Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK PERKEMBANGAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA

TERHADAP KONFLIK AIR DI KABUPATEN BADUNG DAN TABANAN


Oleh: Hikmah Trisnawati

Abstract
Water is an important source for life in the world. If we lost it, many
problems will arise. The location of this research is in Kerobokan area, Badung
Regency, and some areas of Tabanan Regency. This research was done by
observing and interviewing about 41 people, consisting of Villa’s, Hotels and
Restaurants owner (investor), domestic and international tourists, staff of PDAM
and Government, and farmers. This research was conducted from January-
February 2011, with some students from IREST Paris 1 Pantheon-Sorbonne and
some students from Udayana University. From the data of this study, then
Tabanan and Badung were being compared, so it can be seen the similarities and
differences in water issues that occur in each region. Then, the development of the
infrastructure has reduced the farming field and in Tabanan, in dry season, water
can be a serious problem. The actors in that conflict are between farmers,
between farmers and Government (PDAM), and between farmers and investors
(Villas, Hotels and Restaurants owner). The type of the conflict in Tabanan and
Badung is the lack of water and water pollution.

Keywords: Water conflict, Infrastructure, lack of water and water pollution

I. PENDAHULUAN
Air merupakan sumber mengatasi permasalahan krisis air
penting bagi seluruh kehidupan di telah dibangun, melalui penyusunan
dunia dengan kata lain air adalah pedoman pemanfaatan air secara arif
“organ di dunia”. Akhir abad ke-20 untuk berbagai kepentingan yang
muncul dua isu penting di dunia sifatnya kompetitif seperti Konvensi
tentang perkembangan sumber daya Dublin 1992, Rio de Janeiro 1992,
air. Pertama pada tahun 1972 The World Water Forum di Den Haag
Club Of Rome, dalam The Limits Of tahun 2000, dan Fresh Water
Growth Report memunculkan isu Conference di Bonn tahun 2001 serta
bahwa eksploitasi yang terkait World Water Forum di Kyoto tahun
dengan lingkungan dapat 2003 (Suprojo Susposutadjo, 2006:
menghentikan pertumbuhan xxi).
ekonomi. Kedua, pada tahun 1974 Masalah air kemudian juga
The United nations World Food menjadi serius dengan munculnya
Conference (WFC) tentang adanya pariwisata yang pada saat ini telah
krisis pangan. Sehingga dilakukan menjadi salah satu sektor penting
upaya menjamin kecukupan pangan bagi pelaksanaan pembangunan di
yang serasi dengan pembaharuan tingkat lokal, regional dan
kembali sumber daya alam Internasional yang dapat
termasuklah sumber daya air. memberikan peningkatan bagi
Berbagai konvesi dunia untuk pendapatan devisa negara,

