from
outside the system, one of which is a lightning strike. Lightning strikes are harmful to the
components present in the central power supply. And therefore, the protection from the
lightning strikes is required, so that the components in the power center is not damaged
when exposed to lightning surges. In this research we discussed the power transformer
protection (60MVA) on the Teluk Betung substation so that the power transformer is safe
from the over voltage caused by the lightning surge. The specification of the arresters
mounted on the HV side of the power transformer unit one of Teluk Betung substation with
nominal voltage of 144 kV has been in accordance with the system requirements. The
maximum distance between the arrester and the allowable power transformer is 28.5
meters. Distance in the field is 3 meters, the voltage that arrives at the power transformer
is 480 kV and still below the Basic insulation level of the transformer, so that the
protection of the power transformer against the lightning surge is very good.
Abstrak : Umumnya Pusat-pusat listrik terhubung dengan saluran transmisi udara, dan
saluran transmisi udara rentan mengalami gangguan yang dipengaruhi dari luar sistem,
salah satunya adalah sambaran petir. Sambaran petir berbahaya bagi komponen-
komponen yang terdapat pada pusat listrik. Oleh karena itu, diperlukan proteksi dari
sambaran petir tersebut, agar komponen pada pusat listrik tidak mengalami kerusakan
pada saat terkena surja petir. Pada penelitian ini dibahas proteksi transformator daya
(60MVA) pada gardu induk teluk betung agar transformator daya tersebut aman dari
tegangan lebih yang disebabkan oleh surja petir. Spesifikasi arrester yang terpasang
pada sisi HV transformator daya unit satu gardu induk Teluk Betung dengan tegangan
nominal 144 kV, telah sesuai dengan kebutuhan sistem. Jarak maksimum antara arrester
dan transformator daya yang diperbolehkan adalah 28,5 meter. Jarak dilapangan adalah
3 meter, tegangan yang tiba pada transformator daya adalah 480 kV dan masih dibawah
nilai tingkat isolasi dasar trafo, sehingga perlindungan transformator daya terhadap surja
petir sudah sangat baik.
Kata kunci : Surja Petir, Lightning Arrester, Gardu Induk Teluk Betung.
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 168
tiba pada transformator daya. Tingkat Gambar 2.2 menunjukkan
kepadatan petir di wilayah Bandar karakteristik standar gelombang surja
Lampung cukup tinggi sehingga petir, dimana t1 menggambarkan waktu
diperlukan perhatian yang serius untuk muka gelombang dan t2 menunjukkan
penanggulangan dari gangguan surja waktu ekor gelombang.
petir.
2. LANDASAN TEORI
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 169
mampu memikul tegangan tinggi. 2.3.2 Bagian-bagian arrester
Sebaliknya, tegangan transmisi dari a. Elektroda
puluhan sampai ratusan kilovolt, Terdapat dua elektroda pada arrester,
sedangkan konsumen membutuhkan yaitu elektroda atas yang dihubungkan
tegangan dari ratusan volt sampai puluhan dengan bagian yang bertegangan dan
kilovolt, sehingga diantara transmisi elektroda bawah yang dihubungkan ke
dengan konsumen dibutuhkan trafo daya tanah.
step down. Semua perlengkapan yang b. Spark gap
terpasang disisi primer trafo ini juga harus Apabila terjadi tegangan lebih oleh
bisa memikul tegangan tinggi. Trafo – surja petir atau surja hubung pada arrester
trafo daya ini bersama dengan yang terpasang, maka pada spark gap
perlengkapan – perlengkapannya disebut atau sela percik akan terjadi busur api.
gardu induk. c. Tahanan Katup
Tahanan yang digunakan dalam
arrester ini adalah suatu jenis material
yang sifat tahanannya dapat berubah bila
mendapatkan perubahan tegangan.
