Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


“KEHIDUPAN DEMOKRASI DI INDONESIA DAN SISTEM HUKUM DI
INDONESIA”
(GURU MATA PELAJARAN: H. SABARUDIN, S.Pd)

KELOMPOK 4
1. Ulfatul Aini
2. Namba Yulida. S
3. Nurhafizah
4. Pebi Solpi. H
5. Laela Nabila
6. Windiatun Solehah

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM


SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 JANAPRIA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kehidupan Demokrasi di Indonesia dan Sistem Hukum di
Indonesia”untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan baik.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Guru Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan yang telah membantu dan membimbing penyusun dalam
proses pembuatan makalah ini dan juga kepada teman-teman kelompok yang telah
berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penyusun pada khususnya. Seperti pepatah yang mengungkapkan
bahwa “Tiada gading yang tak retak” demikian pula dengan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca terutama Guru mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih
Janapria,11 Agustus 2019
Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................
A...........................................................................................................Lata
r Belakang............................................................................................
B............................................................................................................Rum
usan Masalah.......................................................................................
C...........................................................................................................Tuju
an..........................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................
A...........................................................................................................Kehi
dupan Demokrasi di Indonesia..........................................................
1.....................................................................................................Peng
ertian Demokrasi ...........................................................................
2.....................................................................................................Maca
m – Macam Demokrasi ................................................................
3.....................................................................................................Prinsi
p-prinsip Demokrasi......................................................................
4.....................................................................................................Ciri-
ciri Demokrasi ...............................................................................
5.....................................................................................................Sejar
ah Demokrasi di Indonesia............................................................
6.....................................................................................................Prose
s Demokrasi di Indonesia...............................................................
B............................................................................................................Siste
m Hukum di Indonesia.......................................................................
1.....................................................................................................Peng
ertian sistem hukum nasional.........................................................
2.....................................................................................................Unsu
r dan ciri hukum.............................................................................
3.....................................................................................................Peng
golonggan hukum .........................................................................
BAB III. PENUTUP........................................................................................

3
A...........................................................................................................Kesi
mpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah
satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)
dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol .
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi,
untuk di Asia Tenggara Indonesia adalah negara yang paling terbaik
menjalankan demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan
keadaan itu.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan
hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di
Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling
berbeda satu dengan lainnya.

4
Apakah kalian tahu sumber hukum di Indonesia? Dari manakah
sumber hukum Indonesia saat ini? Sumber hukum ada dua sumber, yaitu
material dan formal.Sumber hukum material adalah hukum yang isinya
perintah dan larangan yang menjadi patokan manusia dalam bertindak.
Misalnya, tidak boleh mencuri, tidak boleh membunuh, harus melunasi
hutang, dan sebagainya. Adapun sumber hukum formal merupakan
perwujudan bentuk dari isi hukum material yang menentukan berlakunya
hukum itu sendiri. Nah, kalian cermatilah makalah berikut ini.

B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka
beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam
laporan ini adalah:
1. Apakah arti Demokrasi?
2. BagaimanakahSejarah demokrasi di Indonesia?
3. Apa jenis demokrasi yang dianut negara Indonesia?
4. Bagaimanakah proses demokrasi di Indonesia semenjak
kemerdekaan?
5. Bagaimanakah proses demokrasi di Indonesia saat ini?
6. Bagaimana system hukum nasional?
7. Mengapa Indonesia disebut Negara hukum?
8. Hukum apakah yang berlaku di Indonesia?
9. Bagaimana pelaksanaan sistem hukum di Indonesia?
10. Adakah penggolongan hukum di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian demokrasi dan prinsip-prinsipnya!
2. Mengetahui macam-macam demokrasi!
3. Mengerahui sejarah demokrasi Indonesia!
4. Mengetahui bagaimana proses dan perkembangan demokrasi di
Indonesia!
5. Mengetahui sumber hukum di Indonesia!
6. Mengetahui hukum yang berlaku di Indonesia!
7. Mengetahui penggolongan hukum di Indonesia!