1
memperluas lapangan kerja, dan setidaknya memiliki tiga dimensi
memperkenalkan alam dan yakni: (1) dimensi ekonomi, yang
kebudayaan Indonesia kepada distibusinya menyangkut masalah
masyarakat dunia (Widiartha, 2010). harga, kemudian (2) dimensi
Manajemen pengelolaan air juga lingkungan, misalnya polusi
menimbulkan sejumlah konflik di sehingga dibutuhkan sebuah
beberapa negara tak terkecuali Bali manajemen lingkungan, (3) terakhir
yang sedang dalam peningkatan air menjadi dimensi sosial, yang
populasi dan tekanan pariwisata. merupakan sesuatu yang penting bagi
Termasuk Kabupaten Badung pada seluruh kehidupan. Hal yang
tahun 2000 sekitar 803.826 terpenting adalah dimensi sosial pada
wisatawan meningkat hingga tahun air, mengingat masyarakat Bali
2010 sebanyak 2.481.592 wisatawan. sangat dekat dengan sistem
Melihat data ini tentu adanya organisasi masyarakat terutama
dampak dengan jumlah pemakaian dibidang peranian yakni subak yang
air yang dibutuhkan. Selanjutnya, mengelola air secara tradisional.
dengan bertambahnya infrastruktur Selain pengelolaan air secara
yang diperlukan juga membutuhkan tradisional saat ini air juga dapat
lahan dalam pemenuhannya. dikelola oleh PDAM dan Perusahaan
Sehingga alih fungsi lahan pertanian swasta.
selama satu dasawarsa terakhir rata-
rata 1.000 hektar pertahun lahan II. METODE PENELITIAN
sawah di Bali terkonvensi menjadi Penelitian ini dilakukan di
beraneka macam sarana pariwisata: Kabupaten Badung terutama di
hotel, villa, mall dan sejenisnya wilayah Kuta Utara khususnya di
(Ashrama, 2005: 3). Dampaknya Kelurahan Krobokan. Mengingat
tidak hanya pada berkurangnya lahan bahwa Badung menjadi barometer
pertanian akan tetapi terhadap pembangunan kepariwisataan di Bali,
kondisi air, baik itu air irigasi terutama hotel, rumah penginapan,
maupun air bersih yang ditandai villa, restoran, serta sarana lainnya
dengan berbagai konflik. seperti (salon, tempat hiburan dan
Berdasarkan latar belakang tempat olahraga) selain itu penelitian
tersebut, tulisan ini berupaya untuk ini juga dilakukan dibeberapa
melihat sejauh mana perkembangan wilayah di Tabanan. Pengumpulan
infrastruktur pariwisata di Kabupaten data dilakukan dengan studi
Badung? selanjutnya melihat dokumen, melakukan observasi dan
bagaimana dinamika konflik air yang melakukan wawancara mendalam.
pernah terjadi di Kabupaten Badung Wawancara dilakukan kepada 41
dan Tabanan? terakhir melihat solusi informan yang terdiri atas pemilik
yang dapat digunakan dalam Villa, hotel dan restauran (investor),
mengantisipasi konflik air di wisatawan asing atau domestik,
Kabupaten Badung maupun karyawan PDAM dan pemerintah
Tabanan? serta petani. Penentuan informan
Berbicara tentang masalah air, digunakan teknik bola salju (snow
Hugon (2007) mengatakan bahwa ball), yaitu mulai dari satu yang
kompleksitas dari manajemen air

2
semakin lama semakin banyak Sektor pariwisata merupakan
(Moleong, 2010: 224). sektor unggulan di Kabupaen
Penelitian ini dilakukan Pada Badung, sehingga pengembangan
periode Januari dan Februari 2011 infrastruktur pariwisata dianggap
bersama Mahasiswa IREST Paris I penting dilakukan untuk menunjang
Pantheon Sorbonne dan Mahasiswa sektor tersebut. Kabupaten Badung
DDIP Udayana angkatan ke-2 dalam memiliki sebuah Bandara
kuliah lapangan bersama yang di Internasioal I Gusti Ngurah Rai,
lakukan oleh 12 mahasiswa (jurusan akses jalan darat pada tahun 2007
Tourisme, Environnement et sepanjang 564,377 km. Hal ini dapat
patrimoine) IREST Paris1 Pantheon mempermudah akses bagi
Sorbonne. Kemudian dibantu oleh 15 wisatawan. Tahun 2000 jumlah
mahasiswa DDIP Udayana angkatan wisatawan domestik sekitar 122.689
ke-2 yang di bagi ke dalam 4 kemudian tahun 2009 menjadi
kelompok dengan tema masing- 212.375. sedangkan wisatawan asing
masing. Selanjutnya data dianalisis peningkatannya cukup banyak yakni
dengan mengkomparasikan 680.859 orang pada tahun 1995 dan
fenomena yang terjadi pada dua pada tahun 2009 menjadi 2.269.217
wilayah ini. orang dengan jumlah penduduk
Badung pada tahun 2009 sebanyak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 388.514 jiwa. Perkembangan jumlah
3.1 Infrastruktur Pariwisata di wisatawan dan jumlah populasi di
Kabupaten Badung Kabupaten Badung dapat dilihat pada
grafik berikut:

Sumber: Berdasarkan data BPS Badung antara tahun 1995, 2000,2005, dan 2009

Untuk akomodasi hotel rumah penginapan tahun 1996


berbintang jika di lihat dari tahun sebanyak 101 dan tahun 2010
1996 sebanyak 73 buah hingga tahun menjadi 401 buah. Hingga tahun
2009 sebanyak 94 buah. Selanjutnya 2009 jumlah villa di Bali sebanyak
diiringi dengan perkembangan hotel 800 buah dan 520 yang mendapatkan
melati tahun 1996 sebanyak 232 dan izin resmi. Selain akomodasi sarana
tahun 2010 menjadi 455. Kemudian penunjang lainnya yakni restoran,

3
rumah makan dan bar secara total buah. Perkembangannya dapat dilihat
pada tahun 1996 sebanyak 289 buah pada tabel berikut:
dan tahun 2009 sebanyak 1.079

Sumber: BPS Kabupaten Badung tahun 1995, 2000, 2005 dan 2009

Selain itu Kabupaten Badung Sedangkan hal ini diiringi


memiliki beberapa sarana dan dengan penurunan jumlah lahan
rekreasi wisata lain berupa: pusat subak pada tahun 1995 sebanyak
kebugaran, tempat pertunjukkan, 12.506 subak dan tahun 2010 tinggal
tempat olahraga, karaoke, panti pijat 10.533 subak sehingga lahan subak
dan salon / SPA. mengalami penyusutan sebanyak
1.973 subak.