2.3 Arrester
Arrester adalah suatu alat bagi
pelindung suatu sistem tenaga listrik
Gambar 2.4 Bagian – bagian Arrester
terhadap surja petir. Alat pelindung
terhadap surja petir ini berfungsi
2.3.3 Jenis-Jenis Arrester
melindungi peralatan sistem tenaga listrik
2.3.3.1 Arrester Jenis Ekspulsi
dengan cara membatasi surja tegangan
Digunakan pada sistem tenaga listrik
lebih yang datang dan mengalirkannya ke
tanah. bertegangan hingga 33 kV. Konstruksinya
diperlihatkan pada gambar 2.5. Arrester ini
2.3.1 Prinsip Kerja Arrester mempunyai dua sela yang terhubung seri,
yaitu sela luar dan sela dalam. Sela dalam
Pada keadaan tegangan jaringan
normal, sampai 1,1 tegangan nominal ditempatkan di dalam tabung serat (Fiber),
pelindung berperan sebagai isolasi atau elektroda sela dalam yang dibumikan
dibuat berbentuk pipa. Keberadaan dua
idealnya tidak mengalirkan arus dari
pasang elektroda ini membuat arrester
jaringan tanah. Tetapi jika suatu tegangan
lebih impuls tiba pada terminal alat mampu memikul tegangan tinggi frekuensi
pelindung, maka alat pelindung segera daya tanpa menimbulkan korona dan arus
bocor ke tanah. Tegangan tembus sela
berubah menjadi penghantar dan
luar dibuat lebih rendah daripada
mengalirkan arus impuls ke tanah
sehingga amplitude tegangan lebih yang tegangan lompatan api isolator pendukung
merambat menuju peralatan yang sela luar.
dilindungi berkurang menjadi dibawah
ketahanan tegangan impuls peralatan
yang dilindungi.
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 170
mm. Nilai resistansi resistor ini sangat
besar ketika melewatkan arus lemah,
tetapi nilai resistansinya sangat rendah
ketika dilewati arus kuat.
- Arrester Katup Sela Aktif
Arrester sela aktif digunakan pada
jaringan tegangan tinggi dan titik pusat
jaringan distribusi.
Konstruksi arrester katup sela aktif
hampir sama dengan arrester katup
sela pasif, perbedaannya terletak pada
metode pemadaman busur api pada
sela percik. Pada arrester katup sela
aktif, untuk memadamkan busur api,
yaitu memperpanjang dan
Gambar 2.5 Arrester jenis ekspulsi mendinginkan busur api dengan cara
membangkitkan medan magnet pada
2.3.3.2 Arrester Jenis Katup sela percik.
Berdasarkan sela perciknya, arrester - Arrester Katup Tanpa Sela Percik
katup terdiri dari: Arrester tanpa sela digunakan untuk
- Arrester Katup Sela Pasif semua tingkat tegangan.
Arrester sela pasif digunakan pada Konstruksi arrester jenis tanpa katup
jaringan distribusi hantaran udara. diperlihatkan pada gambar 2.7. Arrester
ini tidak menggunakan sela percik
seperti halnya kedua arrester katup
terdahulu, tetapi hanya menggunakan
resistor non-linier yang terbuat dari
logam oksida (Metal Oxide). Karena
bahan utamanya adalah logam oksida,
dalam praktik sehari-hari arrester ini
dinamai arrester MO.
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 171
Umumnya dipakai untuk melindungi - Kapasitas termis arrester harus dapat
alat-alat yang mahal pada rangkaian- meneruskan arus besar yang berasal
rangkaian mulai dari 2.400 volt sampai dari simpanan tenaga yang terdapat
287 kV dan lebih tinggi. dalam saluran yang panjang.
- Arrester katup Jenis Saluran - Jatuh tegangan maksimum dari
Arrester jenis saluran ini lebih murah arrester dipakai sebagai tingkat
dari arrester jenis gardu. Kata “saluran” perlindungan arrester (bukan jatuh
disini bukanlah berarti untuk tegangan rata-rata).
perlindungan saluran transmisi. Seperti - Sebuah harga tegangan pelepasan
arrester jenis gardu, arrester jenis arus petir harus ditetapkan untuk
saluran ini juga dipakai pada gardu menentukan tingkat perlindungan
induk untuk melindungi peralatan yang arrester yang harus dikoordinasikan
kurang penting. Arrester jenis saluran dengan BIL.
ini dipakai pada sistem dengan - Pengaruh dari sejumlah kawat
tegangan 15 kV sampai 69 kV. (multiple-lines) dalam melindungi
- Arrester Jenis Gardu Untuk Mesin- gangguan petir pada gardu perlu
mesin diperhatikan pengetrapan arrester.
