Anda di halaman 1dari 59

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

sumber daya manusia untuk mewujudkan bangsa dan negara yang maju dan

mandiri.

Keberhasilan pembangunan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

adalah mutu pendidikan, lebih-lebih institusi pendidikan kesehatan yang

cukup besar pengaruhnya terhadap kemajuan pembangunan bangsa dan

negara.

Sesuai dengan program pemerintah yakni mewujudkan Indonesia sehat

2010 telah ditetapkan misi dan strategi yang meliputi Pembangunan Nasional

berwawasan Kesehatan yang dilandasi pandangan baru dan paradigma sehat,

profesionalisme, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat dan

desentralisasi.

Keempat strategi tersebut sangat relevan dengan perkembangan yang

terjadi dewasa ini. Kaitannya dengan Institusi Pendidikan Kesehatan

mempunyai peranan yang strategis dalam menyiapkan/mendidik tenaga

kesehatan yang bermutu.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) 60 tahun 1999 tentang

Pendidikan Tinggi, maka tujuan pendidikan dimaksud adalah menyiapkan

1
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, tekhnologi dan atau kesenian.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram dalam melaksanakan

pendidikan, proses belajar mengajar yang berlangsung tidak hanya terbatas

pada ruang kelas saja, namun proses pembelajaran diluar kelas baik di lahan

praktek maupun di masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan

sebagai pengklasifikasian dari apa yang telah diperoleh di dalam kelas atau di

bangku kuliah lahan praktek baik di rumah sakit, puskesmas dan atau daerah

binaan sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan

Profesionalisme bagi Mahasiswa dan juga sebagai wahana untuk

meningkatkan ketrampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah

mendapatkan pelajaran teori di kelas atau praktek di laboratorium.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

YARSI Mataram Program Pendidikan Profesi Ners melakukan Praktik Kerja

Lapangan di Kelurahan Jempong Baru. Praktek Kerja Lapangan ini

dilaksanakan dari tanggal 4 Mei-30 Juni 2015. Adapun kegiatan atau

langkah-langkah Praktik Kerja Lapangan ini adalah Pengumpulan Data,

Tabulasi data, Presentasi Lingkungan, Presentasi Lurah, Pelaksanaan

pembinaan terhadap masyarakat dan keluarga serta melakukan evaluasi.

2
1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas sesuai dengan

masalah kesehatan yanga ada secara profesional dengan melibatkan peran

serta masyarakat.

b. Tujuan Khusus

1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat

berdasarkan analisa epidemiologi, biostatistik, demografi serta ilmu

sosial budaya dan perilaku.

2) Mahasiswa mampu membuat perencanaan dalam penerapan Asuhan

Keperawatan Keluarga, Kelompok dan masyarakat.

3) Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan dalam

penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.

4) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan dalam

penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.

5) Mahasiswa mampu menerapkan pendidikan kesehatan bagi keluarga,

kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan.

6) Mahasiswa mampu membina peran serta masyarakat dan mengadakan

kerjasama lintas program dan lintas sektoral.

3
1.3 MANFAAT

a. Untuk Mahasiswa

1) Mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah kepada

pengalaman nyata dimasyarakat/komunitas

2) Menimba pengalaman belajar langsung dimasyarakat/komunitas dalam

mengenal masalah dan menentukan langkah penyelesaiannya.

b. Untuk Masyarakat

1) Masyarakat mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan

keperawatan yang ada dimasyarakat dan mencari jalan pemecahannya.

2) Masyarakat mendapatkan gambaran tentang status kesehatannya.

c. Untuk Pendidikan

Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Pendidikan Program

Studi Ners.

1.4 METODOLOGI

a. Wawancara

Metode ini dilakukan pada saat pengkajian untuk pengumpulan data

yang dilakukan pada setiap KK untuk mendapatkan data primer.

b. Observasi

Metode ini untuk memvalidasi data-data yang diperoleh pada setiap

KK, baik anggota keluarga maupun lingkungan sekitar.

4
c. Metode Kunjungan Kantor Lurah

Metode ini dilakukan untuk mengadakan diskusi dengan staff lurah

dalam usaha pengumpulan data dan pemecahan dalam menghadapi

masalah.

d. Kepustakaan/literatur

Metode ini digunakan sebagai panduan dalam menyusun,

melaksanakan dan evaluasi semua program yang ada sesuai dengan

masalah yang dihadapi KK.

1.5 RENCANA KEGIATAN

Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan dari tanggal 4 Mei

sampai dengan 30 Mei 2015 di Kelurahan Jempong Baru sebagai berikut :

a. Perkenalan dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di masing-

masing lingkungan pada tanggal 4 Mei 2015.

b. Orientasi wilayah PKL Mahasiswa dan Pembagian pendataan pada

tanggal 5 Mei2015.

c. Meneruskan pendataan dan pengkajian Askep Komunitas dari tanggal

4 Mei sampai tanggal 7 Mei 2015.

d. Pengolahan Data dan Analisa Data (Tabulasi Data) pada 8 Mei 2015

sampai dengan 10 Mei 2015.

e. Pelaksanaan persentasi masyarakat Kelurahan Jempong Baru pada

tanggal 14 Mei 2015

5
f. Pelaksanaan persentasi Lingkungan Jempong Baru pada tanggal 20

Mei 2015

g. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas bersama masyarakat

berdasarkan masalah yang ditemukan atau yang telah disepakati

melalui pendekatan edukatif, epidemiologi, proses keperawatan dan

manajemen/kepemimpinan pada tanggal 26- 28 Mei 2015

h. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas tanggal 30 Mei 2015.

6
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah untuk mencapai hidup

sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai

arti yang erat kaitannya dengan pengembangan dan peningkatan sumber daya

manusia Indonesia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.

Berbagai upaya dilaksanakan untuk mencapai derajat kesehatan dasar dengan

melibatkan peran serta masyarakat secara aktif, kerja sama lintas program dan

lintas sektoral.

Untuk mengoptimalkan hal tersebut diatas, diperlukan pengetahuan

penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, yang erat kaitannya

dengan epidemiologi, sosial, statistik kesehatan dan untuk mengubah perilaku

masyarakat diperlukan pengetahuan pendidikan kesehatan. Seorang perawat

kesehatan masyarakat, Puskesmas, Posyandu dan lain-lain. Hal tersebut sangat

penting, karena setiap masalah kesehatan masyarakat yang terjadi tidak terlepas

dari faktor-faktor lingkungan, perilaku, fasilitas kesehatan dan faktor-faktor

keturunan.

7
2.1 PENGERTIAN

a. Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan di bidang kesehatan yang

didasari ilmu dan kiat keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga,

paguyuban dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat, sejak lahir

sampai meninggal. Pelayanan berupa bantuan yang diberikan karena

kelemahan fisik, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan

menuju kepada kemampuan hidup mandiri memenuhi kebutuhan fisik

sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan

sesuai wewenang, tanggung jawab serta kode etik profesi keperawatan

(Nasrul Effendy, 1989).

b. Kesehatan

Kesehatan tidak pernah konstan, Parson (1972) mengatakan kesehatan

adalah kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif,

sedangkan Dubois (1978) mengatakan bahwa kesehatan adalah proses

yang kreatif, dimana individu secara aktif dan terus menerus mengadaptasi

lingkungan. Dan menurut beberapa ahli keperawatan diantaranya Paplan

H. mengatakan bahwa kesehatan adalah proses yang berlangsung

mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif, Oream E.D

mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan integritas individu. Dan

Hendric Blum (1974) mengatakan bahwa ada empat faktor utama yang

8
mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu : lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan.

c. Masyarakat

Koentjaraningrat (1990) mengatakan bahwa masyarakat adalah

kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat

istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas

bersama. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,

perawat melihat masyarakat sebagai kumpulan individu dalam suatu

hubungan yang saling ketergantungan untuk memperoleh kebutuhan

hidupnya secara terorganisir.

d. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Menurut rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat (1990),

Perkesmas adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan

antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran

serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan

preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif

dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh,

melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan (Nasrul

Effendy, 1998).

