PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam
teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak
yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan
ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903,
mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom
yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk
melukiskan daerah-daerah yang berwarna bergerak kebawah kolom. Pada waktu
yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk
memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai
penemu dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi.
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas berdiameter besar.
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair
Penampilan Tinggi atau High Preformance = Tekanan atau Kinerja Tinggi, High
Speed = Kecepatan Tinggi dan Modern = moderen) berhasil dikembangkan. Saat ini
dengan teknik yang sudah matang dan dengan cepat, KCKT mencapai suatu
keadaan yang sederajat dengan kromatografi gas.
Kromatografi berkembang menjadi teknik pemisahan untuk zat kimiawi dengan sifat
yang sangat mirip, dan dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif dan penetapan
B. Tujuan :
Adanya modul ini diharapkan peserta diklat dapat melakukan analisis kromatografi
C. Ruang Lingkup
Modul melakukan analisis kromatografi meliputi : menjelaskan dasar-dasar analisis
kromatografi, menyiapkan sampel dan standar, melaksanakan pemisahan
kromatografi, melaksanakan pengukuran analisis, melaksanakan perhitungan hasil
analisis.
3.
Melaksanakan
pemisahan
kromatografi
1. LEMBAR INFORMASI
a. Prinsip Kromatografi
b. Klasifikasi Kromatografi
Kromatografi
Planar Kolom
2). Komponen sampel (contoh) harus larut dalam fasa gerak dan
berinteraksi dengan fasa tetap (diam).
3). Fasa gerak harus bisa mengalir melewati fasa diam, sedangkan
fasa diam harus terikat kuat di posisinya.
Berdasarkan cara kontak antara fasa diam dan fasa gerak, dikenal kelompok
kromatografi kolom dan kromatografi planar,sebagai berikut :
Cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap,
yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat
maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan (absorption
chromatography), dan jika zaf cair dikenal sebagai kromatografi partisi
1). Fasa gerak zat cair - fasa tetap padat : Komatografi penukar ion.
2). Fasa gerak gas - fasa tetap padat : Kromatografi gas padat
3). Fasa gerak zat cair - fasa tetap zat cair, dikenal sebagai
kromatografi partisi dan kromatografi kertas.
4). Fasa gerak gas - fasa tetap zat cair : Kromatografi gas -air dan
Kromatografi kolom kapiler.
c. Kromatografi Partisi
Perbedaan yang pokok adalah terletak pada sifat dari penyerap, dimana
dalam kromatografi partisi berupa materi yang berpori, seperti
kieselguhr, yang dilapisi dengan lapisan dari zat cair sering
menggunakan air. Fasa tetap adalah lapisan zat cair dan zat padat yang
berperan sebagai penyangga/penyokong. Jika fasa -fasa bergerak dan
tetap keduanya berupa zat cair maka akan diperoleh kromatografi zat cair-
cair.
a. Kolom Serapan
Untuk memisahkan suatu campuran, kolom seperti gambar l.a dapat
digunakan dan diisi dengan penyerap zat padat seperti alumina sebagai fasa
tetap dan dialiri dengan pelarut seperti benzena sebagai fasa gerak
b a
gambar I
Jalur-jalur serapan
Sejumlah kecil cuplikan dari campuran dimasukkan melalui sebelah atas dari
kolom yang kemudian membentuk jalur-jalur serapan dari senyawa, seperti
gambar Ib. Bila pelarut dibiarkan mengalir melalui kolom ia akan
mengangkut senyawa-senyawa yang merupakan komponen-komponen
dari campuran.
Bentuk kolom serapan yang sederhana telah ditunjukkan seperti dalam garnbar
1a. Bentuk ini merupakan jenis yang pertama-tama digunakan untuk pemisahan-
pernisahan kromatografi hingga sampai sekarang.
b.
Gambar 2
Kolom untuk kromatografi
a. Pengisian Kolom
Pengisian kolom adalah tidak mudah untuk mernperoleh pengisian kolom yang
homogen, tetapi perlu dicoba hingga mendapatkan hasil yang maksimurn.