Arrester jenis gardu ini khusus untuk - Bila ada keraguan mengenai 50 c/s dari
melindungi mesin-mesin berputar. arrester, maka sejumlah persentase
Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV ditambahkan pada harga yang dihitung
sampai 15 kV. atau ditetapkan untuk arrester.
- Arrester Katup Jenis Distribusi untuk Sekarang masih dipakai tambahan 10%
Mesin-mesin sebagai faktor keamanan, untuk
Arrester jenis distribusi ini khusus untuk menanggulangi kemungkinan bila
melindungi mesin-mesin berputar dan arrester bekerja pada sebuah tegangan
juga untuk melindungi transformator peralihan mungkin tertumpu pada 50
dengan pendinginan udara tanpa c/s: tegangan ini harus di interupsikan
minyak. Arrester jenis ini dipakai pada oleh arrester tersebut.
peralatan dengan tegangan 120 volt -
sampai 750 volt. 2.3.5 Penempatan Arrester Pada Gardu
Induk
2.3.4 Syarat-Syarat Arrester Penempatan arrester pada gardu
Agar pemakaian arrester dalam induk sangat penting diperhitungkan,
koordinasi dapat memberikan hasil yang berdasarkan SPLN-7:1978 untuk sirkit
maksimal maka harus mempergunakan ganda sistem tegangan 150 kV jarak
azas berikut; antara arrester dan transformator tidak
- Mempunyai tegangan dasar (rated) 50 melebihi 80 meter dan untuk sirkit tunggal
c/s pada arrester, dipilih sedemikian adalah seperdua dari jarak tersebut. Pada
rupa sehingga nilainya tidak dilampaui dasarnya untuk mengantisipasi terjadinya
pada waktu dipakai, baik dalam flashover, Arrester harus ditempatkan
keadaan normal maupun hubungan sedekat mungkin dengan peralatan yang
singkat. dilindungi dengan tujuan:
- Arrester ini akan memberikan - Untuk mengurangi peluang tegangan
perlindungan bila ada selisih (margin) impuls merambat pada kawat
yang cukup antara tingkat arrester dan penghubung arrester dengan peralatan
peralatan, daerah perlindungan harus yang dilindungi.
mempunyai jangka (range) cukup untuk - Saat arrester bekerja, gelombang
melindungi semua peralatan gardu tegangan impuls sisa merambat pada
yang mempunyai BIL yang sama kawat penghantar transformator
dengan BIL yang harus dilindungi dengan arrester setelah gelombang itu
arrester, atau lebih tinggi dari daerah tiba pada terminal transformator,
perlindungan. gelombang tegangan tersebut akan
- Arrester harus dipasang sedekat dipantulkan, sehingga total tegangan
mungkin kepada peralatan utama dan terminal arrester dua kali tegangan
tahanan tanahnya harus rendah. sisa. Peristiwa ini dapat dicegah jika
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 172
arrester dapat dipasang langsung pada b. Spesifikasi Transformator Daya
terminal transformator. Kapasitas : 60 MVA
- Jika kawat penghubung arrester No Seri : P060LEC594
dengan transformator yang dilindungi Tahun Pembuatan : 2010
cukup panjang, maka induktansi kawat Tahun Operasi : 2011
itu harus diperhitungkan. Rasio : 150/20
Arus Nominal : 230,9/1732,1 A
Impedansi : 12,37%
3. METODOLOGI c. Konduktor
Jenis konduktor ACSR 527,60 mm 2.
3.1 Langkah Penelitian Jarak konduktor dari arrester ke
Langkah atau kerangka kerja yang transformator daya unit satu Gardu
dilakukan pada penelitian ini adalah Induk Teluk Betung adalah 3 meter,
menentukan obyek penelitian dengan jarak antara konduktor dengan
menentukan batasan - batasan permukaan tanah adalah 3 meter.
permasalahan, yang kemudian dilanjutkan d. Tingkat Sambaran Petir di Lampung
dengan melakukan studi literatur, Daerah Lampung adalah suatu daerah
observasi lapangan, pengumpulan data yang mempunyai kerapatan sambaran
dan kemudian melakukan suatu analisa petir tinggi. Hal ini disebabkan karena
terhadap data yang diperoleh. terletak dekat dengan khatulistiwa dan
berada pada daerah dimana angin
3.2 Data Peralatan Terpasang monsun basah yang bergerak dari
Single Line Diagram GI Teluk Betung utara ke selatan mulai berbelok arah
pada Gambar 3.1 di bawah menunjukkan karena pengaruh perputaran bumi
letak antara arrester dengan objek yang (gaya korielis).
dilindungi (transformator daya). Di daerah operasi PLN UPT Tanjung
Karang, G.I Teluk Betung Lampung
banyak mengalami gangguan akibat
sambaran petir. Curah petir di Bandar
Lampung adalah 112 dan IKL 30,68.
