Anda di halaman 1dari 8

BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup


(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui
aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme
tersebut.

Jenis
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan
dengan warna, yaitu:

a. Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari
aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan
manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah
pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk
pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara
menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.

b. Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang


diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta
pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri
dan khamir atau ragi, enzim-enzim dan organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta
untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching)
minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan
bir dengan khamir.

c. Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang


pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknologi telah berperan dalam
menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan
tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang
peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan
produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai
penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan
senyawa asing (antigen).

d. Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik atau perairan yang
mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang
paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam
kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di
seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk
rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus
yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang
memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat
pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.

Bioteknologi modern

Bioteknologi modern adalah jenis ilmu bioteknologi yang menggunakan alat – alat modern dan
bersifat sangat kecil sekali sehingga sulit untuk dilakukan di rumah – rumah. BIoteknologi
modern memiliki ciri – ciri yaitu sudah memanfaatkan teknologi DNA rekombinan. Salah satu
contoh dari BIoteknologi modern adalah memanfaatkan Bakteri E.Coli untuk perbanyakan
hormon insulin bagi penderita diabetes sehingga kadar gula darahnya dapat dikurangi.Pada
intinya Bioteknologi sudah memanfaatkan teknologi penyambungan dan pemotongan dna dari
suatu virus atau bakteri untuk digabung dengan makhluk hidup lainnya agar lebih bermanfaat.
Contoh Bioteknologi Modern yaitu : Bayi tabung,Produksi hormon pertumbuhan manusia
(Growth Hormon), Antibiotik, Vaksin Malaria, Hormon BST, Hewan Transgenik, Tanaman
Tahan hama, Dan domba Dolly. Contoh penerapan bioteknologi modern :

1. Bioteknologi bidang kedokteran


a. Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain:
untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil, mengikat
racun dan menonaktifkannya, mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan
lain.
b. Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang
diambil dari mikroorganisme tersebut.
c. Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organism tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organism lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari
jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi
secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris.
d. Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosteron.
2. Bioteknologi bidang pertanian
Dewasa ini perkembangan industri maju dengan pesat. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang
tergeser, lebih-lebih di daerah sekitar perkotaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian harus
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk mendukung hal tersebut,
dewasa ini telah dikembangkan bioteknologi di bidang pertanian. Beberapa penerapan
bioteknologi pertanian sebagai berikut.
a. Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen
Nitrogen (N2) merupakan unsur esensial dari protein DNA dan RNA. Pada tumbuhan polong-
polongan sering ditemukan nodul pada akarnya. Di dalam nodul tersebut terdapat bakteri
Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga tumbuhan polong-polongan
dapat mencukupi kebutuhan nitrogennya sendiri.
Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba mengembangkan agar bakteri Rhizobium dapat
hidup di dalam akar selain tumbuhan polong-polongan. Di samping, itu juga berupaya
meningkatkan kemampuan bakteri dalam mengikat nitrogen dengan teknik rekombinasi gen.
Kedua upaya di atas dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan penggunaan pupuk nitrogen
yang dewasa ini banyak digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek samping yang
merugikan.
b. Pembuatan tumbuhan tahan hama
Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa genetika dengan rekombinasi gen dan
kultur sel. Contohnya, untuk mendapatkan tanaman kentang yang kebal penyakit maka
diperlukan gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen tersebut, kemudian disisipkan pada
sel tanaman kentang. Sel tanaman kentang tersebut, kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman
kentang yang tahan penyakit. Selanjutnya tanaman kentang tersebut dapat diperbanyak dan
disebarluaskan.
3. Bioteknologi bidang peternakan
Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk peternakan. Produk tersebut, misalnya
berupa hormon pertumbuhan yang dapat merangsang pertumbuhan hewan ternak. Dengan
rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan buatan atau BST (Bovin
Somatotropin Hormon). Hormon tersebut direkayasa dari bakteri yang, jika diinfeksikan pada
hewan dapat mendorong pertumbuhan dan menaikkan produksi susu sampai 20%.
4. Bioteknologi bahan bakar masa depan
Kamu sudah mengetahui bahwa bahan bakar minyak termasuk sumber daya yang tidak bisa
diperbarui. Oleh karena itu, suatu saat akan habis. Hal itu merupakan tantangan bagi para
ilmuwan untuk menemukan bahan bakar pengganti yang diproduksi melalui bioteknologi. Saat
ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi dari fermentasi limbah, yaitu gasbio
(metana) dan gasohol (alkohol).
Alternatif bahan bakar masa depan untuk menggantikan minyak, antara lain adalah biogas dan
gasohol. Biogas dibuat dalam fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran makhluk hidup.
Pada fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang dibakar dan digunakan untuk bahan bakar.
Di negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat yang hidup di desa yang telah
menerapkan teknologi fermenter gasbio untuk menghasilkan metana. Bahan baku teknologi
fermenter tersebut adalah feses hewan, daun-daunan, kertas, dan lain-lain yang akan diuraikan
oleh bakteri dalam fermenter.
Sedangkan teknologi gasohol telah dikembangkan oleh negara Brazil sejak harga minyak
meningkat sekitar tahun 1970. Gasohol dihasilkan dari fermentasi kapang terhadap gula tebu
yang melimpah. Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan tidak menimbulkan
5. Bioteknologi pengolahan limbah