Pengisian yang tidak teratur dari penyerap akan mengakibatkan merusak batas-
batas pita krommatografi. Putusnya penyerap dalam kolom biasanya
disebabkan oleh gelembung-gelembung udara selama pengisian. Untuk
Kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase
gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Suatu hal yang perlu diperhatikan disini adalah tentang peralatan. Pada
kromatografi Kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti
atau mahal. Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan
materi-materi yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa yang
terpisahkan dapat dideteksi pada kertas da n dapat segera diidentifikasi.
Bahkan komponen-komponen yang terpisahkan dapat diambil dari
kertas dengan jalan memotong-motongnya yang kemudian dilarutkan
secara terpisah.
Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula
sederhana, yaitu glukosa.
2) Jenis Penyerap
Sifat-sifat umum dari penyerap untuk kromatografi lapisan tipis adalah
mirip dengan sifat-sifat penyerap untuk kromatografi kolom. Dua sifat yang
penting dari penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya, karena
adhesi terhadap penyokong sangat tergantung pada jenis penyerap. Besar
Beberapa contoh penyerap yang digu nakan untuk pemisahan dalam kromatografi
lapisan tipis adalah sebagai berikut dalam tabel 1.
e. Kromatografi Gas
Kromatografi gas merupakan sekelompok teknik pemisahan kromatografi
yang menggunakan gas sebagai fasa gerak. Karena gas bersifat menyebar ke
ruang disekelilingnya. maka tidak ada kromatografi gas dalam bentuk planar,
semua kromatografi gas berbentuk kolom. Kolom untuk kromatografi gas
biasanya dibuat dari bahan logam nir-karat atau dari bahan gelas. Di dalam
alur pemisahan, fasa sampel juga berupa gas. Karena umumnya sampel
Dalam tahun akhir-akhir ini GSC menjadi lebih penting yaitu setelah
diketemukannya penyerap-penyerap yang lebih baik. Contoh-contoh
penyerap adalah :
1. Kecepatan :
2. Sederhana :
3. Sensitif :
Aliran gas dari gas pengangkut akan membawa cuplikan yang telah
teruapkan masuk ke dalam kolom. Kolom akan memisahkan komponen-
komponen dari cuplikan. Kemudian komponen-komponen dideteksi oleh
detektor, dan sinyal dalam bentuk puncak akan dihasilkan oleh pencatat.
KCKT menggunakan fasa gerak cairan, fasa diam bisa berupa cairan atau
padatan, dan bisa dilbagi menjadi menggunakan fasa gerak cairan, fasa diam
bisa berupa cairan atau padatan, dan bisa dilbagi menjadi 4 (empat) tipe
utama yaitu:
3. LEMBAR INFORMASI
Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler dan
menggerakkan komponen-komponen dari campuran cuplikan pada
perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Perlu diperhatikan bahwa per-
mukaan dari kertas jangan sampai terlalu basah dengan pelarut karena
hal ini tak akan memisahkan sama sekali atau daerah-daerah noda akan
menjadi kabur. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang
cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, maka kertas
diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda
dan lembaran kertas dibiarkan kering.
Permukaan pelarut
C D
Pelarut 2
5. a 5. b
Misalnya, jika salah satu komponen dari campuran bergerak 9.6 cm dari
garis dasar, sedangkan pelarut bergerak sejauh 12.0 cm, jadi Rf untuk
komponen itu:
Dalam contoh kita melihat ada beberapa pena, tidak perlu menghitung
nilai Rf karena anda akan membuat perbandingan langsung dengan
hanya melihat kromatogram. Anda membuat asumsi bahwa jika anda
memiliki dua bercak pada kromatogram akhir dengan warna yang sama
dan telah bergerak pada jarak yang sama pada kertas, dua bercak
f. Jenis Kertas
Untuk mendapatkan hasil campuran pelarut yang tak dapat diulang lagi
maka harus dibuat hati-hati meskipun hanya dengan gelas ukur. Pelarut
jangan dipakai setelah selang beberapa lama. Untuk pengembangan
selama satu malam pelarut hanya digunakan satu kali pakai. Untuk
penggunaan pelarut-pelarut yang mudah menguap maka pemakaiannya
dalam keadaan yang baru saja dibuat.