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 173
dimana: 4) 1,5 kA, 10/20 µs; digunakan pada
N = Jumlah sambaran petir per km 2 per sistem distribusi bertegangan ≤ 22
tahun kV.
IKL = Jumlah hari guruh per tahun - Frekuensi Pengenal, sama dengan
frekuensi sistem, 50 Hz atau 60 Hz.
3.3.2 Spesifikasi dan Klasifikasi - Tegangan percik frekuensi daya, yaitu
Arrester besar tegangan efektif frekuensi daya
Ditinjau dari penggunaannya, arrester yang membuat terjadinya percikan di
terdiri dari tiga jenis: sela arrester. Tegangan percik
1. Jenis gardu: dipasang pada sistem 3- frekuensi daya harus tetap tinggi agar
312 kV dan dirancang untuk sela arrester tidak terpercik jika terjadi
mengalirkan arus petir diatas 100 kA. hubung singkat satu fasa ke tanah
Digunakan untuk melindungi gardu maupun ketika terjadi operasi hubung-
induk dan transformator daya. buka. Biasanya, tegangan percik
2. Jenis jaringan: dipasang pada sistem frekuensi daya ditetapkan ≥ 1,5 kali
20-73 kV dan dirancang untuk tegangan pengenal arrester.
mengalirkan arus petir 65-100 kA. - Tegangan Percik Impuls Petir
Digunakan untuk melindungi Maksimum, yaitu puncak tegangan
transformator distribusi, transformator impuls 1,2/50 µs, yang membuat sela
kapasitas rendah dan gardu kecil. arrester pasti terpercik atau yang
3. Jenis distribusi: dipasang pada sistem membuat arrester pasti bekerja.
8-15 kV dan dirancang untuk - Tegangan Percik Muka Gelombang
mengalirkan arus petir dibawah 65 kA. Impuls, yaitu tegangan yang membuat
Digunakan untuk melindungi sela arrester terpercik dalam tenggang
transformator distribusi. waktu muka gelombang impuls.
Spesifikasi arrester harus sesuai - Tegangan percik impuls hubung buka,
dengan kebutuhan pada sistem. Dilihat yaitu puncak tegangan percik impuls
dari ada tidaknya sela percik, arrester hubung buka yang membuat sela
terdiri dari 2 jenis, yaitu : arrester bersela, arrester terpercik. Spesifikasi ini
yaitu arrester yang memiliki sela percik; diberlakukan hanya untuk arrester
dan arrester tanpa sela. bertegangan nominal diatas 200 kV.
a. Spesifikasi arrester dengan sela percik - Ketahanan arus durasi panjang. Untuk
Mengacu kepada standar IEC 60099- arrester 10 kA. Kelas kerja (heavy duty)
1, spesifikasi arrester dengan sela percik arus durasi panjang sama dengan arus
adalah : yang diperoleh melalui pelepasan
- Tegangan Pengenal, yaitu tegangan muatan generator arus impuls pada
efektif tertinggi frekuensi daya yang tegangan tidak kurang 50% daripada
mungkin dipikul arrester. Untuk tegangan peluahan.
tegangan diatas 198 kV, tegangan - Tegangan Sisa, yaitu tegangan pada
pengenal arrester harus dapat dibagi 6. terminal arrester saat arrester
- Arus Peluahan Nominal, menentukan mengalirkan arus petir.
