Jenis
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan
dengan warna, yaitu:
a. Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari
aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan
manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah
pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk
pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara
menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
d. Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik atau perairan yang
mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang
paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam
kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di
seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk
rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus
yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang
memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat
pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.
Bioteknologi modern
Bioteknologi modern adalah jenis ilmu bioteknologi yang menggunakan alat – alat modern dan
bersifat sangat kecil sekali sehingga sulit untuk dilakukan di rumah – rumah. BIoteknologi
modern memiliki ciri – ciri yaitu sudah memanfaatkan teknologi DNA rekombinan. Salah satu
contoh dari BIoteknologi modern adalah memanfaatkan Bakteri E.Coli untuk perbanyakan
hormon insulin bagi penderita diabetes sehingga kadar gula darahnya dapat dikurangi.Pada
intinya Bioteknologi sudah memanfaatkan teknologi penyambungan dan pemotongan dna dari
suatu virus atau bakteri untuk digabung dengan makhluk hidup lainnya agar lebih bermanfaat.
Contoh Bioteknologi Modern yaitu : Bayi tabung,Produksi hormon pertumbuhan manusia
(Growth Hormon), Antibiotik, Vaksin Malaria, Hormon BST, Hewan Transgenik, Tanaman
Tahan hama, Dan domba Dolly. Contoh penerapan bioteknologi modern :
Bioteknologi konvensional
Bioteknologi pada bidang pertanian turut memberikan sumbangan yang sangat besar karena
dengan ilmu tersebut maka produksi dan kualitas hasil pertanian dapat ditingkatkan lagi.
Bioteknologi pertanian sudah dimanfaatkan masyarakat sejak dahulu hingga berkembang dalam
bentuk modern seperti saat ini. Pembuatan kompos atau biogas adalah salah satu produk
bioteknologi pertanian sederhana, sedangkan pembuatan tanaman transgenik, kultur jaringan,
biopestisida merupakan contoh dari bioteknologi pertanian yang sudah modern. Pembuatan
tanaman hidroponik juga berkat ilmu dari bioteknologi pertanian dimana tanaman ini memiliki
banyak sekali keunggulan seperti tidak membutuhkan lahan yang luas, mudah dikerjakan,
tumbuh lebih cepat, hemat pupuk, dan bebas dari hama dan penyakit.
2. Bioteknologi pangan
Di bidang pangan ilmu bioteknologi berperan dalam meningkatkan kualitas dari zat gizi dari
suatu makanan. beberapa contoh produk bioteknologi pangan seperti : Kopi, kecam, keju,
yoghurt, nata de coco, oncom, tape dan tempe. Bila diamati bahan dasar dari pembuatan produk
tersebut rasa dan gizinya masih rendah untuk manusia, tetapi setelah melalui proses bioteknologi
maka ia menjadi makanan yang digemari karena enak dan juga bernilai gizi tinggi. Beberapa
jenis minuman yang mengandung alkohol dibuat dari proses fermentasi jamur an aerob yang
akan bekerja pada lingkungan tidak mengenadung oksigen.
Manfaat bioteknologi
1. Menghasilkan obat – obatan yang lebih efektif dan murah meriah salah satu contohnya adalah
pembuatan hormon insulin dari isolasi gen Bekteri E. coli.
2. Menghasilkan antibiotik untuk membunuh penyakit yang berbahaya. Saat ini sudah banyak
sekali antibiotik yang ada di apotik dan murah harganya serta lebih efektif dalam pengobatan.
3. Mengurangi pencemaran lingkungan, beberapa contoh bakteri yang dapat membantu daur
ulang seperti menghancurkan sampah – sampah organik dan juga membersihkan sisa
tumpahan minyak di dalam laut.
4. Meningkatkan hasil produksi pertanian dari tanaman transgenik karena tanaman ini memiliki
daya tahan yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim dan juga ia tidak mudah
diserang oleh hama
Dampak negatif dari bioteknologi juga ada dan membahayakan terutama bagi orang yang tidak
paham terhadap lingkungan. Ada etika yang harus dilakukan untuk mengembangkan produk
bioteknologi. Berikut ini dampak negatif dari bioteknologi
1. Rusaknya ekosistem karena beberapa jenis produk tanaman transgenik terbukti dapat
menurunkan jumlah spesies yang ada di alam ini karena ia tidak lagi memakan tanaman yang
di transgenikkan.
2. Hilangnya beberapa jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Dengan adanya bioteknologi maka
hanya tanaman dan hewan yang berkualitas bagus saja yang akan dikembangkan , sedangakan
hewan dan tumbuhan dengan kualitas kurang baik akan menjadi punah.
3. Dapat menyebabkan alergi karena tidak semua orang cocok dengan gen asing yang di
masukkan ke dalam tubuhnya. Oleh karena itu harus berhati – hati ketika mengonsumsi
produk bioteknologi
Kloning
Teknologi DNA Rekombinan atau sering disebut juga rekayasa genetika adalah suatu ilmu yang
mempelajari mengenai pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara
penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi
dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang.
Manfaat rekayasa genetika ini adalah mengisolasi dan mempelajari masing-masing gen tentang
fungsi dan mekanisme kontrolnya. Selain itu, rekayasa genetika juga memungkinkan
diperolehnya suatu produk dengan sifat tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar
daripada produksi secara konvensional.
