Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA NY M DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS DI RT


7 DUSUN TURI, SIDOMULYO, BAMBANGLIPURO, BANTUL

Konsep Tahap Perkembangan

Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti


individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut.
Adapun tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman
(2018) adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung
selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa
banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini
1
ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak -anak
untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan
lainnya meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga
dengan anak usia sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan
McGoldrik dalam Friedman (2018) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang
sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

Konsep Masalah Kesehatan

A. Pengertian
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal ,yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata , ginjal, saraf dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskopik
Electron (Brunner & Suddart, 2018)
Diabaetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Soegondo, 2019)
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat (Price, 2018)
Dari beberapa definisi diatas tentang DM dapat diambil kesimpulan
bahwa DM adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormonal
2
(dalam hal ini adalah hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas) dan
melibatkan metabolisme karbohidrat dimana seseorang tidak dapat
memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi denga baik, karena proses autoimmune, dipengaruhi secara genetik
dengan gejala yang pada akhirnya menuju tahap perusakan imunologi sel-sel
yang memproduksi insulin.

3
B. Anatomi dan Fisiologi

Kelenjar pineal
Kelenjar pituitari

Kelenjar tiroid

Kelenjar timus

Kelenjar adrenal Pankreas


(sel- sel
pulau
langerhans
Kelenjar
ovarika
Kelenjar testika

Gambar 1 Sistem Endokrin

4
Gambar 2 Pankreas

5
Sistem Endokrin merupakan kelenjar yang mengirimkan hasil sekresi
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati
saluran Hasil dari sekresi tersebut dinamakan dengan hormon.
Adapun komponen dari sistem endokrin sebagai berikut:
1. Kelenjar pienal (Epifise)
Kelenjar ini terdapat didalam otak didalam ventrikel terletak dekat korpus. Ini
menghasilkan sekresi Interna dalam membantu pankreas dan kelenjar
kelamin.
2. Kelenjar Hipofise
Kelenjar ini terletak pada dasar tengkorak yang m,empunyai peran penting
dalam sekresi hormon-hormin semua sistem endokrin.
Kelenjar Hipofise terdiri dari 2 lobus. Yaitu lobus anterior dan lobus
posterior. Lobus anterior menghasilkan hormon yang berfungsi sebagai zat
Pengendali produksi dari semua organ endokrin.
a. Hormon Somatropik, yang berfungsi mengendalikan pertumbuhan tubuh.
Hormon Tirotoprik yang berfungsi mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid
dalam menghasilkan hormon tirooksin.
b. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) yang berfungsi mengendalikan
kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol
c. Hormon Gonadotropik yang berasal dari Folicel Stimulating Hormon
(FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan
pembentukan spermatozoa dalam testis
Adapun lobus posteror menghasilkan 2 jenis hormon yaitu:
a. Hormon anti diuretik (ADH) mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal
b. Hormon oksitosin yang berguna merangsang dan menguat kontraksi uterus
sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
3. Kelenjar Tiroid
Terdiri dari 2 lobus yang berada disebelah kanan dari trakea, yang terletak
didalam leher bagian depan bawah melekat pada dinding laring. Adapun
fungsi kelenjar tiroksin adalah mengatur pertukaran metabolisme dalam tubuh
damn mengatur pertumbuhan. Selain itu juga kelenjar tiroid mempunyai
fungsi:
a. Bekerja sebagai perangsang kerja oksidasi
6
b. Mengatur penggunaan oksidasi
c. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
d. Pengaturan susunan kimia darah, jaringan
4. Kelenjar Timus
Kelenjar ini di mediastinum di belakang os sternum. Kelenjar timus terletak di
dalam thorak yang terdiri dari 2 lobus. Adapun fungsi dari kelenjar timus
adalah:
a. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
b. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
5. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal ada 2 bagian yaitu:
a. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol
disebut korteks.
b. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epineprin) dan non
adrenalin (non epineprin)
Non adrenalin dapat menaikkan tekanan darah dengan cara
merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk
berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan cara
menambah pengeluaran glukosa dalam hati.
Adapun fungi kelenjar adrenal bagian korteks adalah:
a. Mengatur keseimbangan air, elektolit, dan garam.
b. Mempengaruhi metabolisme hidrat arang dan protein
c. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid.
Dan fungsi kelenjar adrenal bagian medula adalah:
a. Vaso kontriksi pembuluh darah perifer.
b. Relaksasi bronkus.
6. Pankreas.
Terdapat di belakang lambung di depan vertebra lumbalis 1 dan 2 terdiri dari
sel- sel alpha dan beta. Sel alpha menghasilkan hormon glukagon dan sel beta
menghasilkan hormon insulin. Hormon yang di gunakan untuk pengobatan
diabetes adalah hormon insulin yang merupakan sebuah protein yang turut di
cernakan oleh enzim pencernaan protein.