klasifikasi arrester menurut - Tegangan Gagal Sela. Jika tegangan
kemampuannya mengalirkan arus pengenal suatu arrester adalah Vn,
peluahan 10/20 µs. Standar arus maka tegangan gagal selanya adalah
pelepasan nominal arrester adalah : besar tegangan yang membuat sela
1) 10 kA, 10/20 µs; digunakan pada arrester tembus listrik saat dikenai
gardu induk, gardu induk yang tegangan impuls yang kecuraman
berada dikawasan yang sering muka gelombangnya (100xVn) / (12µs).
terjadi petir, dan pada sistem Sebagai contoh tegangan pengenal
tegangan > 66 kV. suatu arrester adalah 30 kV dan
2) 5 kA, 10/20 µs; digunakan pada tegangan gagal selanya adalah 120 kV.
gardu bertegangan ≤ 66 kV. Artinya, sela arrester akan tembus
3) 2,5 kA, 10/20 µs; digunakan pada listrik pada tegangan 120 kV, jika
sistem bertegangan ≤ 22 kV. arrester ini dikenai impuls dengan
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 174
kecuraman muka gelombang (100x30 merusak arrester itu sendiri. Standar
kV) / (12µs) = 250 kV/µs. arus peluahan nominal arrester:
- Karakteristik Tegangan-Arus, yaitu 1) 10 kA, 10/20 µs, digunakan pada
karakteristik yang menyatakan gardu induk, gardu yang berada di
hubungan tegangan dan arus pada kawasan yang sering terjadi petir,
arrester. dan pada sistem bertegangan > 66
- Margin, yaitu ketahanan suatu kV.
peralatan menahan tegangan impuls, 2) 5 kA, 10/20 µs, digunakan pada
jika dipasang pada suatu sistem gardu bertegangan ≤ 66 kV.
bertegangan tertentu, disebut BIL 3) 2,5 kA, 10/20 µs digunakan pada
(Basic Insulation Level). Selisih BIL sistem bertangan ≤ 22 kV.
peralatan yang dilindungi dengan 4) 1,5 kA, 10/20 µs digunakan pada
tingkat proteksi arrester yang sistem distribusi bertegangan ≤ 22
melindunginya biasanya diterapkan kV.
20%-30% peralatan yang dilindungi. Standar diatas adalah untuk sistem
- Panjang Dan Jarak Rambat Badan yang bertegangan AC. Karena sistem
Arrester. Jarak rambat badan suatu bertegangan DC belum ditentukan
arrester diteteapkan berdasarkan bobot standarnya maka arus peluahan rata
polusi di lokasi pemasangan arrester rata untuk arrester DC mengambil
tersebut. Hubungan bobot polusi standar terbesar 10 kA.
dengan jarak rambat adalah : - Jarak Rambat Badan Suatu Arrester.
1) Bobot polusi ringan: 16 mm/kV Ditetapkan berdasarkan bobot polusi di
2) Bobot polusi sedang: 20 mm/kV lokasi pemasangan arrester tersebut.
3) Bobot polusi berat: 25 mm/kV Hubungan bobot polusi dengan jarak
4) Bobot polusi sangat berat: 31mm/Kv rambat adalah:
1) Bobot polusi ringan: 16 mm/kV
b. Spesifikasi Arrester Tanpa Sela Percik 2) Bobot polusi sedang: 20 mm/kV
Mengacu kepada IEC 60099-4, 3) Bobot polusi berat: 25 mm/kV
spesifikasi arrester tanpa sela percik 4) Bobot polusi sangat berat: 31mm/kV
adalah sebagai berikut:
- Tegangan Operasi Kontinu, yaitu 3.3.3 Parameter-Parameter Arrester
tegangan maksimal yang dapat dipikul Jenis arrester yang terpasang di GI
arrester secara terus menerus. Teluk Betung adalah jenis arrester tanpa
- Tegangan Nominal, yaitu tegangan sela percik, karena itu fokus pembahasan
efektif tertinggi yang mungkin dipikul pada jurnal ini adalah arrester tanpa sela
oleh arrester. percik.