Tabel 3. Jenis-jenis Pelarut untuk KromatografI Kertas
Kedudukan dari permukaan pelarut yang terdapat pada kertas harus selalu
diberi tanda segera setelah lembaran kertas diambil dan kemudian
dikeringkan, dengan cara digantungkan. Penandaan dapat menggunakan
pensil pada sisi samping kertas. Pengeringan sebaiknya dibiarkan dalam
udara, bila dikehendaki dapat menggunakan kipas angin, jangan
mengeringkan dengan menggunakan udara panas, karena dapat merusak
Kedudukan noda tak dapat diberi tanda dengan pensil, seperti dikerjakan
pada kertas, penunjuk noda dapat digunakan misal dengan penggaris
yang diletakkan di samping plat kaca. Penempatan noda di atas plat kira-
kira 1 cm dari salah satu ujungnya di mana ujung ini nanti
Garis awal diberi tanda pada ujung dari plat dengan pensil dan garis akhir
dapat dibuat di bagian atas dengan menggoreskan pensil, yang
menyebabkan goresan dari aliran pelarut akan ditahan bila permukaan
pelarut sampai pada garis. Jangan terlalu lama mencelupkan plat dalam
bejana bila permukaan pelarut telah mencapai garis akhir, karena oleh
pengaruh difusi dan penguapan dapat menyebabkan pemancaran dari noda-
noda yang terpisah. Ujung plat yang dicelupkan dalam fasa bergerak jangan
dibiarkan hingga rusak. Bila akan dilakukan pemisahan dua jalan, maka
lapisan dari dua sisi yang berdekatan tidak perlu dihilangkan.
a. Tempat pelarut
b. Gulungan kertas
c. Lapisan kromatografi
Setelah pengembangan, plat diambil dari bejana dan dibiarkan kering tanpa
pemanasan. Bila diperlukan, aliran udara dapat digunakan dan diarahkan
pada permukaan yang mendatar. Seperti dalam kromatografi kertas, dalam
pemisahan dua jalan, maka pelarut yang pertama harus hilang sebelum
pemisahan/pengembangan berikutnya.
Pada umumnya metoda lokasi dari senyawa tak berwarna pada lapisan
tipis adalah mirip seperti dikerjakan dalam kromatografi kertas. Metoda-
metoda fisika yang sering digunakan meliputi fluoresensi sinar ultra ungu
dan pencacahan radioaktif. Jika pereaksi kimia digunakan untuk lokasi,
maka dapat dilakukan dengan penyemprotan dan tidak dengan pencelupan
etil asetat < dietil eter < propanol < aseton < etanol < rnetanol <
air murni.
c. Penyiapan penyerap
d. Kolom Partisi
Didalam kromatografi partisi, penyerap zat padat diganti dengan fasa
tetap zat cair, yang biasanya hanya sebagian dapat bercampur
dengan zat cair yang mengalir sebagai fasa bergerak. Zat yang
dilarutkan (solute) akan didistribusikan dengan sendirinya diantara
dua fasa zat cair (tetap dan bergerak) sesuai dengan koefisien
partisinya. Disebabkan perbedaan-perbedaan dalam koeffisien partisi
dari berbagai komponen, maka campuran akan terpisah dengan cara
yang sama seperti pada sistem-sistem penyerap.
d. Fasa tetap harus disokong dalarn beberapa cara, yaitu fasa tetap zat
cair disokong pada zat padat yang bersifat inert terhadap senyawa-
senyawa yang akan dipisahkan. Zat padat yang menyokong ini
(2) Peralatan
(5) Elusi
Cara Kerja :
A. Penyiapan sampel :
1. Sampel/daun/wortel di ekstrak dengan pelarut organic (etanol atau n-Hexan).
2. Ekstrak disaring dengan kapas atau kertas saring, filtratnya diuapkan hingga
diperoleh larutan yang pekat (Jangan sampai kering).