7
Fungsi hormon insulin adalah mengendalikan kadar glukosa dan bila
digunakan sebagai pengobatan adalah memperbaiki sel tubuh untuk
mengamati dan penggunaan glukosa dam lemak. Selain itu juga terdapat pulau
langerhans yang berbentuk oval yang tersebar ke seluruh tubuh pankreas dan
terbanyak pada bagian kedua pankreas. Fungsi dari pulau langerhans adalah
sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostastik nutrisi, menghambat
sekresi insulin glikogen dan poilipeptida pankreas serta menghambat sekresi
glikogen.
Selain itu juga pankreas sebagai tempat cadangan bagi tubuh dan penggunaan
glukosa.
7. Kelenjar ovarika.
Terdapat pada wanita dan terletak pada disamping kanan dan kiri uterus dan
menghasilkan hormon esterogen dan progesteron, hormon ini mempengaruhi
uterus dan memberikan sifat kewanitaan.
8. Kelenjar Testika.
Terdapat pada pria terletak pada skrotum dan menghasilkan hormon
testosteron yang mempengaruhi pengeluaran sperma.

C. Etiologi
1. Diabetes Mellitus tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
DM tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas; faktor
genetik; imunologi; dan mungkin pula lingkungan (virus) diperkirakan
turut menimbulkan distruksi sel beta.
a. Faktor genetik
Penderita DM tipe I mewarisi kecenderungan genetik kearah DM tipe
I, kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
HLA (Human Leucocyt Antigen) tertentu. Resiko meningkat 20 x
pada individu yang memiliki tipe HLA DR3 atau DR4.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana anti bodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi jaringan tersebut sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus / toksin tertentu dapat memacu proses yang dapat menimbulkan
8
destruksi sel beta.
2. DM tipeII / NIDDM
Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan sekresi insulin
pada DM tipe 11 masin belum diketahui. Faktor resiko yang berhubungan
adalah obesitas, riwayat keluarga, usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia > 65 tahun.
3. Diabetes tipe lain menurut:
a. Defek genetik dari fungsi sel ß dikarakteristikkan dengan mutasi pada:
1. Faktor transkripsi inti hepatosit (HNF) 4α (MODY 1)
2. Glukokinase (MODY 2)
3. HNF-1α (MODY 3)
4. Faktor promotor insulin (IPF) 1 (MODY 4)
5. HNF-1ß (MODY 5)
6. NeuroD1 (MODY 6)
7. DNA mitokondria
8. Konversi insulin atau proinsulin
b. Defek insulin pada kerja insulin
1. Resistensi insulin tipe A
2. Leprekaunism
3. Sindrom rabson-mendenhall
4. Sindrom lipodistrofi
c. Penyakit dari eksokrin pankreas—pankreatitis, pankreatektomi,
neoplasia, kistik fibrosis, hemokromatosis, pankreatopati
fibrokalkulous.
d. Endokrinopati—akromegali, sindrom cushing, glukagonoma,
feokromasitoma, hipertiroid, stomatostatinoma, aldosteronoma.
e. Induksi obat atau kimia—pentamidine, asam nikotinik, glukokortikoid,
hormon tiroid, ß-bloker.
f. Infeksi—rubella kongenital, citomegalivirus, koksakie.
g. Bentuk yang tidak umum dari diabetes yang diperantarai oleh imun
"stiff-man" sindrom.
4. Diabetes melitus gestasional (diabetes selama kehamilan)

9
D. Patofisiologi

Diabetes Mellitus mengalami defisiensi insulin menyebabkan glukagon


meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru (Glukoneogenesis) yang menyebabkan
metabolisme lemak meningkat kemudian terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis).
Terjadinya peningkatan keton didalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton
didalam urine) dan kadar natrium menurun serta PH serum menurun yang menyebabkan
asidosis.
Difisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel menjadi menurun
sehingga kadar glukosa darah dalam plasma tinggi (hiperglikemia). Jika hiperglikemianya
parah dan melebihi ambang ginjal maka timbul glikosuria. Glukosuria ini akan
menyebabkan deuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuri) dan
timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi. Glukosuria menyebabkan
keseimbangan kalori negatif sehingga menimbulkan rasa lapar (polifagfi).Penggunaan
glukosa oleh sel menurun mengakibatkan produksi metabolisme energi menjadi menurun
sehingga tubuh menjadi lemah.
Hiperglikemia dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil (arteri kecil) sehingga
suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang yang akan menyebabkan luka
tidak sembuh-sembuh . Karena suplai makanan dan oksigen tidak adekuat yang
mengakibatkan terjadinya infeksi dan terjadi ganggren atau ulkus
Gangguan pembuluh darah menyebabkan aliran ke retina menurun sehingga
suplai makanan dan oksigen berkurang, akibatnya pandangan menjadi kabur.
Salah satu akibat utama dari perubahan mikrovaskuler adalah perubahan pada
struktur dan fungsi ginjal sehingga terjadi nefropati.
Diabetes mempengaruhi saraf – saraf perifer, sistem saraf otonom dan sistem saraf
pusat sehingga mengakibatkan neuropati.