3.2 Sejarah Pengelolaan Air di Bali dikembalikan kepada petani karena


Di Bali manajemen air pertama pengelolaan air sudah dapat
dikelola oleh koloniali sejak 1908 dilakukan oleh perusahaan swasta.
yang awalnya menerapkan pajak Kemudian pada tahun 1998
hasil pertanian. Kemudian sektor lain pemerintah telah berusaha
yakni pariwisata. Pemerintah melakukan manajement pembagian
Belanda mulai melirik air sebagai air, antar sektor Hingga saat ini
komoditas unggulan dalam pengelolaan air bersih dikelola oleh
pengembangan pariwisata. Tahun PDAM (Yayasan Wisnu (2001).
1945, terjadi perpindahan dari Pengelolaan air bersih yang ada
Belanda ke pemerintah Indonesia. di Bali dapat dilihat dengan
Air yang digunakan untuk pertanian ketersediaan air atau water supply
dikelola oleh subak, tanpa intervensi baik itu air permukaan maupun air
Pemerintah. Kemudian tahun 1960 bawah tanah yang ada. Kemudian
hingga 1980 an, pemerintah berusaha harus dilihat pula berapa banyak
untuk merehabilitasi bangunan permintaan air atau water demand.
irigasi untuk meningkatkan produksi prediksi potensi water supply dan
pertanian. Selanjutnya tahun 1990 water demand di Bali dapat dilihat
para petani menuntut pengelolaan air pada grafik berikut:

4
Sumber: Suryawan (2001)

Kebutuhan air bersih untuk hotel Sedangkan permintaan air untuk


bintang yakni: 1.424 m3/tahun, populasi penduduk adalah 31 m3 /
untuk hotel melati, sekitar 949 m3/ tahun kemudian Kabupaten Badung
tahun, dan untuk rumah penginapan memiliki jumlah penduduk 388.514
yakni sebesar 548 m3/ tahun sehingga rata-rata perhari yakni
(Norken: 1998, DPU dalam 32.997,08 m3/ hari. Kemudian untuk
Suryawan, 2011: 150). Kemudian subak membutuhkan air sebanyak
kita bisa melihat jumlah kamar hotel 1.709 m3/ tahun dan jumlah subak di
yang tersedia di Kabupaten Badung Kabupaten Badung sebanyak 10.533
menurut BPS (2009) untuk hotel subak sehingga rata-rata permintaan
berbintang 15.350, kamar hotel air untuk subak yakni 49.317,53
melati 11.463, dan pondok wisata m3/hari. Kemudian untuk prediksi
1.983. sehingga water demand untuk keseimbangan air bersih di
kamar hotel yakni untuk hotel Kabupaten Badung/ Denpasar bahwa
berbintang adalah 59.886, 03 m3/ krisis air di Kabupaten Badung mulai
hari, sedangkan untuk hotel melati terjadi sejak tahun 2010 bahkan
yakni 29.803,8 m3/ hari dan untuk sebelumnya sudah terlihat defisit air
pondok wisata membutuhkan air yang dapat dilihat pada grafik
sebanyak 2.977,22 m3/hari. berikut:

5
Sumber: Suryawan, (2001)
3.3 Dinamika Konflik Kabupaten Tabanan dan Badung
Dinamika Konflik yang terjadi di Kabupaten Tabanan dan Badung dapat di lihat
pada tabel berikut:
3.3.1 Kelangkaan Air