Alat :
Gelas piala
Hot palte
Bejana kromatografi
Kertas kromatografi
Mikropipet
Mortar dan matil
Corong gelas
Cawan penguap
Kertas saring
Bahan :
Asam asetat
Aquadest
Etanol 50%
Aseton
Hexan
Cara Kerja :
A. Mempersiapkan sampel :
1. Minuman teh botol/minuman ringan ditambah asam asetat hingga bereksi
asam.
2. Untuk kembang gula larutkan dalan aquadest dan asam asetat.
3. EVALUASI
2. Jika fasa tetap adalah air, maka fasa gerak yang digunakan
adalah : ...
a. Zat padat.
b. Zat cair organik
c. Zat cair
d. Larutan
e. Gas
5. Silika gel merupakan zat padat yang digunakan sebagai penyerap, dalam
kromatografi kolom yaitu untuk memisahkan : ...
7. Salah satu cara untuk pembuatan noda pada kromatografi kertas adalah dengan
menggunakan :...
a. Gelas kapiler dengan diameter yang sama
b. Alat penyuntik dan gelas kapiler dengan diameter yang sama
c. Batang pengaduk dari gelas
d. Sendok atau batang dari kayu
e. Alat berupa kawat.
9. Kertas sebagai fasa diam dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari
gula sederhana, yaitu :...
b. Soal Essay
1. LEMBAR INFORMASI
Cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap,
yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat
maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan (absorption
chromatography), dan jika zaf cair dikenal sebagai kromatografi partisi
(partition chromatography). Karena fasa gerak dapat berupa zat cair atau gas
maka semua ada empat macam sistem kromatografi. Keempat rnacam sistem
kromatografi tersebut adalah :
1). Fasa gerak zat cair - fasa tetap padat : Komatografi penukar ion.
2). Fasa gerak gas - fasa tetap padat : Kromatografi gas padat
3). Fasa gerak zat cair - fasa tetap zat cair, dikenal sebagai
kromatografi partisi dan kromatografi kertas.
a. Kromatografi Partisi
Perbedaan yang pokok adalah terletak pada sifat dari penyerap, dimana
dalam kromatografi partisi berupa materi yang berpori, seperti
kieselguhr, yang dilapisi dengan lapisan dari zat ca ir sering
menggunakan air. Fasa tetap adalah lapisan zat cair dan zat padat yang
berperan sebagai penyangga/penyokong. Jika fasa -fasa bergerak dan
tetap keduanya berupa zat cair maka akan diperoleh kromatografi zat cair-
cair.
b. Teknik-teknik Pemisahan
Untuk memperoleh pemisahan dari jalur-jafur komponen harus
dikerjakan lebih lanjut dengan melakukan satu dari tiga macam cara:
analisa elusi, analisa frontal atau analisa per pindahan gerakan.
Itulah sebabnya pengguanaan dari GSC sangat terbatas, baik untuk senyawa
yang mempunyai titik didih yang rendah maupun tinggi. Meskipun demikian ada
keuntungan dari GSC bila dibandingkan dengan GLC. Fasa diam tidak dapat
diuapkan, karena tekanan uap dari padatan sangat rendah. Hingga dapat
menggunakan detektor-detektor yang sensitif, karena di sini tidak terjadi
"column bleeding".
Dalam tahun akhir-akhir ini GSC menjadi lebih penting yaitu setelah
diketemukannya penyerap-penyerap yang lebih baik. Contoh-contoh penyerap
adalah :
Aliran gas dari gas pengangkut akan membawa cuplikan yang telah teruapkan
masuk ke dalam kolom. Kolom akan memisahkan komponen-komponen dari
cuplikan. Kemudian komponen-komponen dideteksi oleh detektor, dan sinyal
dalam bentuk puncak akan dihasilkan oleh pencatat.
