STATUS PENDERITA
I. IDENTIFIKASI PENDERITA
Nama : Ny. M
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Suku / Bangsa : Palembang / Indonesia
Pendidikan : Tidak tamat SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Jalan Ariodila, Kota Palembang. Sumatera Selatan.
Datang ke RS : Sabtu, 3 Maret 2018, Pukul 10.00 WIB
Cara ke RS : Pergi sendiri menggunakan bus kota
Tempat Pemeriksaan : Poli Jiwa RS.dr. Ernaldi Bahar Palembang
A. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan
1
mengaku apabila tidak minum obat maka os akan merasa tidak nyaman
pada tubuhnya dan os akan gelisah.
Untuk rutinitas setiap hari seperti makan dan mandi os
melakukanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Os makan 3-4 kali
sehari os mengaku nafsu makannya baik. Dan untuk mandi os mandi 2
kali dalam satu hari pagi dan sore hari.
2
5. Riwayat demam tinggi (-)
6. Riwayat kejang (-)
C. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan gejala penyakit yang sama tidak ada.
D. Riwayat pendidikan
Os sekolah hanya sampai kelas 5 SD.
3
E. Riwayat pekerjaan
Os belum pernah bekerja sejak sakit
F. Riwayat pernikahan
Penderita belum menikah
G. Agama
Penderita beragama islam
4
2. Afek : Sesuai (Approprite)
3. Keserasian : Serasi antara pikiran, perasaan, dan perilaku
C. Pembicaraan
Koheren (+)
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi:
Halusinasi auditorik (+) adaos mendengar suara yang berisi ejekan dan
hinaan yang mengatakan bahwa os tidak berdaya.
Halusinasi visual (+) adaos melihat bayangan laki-laki tua
menggunakan topi, tanpa pakaian dan membawa pancingan.
Ilusi (-) tidak ada
2. Depersonalisasi dan derealisasi : (-)
E. Pikiran
1. Proses dan bentuk pikiran : koheren (+)
- Produktivitas : Menjawab jika diberikan pertanyaan
- Kontinuitas : Kontinu
- Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
- Preokupasi : Tidak ada
- Gangguan pikiran : Waham(-),self acusation(+), obsesi(-), Ide(-)
5
- Daya ingat jangka segera : baik
- Daya ingat jangka pendek : baik
- Daya ingat segera : baik
4. Konsentrasi dan perhatian : baik
5. Kemampuan membaca dan menulis : Os dapat membaca dan
menulis
6. Kemampuan visuospasial : Os dapat menjelaskan cara
perjalanan dari rumahnya
sampai tiba ke RS. dr.
Ernaldi Bahar Palembang.
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik, os bisa makan dan
minum sendiri. BAB dan
BAK sendiri.
G. Pengendalian Impuls
Impulsivitas (+) ada.
H. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik
2. Penilaian realita : RTA tidak terganggu
3. Tilikan : Derajat 4, os menyadari dirinya sakit dan butuh
bantuan, namun tidak memahami penyebab
penyakitnya.
6
- Kesadaran : Compos mentis
- Tanda vital : TD : 110/70 mmHg
N : 72 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 36,60C
- Kepala : Normosefali, conj. palpebra tidak anemis,
sklera ikterik (-)
- Thorax : Jantung : SI-SII normal, suara tambahan (-)
Paru : vesikuler normal (+)
- Abdomen : datar, lemas, nyeri epigastrium (-), BU (+) normal
Pembesaran hepar dan lien (-)
- Ekstremitas : hangat, edema (-), sianosis (-)
B. Status Neurologikus
GCS: 15
E : membuka mata spontan (4)
V : berbicara spontan (5)
M : gerakan sesuai perintah (6)
Fungsi sensorik : tidak terganggu
Fungsi motorik : kekuatan otot tonus otot
5 5 N N
5 5 N N
7
menjawab setiap pertanyaan pemeriksa dan tampak tenang. Suasana mood
os didapatkan distimik disforik. Selama pembicaraan penderita tampak
koheren. Tampak gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan
halusinasi visual, ilusi tidak ada. Proses dan bentuk pikiran dengan
produktivitas baik dan kontinu. Gangguan pikiran pada penderita
ditemukan self acuation.