Tabanan Badung

a.) Tahun 1973 telah ada konflik pada di subak Kesiut dalam lingkungan DI Caguh, a.)Tahun 2011 kelangkaan air
Tabanan, pada waktu belum ada proyek peningkatan jaringan irigasi. Misalnya, pada bersih terjadi di daerah Petang.
musim kemarau banyak terjadi pencurian air oleh para petani yang sawahnya sangat Persoalan air ini sudah lama
membutuhkan air (Sutawan:2008). menjadi masalah bagi penduduk.
(Bali Pos, 27 April)
b.) Pada tahun 1977 di subak Rum dalam lingkungan Pasedahan Yes Empas Utara
perselisihan antara tempek yang di hulu dan di hilir pada musim kemarau. Tempek b.) Tahun 2008 terdapat 4.964
Sanganan Kawan mencoba meminjam air dari Tempek Bubugan, namun tidak pelanggan PDAM yang protes.
disetujui dengan alasan Tempek Bubugan sendiri juga kekurangan air kemudian Protes yang terjadi disebabkan
adanya pencurian air. oleh beberapa hal seperti saluran
air yang macet, kerusakan pipa
c.) Musim kemarau juga konflik antara tempek I dengan tempek II dalam lingkungan air, akan tetapi yang paling sering
Subak Gunggungan di wilayah pasedahan Yes Empas Selatan, Tabanan disebabkan terjadi yakni polusi air. Sehingga
karena waktu tanam yang bersamaan masayarakat menerima air yang
dianggap kotor, yang dapat
d.) Tahun 1980 telah ada pembangunan irigasi yang di fungsikan pencurin air disebabkan oleh pipa yang kotor
berkuang yang didukung pula dengan kespakatan pada tahun 1982 tentang peratuaran atau memang kodisi air yang
dalam pertanian. kotor (Data PDAM: 2010)

e.) Tahun 1983 antara dua subak yang masih dalam lingkungan Pasedahan Yeh c.) Tahun 2005 terjadi konflik di
Empas Selatan. Penyebab Ini terjadi setelah ada bantuan peningkatan jaringan irigasi Mambal sejak masuknya
Subak Lanyah. Adanya kecemburuan karena subak Pasut tidak mendapatkan bantuan perusahaan air kemasan sehingga
irigasi, harus meminta air dengan subak Lanyah. (Sutawan: 2008) air bawah tanah mengering.
Perusahan lebih senang
f.) Konflik antara PDAM dengan subak sering juga terjadi di Tabanan. hal ini dapat menggunakan air bawah tanah
di lihat dari kasus subak Yeh Gembrong dengan PDAM kemudian, Subak Mangesta dibandingkan dengan air PDAM
terhadap pengeboan ABT oleh hotel Vita Life di Wongaya Betan hingga petani karena dianggap lebih murah
Jatiluwih yang mengeluh keberadaan sumur bor mereka (Wardana: 2008). (Bali Post, 22 november: 2005)

g.) Subak Yeh Gembrong dengan PDAM di Yeh Gembrong, Kabupaten Tabanan.
Subak Jatiluwih dengan pihak swasta di Jatiluwih, Penebel, Kabupaten Tabanan.
Konflik perebutan air Telaga Tunjung PDAM Tabanan. subak-subak mulai mengeluh
ketika sumber mata air untuk irigasi disedot oleh PDAM (Sutawan: 2008)
3.3.2 Konflik Akibat Adanya Polusi Air
Tabanan Badung

a.) Pada tahun 2011 di wilayah Ubud, terlihat a.) Tahun 2011 pada subak Krama terjadinya kemarahan
pada sawah penuh dengan sampah. Petani ini petani karena polusi yang disebabkan oleh aktivitas
kemudian mengungkapkan bahwa akan pabrik penyembelih ayam. Ketika petani mendapati
mencari penyewa tanahnya untuk irigasi pertanianya dipenuhi oleh sampah seperti bulu
dikontrakkan atau akan di jual, alasannya ayam (Bali Post 5 Januari 2011)
selain sudah tua kemudian adanya penurunan
produksi pertanian. Hal ini disebakan b.)Tahun 2008 di Petit Tanget Krobokan, hal ini terjadi
banyaknya polusi dan sulit bertani di daerah antara petani dengan pihak restoran, yang sengaja
penduduk padat seperi itu, selain polusi memasang pipa pembuangan limbah mereka pada
plastik yang terlihat dia juga mengatakan saluran pertanian (Wawancara, 27 Januari 2011)
polusi dari rumah tangga dan ternak
(wawancara, 26 Januari 2011) c.) hal serupa juga terjadi untuk air PDAM yang
menemukan bahwa terjadinya penurunan kualitas air
b.) Lebih daripada itu, di pinggir sungai banyak terutama pada bendungan Astuary Badung. menurut
dibangun vila dan hotel serta restoran. Dapat diduga keterangan pekerja sampah di bendungan ini rata-rata
limbah yang berasal dari industri pariwisata ini dapat sampah yang harus dibersihkan sekitar 2 truk/ hari.
menjadi sumber polutan bagi air sungai. Beberapa (Wawancara, 3 Februari 2011)
petanidari sebuah subak di sekitar Kedewatan Ubud,
Gianyar misalnya memberikan informasi bahwa
beberapa hotel membuang limbah dari hotel dan
restoran ke sungai Ayung yang telah mencemari air
sungai dan mata air yang dianggap sakral oleh
penduduk setempat