Injektor Detektor
(FID/TCD)
GC
Kolom
Oven
Gas
Alat GLC atau GC terbentuk atas 7 bagian yang pokok seperti pada
gambar bagian-bagian alat berikut. Tujuh bagian pokok dari kromatografi
gas seperti pada gambar :
1. Silinder tempat gas pembawa/pengangkut
2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan
3. Tempat injeksi cuplikan
4. Kolom
5. Detector
6. pencatat
7. Terminal untuk 3, 4 dan 5
Pemasok kolom
Gas
HETP
HTEP min
Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu
dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini
adalah batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih
campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita
tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencoba-
coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncak-
puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama
terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi,
sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau peruraian dari
senyawa yang akan dianalisa.
Pengarah jarum
injektor
Septum
Baut Septum
Purge
Gas
pembawa
Split
Glass insert
Adaptor Kolom
Syringe
(10 L)
Pengarah jarum
Septum
injektor
Baut Septum
Purge
Gas
pembawa
Split
Untuk Untuk
Cairan gas
Glass insert
Adaptor Kolom
Kolom GC
3. Bagan injektor GC
(4). Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat
lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya
bentuk dari kolom adalah kumparan. Kolom selalu merupakan bentuk tabung.
Tabung ini dapat terbuat dari :
tembaga (murah dan mudah diperoleh)
plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
baja (stainless steel), (mahal)
alumunium
gelas
Perhatian : meskipun tembaga agak murah, tetapi tidak selalu dapat
digunakan karena kadang-kadang dapat menimbulkan serapan yang tidak
diinginkan atau dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa organik seperti
amina, asetilena, terpen dan stereoid.
1–5m 15 – 30 m
LAPISAN
ADSORBEN FASA DIAM
(FS DIAM)
Gambar 4. Kolom GC
Pada GC, dikenal dua tipe kolom, yaitu kolom kemas (Packed) dan kolom
kapiler (tabung terbuka/cappilary).
2. Kolom Kapiler
Kolom kapiler dibagi menjadi 2 tipe dasar yaitu :
a. “Wall Coated Open Tubular – WCOT” : kolom kapiler yang dilapiskan
dengan lapisan tipis fasa diam. Bahan kolom adalah baja nirkarat,
aluminium, tembaga, plastik dan gelas. Kolom WCOT produk tahun
KOLOM KAPILER
Fasa Diam Penyangga padat dila Partikel fasa diam
Cair pisi fasa diam cair padat
Dinding kolom
Kolom kapiler memiliki diameter dalam antara 0,3 – 0,5 mm, di bagian
dalam kolom dilapiskan dengan fasa diam cairan yang sangat tipi (~ 1
µm). Penurunan tekanan di dalam kolom kapiler bisa diabaikan,
sehingga bisa dibuat sangat panjang (lebih dari 100 m). Perbandingan
volume fasa diam VS.volume fasa gerak, VS/ Vm diantara 100-300,
sehingga sangat efisien. kolom kapiler dengan ratusan ribu jumlah pelat
teori juga sudah dibuat. kolom terbuat dari baja nirkarat, gelas, leburan
silika, atau teflon. Supaya bisa dimasukkan ke dalam oven, kolom
digulung dengan diameter gulungan antara 10 – 30 cm.
Isikolom
(a). Padatan pendukung.
OH OH OH
l l l
struktur : ─ Si ─ O ─ Si ─ O ─ Si ─
polimer silicon-oksigen
- Si – OH + (CH3)2 Si Cl2 - Si – O – Si – Cl
Dimetildiklorosilan CH3
(DMCS)
- Si – O - Si - Cl + CH3OH - Si – O – Si – O – CH3
CH3 CH3
(b). F a s a d i a m
FID
Flame Ionization Detector (Detektor Pengionan Nyala)
Penutup tower
Probe sinyal
Silinder pengumpull
+
Ujung nyala
-
Probe penyulut
Gas H 2 + udara
(300-400 mL/menit)
TCD
Thermal Conductivity Detector (Daya hantar panas)
Sambungan ke sumber
Tenaga listrik dan rangkaian
Aliran gas
Aliran gas
Filamen
Keuntungan ECD :
Mempunyai limit deteksi cukup rendah = 10-15 g/s untuk berbagai
senyawa terhalogenasi (PCB, DDT dll.)