9
2.2 TUJUAN PERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi

kehidupan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki masyarakat.

2.3 SASARAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

a. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan dan atau keperawatan, karena

ketidakmampuan merawat dirinya sendiri, oleh karena sesuatu sebab,

maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara

fisik, mental maupun sosial.

b. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam

satu rumah tangga, karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau

adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila

salah satu arau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan

dan atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga

yang lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

10
c. Kelompok Khusus

Adalah kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,

umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisir yang sangat rawan

terhadap masalah kesehatan diantaranya adalah :

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat

pertumbuhan dan perkembangan misalnya : bayi, balita, ibu hamil,

anak usia sekolah, usia lanjut dan lain-lain.

2) Kelompok dengan masalah kesehatan khusus misalnya : penderita

TBC, AIDS, DM, lepra, penyakit jantung koroner dan lain-lain.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit misalnya :

WTS, penyalahgunaan narkoba dan lain-lain.

4) Kelompok yang terdapat di lembaga sosial misalnya : panti wredha,

panti asuhan, panti rehabilitasi dan lain-lain.

d. Masyarakat atau Komunitas

Adalah kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup

lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sendiri dan

mengganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-

batas yang telah ditetapkan dengan jelas, misalnya : masyarakat RT, RW,

Kelurahan, dan lain-lain. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula

dari masalah kesehatan individu, keluarga ataupun perilaku kelompok

yang ada di masyarakat.

11
2.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup perkesmas meliputi upaya-upaya peningkatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), pengobatan & pemeliharaan kesehatan

(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

a. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok, masyarakat dengan jalan memberikan :

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat.

2) Peningkatan gizi.

3) Pemeliharaan Kesehatan perorangan.

4) Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan.

5) Olahraga secara teratur.

6) Rekreasi.

7) Pendidikan sex.

b. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk pencegahan, peningkatan kesehatan

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :

1) Imunisasi masal terhadap balita, anak serta ibu hamil.

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,

maupun kunjungan rumah.

3) Pemberian vitamin A yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di

rumah.

12
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan ibu menyusui.

c. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-

anggota keluarga, kelompok, yang menderita penyakit, masalah kesehatan

melalui kegiatan :

1) Perawatan orang sakit di rumah (Home Care).

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas

dan rumah sakit.

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin

dan nifas.

4) Perawatan buah dada.

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

d. Upaya rehabilitatif

Merupakn upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di

rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menederita

penyakit yang sama, misalnya : kusta, TBC, cacat fisik, dan yang lainnya

melalui kegiatan :

1) Latihan fisik bagi yang menderita gangguan fisik seperti penderita

kusta, patah tulang dan kelainan bawaan.

2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya

: TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke, fisioterapi manual

yang mungkin dilakukan perawat.

13
e. Upaya Resosialitatif

Adalah upaya untuk mengembangkan individu, keluarga dan

kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, karena menderita suatu

penyakit tertentu misalnya : Kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok

masyarakat seperti kelompok tuna susila, tuna wisma, dan sebagainya.

Disamping itu adalah bagaimana meyakinkan masyarakat untuk dapat

menerima kembali kelompok-kelompok yang mempunyai masalah

kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah yang mereka

derita tidak berbahaya terhadap kesehatan secara keseluruhan. Tentunya

perlu memberikan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang

jelas dan dapat dimengerti.

2.5 PRINSIP DASAR

Prinsip dasar dalam pelaksanaan praktek keperawatan kesehatan

masyarakat adalah sebagai berikut :

a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

b. Ada 4 tingkat sasaran yang saling berhubungan yaitu individu, keluarga,

kelompok khusus dan masyarakat (komunitas).

c. Perawat kesehatan “bekerja dengan” dan bukan “bekerja untuk” individu,

keluarga, kelompok khusus dan masyarakat.

d. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah

menggunakan pendekatan pemecahan masalah proses keperawatan.

14
2.6 PENDEKATAN

Pendekatan yang digunakan dalam pemecahan masalah kesehatan

masyarakat adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving

approach) dengan metodologi proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Pengkajian terdiri dari pengumpulan data, pengolahan dan analisa data.

b. Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan atau penetapan diagnosis

keperawatan.

c. Perencanaan asuhan keperawatan (nursing care plan) terdiri dari : prioritas

masalah, penetapan tujuan umum dan khusus, penetapan rencana kegiatan

atau intervensi dan penetapan kriteria keberhasilan.

d. Pelaksanaan atau implementasi yaitu melaksanakan rencana yang telah

disusun dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

e. Penilaian atau evaluasi yaitu menilai keberhasilan tujuan atau hasil dan

keberhasilan proses sejak pengkajian sampai dengan pelaksanaan, atau

dengan kata lain dengan mempertimbangkan komponen sebagai berikut:

daya guna (cost efektifitas), hasil guna (cost efisiensi), kelayakan atau

kesesuaian (adequacy) dan kemajuan ( progress).

2.7 PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS

Perawatan kesehatan komunitas yang mempunyai tujuan akhir untuk

memandirikan masyarakat, dilakukan dengan tindakan yang berkelanjutan

yaitu dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, dalam hal ini

15
proses keperawatan komunitas yang terdiri dari 5 (lima) tahap yaitu :

pengkajian diagnosis keperawatan komunitas, perencanaan keperawatan

(nursing care plan) pelaksanaan tindakan keperawatan dan penilaian.

a. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan adalah pengkajian komunitas beserta

faktor lingkungannya. Pengkajian komunitas menurut Betty Neuman’s

terdiri dari :

1) Core/Inti

Terdiri dari data demografi, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,

agama, riwayat timbulnya kelompok, nilai-nilai dan lain-lain.

2) Subsistem yang mempengaruhi komunitas

Perumahan, pendidikan komunitas, keamanan/ketertiban,

politik/kebijaksanaan, pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem

komunitas, ekonomi, rekreasi dan lain-lain.

b. Diagnosis keperawatan komunitas.

Diagnosis keperawatan komunitas diletakkan berdasarkan reaksi

komunitas terhadap stresor terdiri dari : masalah (problem), penyebab

(etiologi) dan data (sympton).

Contoh :

1) Resiko timbulnya penyakit akibat lingkungan yang kotor.

2) Rendahnya ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di pelayanan

kesehatan.

16
3) Resiko terjadinya penularan penyakit diare berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan dan ketidak mampuan masyarakat memelihara

lingkungan yang menunjang kesehatan ditandai dengan:

 Dua orang penderita diare, belum dibawa ke Puskesmas.

 Masyarakat mempunyai kebiasaan minum air bersih.

 Hidangan/makanan di tempat pesta adat tidak ditutup.

 Masyarakat mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum

makan.

c. Perencanaan keperawatan (nursing care plan) meliputi kegiatan :

1) Menetapkan skala prioritas atau seleksi (penapisan) diagnosis

keperawatan komunitas.

Menetapkan skala prioritas atau penapisan diagnosis keperawatan,

untuk menentukan tindakan yang terlebih dahulu ditanggulangi karena

dianggap dapat mengancam kesehatan atau mengancam kehidupan

masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :

 Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.

 Kebijaksanaan nasional dan daerah setempat.

 Kemampuan dan sumber daya masyarakat.

 Ketertiban, partisipasi dan peran serta masyarakat.

17
Kriteria skala prioritas :

 Perhatian masyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap.