5
BAB II

PEMBAHASAN
KEHIDUPAN DEMOKRASI DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA

A. Kehidupan Demokrasi di Indonesia


1. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani
“Demokratia” yang terdiri dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
kratos/kratein yang berarti kekuasaan/ pemerintahan. Secara harfiah,
demokrasi berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan
dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melalui konteks budaya
demokrasi, nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi panutan dapat
diterapkan dalam praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam
pengertian politik saja, tetapi juga dalam berbagai bidang kehidupan.
Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, menyebut
demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan penggantian kedaulatan raja
menjadi kedaulatan rakyat.
Istilah-istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli.
Meskipun terdapat perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-
pandangan para ahli itu mempunyai kesamaan prinsip. Berikut ini adalah
pandangan demokrasi menurut beberapa pendapat.
a. Abraham Lincoln (Presiden Amerika ke-16)
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.
b. Giovani Sartori
Demokrasi dipandang sebagai suatu sistem dimana tidak seorang
pun dapat memilih diriya sendiri, tidak seorang pun dapat
mengindentifikasikan dengan kekuasaannya, kemudian tidak dapat

6
merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan tanpa
syarat.
c. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-
keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
langsung didasarkan pada kesempatan mayoritas yang diberikan
secara bebas dari rakyat dewasa
d. Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya
rakyat memerintah sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam
merusmuskan keputusan-keputusan yang memengaruhi mereka
maupun dengan cara memilih wakil-wakil mereka.
e. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Demokrasi berarti bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat turut
serta memerintah dengan peraturan wakilnya. Adapun arti lainnya,
yaitu demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan-persamaan yang sama bagi semua
warga Negara
f. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila
Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan, yang pelaksanaa
pemerintahnya bersumber pada mereka yang diperintah. Atau
demokrasi adalah pola pemerintahan yang mengikutsertakan secara
aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang diambil oleh
mereka yang berwenang.
Berdasarkan beberapa pengertian demokrasi di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
dimana kekuasaan atau kedaulatan adaditangan rakyat. Dengan kata lain,
rakyat dapat dilibatkan dalam setiap aspek kehidpan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Macam – Macam Demokrasi
a. Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat
1) Demokrasi langsung (direct democracy)
Yaitu rakyat secara langsung dapat membicarakan dan
menentukan suatu urusan politik kenegaraan.

7
2) Demokrasi perwakilan atau tidak langsung (representative
democracy)
Yaitu aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakilnya yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen).
3) Demokrasi sistem referendum
Yaitu rakyat memilih wakil-wakilnya yang duduk di parlemen
tetapi dalam melaksanakan tgasnya, parlemen dikontrol oleh
rakyat melalui sistem referendum.
b. Dilihat dari dasar atau paham ideologi yang dianut
1) Demokrasi liberal
Yaitu paham demokrasi dengan menitikberatkan pada ideologi
liberalis yang cenderung pada kebebasan individu atau
perseorangan.
2) Demokrasi rakyat
Yaitu demokrasi yang cenderung kepada kepentingan umum
(dalam hal negara ini) sehingga hak-hak politik rakyat dan
kepentingan perseorangan kurang diperhatikan.
3) Demokrasi pancasila
Merupakan ciri khusus demokrasi yang tidak hanya mencakup
bidang politik saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial,
budaya, dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
c. Dilihat dari perkembangan paham
1) Demokrasi klasik
Yaitu paham demokrasi yang menitikberatkan pada pengertian
politik kekuasaan atau politik pemerintahan negara.
2) Demokrasi modern
Yaitu paham demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang
politik saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya dan
menwujudkan kesejahteraan rakyat.

d. Dilihat dari hubungan antara pemerintahan dengan rakyat


1) Demokrasi liberal
Dalam demokrasi ini pemerintah dibatsi oleh undang-undang
dan pemilihan umum yang bebas diselenggarakan dalam waktu
yang tetap.
2) Demokrasi terpimpin