Dikeluarga os tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Os sampai
saat ini tidak memiliki pekerjaan dan belum menikah. Os mengisi waktu
luangnya hanya dengan melakukan pekerjaan rumah. Os hanya tinggal
dengan ibunya yang sudah tua dan tidak lagi bekerja dirumah, sehingga
kebutuhan sehari-hari os dan ibunya dipenuhi oleh saudaranya.
8
Gangguan isi pikir yaitu waham curiga. Berdasarkan PPDGJ III ditegakkan
diagnosis untuk aksis I adalah F20.0 Skizofrenia Paranoid.
Aksis II
Pada diagnosis multiaksial aksis II ditemukan gangguan kepribadian.
yaitu aksis II Gangguan kepribadian skizoid
Aksis III
Pada diagnosis multiaksial aksis III ditemukan adanya gangguan
kondisi medik umum yang menyertai penderita yaitu gout arthritis . Maka
pada os didapatkan aksis III Gout arthritis
Aksis IV
Pada penderita untuk aksis IV yaitu Masalah berkaitan dengan
lingkungan sosial
Aksis V
Pada aksis V didapatkan Global Assessment of Functioning (GAF)
Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.
X. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak ditemukan faktor genetik gangguan kejiwaan.
9
B. Psikologik
Os memiliki persepsi halusinasi auditorik
XI. PROGNOSIS
A. Quo ad vitam : dubia ad bonam
B. Quo ad functionam : dubia ad bonam
C. Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
B. Psikoterapi
1. Terhadap penderita
a. Memberikan edukasi terhadap penderita agar memahami
gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan dan penanganannya,
efek samping yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan
dan keteraturan dalam minum obat.
b. Intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa
percaya diri individu, perbaikan fungsi sosial, dan pencapaian
kualitas hidup yang baik.
2. Terhadap keluarga (apabila pasien datang bersama keluarganya)
a. Informasi dan edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien,
gejala, kemungkinan penyebab, dampak, factor- factor pemicu
kekambuhan dan prognosis sehingga keluarga dapat memberikan
dukungan kepada pasien
10
b. Meminta keluarga untuk mendukung pasien, mengajak pasien
berinteraksi dan beraktivitas serta membantu hubungan social pasien
ketika pasien sudah kembali ke rumah
c. Meminta keluarga untuk selalu mengingatkan pasien untuk control
rutin dan minum obat secara teratur
d. Menginformasikan bahwa penyakit ini bersifat jangka panjang
sehingga dibutuhkan kesabaran dan perhatian keluarga secara
penuh
11
BAB II
DISKUSI
12
mengontrol gejala-gejala psikosis dan skizofrenia bak yang positif
(iritabilitas) maupun negatif (social disinterest dan incompetence, personal
neatness)
Kemuadia penderita diberikan THP 2x2 mg. Trihexylphenidil
(THP) diberikan apabila terjadi efek samping ekstrapiramidal. Semua
antagonis reseptor dopamin berkaitan dengan efek samping ekstra
piramidal. Hal ini disebabkan karena berkurangnya aktivitas dopamin pada
ganglia basalis, yang diakibatkan karena afinitasnya terhadap reseptor D2
Selain menggunakan terapi psikofarmaka, penderita juga ditunjang
dengan psikoterapi. Psikoterapi suportif bertujuan agar penderita merasa
aman, diterima, dan dilindungi. Psikoterapi suportif dapat diberikan pada
penderita yang mengalami gangguan proses kognitif, gangguan dalam
penilaian realita, gangguan proses pikir, serta adanya gangguan dalam
melakukan hubungan dengan orang lain.
Dalam hal ini diberikan melalui edukasi terhadap penderita agar
memahami tentang penyakit yang diderita, faktor risiko, gejala, faktor
penyebab, cara perngobatan, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien
tetap taat minum obat dan segara datang ke dokter bila gejala serupa
muncul dikemudian hari. Dijelaskan juga bahwa pengobatan berlangsung
lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis hanya boleh diatur
oleh dokter..
Hal lain yang dilakukan adalah dengan intervensi langsung dan
dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri individu, perbaikan fungsi
sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik sehingga memotivasi
penderita agar dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Keluarga
penderita juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi berupa
penyampaian informasi kepada keluarga mengenai penyebab penyakit yang
dialami penderita serta pengobatannya sehingga keluarga dapat memahami
dan menerima kondisi penderita untuk minum obat dan kontrol secara
teratur serta mengenali gejala-gejala kekambuhan secara dini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14