c.) mengeluh bukan hanya petani dan warga setempat


saja tetapi juga perusahaan rafting yang beroperasi di
Sungai Ayung karena limbah dari hotel dan restoran
sering menebar bau busuk (Sutawan: 2008)
a. Konflik subak. muncul hingga tahun
akibat Sehingga sebagai aksi 2010.
Kelangkaan patani harus protes semata Sehingga
Air menjaga melainkan Kabupaten
Kelang sawahnya konflik yang Badung
kaan air ini dengan selalu lebih jauh. membutuhkan
merupakan mengecek Selain suplai air dari
masalah meskipun di itu konflik Kabupaten
penting, malam hari. antar petani lain
khususnya di Hal ini dapat dengan PDAM termasuklah
Tabanan yang pula dikatakan juga terjadi di Tabanan. hal
banyak bahwa kasus Tabanan, yang yang sama
digunakan pencurian air dipicu oleh juga
untuk yang terjadi di perspektif ditunjukkan
pengairan Tabanan pada petani yang berdasrkan
irigasi masalah menganggap penelitian
pertanian pembagian air PDAM telah Yayasan
(subak). irigasi sawah. mengambil air Wisnu (2001),
Konflik air Berbeda pada yang
sering terjadi dengan bendungan menyatakan
baik antara masalah air yang sama bahwa
petani, dengan yang terjadi di melebihi porsi Kabupaten
PDAM Badung yakni yang Badung dan
(pemerintah kelangkaan air ditentukan. Kota Denpasar
daerah) bersih seperti Menurut telah defisit,
maupun antara yang tejadi di Suryawan yang berarti
sesama petani daerah Petang (2001) bahwa mereka
itu sendiri. pada musim kebutuhan air membutuhkan
Konfli kemarau. di Kabupaten suplai air dari
k kelangkaan Warga Petang Tabanan masih luar
air antar petani kesulitan tersedia untuk kabupaten.
ini terjadi pada memperoleh mencukupi Kebutuhan
musim air bersih kebutuhan akan adanya
kemarau untuk mereka air bersih
berkisar antara dikonsumsi. sendiri, memang tidak
bulan April Kebutuhan air seharusnya dapat
hingga diwilayah ini tidak ada dihindari,
Oktober. sudah konflik air karena
Masalah menyentuh seperti yang perkembangan
kekurangan air bagian yang terjadi di penduduk
pada irigasi sangat penting Tabanan antar yang
pertanian jika tidak petani. Akan meningkat
mendesak diatasi tetapi krisis air disertai
petani untuk sesegera maka sudah terjadi dengan
saling mencuri masalah ini di Kabupaten peningkatan
air antar tidak hanya Badung infrastruktur
pariwisata. penduduk Repense des pelajaran
Selain itu Mambal services en untuk
sumber- mengeluh mutation, défi pengelolaan
sumber air bahwa air et conflits de air di Bali.
bersih semakin bawah tanah la Dari
berkurang. mereka remunicipalis penjelasan dua
Selanj mengering ation de l’eau wilayah di
utnya konflik sejak (l’exemple de atas, keduanya
air di Badung berdirinya la concession memiliki
terjadi antara perusahaan air de la paz-Alto, problem
masyarakat kemasan di Bolivie”. kelangkaan air
lokal yang daerah Tentang yang berbeda.
protes pada mereka. pengurangan Di Tabanan
PDAM terkait Masyarakat kuantitas air kelangkaan air
dengan kecewa yang terjadi di lebih pada air
pelayanan dengan Bolivie karena irigasi subak
yang kurang hadirnya hadirnya yang terjadi
memuaskan perusahaan ini perusahaan air antar petani
terhadap dapat swasta. Dalam dengan petani.
kebutuhan air mengurangi mendapatkan Sedangkan di
masyarakat. ketersediaan service air Badung
Kesamaan air bersih di bersih agak kelangkaan air
konflik baik Mambal sulit bagi terjadi pada air
itu di Tabanan teutama penduduk bersih atau air
maupun di menurut setempat, untuk
Badung terjadi informasi kemudian konsumsi.
pada kondisi tentang air Poupeau Masalah