Kelemahan ECD :
Menggunakan sumber radioaktif Ni-63
Mudah terkontaminasi oleh O2, H2O, overload sampel
Perlu pemeliaharaan tinggi
Mempunyai variabilitas tinggi respon terhadap zat terhalogenasi
.
Dapat menyebabkan sakit kepala bila digunakan untuk
mendeteksi CH2Cl2 dengan adanya CCl4.
ECD
Flame Ionization Detector (Detektor Pengionan Neale)
+
-
Arah keluar
Sumber
Radioaktif Ni-63
Gas pembawa
Gambar 9. Bagan ECD
KTKC juga merupakan teknik kromatofrafi yang paling banyak digunakan, dengan
keunggulan-keunggulan:
KCKT menggunakan fasa gerak cairan, fasa diam bisa berupa cairan atau padatan,
dan bisa dilbagi menjadi menggunakan fasa gerak cairan, fasa diam bisa berupa
cairan atau padatan, dan bisa dilbagi menjadi 4 (empat) tipe utama yaitu:
1. Kromatografi Partisi (Luntuk solut senyawa polar tetapi bukan ionik berukuran
kecil)
2. Kromatografi Adsorpsi atau Kromatografi Padar-cairan (untuk pemisahan spesi
non-polar, isomer struktur,dan klasifikasi senyawa seperti pemisahan hidrokarbon
alifatik dari alkohol alifatik)
3. Kromatografi Ion (untuk spesi ionik ber-Mr rendah)
4. Kromatografi Eklusi-ukuran atau Kromatofrafi Gel (untuk solut dengan Mr > 1000)
yang bisa dipisahkan lagi menjadi filtrasi gel dan permiasi gel.
Teknik pemisahan dalam KCKT berdasarkan fasa diam dan fasa geraknya :
1. Kromatografi Partisi
Komponen sampel (linarut) dibagi antara fasa gerak cair dengan cairan yang tidak
bercampur yang dilapiskan pada suatu partikel padat sebagai fasa diam. Fasa diam
dapat berupa cairan yang disalutkan pada partikel penyangga. Komponen sampel
yang terikat lebih banyak di fasa diam akan tertahan lama dalam kolom. Bila fasa
diam lebih polar daripada fasa gerak maka disebut fasa normal (Normal phase). Dan
bila fasa gerak lebih polar daripada fasa diam maka disebut fasa terbalik (Reverse
phase).
2. Kromatografi Adsorpsi
Fasa diam yang digunakan pada umumnya adalah bahan alam polar seperti partikel
silika atau alumina hidrat. Fasa gerak dan komponen sampel (linarut) berkompetisi
a. Pelaksanaan HPLC
HPLC secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi
kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah grafitasi, didukung
melalui tekanan tinggi sampai dengan 400m. Ini membuatnya lebih ceHPLC
memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk material
terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih
besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya. Hal ini
memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari komponen-komponen dalam
campuran. Perkembangan yang lebih luas melalui kromatografi kolom
mempertimbangkan metode pendeteksian yang dapat digunakan. Metode-metode
ini sangat otomatis dan sangat peka.
c. Instrumentasi HPLC/KCKT
Instrumentasi KCKT, secara umum, dapat disimak pada skema/diagram alir
KCKT/HPLC. Perhatikan bahwa instrumentasi itu terdiri dari :
Penampung Fasa Gerak dan Sistem Penangan Solven,
Setem Pemompaan,
Sistem Injeksi Sample,
Kolom,
Detektor
Bahan dasar peralatan kromatografi umumnya terbuat dari bahan stainless steel
yang tahan terhadap korosi asam, basa dan pelarut organik. Bahan lain yang sering
digunakan adalah polytetrafluoroethylene (PTFE), gelas dan beberapa jenis plastik.