Keterlibatan emosional masyarakat terhadap masalah kesehatan

yang dihadapi dan urgensinya untuk ditanggulangi.

 Prevalensi yang menunjukkan jumlah kasus.

 Seberapa jauh masalah tersebut dapat memberikan atau

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.

 Kemungkinan masalah untuk dapat ditanggulangi (dapat

disesuaikan dengan kebutuhan/permasalahan atau situasi setempat).

2) Masalah disusun berdasarkan skala prioritas.

3) Menetapkan sasaran dan tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus).

4) Menetapkan strategi intervensi atau rencana tindakan.

5) Menetapkan kriteria evaluasi atau kriteria keberhasilan.

d. Pelaksanaan tindakan keperawatan (implementasi)

Dalam pelaksanaan praktek keperaatan komunitas, fokus yang

diikuti adalah tiga tingkat pencegahan yaitu :

1). Pencegahan primer; penyuluhan, imunisasi, asuhan prenatal, dll

2). Pencegahan sekunder : menetapkan diagnosis dini dan intervensi yang

tepat untuk menghambat proses patologi sehingga memperpendek

waktu sakit dan tingkat keparahan.

misalnya :

 mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang


18
 memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala.

3). Pencegahan tertier

Rehabilitasi sebagai pencegahan tertier yaitu untuk menghambat

proses penyakit dan untuk menghambat proses penyakit dan

mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari

ketidakmampuannya.

e. Penilaian atau evaluasi

Penilaian dilakukan untuk menilai respon komunitas terhadap program

kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah : Input, proses dan output

fokus evaluasi :

1) Relevansi (kesesuaian)

2) Perkembangan atau kemajuan (progress)

3) Efisiensi (hasil guna)

4) Efektifitas (daya guna)

5) Dampak

Kegunaan penilaian :

a) Untuk menetukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat

yang diberikan

b) Untuk menilai hasil guna dan produktifitas asuhan keperawatan

yang diberikan

c) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan


19
d) Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus

baru dalam proses keperawatan

20
BAB 3

TABULASI DATA

PELAKSANAAN PERAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) MAHASISWA

STIKES YARSI MATARAM PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

3.1 PENGKAJIAN

A. GAMBARAN UMUM WILAYAH

1. Keadaan Geografis

a. Luas wilayah Kelurahan : 510,50 H

b. Batas-batas Wilayah

1) Sebelah Utara : Kelurahan Pagesangan

2) Sebelah Selatan : Desa Paok Dodol

3) Sebelah Barat : Kelurahan TanjunKarang

4) Sebelah Timur : Kelurhan Pagutan

2. Keadaan Demografis

Keadaan penduduk Dusun sampai dengan 3 (tiga) tahun adalah terdiri atas:

Jumlah Penduduk : 10.146 Jiwa

a. Laki-laki : 4.871 Jiwa

b. Perempuan : 5.275 Jiwa

c. Jumlah Keluarga : 2.786 KK

d. Jumlah RT : 51 RT

21
3. Keadaan Geografis

a. Tinggi tempat dari permukaan laut : 20 M

b. Curah hujan rata-rata per tahun : 263

c. Keadaan suhu rata-rata : 27 0C – 32 0C

4. Keadaan Agama

a. Islam :9.581 orang

b. Hindu :483 orang

c. Protestan :70 orang

d. Katholik :12 orang

e. Budha :-

B. DATA DEMOGRAFI/KEPENDUDUKAN
1. Distribusi penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin
Tingkat
No Laki-laki Perempuan Jumlah %
Penduduk
1 0-12 bulan 213 243 456 4,49
2 1-4 tahun 404 441 845 8,32
3 5-6 tahun 379 430 809 7,97
4 7-12 tahun 561 610 1171 11,54
5 13-15 tahun 387 425 812 8,00
6 16-18 tahun 403 413 816 8,04
7 19-25 tahun 516 558 1074 10,58
8 26-35 tahun 761 744 1505 14,83
9 36-55 tahun 864 933 1797 17,71
10 56-75 tahun 265 318 583 5,74
11 75 tahun ke atas 118 160 276 2,72
Jumlah 4.871 5.275 10.146 100
Dari tabel di atas, di dapatkan bahwa sebagian besar warga

Kelurahan Jempong Baru berusia 36-55 tahun dengan jumlah 1797 orang

22
(17,71%) dan paling sedikit berada pada usia 75 tahun ke atas dengan

jumlah 276 (2,72%).

2. Distribusi penduduk beradasarkan Agama


No Menurut Agama Jumlah %
1 Islam 9.581 94,43
2 Hindu 483 4,76
3 Protestan 70 0,68
4 Katholik 12 0,11
5 Budha 0 0
Jumlah 10.146 100
Dari tabel diatas didapatkan semua warga Kelurahan Jempong

Baru beragama Islam dengan jumah 9.581 orang (94,43%) dan untuk

agama lain tidak ada.

3. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan


No Tingkat Penduduk Jumlah %
1 Belum Sekolah 2.278 22,45
2 Tidak Tamat SD 2.583 25,45
3 SD 2.413 23,78
4 SMP 1.410 13,89
5 SMA 1.046 10,30
6 D3 260 2,56
7 Sarjana S1/S2 156 1,53
Jumlah 10.146 100
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data bahwa sebagian besar

penduduk kelurahan jempong baru tidak tamat SD dengan jumlah 2.583

orang (25,45%) dan yang paling sedikit yaitu Sarjana dengan jumlah yaitu

156 orang (1,53%).

23
4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah %
1 Pertanian dan peternakan 763 28.9
2 PNS 327 34.0
3 TNI/POLRI 90 1.4
4 Pedagang 165 0.3
5 Penjahit 27 0.9
6 Tukang Batu 133 34.6
7 Tukang Kayu 166
Jumlah 10.146 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Sebagian besar dari KK

adalah sebagai pertanian dan peternakan dengan jumlah763 org (28,9%),

dan yang paling sedikit sebagai penjahit dengan jumlah 27 orang (0,9%).

C. DATA LINGKUNGAN FISIK


1. Distribusi Kepala Keluarga (KK) Menurut Tipe Perumahan
No Tipe Rumah Jumlah %
1 Permanen 220 100
2 Semi Permanen 0 0
3 Tidak Permanen 0 0
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan Sebagian besar dari rumah

penduduk permanen dengan jumlah 220 rumah (100%), dan paling

sedikit rumah warga Kelurahan Jempong Baru adalah semi permanen

dengan jumlah 0 (0%).

2. Distribusi KK Menurut Status Kepemilikan Rumah


No Kepemilikan Jumlah %
1 Milik Sendiri 213 96,5
2 Numpang 7 3,5
3 Sewa 0 0
Jumlah 220 100

24
Berdasarkan tabel diatas didapatkan sebagian besar dari

penduduk memiliki rumah sendiri dengan jumlah 213 orang (96,5%),

dan paling sedikit warga yang numpang dengan jumlah 7 orang

(3,5%).

3. Distribusi KK Menurut Jenis Lantai


No Lantai Jumlah %
1 Tanah 0 0
2 Papan 0 0
3 Tehel/Kramik 100 45,45
4 Semen/Pleteran 120 54,55
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling

banyak rumah penduduk berlantaikan semen dengan jumlah 120

rumah (54,55%), dan yang paling sedikit berlantaikan tanah dan papan

dengan jumlah 0 rumah (0%).

4. Distribusi KK Menurut Ventilasi Rumah


No Lantai Rumah Jumlah %
1 Ada, dipergunakan 105 47,73
2 ada, tidak dipergunakan 115 52,27
3 Tidak ada 0 0
Jumlah 120 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan paling banyak

rumah warga Kelurahan Jempong Baru menggunakan ventilasi dan

difungsikan dengan jumlah 105 rumah (47,73%), dan ada tapi tidak di

pergunakan dengan jumlah 115 rumah (52,27%) dan sebagian kecil

warga yang pentilasi rumahnya tidak ada dengan jumlah 0 rumah

(0%).