- Tegangan Sisa, yaitu tegangan di Agar proteksi oleh arrester sesuai dan
terminal arrester saat arrester tidak menimbulkan gangguan, maka poin-
mengalirkan arus petir nominal. poin berikut perlu diperhatikan:
- Tegangan Ketahanan Impuls Petir a. Tegangan Nominal
Maksimum, yaitu tegangan impuls petir Tegangan Nominal adalah tegangan
yang dapat ditahan arrester tanpa maksimum yang dapat dilewatkan dengan
membuat percikan. Tegangan normal melalui jalur listrik tanpa perlu
ketahanan ini 1.3 kali dari tingkat membuang tegangan surja ke grounding.
proteksi impuls petir. Tegangan nominal dari arrester
- Thermal Runaway, yaitu batas seharusnya lebih besar dari tegangan
kehilangan energi pada arrester supaya sistem.
tidak melebihi kemampuan disipasi Tegangan Nominal pada arrester
panas semua komponen arrester. Jika harus menyesuaikan dengan tegangan
kehilangan energi lebih besar daripada pada sistem yang digunakan, maka
kemampuan disipasi panas arrester tegangan nominalnya akan dihitung
maka arrester akan mengalami dengan persamaan:
overheat. Er=α.β.Um (3.2)
- Arus Pelepasan, yaitu arus maksimal di mana:
yang dapat dialirkan oleh arrester tanpa Er = Tegangan Dasar Arrester (kV)
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 175
α = Koefisien Pembumian I = Arus pelepasan
β = Toleransi, guna memperhitungkan R = Tahanan dalam arrester
fluktuasi tegangan
Um = Tegangan Sistem Maksimum (kV) 3.3.4 Penempatan Arrester Pada Gardu
Induk
b. Arus Pelepasan Penempatan arrester pada gardu
Arus Pelepasan adalah arus induk terdapat di bay penghantar pada
maksimal yang dapat dialirkan oleh gardu induk dan bay transformator gardu
arrester tanpa merusak arrester itu sendiri: induk. Tidak semua penempatan di gardu
1) Kelas arus 10 kA, untuk perlindungan induk sama jaraknya terhadap
gardu induk yang besar dengan transformator daya. Pada bay penghantar,
frekuensi sambaran petir yang cukup jarak arrester terhadap transformator
tinggi dengan tegangan sistem di atas biasanya berkisar dari 20-30 meter.
70 kV. Ilustrasi jarak diberikan gambar 3.2
2) Kelas arus 5 kA, untuk tegangan sistem berikut:
di bawah 70 kV.
3) Kelas arus 2.5 kA, untuk gardu-gardu
kecil dengan tegangan sistem di bawah
22 kV, dimana pemakaian kelas 5 kA
tidak lagi ekonomis.
4) Kelas arus 1.5 kA, untuk melindungi
trafo-trafo kecil.
Untuk arus pelepasan dalam peristiwa
gelombang berjalan dapat ditunjukkan
dengan persamaan 3.2 sebagai berikut:
Gambar 3.2 Jarak antara arrester dan
(3.3)
transformator sebesar S
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 176
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sehingga:
4.1 Jumlah Sambaran Petir Di Bandar Er = α.β.Um
Lampung = 0,8 x 1,1 x Um
Bandar Lampung merupakan daerah = 0,8 x 1.1 x 150 kV
yang mengalami sambaran petir dengan = 132 kV
kerapatan sambaran petir yang cukup Berdasarkan perhitungan diatas
tinggi, sehingga diperlukan perhatian lebih didapat bahwa tegangan nominal arrester
terhadap peralatan yang digunakan untuk yang harus dipasang adalah 132 kV.
memproteksi transformator daya dari surja Tegangan nominal arrester terpasang
petir. Dengan data Iso Keraunic Level pada GI Teluk Betung sisi HV
(IKL) di atas jumlah sambaran petir di transformator daya adalah 144 kV.
daerah GI Teluk Betung dapat kita hitung Sehingga, arrester terpasang sudah
berdasarkan persamaan 3.1: sesuai berdasarkan tegangan nominalnya.
Tegangan nominal arrester hendaknya
dimana: mendekati hasil perhitungan, namun bila
N = jumlah sambaran petir per km 2 per diatas nilai perhitungan akan lebih baik.
tahun
IKL = 30,68 4.2.2 Arus Pelepasan Arrester
Sehingga: Tegangan gelombang datang
= 4,602/km/tahun menggunakan tegangan standar
gelombang petir yang diasumsikan 1000
4.2 Arrester Terpasang Pada GI Teluk kV dan tegangan kerja arrester adalah
Betung 150 kV. Nilai tahanan dari arrester adalah
Tegangan sistem pada G.I Teluk 6,6 ohm. Jarak antara konduktor terhadap
Betung adalah 150 kV. Ada beberapa permukaan bumi adalah 3 meter, maka
faktor yang perlu diperhitungkan agar impedansi surja petir bisa diperoleh
spesifikasi arrester memenuhi kriteria dengan menggunakan persamaan 3.4:
proteksi terhadap transformator daya.