penggunaaan pura yang menunjukkan kelangkaan air
air bawah mata airnya dalam ini sering
tanah (ABT). telah tulisannya muncul pada
Di Tabanan mengering. bahwa musim
petani Masala merebut kemarau baik
mengeluh h kekecewaan kembali itu di Tabanan
akibat masyarakat kekuasaan air maupaun di
berkurangnya, terhadap dari swasta ke Badung.
air sumur bor hadirnya pemerintah itu
mereka, perusahaan air penting b. Konflik
akibat kemasan ini sehingga nilai Akibat
pengeboran seperti pula air mengarah Adanya
oleh hotel yang terjadi pada sektor Polusi Air
Vita Life di pada kasus publik bukan Setelah
Wongaya dalam barang melihat tabel
Betan. tulisannya ekonomis di atas konflik
Demikian pula Frank Peopeau yang tinggi. yang
yang terjadi di tentang “Eau Sehingga bisa disebabkan
Badung des ville: diambil oleh polusi
yang terjadi karena Badung level yang hotel, rumah
baik itu di merupakan berbeda-beda makan, pasar
Tabanan wilayah dari yang Badung yang
maupun di pariwisata paling baik 1 membawa
Badung ini sehingga hingga level 4. sampah hingga
hampir sama. sumber polusi Pada level 4 ke bendungan
Di Tabanan ini juga lebih ini pun pada ini
konflik air disebabkan dasarnya (wawancara, 2
yang terjadi oleh menurut Februari
lebih pada air infrastruktur keterangan 2011). Akar
irigasi, yang pariwisata laboratorium masalah dari
dapat yang ada. sudah layak konflik seperti
mengganggu Demikian juga konsumsi, ini ditandai
lahan melihat meskipun dengan
pertanian. kemarahan terkadang ada adanya
Sumber polusi petani akan pelanggan perbedaan
ini bermacam- sampah yang PDAM yang kepentingan
macam seperti bersumber dari protes sesekali (alokasi
berasal dari industri menemukan untung rugi)
kotoran hewan pemotongan air polusi Masala
ternak, ayam, (Wawancara, 3 h sampah baik
bengkel atau dianggap Februari itu di Tabanan
limbah rumah mengganggu 2011). Hal ini maupun di
tangga ada aktivitas sangat Badung
juga yang pertanian. didukung pula merupakan
disebabkan Selain laporan ketika masalah
oleh sektor dari petani melakukan umum di Bali
pariwisata yang diperoleh observasi di akan tetapi
seperti villa, dari bendungan sumbernya
hotel, restoran wawancara, Astuary yang berbeda-beda.
yang berada pihak PDAM di bangun PU Sampa
dekat dengan juga ini penuh h juga
sungai. mengatakan dengan merupakan
Di adanya sampah. salah satu
Badung penurunan Sampah yang permasalahan
masalah polusi kualitas air dihasilkan yang penting,
juga sama terutama di perhari bisa tidak hanya di
seperti yang bendungan mencapai 2 Badung
terlihat kasus besar Astuary truk, yang namun hampir
di tabel, pada terkadang sumbernya pada seluruh
daerah Petit hingga pada berasal dari wilayah di
Tanget terjadi level ke 4. Jadi berbagai Bali bahkan di
protes antara air yang akan macam, Indonesia.
petani dengan disalurkan limbah dan Untuk Bali,
pemilik oleh PDAM sampah rumah sampah
restoran, juga memiliki tangga, villa, sampah yang
dihasilkan di tempat lebih serius besar
seluruh pembuangan yakni konflik. dipengaruhi
kabupaten dan akhir. Salah Hal ini terjadi oleh tidak
kota pada satu karena adanya awig-
tahun 2004 komponen memang awig tertulis
mencapai pariwisata adanya krisis atau kurang
4.539 m3/hari yang air atau adanya dipahaminya
sedangkan memproduksi prasangka, dan aturan-aturan
Badung dapat sampah dalam kecemburuan subak yang
memproduksi jumlah yang dari pengguna telah ada.
sampah 639 cukup banyak air. Sehingga Sesungguhnya
3
m /hari. Untuk adalah sektor perlu suatu , berbagai