25
5. Sistem Pencahayaan Rumah Pada Siang Hari
No Pencahayaan Jumlah %
1 Terang 150 68,18
2 Remang-remang 70 31,82
3 Gelap 0 0
Jumlah 220 100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling

banyak system pencahayaan rumah dengan pencahayaan terang

dengan jumlah 150 rumah (68,18%), dan yang paling sedikit dengan

pencahayaan remang-remang sebanyak 70 rumah (31,82%).

6. Jarak Rumah Dengan Tetangga


No Jarak Rumah Jumlah %
1 Bersatu 20 9,09
2 Dekat 120 54,55
3 Terpisah 80 36,36
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jarak rumah

dengan tetangga paling banyak bersatu dengan jumlah 20 rumah

(9,09%), dan yang paling sedikit adalah terpisah dengan jumlah 80

rumah (36,36%).

7. Halaman Disekitar Rumah


No Halaman Jumlah %
1 Ada, di manfaatkan 80 36,36
2 Ada, tidak di manfaatkan 120 54,55
3 Tidak Ada 20 9,09
Jumlah 220 100
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

halaman rumah masyarakat Kelurahan Jempong Baru paling banyak

26
tidak ada dengan jumlah 120 rumah (54,55%), dan yang paling sedikit

adalah ada, tidak dimanfaatkan dengan jumlah 20 rumah (9,09%).

8. Pemanfaatan Pekarangan Rumah


No Pemanfaatan Pekarangan Jumlah %
1 Kebun 40 18,18
2 Kolam 10 4,55
3 Kandang 50 22,72
4 Tidak di manfaatkan 120 54,55
Jumlah 220 100
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

pekarangan rumah masyarakat Kelurahan Jempong Baru paling

banyak dijadikan sebagai kandang dengan jumlah 50 rumah (22,72%)

dan paling sedikit kolam dengan jumlah 10 pekarangan rumah

(4,55%).

D. SUMBER AIR BERSIH


1. Sumber Air Untuk Masak Dan Minum
No Sumber Air Jumlah %
1 PAM 70 31,82
2 Sumur 50 22,72
3 Mineral 100 45,45
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan paling banyak masyarakat

yang menggunakan air mineral dengan jumlah 100 KK (45,45%) dan

yang paling sedikit masyarakat menggunakan air sumur dengan jumlah

50- KK (22,72%).

27
2. Sistem Pengolahan Air Minum
No Pengolahan Jumlah %
1 Dimasak 139 63,18
2 Tidak dimasak 81 36,82
Jumlah 220 100.0
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

pengolahan air minum dengan cara dimasak sebanyak 139 KK (63,18%)

dan pengolan air minum dengan cara tidak dimasak sebanyak 81 KK

(36,82%).

3. Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci


No Sumber Air Jumlah %
1 PAM 165 75
2 Sumur 55 25
3 Air sungai atau jublang 0 0
Jumlah 220 100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sumber air

untuk mandi dan mencuci paling banyak menggunakan air PAM dengan

jumlah 165 KK (75%), dan yang paling sedikit menggunakan air sumur

sebanyak 55 KK (25%)

4. Jarak Sumber air dengan septic tank


No Jarak Jumlah %
1 Kurang dari 10 meter 132 60
2 lebih dari 10 meter 88 40
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jarak sumber

air dengan septik tank yang kurang dari 10 meter sebanyak 132 KK

(60%) dan yang lebih dari 10 meter sebanyak 88 KK (40%).

28
5. Tempat Penampungan Air Sementara
No Penampungan Jumlah %
1 Bak 145 65,90
2 Ember 65 29,55
3 Gentong 10 4,55
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tempat

penampungan air sementara yang paling banyak digunakan oleh warga

yaitu menggunakan BAK sebanyak 145 KK (65,90% ) menggunakan

ember 65 KK (2955%) sedangkan yang menggunakan gentong 10 KK

(4,55%).

6. Kondisi Penampungan Air


No Kondisi Tempat Jumlah %
1 Tertutup 120 36,37
2 Terbuka 140 63,63
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi tempat

penampungan air warga yang paling banyak adalah kondisi terbuka

sebanyak 140 KK (63,63%) dan yang paling sedikit dengan kondisi

penampungan air yang tertutup sebanyak 120 KK (36,37%).

7. Kondisi Air Ditempat Penampungan


No Kondisi Air Jumlah %
1 Berwarna 0 0
2 Berbau 0 0
3 Berasa 20 9,09
4 tidak berasa/berbau/berwarna 200 90,91
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa warga

memiliki kondisi air di tempat penampungan air warga tidak berasa/tidak


29
berbau dengan jumlah 200 KK (90,91%). Dan memiliki kondisi air

berasa dengan jumlah 20 KK (9,09)

E. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH


1. Pembuangan Sampah
No Sistem Pembuangan Jumlah %
1 TPU 50 22,72
2 Di sungai 64 29,09
3 Di timbun 30 13,65
4 Di bakar 36 16,36
5 Di sembarang tempat 40 18,8
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

pembuangan sampah yang paling banyak digunakan warga adalah

dengan cara dibuang ke sungai sebanyak 64 KK (29,09%) dan yang

paling sedikit dengan cara ditimbun sebanyak 30 KK (13,65%).

2. Tempat Penampungan Sampah Sementara


No Penampungan Sementara Jumlah %
1 Ada 88 40
2 tidak ada/sembarangan 132 60
Jumlah 220 100
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling

banyak warga mempunyai tempat penampungan sampah sementara

sebanyak 88 KK (40%) dan yang tidak memiliki tempat penampungan

sampah sementar sebanyak 132 KK (60%).

3. Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara


No Kondisi Penampungan Jumlah %
1 Terbuka 140 63,64
2 Tertutup 80 36,36
Jumlah 220 100
30
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Hampir

seluruh warga memiliki tempat penampungan sampah sementara dengan

terbuka sekitar 140 KK (63,64%) dan yang tertutup 80 KK (36,36%) .

4. Jarak Penampungan Sampah Dengan Rumah


No Jarak Dengan Rumah Jumlah %
1 kurang 5 meter 155 70,45
2 lebih 5 meter 65 29,55
Jumlah 220 100
Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulakn bahwa jarak

tempat penampungan sampah dengan rumah waraga yang kurang dari 5

meter sebanyak 155 KK (70,45%) dan lebih dari 5 meter sebanyak 65

KK (29,55 %)

SISTEM PEMBUANGAN KOTORAN RUMAH TANGGA


1. Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar
No Kebiasaan Keluarga BAB Jumlah %
1 WC 180 81,82
2 Sungai 20 9,09
3 Sembarang Tempat 20 9,09
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar warga yang BAB menggunakan WC sebanyak 180 KK (81,82%),

menggunakan sungai sebanyak 20 KK (9,09%) dan yang BAB di

sembarang tempat 20 KK (9,09%)

2. Jenis Jamban Yang Digunakan


No Jenis Jamban Jumlah %
1 Cemplung 40 18,19
2 Plengsengan 0 0
3 Leher Angsa 180 81,81

31
4 lai-lain 0 0
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar

warga memiliki jenis jamban dari leher angsa sebanyak 180 KK

(81,81%), dan dalam bentuk cemplung sebanyak 40 warga (18,19%).