Ada beberapa bagian terpenting yang selalu digunakan dalam rekayasa genetika.Yang pertama
adalah enzim seluler dan yang kedua adalah vektor. Hal tersebut akan dibahas sebagai berikut:
1. Cellular Enzymes /Enzim seluler
Enzim yang dipakai oleh orang-orang bioteknologi dalam memanipulasi DNA diantaranya
adalah enzim Endonuklease, yaitu enzim yang mengenali batas-batas sekuen nukleotida spesifik
dan berfungsi dalam proses restriction atau pemotongan bahan-bahan genetik. Penggunaan
enzim ini yang paling umum antara lain pada sekuen palindromik. Enzim ini dibentuk dari
bakteri yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan penyusupan DNA, seperti genom
bacteriophage.
Ada juga DNA polimerisasi, yaitu enzim yang biasa dipakai untuk meng-copy DNA. Enzim ini
mengsintesis DNA dari sel induknya dan membentuk DNA yang sama persis ke sel induk
barunya. Enzim ini juga bisa didapatkan dari berbagai jenis organisme, yang tidak
mengherankan, karena semua organisme pasti harus meng-copy DNA mereka.
Selain DNA polimerisasi, ada juga enzim RNA polimerisasi yang berfungsi untuk ’membaca’
sekuen DNA dan mengsintesis molekul RNA komplementer. Seperti halnya DNA polimerisasi,
RNA polimerisasi juga banyak ditemukan di banyak organisme karena semua organisme harus
’merekam’ gen mereka
Selanjutnya yang akan dibahas adalah enzim DNA ligase. Enzim DNA ligase merupakan suatu
enzim yang berfungsi untuk menyambungkan suatu bahan genetik dengan bahan genetik yang
lain. Contohnya saja, enzim DNA ligase ini dapat bergabung dengan DNA (atau RNA) dan
membentuk ikatan phosphodiester baru antara DNA (atau RNA) yang satu dengan lainnya.
Kemudian, ada pula enzim reverse transcriptases yang berfungsi membentuk blue-print dari
molekul RNA membentuk cDNA (DNA komplementer). Enzim ini dibuat dari virus RNA yang
mengubah genom RNA mereka menjadi DNA ketika mereka menginfeksi inangnya. Enzim ini
biasa dipakai ketika bertemu dengan gen eukariotik yang biasanya terpisah-pisah menjadi
potongan kecil dan dipisahkan oleh introns dalam kromosom.
Sebagai salah satu cara untuk memanipulasi DNA di luar sel, para ilmuwan dalam bioteknologi
harus bisa membuat suatu tempat yang keadaannya stabil dan cocok dengan tempat DNA yang
dimanipulasi. Sekali lagi, alam telah memberikan solusi dari masalah ini. Vektor disini bisa
diartikan sebagai alat yang membawa DNA ke dalam sel induk barunya.
Agar suatu metode dalam rekayasa genetika dianggap berhasil, di dalam vektor, DNA hasil
rekombinan seharusnya benar-benar hanya dibawa setelah sebelumnya DNA rekombinan
digabungkan dengan DNA vektor melalui enzim ligase. Namun di dalam vektor, DNA
rekombinan tidak termutasi lagi membentuk DNA dengan sifat baru. Contoh dari vektor natural
dari alam adalah plasmid dan virus atau bacteriophage.
Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu teknik untuk
mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada
nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-
bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Ada dua teori dasar yang berpengaruh dalam kultur jaringan. Yang pertama adalah teori bahwa
sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot
karena berasal dari satu sel tersebut. Yang kedua adalah teori totipotensi sel atau Total Genetic
Potential. Artinya, setiap sel yang memiliki potensi genetik mampu memperbanyak diri dan
berdiferensiasi menjadi suatu tanaman lengkap.
Dalam kultur jaringan ada beberapa factor yang mempengaruhi regenerasi tumbuhannya, yaitu :
a. Bentuk regenerasi dalam kultur in vitro, seperti pucuk adventif atau embrio somatiknya
b. Eksplan, yaitu bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan
tanaman. Yang penting dalam eksplan ini adalah factor varietas, umur, dan jenis kelaminnya.
Bagian yang sering menjadi ekspan adalah pucuk muda, kotiledon, embrio, dan sebagainya.
c. Media tumbuh, karena di dalam media tumbuh terkandung komposisi garam anorganik, zat
pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media.
d. Zat pengatur tumbuh tanaman. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat ini
adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu.
e. Lingkungan Tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur,
panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.
Kloning hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari satu sel
yang diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu baru yang
identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah duplikat yang persis sama baik dari segi sifat
dan penampilannya seperti induknya, dikarenakan adanya kesamaan DNA.
Di alam, sebenernya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa jenis
organisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam satu telur juga merupakan apa
yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan bioteknologi sekarang ini, bukan mustahil untuk
menciptakan lebih lanjut mengenai kloning pada hewan.
Pertama kali para ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak berhasil selama
bertahun-tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan pada saat mereka
berhasil mengkloning seekor kecebong dari sel embrio di tubuh katak dewasa. Namun demikian,
kecebong tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa. Kemudian, dengan
menggunakan nuclear trasnfer di sel embrio, para ilmuwan mulai melakukan penelitian terhadap
kloning hewan mamalia. Tapi sekali lagi, hewan-hewan tersebut tidak pernah mencapai hidup
yang panjang.