mengatasi perhotelan/ako kerjasama jenis
permasalahan modasi wisata. yang baik pelanggaran
sampah di Bali Sampah yang antar sudah dimuat
perlu dihasilkan pemerintah, dalam awig-
dilakukan berupa sisa investor dan awig dari
usaha makanan, organisasi banyak subak
minimalisasi sampah dapur, kemasyarakata beserta sanksi-
produksi hasil n. Terlebih sanksi yang
sampah pemotongan pula di Bali dikenakan
(reduse) dan rumput, mempunyai kepada
memanfaatkan ranting dan hukum adat pelakunya.
kembali daun, kaleng, atau hukum Selain
sampah yang kardus,keranja tertulis yakni itu filosofi Tri
masih ng, plastik, awig-awig. Hita Karana
mungkin kertas, metal, Hukum adat yang
untuk dan pecah ini sangat menujukkan
digunakan belah dihormati oleh adanya
kembali (Suryawan: penduduk keseimbangan
(reuse), dan 2008). Bali, hukum antara manusia
yang dapat ini dibuat dengan
didaur ulang 3.4 Solusi berdasarkan manusia,
menjadi Konflik rapat subak. manusia
produk lain, di Sehingga dengan alam
disamping itu Kabupate menurut dan manusia
pengkomposan n Badung Sutawan dengan Tuhan.
sampah Permasal (2008:419) Kemudian
organik juga ahan Konflik- relasi antara
perlu penggunaan konflik yang manusia
digalakkan air ini dapat tidak bisa dengan alam
untuk saja terjadi diselesaikan sama dengan
mengurangi dimanapun, oleh kelihan (palemahan)
volume hingga tempek/subak dapat
sampah yang mengarah secara intern, ditunjukkan
dibuang di pada hal yang kemungkinan dengan
kepemilikan pengelola dan pemilik berdasarkan
wilayah untuk hotel, hotel sangat kurun waktu
setiap subak. pemasok, efektif tertentu di
Aspek pesaing). dilakukan Kabupaten
(pawong) Pawongan- sehingga Badung.
menunjukkan nya adalah semua Salah satu
adanya relasi unsur manusia stakeholder dampak
antara manusia pengelola terlibat dalam perkembangan
sesama hotel (pemilik, berpartisipasi infrastruktur
manusia yang manajemen, dalam yang sangat
ditunjukkan karyawan), melakukan pesat di
dengan adanya Aspek perencanaan. Kabupaten
organisasi palemahan- Kemudian Badung adalah
petani yang nya adalah dapat pula ditandai
termuat dalam unsur sarira, dilakukan jeda dengan
subak. yaitu seluruh atau berkurangnya
Kemudian kawasan hotel menghentikan lahan subak
aspek (tanah, investasi- setiap
parhyangan bangunan, investasi tahunnya sejak
yang tumbuh- seperti tahun 1995
menunjukkan tumbuhan, pembangunan hingga tahun
relasi antara binatang, hotel, villa 2010. Situasi
manusia sarana/peralata maupun ini berdampak
dengan Tuhan n fisik lapangan golf. pada
yang lainnya). penurunan
ditunjukkan Selain itu kuantitas dan
dengan adanya pendekatan IV. kualitas air
pura di setiap kepada pihak SIMPULAN baik itu pada
tempat di Bali masyarakat Berdas subak maupun
termasuk di serta Broad arkan apa yang air bersih
setiap subak Base telah untuk
(Windia 2006: Partnerships dipaparkan di konsumsi.
2). Selanjutnya (kemitraan atas maka Dengan
pada lingkup yang luas) dapat adanya
mikro, juga sangat disimpulkan pengurangan
misalnya, di diperlukan, bahwa jumlah air
lingkungan dengan perkembangan terutama pada
hotel, aspek melakukan infrastruktur musim
parhyangan- diskusi pariwisata kemarau maka
nya adalah bersama dapat sering pula
unsur dengan ditunjukkan terjadi
atman/jiwa pertemuan- dengan adanya sengketa yang
atau zat pertemuan perkembangan dapat terjadi
penghidup baik itu antar jumlah hotel, antara
manusia pemerintah, restoran yang berbagai aktor
(pelanggan, masyarakat dapat dilihat seperti sesama