3. Sistem Pembuangan Air Limbah


No Tempat Pembuangan Jumlah %
1 Resapan 30 13,63
2 Selokan 180 81,81
3 Sembarang tempat 10 4,56
Jumlah 220 100
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan Sebagian besar

warga membuang air limbah di selokan/got sebanyak 180 KK (81,81%)

dan paling sedikit warga membuang air limbah di sembarang tempat

yaitu sebanyak 10 KK (4,56%)

F. HEWAN PELIHARAAN
1. Kepemilikan Hewan Ternak Dirumah
No Hewan Peliharaan Jumlah %
1 Ada 70 31,82
2 Tidak Ada 150 68,18
Jumlah 220 100
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat tidak memiliki hewan ternak yaitu sebanyak 150 KK

(68,18%) dan warga yang memiliki hewan ternak sebanyak 70 KK

(31,82%).

32
2. Letak Kandang
No Letak Kandang Jumlah %
1 Dalam rumah 10 1,42
2 Luar rumah 60 8,58
Jumlah 70 100

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua

masyarakat memposisikan kandangya di luar rumah yaitu sebanyak 60

KK (8,58%) dan masyarakat yang memposisikan kandang ternaknya di

dalam rumah yaitu sebanyak 10 KK (1,42%).

3. Kondisi Kandang
No Kondisi Kandang Jumlah %
1 Terawat 45 6,42
2 Tidak terawatt 25 3,58
Jumlah 70 100
Berdsarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan kondisi kandang

masyarakat jempong baru banyak tidak terawat yaitu sebanyak 25

kandang (3,58%), sedangkan untuk yang terwat sebanyak 45 kandang

(6,42%).

G. KONDISI KESEHATAN UMUM


1. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana Kesehatan Yang Paling Dekat
No Sarana Kesehatan Terdekat Jumlah %
1 Rumah Sakit 0 0
2 Puskesmas 1 20
3 Polindes 0 0
4 Dokter Praktek 4 80
Jumlah 5 100

33
Berdasarkan tabel diatas dapat disilmpulkan bahwa sebagian

besar sarana yang paling dekat dengan masyarakat yaitu dokter

praktek sebanyak 4 (80%).

b. Tempat Berobat Keluarga


No Kebiasaan Berobat Jumlah %
1 Puskesmas 178 80,91
2 Rumah sakit 42 19,09
3 Dokter Peraktik 0 0
4 Perawat/Bidan 0 0
5 Balai Pengobatan 0 0
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disilmpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat mempunyai kebiasaan berobat ke puskesmas yaitu

sebanyak 178 KK (80,91%), Sedangakan Masyarakat berobat Ke RS

Yaitu Sebanyak 42 KK (19,09%) dan tidak ada masyarakat yang

berobat ke dokter peraktik,perawat maupun Balai Kesehatan.

c. Kebiasaan Sebelum Berobat


No Kebiasaan Sebelum Berobat Jumlah %
1 Beli obat bebas 144 65,45
2 Jamu 76 34,55
3 Tidak ada 0 0
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat yang mempunyai kebiasaan beli obat bebas

sebelum pergi berobat ke tempat kesehatan terdekat yaitu sebanyak

144 KK (65,45%) dan masyarakat yg mengkonsumsi jamu sebelum

berobat yaitu sebnyak 76 KK (34,55%).

34
d. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
No Pendanaan Kesehatan Jumlah %
1 BPJS 178 80,90
2 Umum 42 19,10
Jumlah 220 100
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar masyarakat menggunakan umum yaitu sebanyak 42

KK (19,10%) dan yang menggunakan BPJS sebanyak 178 KK

(80,90%)

e. Penyakit Yang Sering Di Derita Keluarga 6 Bulan Terakhir


No Penyakit Yang Diderita Jumlah %
1 Batuk 30 13,65
2 Arthritis Rheumatoid 40 18,19
3 Pusing 10 4,54
4 Hipertensi 50 22,72
5 Diare 15 6,82
6 Malaria 5 2,27
7 Pilek 45 20,45
8 ISPA 0 0
9 Penyakit kulit 25 11,36
Jumlah 220 100
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar penyakit yang sering diderita oleh masyarakat

Jempong Baru adalah Hipertensi yaitu 50 KK (22,72%) dan yang

paling sedikit yaitu menderita malaria sebanyak 5 KK (2,27%)

2. Ibu Hamil dan Menyusui


a. Jumlah Pasangan Usia Subur
No PUS Jumlah %
1 21-30 thn 156 70,00
2 31-40 thn 64 30,00
3 41-50 thn 0 0
35
Jumlah 220 100
Dari tabel di atas dapat disimpulakan bahwa jumlah pasangan

usia subur berdasarkan umur paling banyak berusia 21-30 tahun yaitu

sebanyak 156 KK (70,00%) dan paling sedikit berusia 31-40 tahun

yaitu sebanyak 64 KK (30,00%).

b. PUS Yang Menjadi Akseptor KB


No Akseptor KB Jumlah %
1 Ya, menggunakan KB 132 60
2 Tidak menggunakan KB 88 40
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa paling

banyak PUS yang menggunakan akseptor KB yaitu 132 KK (60%)

sedangkan yang tidak menggunakan KB sebanyak 88 KK (40%).

c. Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan


No Jenis Kontrasepsi Jumlah %
1 IUD 2 1,51
2 Suntik 98 74,24
3 Pil 32 24,24
4 Susuk 0 0
5 Tubektomi 0 0
6 Kalender 0 0
Jumlah 132 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jenis

kontrasepsi yang paling banyak digunakan warga yaitu suntik

sebanyak 98 orang (74,24%) dan paling sedikit menggunakan IUD

yaitu sebanyak 2 orang (1,51%) sedangkan yang menggunakan pil

yaitu sebanyak 32 KK (24,24%).

36
d. Jumlah Ibu Hamil
No Jumlah Bumil Jumlah %
1 Ya (Hamil) 48 21,9
2 Tidak (hamil) 172 78,1
Jumlah 220 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu

hamil di Jempong Barat yaitu sebanyak 48KK (21,9%).

e. Usia Kehamilan
No Usia Kehamilan Jumlah %
1 Trimester I 20 41,7
2 Trimester II 15 31,2
3 Trimester III 13 27,1
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakn bahwa usia

kehamilan berdasarkan usia kehamilan yaitu 48 orang memiliki umur

kehamilan trimester I, 20 orang (41,7%) memiliki umur kehamilan

trimester II, 15 orang (31,2%) dan memiliki umur kehamilan trimester

III, 13 orang (27,1%).

f. Frekuensi Kehamilan
No Kehamilan Ke- Jumlah %
1 I 9 18,8
2 II 10 20,8
3 III 19 39,6
4 Lebih dari III 10 20,8
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel di atas dapat simpulkan bahwa frekwensi

kehamilan ke 1 yaitu 9 orang (18,8%), mengalami kehamilan yang ke

2 yaitu 10 orang (20,8%) mengalami kehamilan yang ke 3 yaitu 19

orang (39,6%).

37
g. Usia Ibu Hamil
No Usia Bumil Jumlah %
1 20-35 28 58,3
2 Lebih dari 35 20 41,7
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakn bahwa jumlah ibu

hamil berdasarkan umur 20-35 yaitu 28 orang (58,3%) sedengankan

usia bumil yang usianya lebih dari 35 tahun yaitu 20 orang (41,7%)

h. Tempat periksa Kehamilan


No Tempat Periksa Kehamilan Jumlah %
1 Puskesmas 22 45,8
2 Bidan 18 37,5
3 Lainnya/dr.specialis kandungan 8 16,7
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas sebanyak

22 orang (45,8%) dan 18 orang (37,5%) memeriksakan kehamilannya

di bidan.

i. Frekuensi Periksa Kehamilan


No Pemeriksaan Kehamilan Jumlah %
1 2 kali 28 58,3
2 4 kali 20 41,7
Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 20 orang

(41,7%) memeriksakan kandungannya sebanyak 4 kali dan 28 orang

atau (58,3%) memeriksakan kandungannya sebanyak 2 kali.