8
Dalam demokrasi ini terdapat keyakinan para pemimpin bahwa
semua tindakan mereka dipercaya oleh rakyat, tetapi menolak
persaingan dalam pemilihan umum untuk menduduki kekuasan.
3) Demokrasi sosial
Demokrasi ini menaruh kepeduliannya kepada keadaan sosial
dan egalitarianisme (paham persamaan) bagi persyaratan untuk
memperoleh kepercayaan politik.
4) Demokrasi partisipasi
Demokrasi yang menekankan hubungan timbal balik antara
penguasa atau pemimpin dengan yang dipimpin.
5) Demokrasi konstitusional
Demokrasi yang menekankan pada proteksi khusus bagi
kelompok-kelompok budaya dan menekankan kerja sama yang
erat diantara elite yang mewakili bagian budaya umum.
3. Prinsip-Prinsip Demokrasi
a. Prinsip budaya demokrasi
1) Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam
pilihan atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi
kepentingan bersama atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar
pihak manapun.
2) Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun
dalam negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu
ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak menimbulkan
konflik.
3) Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena
dengan adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan
pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan
senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
4) Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat
menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan)
pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,

9
kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda
dengan pendirian sendiri.
5) Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan
suatu kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting
bagi semua pihak.
6) Menghormati penalaran
Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki
pandangan tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut
hal serupa dari orang lain. Penalaran ini sangat diperlukan bagi
terbangunnya solidaritas antarwarga masyarakat demokratis.
b. Prinsip – prinsip demokrasi yang bersifat universal
1) Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan
politik.
2) Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga
negara.
3) Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui
dan dipakai oleh para warga negara.
4) Pengormatan terhadap supremasi hukum.
Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di
atas (rule of law) antara lain sebagai berikut :
1) Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2) Kedudukan yang sama dalam hukum.
3) Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

c. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila


1) Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
2) Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.
3) Kebebasan yang bertanggung jawab.
4) Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5) Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6) Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
7) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
4. Ciri-Ciri Pemerintahan Demokratis
Setiap bentuk pemerintahan pastilah memiliki ciri-ciri. Berikut ciri-ciri
pemerintahan Demokratis
a. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam
pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak
langsung (perwakilan).

10
b. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam
segala bidang.
c. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga
negara.
d. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat.
5. Sejarah Demokrasi di Indonesia
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara
pada tanggal 17 Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the
Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran
demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan
Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong sebagai
negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representatif
Demokrasi).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan
hubungan antara rakyat disatu pihak dengan negara dilain pihak oleh
Para Pendiri Negara Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya
tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa sebagian terbesarnya pernah
mengecap pendidikan Barat, baik mengikutinya secara langsung di
negara-negara Eropa Barat (khususnya Belanda), maupun mengikutinya
melalui pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi yang
diselenggarakan oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia sejak
beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan
ajaran demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropah Barat dan
Amerika Serikat. Tambahan lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945)
negara-negara penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang
Perang Dunia-II.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal
kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang

11
dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi
perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.
Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS
1950) Indonesia mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni
(atau dinamakan juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai dengan cerita
sedih yang panjang tentang instabilitas pemerintahan dan nyaris berujung
pada konflik ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan
NKRI tersebut di atas, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden
Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang memberlakukan kembali
UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin
yang diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham
Integralistik yang mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan
negara.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8
tahun dilaksanakan-nya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan
kembali terancam akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada
peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan turunnya Ir.
Soekarno dari jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai
Presiden ke-2 RI, menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu
dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim
bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan
ideologi negara Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama
dibandingkan dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah
diterapkan sebelumnya, yaitu sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup
dengan cerita sedih dengan lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan
Presiden pada tanggal 23 Mei 1998, dan meninggalkan kehidupan
kenegaraan yang tidak stabil dan krisis disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan
lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan
kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang

12
dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak
dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena
dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan
di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan
kelembagaan negara, khususnya laginya perubahan terhadap aspek
pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga
negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan
model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi yang telah dilaksanakan
sejak beberapa tahun terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-
tanda kemampuannya untuk mengarah-kan tatanan kehidupan
kenegaraan yang stabil (ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara yang
utama, yaitu lembaga eksekutif (Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-
lembaga legislatif (DPR dan DPD) telah terbentuk melalui pemilihan
umum langsung yang memenuhi persyaratan sebagai mekanisme
demokrasi.
6. Proses demokrasi di Indonesia
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa
periode, yaitu:
a. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan
demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh
masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD
1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut
UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu
oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :

13
 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945,
KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.
 Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
Pembentukan Partai Politik
 Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahan presidensil menjadi parlementer
b. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama
1) Masa demokrasi Liberal 1950 – 1959
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai
lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan
sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-
partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan :
a) Dominannya partai politik
b) Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
c) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk
mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959:
a) Bubarkan konstituante dan Kembali ke UUD 1945
tidak berlaku UUD S 1950
b) Pembentukan MPRS dan DPAS
2) Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong
diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
a) Dominasi Presiden
b) Terbatasnya peran partai politik
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
a) Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai
banyak yang dipenjarakan

14
b) Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya
dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR
c) Jaminan HAM lemah
d) Terjadi sentralisasi kekuasaan
e) Terbatasnya peranan pers
f) Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke
RRC (Blok Timur) Akhirnya terjadi peristiwa
pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.
c. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998
Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan
keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat
pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada
masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Namun demikian
perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
1) Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2) Rekrutmen politik yang tertutup
3) Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4) Pengakuan HAM yang terbatas
5) Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
1) Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
2) Terjadinya krisis politik
3) TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
4) Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut
Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden
5) Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d
sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan
dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal
21 Mei 1998.
d. Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 – sekarang
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada
dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan

15
UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan
peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan
peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan
menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas
antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan
terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih
presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga
tinggi yang lain.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan
yang demokratis antara lain:
1) Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang
pokok-pokok reformasi
2) Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR
tentang Referandum
3) Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan
Negara yang bebas dari KKN
4) Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI
5) Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III,
IV
B. Sistem Hukum Indonesia
1. Pengertian Sistem Hukum
Sistem hukum adalah keseluruhan aturan tentang apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh
manusia yang mengikat dan terpadu dari satuan kegiatan satu sama lain
untuk mencapai tujuan hukum di Indonesia.
Semua warga Negara bersamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dan tidak
ada kecualinya. Untuk mewujudkan Negara hukum yang Pancasila harus
ada alat-alat penegak hukum yang mampu bertindak sebagai penegak
hukum di Negara tercinta ini. Alat-alat penegak hukum yang bertindak
objektif yang didukung oleh seluruh warga Negara akan mampu
menciptakan ketertiban dan keadilan bagi warga negaranya.

16
Sistem hukum nasional adalah perangkat hukum negara yang
secara teratur saling berkaitan mengatur ketertiban jalannya suatu
operasional kenegaran, sehingga membentuk suatu totalitas kerja
dibidang hukum secara menyeluruh di suatu negara.
2. Unsur dan Ciri Hukum
Unsur-unsur hukum antara lain:
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang
berwajib
c. Peraturan itu bersifat memaksa
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut bersifat
tegas
Ciri-ciri hukum antara lain:
a. Adanya perintah atau larangan
b. Perintah dan larangan itu harus dipatuhi dan ditaati oleh
setiap orang
c. Pelanggarannya dapat dihukum, jadi ada sanksi yang
berupa hukuman
d. Pelanggaran sanksi-sanksi hukum tercatat dalam kitab
undang-undang hukum Pidana (KUHP) atau perdata.
Contoh sanksi pidana antara lain sebagai berikut :
a. Pidana mati
b. Pidana penjara
c. Seumur hidup
d. Sementara (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-
kurangnya 1 tahun) atau pidana penjara selama waktu tertentu.
e. Pidana kurungan, sekurang-kurangnya 1 hari dan setinggi-
tingginya satu tahun
Pidana denda, sanksi yang dikenakan sebagai berikut :
a. Pencabutan hak-hak tertentu
b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu
c. Pengumuman keputusan hakim
3. Penggolongan Hukum
Hukum dapat dibedakan atau digolongkan atau dibagi menurut
bentuk, sifat, sumber, tempat berlaku, isi dan cara mempertahankannya.
a. Menurut bentuknya, hukum itu dibagi menjadi:

17
1) Hukum Tertulis, adalah hukum yang dituliskan atau
dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh: hukum
pidana dituliskan pada KUHPidana, hukum perdata
dicantumkan pada KUHPerdata.
2) Hukum Tidak Tertulis, adalah hukum yang tidak dituliskan
atau tidak dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh:
hukum adat tidak dituliskan atau tidak dicantumkan pada
perundang-undangan tetapi dipatuhi oleh daerah tertentu.
Hukum tertulis sendiri masih dibagi menjadi dua, yakni
hukum tertulis yang dikodifikasikan dan yang tidak dikodifikasikan.
Dikodifikasikan artinya hukum tersebut dibukukan dalam lembaran
negara dan diundangkan atau diumumkan. Indonesia menganut
hukum tertulis yang dikodifikasi. Kelebihannya adalah adanya
kepastian hukum dan penyederhanaan hukum serta kesatuan hukum.
Kekurangannya adalah hukum tersebut bila dikonotasikan
bergeraknya lambat atau tidak dapat mengikuti hal-hal yang terus
bergerak maju.
b. Menurut sifatnya, hukum itu dibagi menjadi:
1) Hukum yang mengatur, yakni hukum yang dapat diabaikan
bila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan
sendiri.
2) Hukum yang memaksa, yakni hukum yang dalam keadaan
apapun memiliki paksaan yang tegas.
c. Menurut sumbernya, hukum itu dibagi menjadi:
1) Hukum Undang-Undang, yakni hukum yang tercantum
dalam peraturan perundang-undangan.
2) Hukum Kebiasaan (adat), yakni hukum yang ada di dalam
peraturan-peraturan adat.
3) Hukum Jurisprudensi, yakni hukum yang terbentuk karena
keputusan hakim di masa yang lampau dalam perkara yang
sama.
4) Hukum Traktat, yakni hukum yang terbentuk karena adanya
perjanjian antara negara yang terlibat di dalamnya.
d. Menurut tempat berlakunya, hukum itu dibagi menjadi:

18
1) Hukum Nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu
negara.
2) Hukum Internasional adalah hukum yang mengatur
hubungan antar negara.
3) Hukum Asing adalah hukum yang berlaku di negara asing.
e. Menurut isinya, hukum itu dibagi menjadi:
1) Hukum Privat (Hukum Sipil), adalah hukum yang mengatur
hubungan antara perseorangan dan orang yang lain. Dapat
dikatakan hukum yang mengatur hubungan antara warganegara
dengan warganegara. Contoh: Hukum Perdata dan Hukum
Dagang. Tetap dalam arti sempit hukum sipil disebut juga
hukum perdata.
2) Hukum Negara (Hukum Publik) dibedakan menjadi hukum
pidana, tata negara dan administrasi negara.
a) Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur
hubungan antara warganegara dengan Negara.
b) Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
hubungan antara warganegara dengan alat perlengkapan
Negara.
c) Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang
mengatur hubungan antar alat perlengkapan negara,
hubungan pemerintah pusat dengan daerah.

f. Menurut waktu berlakunya, dibedakan atas:


1) Hukum positif (ius constitutum)
2) Ius constituendum yaitu hukum yang diharapkan berlaku
pada masyarakat yang akan datang.
3) Hukum alam
g. Menurut wujudnya, dibedakan atas:
1) Obyektif
2) Subyektif

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dri rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting
bagi rakyat sebab dengan demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan
sendiri jalannya organisasi Negara dijamin.
Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas
dan spesifikasi masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas
masyarakat sebagai rakyat dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut
demokrasi pancasila di mana demokrasi itu dijiwai dan diintegrasikan oleh
nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat diselewengkan begitu saja.
Sistem hukum nasional adalah perangkat hukum negara yang secara
teratur saling berkaitan mengatur ketertiban jalannya suatu operasional

20
kenegaran, sehingga membentuk suatu totalitas kerja dibidang hukum secara
menyeluruh di suatu negara. Hukum dapat dibedakan atau digolongkan atau
dibagi menurut bentuk, sifat, sumber, tempat berlaku, isi dan cara
mempertahankannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://cieh94.wordpress.com/2012/11/11/prinsip-prinsip-demokrasi/
http://dilihatya.blogspot.com/2014/05/ini-dia-contoh-kesimpulan-makalah-
yang.html
http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-makalah-yang-
baik-dan-benar.html
http://hukumpidana.bphn.go.id/sejarah-kuhp/
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi/
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/05/demokrasi-di-
indonesia-pengertian-sejarah-pelaksanaan-penerapan.html
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/05/sistem-hukum-
indonesia.html
http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-sistem-hukum-
nasional.html
http://www.abstrak.web.id/contoh-makalah/
http://www.pengertianahli.com/2014/08/macam-macam-demokrasi.html

21
22

Anda mungkin juga menyukai