10
E. Manifestasi Klinik
Diabetes Mellitus awalnya diperkirakan dengan adanya gejala yaitu:
a. Poliuri (sering kencing dalam jumlah banyak)
b. Polidipsi (banyak minum)
c. Polifagi (banyak makan)
d. Lemas
e. Berat Badan Menurun
f. Kesemutan
g. Mata kabur
h. Impotensi pada pria

11
F. Pathways Keperawatan

Pankreas Rusak (sel beta)

Defisiensi insulin
Gangguan
Glukagon glukosa Produksi energi ↓
oleh sel ↓
Glukoneogenesis Metabolisme fisik
metabolisme Hiperglikemia ↓
Metabolisme lemak
↑ Deuresis osmotis
Kelemahan
Glukosuri
Ketogenesis a

Poliuria
Ketonemia

nefropati
Ketonuria Dehidrasi Polidipsi
Natrium
↓ Gangguan
pembuluh
Defisit
PH serum ↓ Volume darah
cairan

Mual, muntah, Neuropati Peredaran darah


karena
nafsu makan ↓ terganggu

12
Nutrisi kurang Suplai darah ke
dari kebutuhan jaringan perifer ↓ Retinopati
tubuh
Pandangan
Gangguan perfusi Daya tahan keluar
jaringan perifer tubuh ↓

Perubahan
Nyeri Hipertermi
persepsi
Luka tidak sensori
penglihatan
sembuh

Risiko Resti cidera


infeksi Ulkus / gangren

Kerusakan
integritas jaringan

13
G. Kompikasi

Komplikasi DM terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan


komplikasi kronik
1. Komplikasi Akut, adalah komplikasi akut pada DM yang penting dan
berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek,
ketiga komplikasi tersebut adalah:
a. Diabetik Ketoasedosis (DKA)
Ketoasidosis diabetik merupakan defesiensi insulin berat dan akut dari
suatu perjalanan penyakit DM. Diabetik ketoasidosis disebabkan oleh
tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata
b. Koma Hiperosmolar Nonketonik(KHHN)
Koma Hipermosolar Nonketonik merupakan keadaan yang didominasi
oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat
kesadaran. Salah satu perubahan utamanya dengan DKA adalah tidak
tepatnya ketosis dan asidosis pada KHHN
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi kalau kadar gula dalam darah turun dibawah 50-
60 mg/dl keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin
atau preparat oral berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit
2. Komplikasi Kronik
Diabetes Mellitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh
bagian tubuh (Angiopati Diabetik) dibagi menjadi 2 :
1. Mikrovaskuler
a.Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan-perubahan mikrovaskuler adalah
perubahan pada struktural dan fungsi ginjal.Bila kadar glukosa dalam
darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress
yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urine

b. Penyakit Mata

14
Penderita DM akan mengalami gejala pengelihatan sampai kebutaan
keluhan pengelihatan kabur tidak selalu disebabkan neuropati. Katarak
disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjangan menyebabkan
pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
c. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf- saraf perifer, sistem saraf otonom
medulla spinalis atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital dan
perubahan- perubahan metabolik lain dalam sintesa fungsi myelin yang
dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi
sara

f). Makrovaskuler
a). Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes maka terjadi
penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya ke seluruh tubuh
sehingga tekanan darah akan naik. Lemak yang menumpuk dalam
pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis)
dengan resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke.
b). Pembuluh Darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf- saraf sensorik,
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan ganggren. Infeksi di mulai dari
celah –celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel-sel kuku kaki yang
menebal dan kalus demikian juga pada daerah –daerah yang terkena
trauma

c). Pembuluh Darah ke Otak


Pada pembuluh darah otak daoat terjadi penyumbatan sehingga
suplai darah ke otak menurun

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara medis a. Obat Hipoglikemik Oral
15
1). Golongaan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan denagan
obat golongan lain, yaitu biguanid inhibitor alfa glukosidase atau
insulin. Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan
produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan
utama para penderita DM tipe 2 dengan berat badan berlebihan
2). Golongan Biguanad /metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki
pengambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer) dianjurkan sebagai obat
tinggal pada pasien kelebihan berat badan.
3). Golongan Inhibitor Alfa Glikosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran pencernaan
sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan. Bermanfaat untuk
pasien dengan kadar gula puasa yang masih normal.
b.Insulin
1). Indikasi insulin
Pada DM tipe 1 yang tHuman Monocommponent Insulin (40 UI dan 100
UI/ml injeksi) yang beredar adalah actrapid
Injeksi insulin dapat diberikan kepada penderita DM tipe11 yang kehilangan
berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan penggunaan obat-
obatan anti DM dengan dosis maksimal atau mengalami kontra indikasi
dengan obat-obatan tersebut. Bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar
asidosis laktat, stress berat karena infeksi sistemik, pasien operasi berat ,
wanita hamil dengan gejala DM yang tidak dapat dikontrol dengan
pengendalian diet.