38
j. Imunisasi TT
No Imunisasi TT Jumlah %
1 Lengkap 28 62,5
2 Tidak lengkap 20 41,7
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 28 orang

(62,5%) yang mendapatkan imunisasi TT (tetanus toksoid) dengan

lengkap.

k. Penyakit Yang diderita Ibu Hamil


No Penyakit Yang Diderita Jumlah %
1 Hipotensi
2 Anemia 5 10,4
3 Bengkak 3 6,0
4 Mual/muntah 20 41,6
5 Varises 5 10,0
6 Tidak ada keluhan 15 32,0
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seagian
besar penyakit yang diderita oleh ibu hamil yaitu 20 orang (41,6%)
mengalami mual/muntah.
l. Jumlah Ibu Menyusui
No Jumlah Buteki Jumlah %
1 Ya, meneteki 40 100
2 Tidak meneteki 0 0
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa jumlah

ibu menyusui yaitu 40 orang (100%) sedangkan yang tidak meneteki

tidak ada.

39
m. Lama Ibu menyusui
No Lama Menyusui Jumlah %
1 Kurang dari 1 bulan
2 1-4 bulan 28 70
3 5-12 bulan 10 25
4 Lebih 12 bulan 2 5
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa paling

banyak lama ibu menyusui yaitu 1-4 bulan sebanyak 28 orang (70%)

dan yang paling sedikit lebih 12 bulan sebanyak 2 orang (5%)

sedangkan 5-12 bulan sebanyak 10 orang atau (25%).

3. Balita
a. Jumlah Balita
No Balita Jumlah %
1 Ya, tergolong balita 1.301 12,82
2 Tidak tergolong balita 8.845 87,17
Jumlah 10146 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat jempong baru tidak tergolong balita yaitu sebanyak

8.845 orang (87,17%) dan yang tergolong balita sebanyak 1.301 orang

(12,82%).

b. Kebiasaan Keposyandu
No Kebiasaan Jumlah %
1 ke posyandu 40 100
2 Tidak ke posyandu 0 0
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa semua

warga mempunyai kebiasaan ke posyandu dan tidak ada warga yang

memiliki kebiasaan tidak ke posyandu.

40
c. Imunisasi Balita
No Imunisasi Jumlah %
1 Lengkap 40 100
2 Belum lengkap 0 0
3 tidak lengkap 0 0
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa balita

sudah imunisasi lengkap yaitu sebanyak 40 orang (100%).

d. Kepemilikan Kartu Menuju Sehat


No KMS Jumlah %
1 Ya memiliki 180 81,8
2 tidak memiliki 40 18,2
Jumlah 220 100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah

kepemilikan kartu menuju sehat sebanyak 180 orang, (81,8%),

sedangkan balita yang tidak memiliki KMS sebanyak 40 orang atau

(18,2%).

e. Hasil Penimbangan Balita


No Hasil Penimbangan KMS Jumlah %
1 Hijau 25 63,5
2 Di atas hijau kuning 15 37,5
3 Di bawah titik-titik 0 0
4 Di bawah merah 0 0
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan sebagaian besar

hasil penimbangan bayi paling banyak yaitu hijau sebanyak 25 orang

(63,5%) dan yang paling sedikit di atas hijau kuning sebanyak 15

orang (37,5%) sedangkan di bawah titik-titik dan di bawah merah

tidak ada.

41
4. Remaja
a. Kegiatan Remaja Diluar Sekolah
No Kegiatan di Luar Sekolah Jumlah %
1 Keagamaan 8 8,5
2 Karang taruna 22 23,4
3 Olahraga 14 14,9
4 lain-lain 50 53,2
Jumlah 94 100
Berdasarkan hasil tabulasi data didapatkan hasil kegiatan

remaja diluar sekolah paling banyak yaitu lain-lain dengan jumlah 50

orang (53,2%), sedangkan paling rendah yaitu keagamaan yang

berjumlah 8 orang (8,5%).

b. Penggunaan Waktu Luang


No Alasan Tidak Ada Kegiatan Jumlah %
1 Musik/TV 50 53,19
2 Olahraga 30 31,91
3 Rekreasi 30 31,91
4 Keagamaan 14 14,89
Jumlah 94 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar remaja memiliki alasan tidak ada kegiatan karena menontn TV

yaitu sebanyak 50 orang (53,19%) dan yang paling sedikit yaitu

keagamaan yaitu sebanyak 14 orang (14,89%).

c. Kebiasaan Remaja
No Masalah Remaja Jumlah %
1 Merokok 50 53,19
2 Alcohol 0 0
3 Lainnya 20 21,27
4 Keagamaan 24 25,53
Jumlah 94 100

42
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar remaja mempunyai kebiasaan yaitu merokok sebanyak 50 orang

(53,19%) dan yang paling sedikit mempunyai kebiasaan lainnya yaitu

sebanyak 20 orang (21,27%) sedangkan yang mempunyai kebiasaan

minum alcohol tidak ada.

5. Lansia
a. Keluhan Lansia
No Keluhan Jumlah %
1 Ya mengeluh 58 82,9
2 tidak ada keluhan 12 17,1
Jumlah 70 100
Berdasarkan tabel hasil tabulasi diatas dapat disimpulkan

bahwa keluhan lansia paling banyak yaitu ya mengeluh yang

berjumlah 58 lansia (82,9%), dan yang mengeluh sebanyak 12

(17,1%).

b. Jenis Penyakit Yang Diderita Lansia


No Penyakit Jumlah %
1 Asma 5 7,15
2 TBC 3 4,28
3 HT 32 45,7
4 DM 2 2,86
5 Rematik 20 28,6
6 Katarak 8 11,5
7 Lainnya 0 0
Jumlah 70 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit

yang paling banyak diderita lansia yaitu hipertensi (HT) yang

43
berjumlah 32 orang (45,7%), dan yang paling sedikit yaitu DM yang

berjumlah 2 orang (2,86%).

c. Penanganan Penyakit Lansia


No Penanganan Penyakit Jumlah %
1 Sarana kesehatan 38 54,3
2 Non medis 22 31,4
3 Diobati sendiri 10 14,3
Jumlah 70 100
Berdasrak tabel hasil tabulasi diatas dapat disimpulkan

penanganan penyait lansia paling banyak dibawa kesarana kesehatan

yang berjumlah 38 (54,3%), dan yang paling sedikit diobati sendiri

yaitu sebanyak 10 (14,3%).

d. Penggunaan Waktu Senggang


No Waktu Senggang Jumlah %
1 Berkebun 10 12,5
2 Rekreasi 5 6,2
3 Senam lain-lain 65 81,3
Jumlah 80 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

penggunaan waktu senggang lansia lebih banyak digunakan untuk

senam lain-lain yaitu berjumlah 65 orang (81,3%), sedangkan

sebagian kecilnya menggunakan waktu luangnya untuk rekreasi yaitu

sebanyak 5 orang (6,2%).

44
3.2 ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. Masalah kesehatan lingkungan : Kesadaran Sanitasi
1. Pengelolaan sampah masyarakat lingkungan
1) Jumlah KK yang yang kurang tidak memenuhi
membuang sampah standar
dengan di timbun kesehatan
sebanyak 30 KK (13,65
%)
2) Jumlah KK yang
membuang sampah di
Sungai sebanyak 64 KK
(29,09%)
3) Jumlah KK yang
membuang sampah
dengan cara di bakar 36
KK (16,36%)
4) Jumlah KK yang
membuang sampah di
Sembarang tempat 40 KK
(18,8%)
5) Jumlah KK yang
membuang sampah di
TPU sebanyak 50 KK
(22,72%)
2. Pengelolaan limbah
6) Jumlah KK yang
mempunyai SPAL
sembarang tempat
sebanyak 10 KK (4,56%)
7) Jumlah KK yang
memiliki SPAL resapan
sebanyak 30 KK
(13,63%)
8) Jumlah KK yang
memiliki SPAL Selokan
sebanyak 180 KK
(81,81%).