Dalam pembuatan kompos, sangat diperlukan mikroorganisme. Jenis mikroorganisme yang


diperlukan dalam pembuatan kompos bergantung pada bahan organik yang digunakan serta
proses yang berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob). Selama proses
pengomposan terjadilah penguraian, misalnya selulosa, pembentukan asam organik terutama
asam humat yang penting dalam pembuatan humus. Hasil pengomposan bermanfaat sebagai
pupuk.
Bioteknologi dapat diterapkan dalam pengolahan limbah, misalnya menguraikan minyak, air
limbah, dan plastik. Cara lain dalam mengatasi polusi minyak, yaitu dengan menggunakan
pengemulsi yang menyebabkan minyak bercampur dengan air sehingga dapat dipecah oleh
mikroba. Salah satu zat pengemulsi, yaitu polisakarida yang disebut emulsan, diproduksi oleh
bakteri Acinetobacter calcoaceticus. Dengan bioteknologi, pengolahan limbah menjadi terkontrol
dan efektif. Pengolahan limbah secara bioteknologi melibatkan kerja bakteri-bakteri aerob dan
anaerob.
6. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk
hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau
rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat
makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama,
sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifatsifat makhluk
hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara,
misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.
1. Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu
baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan
terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat
diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan
inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga
terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-
potong menjadi banyak sel dan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke
dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah
banyak. Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis
kelamin yang sama.
2. Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk
sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh
peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara
lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru.
Didalam fusi sel diperlukan adanya:
a) sel sumber gen (sumber sifat ideal)
b) sel wadah (sel yang mampu membelah cepat)
c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
3. Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain:
a) merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu
b) dapat beraplikasi diri
c) dapat berpindah ke sel bakteri lain
d) sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam
sel target.
4. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena
alasan-alasan sebagai berikut.
1) struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama.
2) DNA dapat disambungkan

Bioteknologi konvensional

Bioteknologi konvensional adalah penerapan ilmu bioteknologi dengan memanfaatkan makhluk


hidup secara langsung untuk mengubah kandungan gizi dari suatu produk. Bioteknologi
konvensional mudah dilakukan di rumah – rumah sederhana sekalipun karena prosesnya mudah
dan juga bahan – bahannya mudah di dapatkan. Beberapa contoh dari Bioteknologi konvensional
yaitu pembuatan tempe, pembuatan, kecap, pembuatan oncom dan pembuatan tape. Beberapa
contoh penerapan bioteknologi konvensional :

1. Bioteknologi di bidang pertanian

Bioteknologi pada bidang pertanian turut memberikan sumbangan yang sangat besar karena
dengan ilmu tersebut maka produksi dan kualitas hasil pertanian dapat ditingkatkan lagi.
Bioteknologi pertanian sudah dimanfaatkan masyarakat sejak dahulu hingga berkembang dalam
bentuk modern seperti saat ini. Pembuatan kompos atau biogas adalah salah satu produk
bioteknologi pertanian sederhana, sedangkan pembuatan tanaman transgenik, kultur jaringan,
biopestisida merupakan contoh dari bioteknologi pertanian yang sudah modern. Pembuatan
tanaman hidroponik juga berkat ilmu dari bioteknologi pertanian dimana tanaman ini memiliki
banyak sekali keunggulan seperti tidak membutuhkan lahan yang luas, mudah dikerjakan,
tumbuh lebih cepat, hemat pupuk, dan bebas dari hama dan penyakit.