Jenis insulin
a. insulin kerja cepat
jenisnya adalah reguler insulin, cristalin zink, dan semilente
b. Insulin kerja sedang
Jenisnya adalah NPH (Netral Protamine Hagerdon)
c. Insulin kerja lambat
Jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin)
16
2. Penatalaksanaan Secara Keperawatan a. Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makanan
walaupun telah mendapat penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50%
pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya mempertahankan
menu yang seimbang dengan komposisi Idealnya sekigtar 68% karbohidrat,
20% lemak dan 12% protein. Karena itu diet yang tepat untuk
mengendalikan dan mencugah agar berat badan ideal dengan cara:
1. Kurangi Kalori
2. Kurangi Lemak
3. Kurangi Karbohidrat komplek
4. Hindari makanan manis
5. Perbanyak konsumsi serat
b. Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat
insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan
berat badan, memperkuat jantung dan mengurangi stress .Bagi pasien
DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik tetapi jangan
melakukan olahraga terlalu berat.

17
Konsep Proses Keperawatan Keluarga

A. Definisi keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan
sosial masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.
a. Raisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang
terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
b. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang
masing-masing mempunyai sebagaimana individu.
d. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
e. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
f. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan
yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan
emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

18
f. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai
ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan
tugas.

Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik


keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan;
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.

Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan


suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu
dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga
tersebut.anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi
untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka
sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu
masyarakat dan sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat)
keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu
betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia
sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi
sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan .
Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat
dan mewujudkan masyarakat yang sehat.

19
B. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga.
A. Tipe keluarga tradisional
1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak.
3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia
lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-
lain.
6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian).
7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa
berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan
seperti dapur, sumur yang sama.
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri
dari satu orang dewasa.

20
B. Tipe keluarga non tradisional
1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang
dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah
yang hidup serumah.
4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang
hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena alasan tertentu.
7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa
saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan
anak.
8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh
norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan
barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada
hubungan saudara untuk waktu sementara.
10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang
permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan
kriminal.

Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit


terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri
dan anak, atau ayah ibu dan anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia
bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai keluarga yang
dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan yang maha
21
esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota
dan dengan masyarakat.

3. Fungsi keluarga
Friedman 2017 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:
1) Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal
tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan
dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan
konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga
dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang
mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain
maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan
meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan
saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan
modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar
keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan
tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan

22
proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
perilaku yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga
timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.

2) Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 2017)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan
keluarga.
3) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
4) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhansemua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat
tinggal dan lain sebagainya.

4. Fungsi perawatan kesehatan


Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998

23
a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

5. Dimensi dasar struktur keluarga


Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
1) Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1. Bersifat terbuka dan jujur
2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3. Berpikiran positif
4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri

Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi


Karakteristik pengirim:
1. Yakin dalam mengemukakan pendapat
2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
3. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik
Karakteristik penerima
1. Siap mendengar
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan validasi

2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.

24
3) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
Tipe struktur kekuatan
1. Legitimate power/authority yaitu hak untuk mengatur seperti orang tua
kepada anak.
2. Referent power yaitu seseorang yang ditiru
3. Reword Power yaitu pendapat ahli
4. Coercive power yaitu dipaksakan sesuai keinginan
5. Informational power yaitu pengaruh melalui persuasif
6. Affectif power yaitu pengaruh melalui manipulasi cinta kasih

4) Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

6. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang
sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut:
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
25
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive
dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi
tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visiteyang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi
yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat
sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.

26
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda, dkk. 2013. Aplikasi Nanda NIC NOC. Jakarta: EGC
Atun M, 2012. Diabetes Melitus. Kasihan, Bantul : Kreasi Warna
Muhammad Shadine, 2013. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus,
Stress dan Serangan Jantung. Jakarta : Keenbooks
Sujono Riyadi, dkk. 2017, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu
Judith M. Wilkinson, 2017. Buku Saku Keperawatan. Edisi 19. Jakarta : Buku
Kedokteran : EGC
Sue Hinchliff, 2011. Kamus Keperawatan. Edisi 17. Jakarta : Buku Kedokteran :
EGC

27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Anda mungkin juga menyukai