45
2 Masalah kesehatan perorangan : Kurangnya Pola
. a. Jenis Penyakit yang diderita informasi pemeliharaan
9) Jumlah penduduk yang tentang kesehatan yang
menderita penyakit pemeliharaan kurang
Hipertensi sebanyak 50 kesehatah diri
(22,72%)
10) Jumlah penduduk yang
menderita asma 5 jiwa
(2,5%)
11) Jumlah penduduk yang
menderita penyakit pilek
sebanyak 45 (20,45 %).
12) Jumlah penduduk yang
menderita penyakit
Arthritis Rheumatoid
sebanyak 40 jiwa
(18,19%).
13) Jumlah penduduk yang
menderita penyakit Kulit
sebanyak 25 jiwa
(11,36%).
14) Jumlah penduduk yang
menderita penyakit batuk
sebanyak 30 orang (13,65
%).
15) Dan jumlah yang
menderita penyakit diare
sebanyak 15 (6,82%).
b. Sarana Kesehatan yang
tersedia di Masyarakat
jempong baru.
 Balai Pengobatan tidak
ada.
 1 Puskesmas (20%),
 Dokter praktek 4 (80%)
Berdasarkan analisa data di atas di dapatkan masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Masalah sanitasi lingkungan tidak memenuhi standar kesehatan
2. Masalah kesehatan perorangan

46
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Sanitasi lingkungan tidak memenuhi standar kesehatan berhubungan

dengan kurangnya informasi tentang pengolahan sampah, air limbah,

kesadaran masyarakat yang kurang, sosial ekonomi yang rendah di

buktikan dengan Jumlah KK Pengelolaan sampah sampah dengan di

timbun sebanyak 30 KK (13,65 %), Jumlah KK yang membuang

sampah di Sungai sebanyak 64 KK (29,09%), Jumlah KK yang

membuang sampah dengan cara di bakar 36 KK (16,36%), Jumlah KK

yang membuang sampah di Sembarang tempat 40 KK (18,8%) dan

Jumlah KK yang membuang sampah di TPU sebanyak 50 KK

(22,72%). Pengelolaan limbah yang mempunyai SPAL sembarang

tempat sebanyak 10 KK (4,56%), Jumlah KK yang memiliki SPAL

resapan sebanyak 30 KK (13,63%) dan Jumlah KK yang memiliki

SPAL Selokan sebanyak 180 KK (81,81%), resapan sebanyak 16 KK

(7,9%), Selokan sebanyak 178 KK (88,1%).

2. Pola pemeliharaan kesehatan yang kurang berhubungan dengan

kurangnya informasi tentang pemeliharaan kesehatan diri di buktikan

dengan jumlah penduduk yang menderita Jumlah penduduk yang

menderita penyakit Hipertensi sebanyak 50 (22,72%), Jumlah

penduduk yang menderita asma 5 jiwa (2,5%), Jumlah penduduk yang

menderita penyakit pilek sebanyak 45 (20,45 %), Jumlah penduduk

yang menderita penyakit Arthritis Rheumatoid sebanyak 40 jiwa

47
(18,19%), Jumlah penduduk yang menderita penyakit Kulit sebanyak

25 jiwa (11,36%), Jumlah penduduk yang menderita penyakit batuk

sebanyak 30 orang (13,65 %). Dan jumlah yang menderita penyakit

diare sebanyak 15 (6,82%). Sarana Kesehatan yang tersedia di

Masyarakat jempong baru. Balai Pengobatan tidak ada. 1 Puskesmas

(20%), dokter praktek 4 (80%)

3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Dx
1 Masyarakat 1. Beri penyuluhan 1. Masyarakat
menyadari dan mengenai cara mengetahui cara
mengetahui tentang pembuangan sampah pembuangan
pengelolaan sampah yang
lingkungan sehat benar
terutama 2. Penyuluhan tentang 2. Masyarakat
pengelolaan sampah cara pengelolaan mengetahui cara
dan pembuangan air sampah yang baik. dan manfaat
limbah dengan pengolahan
kriteria : sampah yang
- Masyarakat mampu baik
memelihara 3. Beri pemahaman 3. Apabila
lingkungan yang tentang manfaat pengelolaan
sehat sampah bila dikelola sampah
dengan baik dilakukan dengan
benar maka dapat
dijadikan pupuk
organik
4. Gotong royong 4. Untuk
membersihkan menciptakan
lingkungan suasana bersih
dan nyaman di
lingkungan
5. Penyuluhan tentang 5. SPAL dalam
masalah pembuangan lingkungan
air limbah rumah sangat
penting dalam
pembuangan air
48
limbah yang
berasal dari
dapur, kamar
mandi dan lain-
lain sehingga air
tersebut tidak
tergenang
sehingga dapat
mengakibatkan
pencemaran dan
menimbulkan
penyakit
2 Masyarakat 1. Beri penyuluhan 1. Diharapkan
menyadari tentang tentang cara menjaga pengetahuan
masalah kesehatan kesehatan diri masyarakat
diri atau kesehatan bertambah
fisik perorangan sehingga derajat
dengan criteria : kesehatanpun
-Meningkatnya 2. Beri penyuluhan bertambah
pengetahuan tentang air bersih 2. Masyarakat
masyarakat tentang mengerti
masalah kesehatan bagaimana cara
individu. menjaga
kesehatan diri
dengan
menggunakan air
bersih

49
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEP. TGL IMPLEMENTASI RESPON HASIL
Sanitasi lingkungan 18 Mei 1. Gotong royong 1. Masyarakat antusias
tidak memenuhi 2015 membersihkan dalam
standar kesehatan sampah di Pantai membersihkan
berhubungan dengan Gading sampah yang ada di
kurangnya informasi Lingkungan selokan atau parit
tentang pengolahan Mapak Belatung sekitar lingkungan
sampah, air limbah, Kelurahan dan pesisir pantau
kesadaran masyarakat Jempong Baru
yang kurang, sosial Kecamatan
ekonomi yang rendah Sekarbela
18 Mei 2. Memberikan 2. Masyarakat
2015 Bantuan kepada menerima bantuan
masyarakat untuk berupa karung, sapu
membersihkan an skop
atau menjaga
keersihan sekitar
pantai

19 Mei 3. Menyarankan 3. Pihak lurah


2015 pada lurah dalam memberikan respon
hal memfasilitasi positif terhadap
masyarakat usulan untuk
dalam pengadaan menyediakan
mobil fasilitas atas
pengangkut permasalahan yang
sampah atau dihadapi warga
pendistribusian dengan
sampah ke TPS menyediakan alat
pengangkut sampah
yang sudah
dikoordinasikan
dengan pihak
kecamatan.