Z = 60 ln 2h / r (Ω)
4.2.1 Tegangan Pengenal dimana :
Suatu sistem yang bekerja pada h = 3 (m) (Tinggi dari konduktor ke tanah)
keadaan tegangan maksimum umumnya
tidak melebihi 1,1 kali tegangan nominal r2 = (Jari-jari konduktor)
sistem. Dalam pemilihan arrester yang r = 12,96 mm = 0,0129 m
juga harus diperhatikan adalah koefisien sehingga:
pembumian, dimana faktor dari koefisien = 60 ln 2h / r (Ω)
pembumian ini nilainya bergantung pada = 60 ln (2 x 3 m / 0,0129 m)
metode pembumian netral sistem, = 368,53 Ω
impedansi urutan positif, dan impedansi Sehingga arus pelepasan arrester
urutan nol sistem. Untuk sistem yang tidak dapat dihitung berdasarkan persamaan
dibumikan nilai koefisien pembumiannya 3.3:
adalah 1,0. Untuk sistem yang dibumikan
efektif nilainya ≤ 0,8. Untuk yang
dibumikan tidak efektif nilai koefisien
pembumiannya adalah 0,8 – 1,0. Sistem dimana :
pentahanan pada Gardu Induk Teluk Ud = 1000 (kV)
Betung adalah pembumian efektif. Untuk UA = 132 (kV)
mendapatkan tegangan nominal arrester
persamaan 3.2 digunakan:
Er =α.β.Um = 5068,78 A
dimana : Jadi arrester terpasang pada GI Teluk
α = 0,8 (Keofisien Pembumian) Betung yang ideal harus mampu
β = 1,1 (Faktor Fluktuatif) melewatkan arus pelepasan dengan nilai
Um = 150 kV (Vnom) minimal 5068,78 A. Arrester terpasang
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 177
pada GI Teluk Betung untuk transformator Semakin jauh jarak antara arrester
daya unit satu mempunyai batas arus terhadap transformator maka semakin
pelepasan 10.000 A. Nilai ini telah sesuai besar pula tegangan pelepasan dari
dengan kebutuhan pada gardu induk arrester.
tersebut. Apabila kapasitas arus Jarak arrester terpasang pada GI
pelepasan dari arrester semakin besar Teluk Betung adalah 3 meter, tegangan
maka semakin baik perlindungan dari yang tiba pada transformator daya dapat
arrester tersebut. dihitung dengan persamaan:
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 178
dengan standar. Perhitungan jarak of Substations. IEEE Standard 998-
maksimum arrester terhadap 1996.
transformator daya adalah 28,5 Anonim. 2014. Buku Panduan
meter, sedangkan di lapangan jarak Pemeliharaan Primer dan Sekunder
antara arrester terhadap transformator Gardu Induk. KEPDIR 0520. PT. PLN
adalah 3 meter, sehingga (Persero).
penempatan arrester di Gardu Induk Hutauruk, T.S. 1991. Gelombang Berjalan
Teluk Betung sudah optimum untuk Dan Proteksi Surja. Erlangga. Jakarta
mengamankan transformator daya Munandar A, Aris dan Kuwahara, S. 1973.
dari surja petir. Buku Pegangan Teknik Tenaga
Listrik, jilid III Gardu Induk. Pradya
Paramita. Jakarta
REFERENSI Tobing, L., Bonggas. 2012. Peralatan
Tegangan Tinggi, Edisi Kedua.
Anonim. 1978. Pedoman pemilihan tingkat Erlangga. Jakarta
isolasi transformator dan penangkal Zoro, Reynaldo. 1986. Masalah Tegangan
petir. SPLN 7. PT. PLN (Persero). Tinggi. Institut Teknologi Bandung.
Anonim. 1996. IEEE Guide for Direct
Lightning Lightning Stroke Shielding
.
JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2017 | 179