2. Bioteknologi pangan

Di bidang pangan ilmu bioteknologi berperan dalam meningkatkan kualitas dari zat gizi dari
suatu makanan. beberapa contoh produk bioteknologi pangan seperti : Kopi, kecam, keju,
yoghurt, nata de coco, oncom, tape dan tempe. Bila diamati bahan dasar dari pembuatan produk
tersebut rasa dan gizinya masih rendah untuk manusia, tetapi setelah melalui proses bioteknologi
maka ia menjadi makanan yang digemari karena enak dan juga bernilai gizi tinggi. Beberapa
jenis minuman yang mengandung alkohol dibuat dari proses fermentasi jamur an aerob yang
akan bekerja pada lingkungan tidak mengenadung oksigen.

Manfaat bioteknologi

1. Menghasilkan obat – obatan yang lebih efektif dan murah meriah salah satu contohnya adalah
pembuatan hormon insulin dari isolasi gen Bekteri E. coli.
2. Menghasilkan antibiotik untuk membunuh penyakit yang berbahaya. Saat ini sudah banyak
sekali antibiotik yang ada di apotik dan murah harganya serta lebih efektif dalam pengobatan.
3. Mengurangi pencemaran lingkungan, beberapa contoh bakteri yang dapat membantu daur
ulang seperti menghancurkan sampah – sampah organik dan juga membersihkan sisa
tumpahan minyak di dalam laut.
4. Meningkatkan hasil produksi pertanian dari tanaman transgenik karena tanaman ini memiliki
daya tahan yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim dan juga ia tidak mudah
diserang oleh hama

Dampak negatif bioteknologi

Dampak negatif dari bioteknologi juga ada dan membahayakan terutama bagi orang yang tidak
paham terhadap lingkungan. Ada etika yang harus dilakukan untuk mengembangkan produk
bioteknologi. Berikut ini dampak negatif dari bioteknologi

1. Rusaknya ekosistem karena beberapa jenis produk tanaman transgenik terbukti dapat
menurunkan jumlah spesies yang ada di alam ini karena ia tidak lagi memakan tanaman yang
di transgenikkan.
2. Hilangnya beberapa jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Dengan adanya bioteknologi maka
hanya tanaman dan hewan yang berkualitas bagus saja yang akan dikembangkan , sedangakan
hewan dan tumbuhan dengan kualitas kurang baik akan menjadi punah.
3. Dapat menyebabkan alergi karena tidak semua orang cocok dengan gen asing yang di
masukkan ke dalam tubuhnya. Oleh karena itu harus berhati – hati ketika mengonsumsi
produk bioteknologi

Kloning

Teknologi DNA Rekombinan atau sering disebut juga rekayasa genetika adalah suatu ilmu yang
mempelajari mengenai pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara
penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi
dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang.
Manfaat rekayasa genetika ini adalah mengisolasi dan mempelajari masing-masing gen tentang
fungsi dan mekanisme kontrolnya. Selain itu, rekayasa genetika juga memungkinkan
diperolehnya suatu produk dengan sifat tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar
daripada produksi secara konvensional.

Ada beberapa bagian terpenting yang selalu digunakan dalam rekayasa genetika.Yang pertama
adalah enzim seluler dan yang kedua adalah vektor. Hal tersebut akan dibahas sebagai berikut:
1. Cellular Enzymes /Enzim seluler

Enzim yang dipakai oleh orang-orang bioteknologi dalam memanipulasi DNA diantaranya
adalah enzim Endonuklease, yaitu enzim yang mengenali batas-batas sekuen nukleotida spesifik
dan berfungsi dalam proses restriction atau pemotongan bahan-bahan genetik. Penggunaan
enzim ini yang paling umum antara lain pada sekuen palindromik. Enzim ini dibentuk dari
bakteri yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan penyusupan DNA, seperti genom
bacteriophage.

Ada juga DNA polimerisasi, yaitu enzim yang biasa dipakai untuk meng-copy DNA. Enzim ini
mengsintesis DNA dari sel induknya dan membentuk DNA yang sama persis ke sel induk
barunya. Enzim ini juga bisa didapatkan dari berbagai jenis organisme, yang tidak
mengherankan, karena semua organisme pasti harus meng-copy DNA mereka.