26 Mei 4. Memberikan 4. Masyarakat


2015 penyuluhan mengetahui
tentang cara mengenai cara
pemilahan pemilahan sampah
sampah organic organic dan
dan anorganik di anorganik.
Lingkungan
56
Geguntur

27 Mei 5. Mempasilitasi 5. Masyarakt merasa


2015 masyarakat terbantu dengan apa
dalam hal yang diberikan oleh
pengadaan mahasiswa.
tempat
pembuangan
sampah
sementara berupa
karung sampah
Pola pemeliharaan 13 Mei 1. Melakukan 1. Masyarakat antusias
kesehatan yang 2015 penyuluhan dalam memberikan
kurang berhubungan kesehatan lansia penyuluhan
dengan kurangnya tentang penbyakit kesehatan mengenai
informasi tentang Hipertensi dan penyakit Hipertensi
pemeliharaan pemeriksaan
kesehatan diri kesehatan gratis
di lingkungan
jempong timur

20 Mei 2. Melakukan 2. Masyarakat antusias


2015 Penyuluhan dalam memberikan
kesehatan penyuluhan
kesehatan tentang kesehatan
penyakit Diare
dan DBD beserta
mengadakan
pemeriksaan
kesehatan gratis
di lingkungan
Batu Mediri

26 Mei 3. Melakukan 3. Masyarakat antusias


2015 penyuluhan dalam kegiatan
kesehatan pada tersebut
Lansia mengenai
penyakit DM dan
pemeriksaan
Gula Darah
Gratis

27 Mei 4. Melakukan 4. Masyarakat antusias

57
2015 penyuluhan dalam memberikan
kesehatan penyuluhan
mengenai kesehatan
penyakit Kulit ,
Air Bersih dan
pemeriksaan
Kesehatan Gratis
di Lingkungan
Dasan Kolo

28 Mei 5. Melakukan 5. Masyarakat antusias


2015 posyandu lansia dalam kegiatan
posyandu Balita tersebut
di Mapak Dasan
bersama tim dari
Puskesmas
Karang Pule

29 Mei 6. Melakukan 6. Pihak sekolah


2015 kegiatan UKS merasa terbantu
dengan kepada siswanya
penyuluhan dengan adanya
PHBS di SDN 19 kegiatan tersebut
Ampenan

58
4 EVALUASI

Evaluasi ini dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai

selesai.

No Hr/Tgl Catatan Perkembangan Paraf

dx

1 29 mei S :
- Masyarakat mengatakan merasa senang
2015 dan nyaman dengan adanya kerja bakti Kelompok
- Masyarakat merasa senang diberikan
penyuluhan tentang cara pemilahan 27
sampah organic dan anorganik
- Masyarakat merasa nyaman dengan
adanya pengadaan tempat pembuangan
sampah sementara berupa karung sampah
O :

- Masyarakat tampak antusias dalam


membersihkan sampah yang ada di
selokan atau parit sekitar lingkungan
dan pesisir pantai
- Masyarakat menerima bantuan berupa
karung, sapu an skop
- Pihak lurah memberikan respon positif
terhadap usulan untuk menyediakan
fasilitas atas permasalahan yang
dihadapi warga dengan menyediakan
alat pengangkut sampah yang sudah
dikoordinasikan dengan pihak
kecamatan.
- Masyarakat mengetahui mengenai
cara pemilahan sampah organic dan
anorganik.
- Masyarakt merasa terbantu dengan
apa yang diberikan oleh mahasiswa.
- Partisipasi aktif dan interes
masyarakat terhadap kesehatan 80%.
-

59
A :

Masalah Masyarakat terhadap sanitasi


lingkungan teratasi sebagian
P :

Intervensi dilanjutkan

2 29 Mei S : Kelompok
2015
- Masyarakat merasa senang dan 27
antusias dalam
- Masyarakat antusias dalam
memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai penyakit Hipertensi
-
O :

- Masyarakat lansia tampak senang


diberikan penyuluhan kesehatan
lansia tentang penbyakit Hipertensi
dan pemeriksaan kesehatan gratis di
lingkungan jempong timur
- Masyarakat tampak antusias
diberikan penyuluhan kesehatan
kesehatan tentang penyakit Diare dan
DBD beserta mengadakan
pemeriksaan kesehatan gratis di
lingkungan Batu Mediri
- Masyarakat tampak antusias
diberikan penyuluhan kesehatan pada
Lansia mengenai penyakit DM dan
pemeriksaan Gula Darah Gratis
- Masyarakat tampak senang dan
antusias diberikan penyuluhan
kesehatan mengenai penyakit Kulit ,
Air Bersih dan pemeriksaan
Kesehatan Gratis di Lingkungan
Dasan Kolo

60
- Paras guru dan siswa antusias dalam
menyambut kegiatan UKS dengan
penyuluhan PHBS di SDN 19
Ampenan
A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Intervensi dilanjutkan

61
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

secara umum pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di

Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Wilayah Kota Mataram oleh

Mahasiswa Profesi Ners STIKES YARSI Mataram gerbong keperawatan

komunitas, keluarga dan gerontik, dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yaitu

mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas secara profesional

dengan melibatkan peran serta masyarakat maka kami dapat memberikan

kesimpulan berikut :

4.1.1 Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian, masalah kesehatan yang dijumpai di

Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Wilayah Kota Mataram

adalah kurangnya pengetahuan/pemahaman masyarakat tentang

kesehatan lingkungan, kurang pengetahuan/ memahami tentang

perilaku hidup sehat dan bersih serta kurangnya pemahaman cara

pencegahan dan perawatan penyakit.

4.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang didapatkan kami dapat merumuskan masalah

pada Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Wilayah Kota

Mataram yakni masalah Sanitasi lingkungan tidak memenuhi standar


62
kesehatan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

pengolahan sampah, air limbah, kesadaran masyarakat yang kurang,

sosial ekonomi yang rendah dan pola pemeliharaan kesehatan yang

kurang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pemeliharaan

kesehatan diri.

4.1.3 Perencanaan Keperawatan

Berdasarkan rumusan masalah yang dijumpai kami telah menyusun

rencana keperawatan pemecahan masalah dalam bentuk POA dimana

rencana yang telah tersusun dalam POA sudah dilaksanakan

seluruhnya.

4.1.4 Pelaksanaan Keperawatan

Seluruh rencana telah dilaksanakan sesuai dengan POA dan masyarakat

cukup antusias serta aktif dalam semua kegiatan tersebut, namun dalam

pelaksanaan kegiatannya belum berjalan sesuai dengan yang

direncanakan, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat sehari-hari

sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal yang telah di

tentukan.

4.1.5 Evaluasi Keperawatan

Berdasarkan diagnosa yang telah dirumuskan dan disepakati oleh

masyarakat, semua telah dilaksanakan sesuai POA, dimana dalam

pelaksanaannya masyarakat Kelurahan Jempong Bau Kecamatan

Sekarbela Wilayah Kota Mataram telah menunjukkan adanya

63
perubahan sikap dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan, terbukti

dengan kehadirannya dalam acara dan kegiatan yang kami adakan.

4.2 SARAN – SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberikan saran-saran kepada :

4.2.1 Dikes Kota Mataram dan Puskesmas

Puskesmas dan Dinas kesehatan hendaknya selalu memantau

kesehatan masyarakat lebih jauh dan teliti melalui kader-kader yang

ada di kelurahan dan lingkungan dan menjalankan program-program

Puskesmas secara rutin diwilayah kerjanya

4.2.2 Kelurahan Jempong Baru

Kepada Kepala Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela

Wilayah Kota Mataram mohon untuk menjelaskan keadaan

lingkungannya kepada seluruh masyarakat dan mengadakan

pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan penduduk Jempong

Baru Kecamatan Sekarbela Wilayah Kota Mataram tentang hal yang

berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

4.2.3 Lembaga Pendidikan

Diharapkan kepada pembimbing akademik agar selalu

menyamakan persepsinya didalam membimbing sehingga tidak terjadi

kerancuan dan kesalah pahaman pada waktu melaksanakan asuhan

keperawatan komunitas.

64
DAFTAR PUSTAKA

Nasrul Effendy. 1998. Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi


2. Jakarata. EGC
Pusdiknakes, Dep Kes RI (1992). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta.
Dep Kes RI (1993). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I dan II. Jakarta.
Pusdiknakes, Depkes RI (1991). Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Kanwil Kesehatan Propinsi NTB (1993). Dikes Dati I Prop NTB. Lembar Balik
Perawatan.

65

Anda mungkin juga menyukai