petani, petani filosofi lokal infrastruktur
dengan Bali yakni pariwisata di
pemerintah dengan Kabupaten
(PDAM) penerapan Badung akan
maupun petani konsep Tri tetapi perlu
dengan Hita Karana, dikembangkan
investor kemudian pada
(pemilik hotel/ awig-awig Kabupaten
restoran). yang lainnya.
Sumber merupakan Sehingga
konflik ini hukum tertulis infrastruktur
dapat terjadi masyarakat ini dapat
disebabkan Bali yang merata.
oleh berbagai sangat
bentuk, seperti dihormati dan
kelangkaan air ditunjang pula
dan polusi air. dengan hukum
Di Tabanan, pemerintah,
dinamika kemudian
konflik lebih dilakukan
banyak terjadi pendekatan
pada air irigasi kepada
atau subak. masyarakat
Konflik yang dengan
terjadi di melakukan
Badung lebih diskusi
banyak terjadi bersama serta
pada konflik kemitraan
air bersih yang dapat
untuk dilakukan
konsumsi yang antara
disebabkan pemerintah,
oleh aktivitas legislatif,
pariwisata perguruan
seperti polusi tinggi, LSM,
dan serta
penggunaan masyarakat
air ABT oleh sebagai bentuk
perusahaan. partisipasi
Solusi dalam
yang dapat pengelolaan Daftar
digunakan air. Selain itu Pustaka
dalam konflik dapat pula
ini diantaranya dengan Anonim, 2009, Badung
adalah menghentikan Dalam Angka
kembali pada peningkatan Badung,
Badan Pusat services en Transportasi Universitas
Statistik mutation, defi Pariwisata di Udayana.
Kabupaten et conflits de Bali”, PusatWindia, Wayan, 2006,
Badung. la penelitian dan “Transformasi
Ashrama, Berata, 2005, remunicipalis Kebudaayaan Sistem Irigasi
“Pengertian ation de l’eau UNUD & Subak Yang
dan Sumber (l’exemple de Bali. Berlandaskan
Ajarannya” la concession-----------------------, Konsep THK”.
dalam Tri Hita de la paz-Alto, 2001. A Pustaka Bali.
Karana Bolivia”, dans Systems Wardana, “VIVAnews”
Tourism l’article on Model for dalam
Award & line no. 203 Regional http://balicolle
Accreditation, juillet- Planing ction.info/200
Denpasar : septembre, Towards 9/05/31/pariwi
Bali Travel Revue tiers Suistainable sata-penyebab-
News. monde. Development utama-
Hugon (P.), « Vers une Hlm.47 in Bali rusaknya-
nouvelle Pusposutardjo, Indonesia”. lingkungan-
forme de Suprodjo, Departement bali/ 2 januari
gouvernance 2006, of 2011 (diunduh
de l'eau en “Transformasi Geographical tanggal 30
Afrique et en Sistem Irigasi Sciences and Desember
Amérique Subak yang Planing The 2010)
latine » in Berlandaskan University of WALHI, 2008,
Revue Tri Hita Queenland: « Tabanan
internationale Karana”, Australia. Harus
et stratégique, dalam Sukri Abdurrachman, Lakukan
n°66, 2007/2, pengantar 2006, “konflik Mitigasi
pp.65-7 Wayan pertanahan Konflik
Khairul Muslim, 2006, Windia, vertikal pada Perebutan
“Sistem Pustaka Bali kawasan Air » in Sosial
kelembangaan Post. pariwisata di & Politik.
irigasi untukSutawan, 2008, Bali bab IV”, Yayasan Wisnu, 2001, “
mendukung “Organisasi LIPI Jakarta, Salah Urus
kebijakan dan pp. 28-48 Pengelolaan
alokasi management Widiartha, 2010, Dampak Air di Gumi
anggaran Subak di Pelaksanaan Bali”, belajar
operasi dan Bali”, Pustaka Kebijakan Dari kasus
pemeliharaan Balipost. Penataan Sarana Kabupaten
di PropinsiSuryawan, Akomodasi Badung.
Bali”, Agung.W.A.A Pariwisata Dalam
Depatemen 2008, Terhadap seminar 1
Pertanian. “Analisis Perkembangan Oktober 2001,
Poupeau (F), 2010, Kebutuhan Villa di Kabupaten Kertas posisi
“Eau des ville: Akomodasi Badung”, (Tesis). yayasan wisnu
repenser des dan Denpasar.
no, 03 /X/,
hlm. 8-9.

Anda mungkin juga menyukai