Selain DNA polimerisasi, ada juga enzim RNA polimerisasi yang berfungsi untuk ’membaca’
sekuen DNA dan mengsintesis molekul RNA komplementer. Seperti halnya DNA polimerisasi,
RNA polimerisasi juga banyak ditemukan di banyak organisme karena semua organisme harus
’merekam’ gen mereka

Selanjutnya yang akan dibahas adalah enzim DNA ligase. Enzim DNA ligase merupakan suatu
enzim yang berfungsi untuk menyambungkan suatu bahan genetik dengan bahan genetik yang
lain. Contohnya saja, enzim DNA ligase ini dapat bergabung dengan DNA (atau RNA) dan
membentuk ikatan phosphodiester baru antara DNA (atau RNA) yang satu dengan lainnya.

Kemudian, ada pula enzim reverse transcriptases yang berfungsi membentuk blue-print dari
molekul RNA membentuk cDNA (DNA komplementer). Enzim ini dibuat dari virus RNA yang
mengubah genom RNA mereka menjadi DNA ketika mereka menginfeksi inangnya. Enzim ini
biasa dipakai ketika bertemu dengan gen eukariotik yang biasanya terpisah-pisah menjadi
potongan kecil dan dipisahkan oleh introns dalam kromosom.

2. Natural Vectors / Vektor natural

Sebagai salah satu cara untuk memanipulasi DNA di luar sel, para ilmuwan dalam bioteknologi
harus bisa membuat suatu tempat yang keadaannya stabil dan cocok dengan tempat DNA yang
dimanipulasi. Sekali lagi, alam telah memberikan solusi dari masalah ini. Vektor disini bisa
diartikan sebagai alat yang membawa DNA ke dalam sel induk barunya.

Agar suatu metode dalam rekayasa genetika dianggap berhasil, di dalam vektor, DNA hasil
rekombinan seharusnya benar-benar hanya dibawa setelah sebelumnya DNA rekombinan
digabungkan dengan DNA vektor melalui enzim ligase. Namun di dalam vektor, DNA
rekombinan tidak termutasi lagi membentuk DNA dengan sifat baru. Contoh dari vektor natural
dari alam adalah plasmid dan virus atau bacteriophage.

Kloning pada tumbuhan

Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu teknik untuk
mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada
nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-
bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.

Ada dua teori dasar yang berpengaruh dalam kultur jaringan. Yang pertama adalah teori bahwa
sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot
karena berasal dari satu sel tersebut. Yang kedua adalah teori totipotensi sel atau Total Genetic
Potential. Artinya, setiap sel yang memiliki potensi genetik mampu memperbanyak diri dan
berdiferensiasi menjadi suatu tanaman lengkap.

Dalam kultur jaringan ada beberapa factor yang mempengaruhi regenerasi tumbuhannya, yaitu :

a. Bentuk regenerasi dalam kultur in vitro, seperti pucuk adventif atau embrio somatiknya
b. Eksplan, yaitu bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan
tanaman. Yang penting dalam eksplan ini adalah factor varietas, umur, dan jenis kelaminnya.
Bagian yang sering menjadi ekspan adalah pucuk muda, kotiledon, embrio, dan sebagainya.
c. Media tumbuh, karena di dalam media tumbuh terkandung komposisi garam anorganik, zat
pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media.
d. Zat pengatur tumbuh tanaman. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat ini
adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu.
e. Lingkungan Tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur,
panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

Kloning pada hewan

Kloning hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari satu sel
yang diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu baru yang
identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah duplikat yang persis sama baik dari segi sifat
dan penampilannya seperti induknya, dikarenakan adanya kesamaan DNA.

Di alam, sebenernya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa jenis
organisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam satu telur juga merupakan apa
yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan bioteknologi sekarang ini, bukan mustahil untuk
menciptakan lebih lanjut mengenai kloning pada hewan.

Pertama kali para ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak berhasil selama
bertahun-tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan pada saat mereka
berhasil mengkloning seekor kecebong dari sel embrio di tubuh katak dewasa. Namun demikian,
kecebong tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa. Kemudian, dengan
menggunakan nuclear trasnfer di sel embrio, para ilmuwan mulai melakukan penelitian terhadap
kloning hewan mamalia. Tapi sekali lagi, hewan-hewan tersebut tidak pernah mencapai hidup
yang panjang.

Anda mungkin juga menyukai