Pemisahan yang dilakukan dengan satu jenis solven dengan campuran yang tetap
disebut elusi isokratik. Seringkali efisiensi pemisahan bisa ditingkatkan dengan
penggunaan 2 atau lebih solven dengan plerbedaan sifat kepolaran yuang signifikan
secara bertahap. Teknik ini desebut elusi gradien. Percampuran dua solven atau
lebih pada teknik gradien bisa dilakukan dengan perubahan linier atau secara
eksponensial terhadap waktu.
e. Sistem Pemompaan
Pompa berfungsi untuk mendorong fasa gerak dan sampel masuk ke dalam kolom.
Tekanan pompa yang diperlukan untuk memompa fasa gerak harus cukup tinggi
karena ukuran fasa diam di dalam kolom sangat kecil.
Syarat pompa :
Dapat memompakan fasa gerak secara konstan
Dapat memberikan tekanan cukup tinggi
Memberikan fluktiasi tekanan seminimal mungkin
Memberikan noise yang rendah
Cara kerja sederhana
Cukup inert terhadap pelarut-pelarut yang digunakan
1. Pompa balas (reciprocating pumps) adalah pompa KCKT yang paling banyak
digunkan. Pompa lini memiliki ruangan kecil erisi soven yang dipompakan
dengan gerakan maju-mundur sebuah piston yang digerakkan oleh motor listrik.
Aliran diatur oleh dua buah katup bola yang bergantian membuka dan menutup.
Piston bisa kontak langsung dengan solben atau melaluli sebuah diafragma yang
menerukan tekanan piston ke solven.
Kelemahan pompa balas ini adalah aliran yang dihasikan masih berpulsa,
sehingga harus diredam menggunakan teknik pengoperasian dua buah pompa
secara paralel (tetapi berbeda fasa, maksudnya ketika pompa yang satu
memompa pompa yang lain berpindah ke posisi siap memompa) dengan
pengaturan kecepatan tertentu.
Keunggulan teknik ini adalah volume internal pompa yang relatif rendah (35 –
400 uL), tekanan kelua yang tinggi (sampai 10.000 psi), mudah diadaptasi untuk
elusi gradien, dan kecepatan aliran yang tetap (tidak dipengaruhi oleh tekanan
balik dan kekentalan solven).
f. Injeksi sampel
Sampel yang diinjeksikan ke kolom KCKT hanya dianta 0,x – 500 uL, dsan harus
diinjeksikan tanpa menurunkan tekanan kolom. Kondisi ini menyulitkan penginjeksian
dalam jumlah tetap, jika dilakukan secara manual. Cara menginjeksikan sampel yang
paling banyak digunakan adalah menggunakan sistem simpul (sampling loops).
Sudah diproduksi kolom kinerja tinggi dan kecepatan tinggi dengan ukuran lebih
kecil. Kolom jenis ini bisa memiliki samplai 100.000 plat per meter dan
menggunakan eluen dalam jumlah jauh lebih sedikit. Sebellum kolom analitik, sering
dipasangkan kolom penjaga (quard colomn) berukuran kecil yang berflungsil
sebagai pemisah partikulat dan kontaminan dari solven. Kolom lpenjaga juga
berflungsi sebagai penjenuh fasa gerak dengan fasa diam. K omposisi fasa diam di
dalam kolom penjaga harus sama dengan komposisi fasa diam di dalam kolom
analitik.
1. Fase normal KCKT. Ini secara esensial sama dengan apa yang sudah anda
baca tentang kromatografi lapis tipis atau kromatografi kolom. Meskipun disebut
sebagai fase normal, hal ini bukan merupakan bentuk yang biasa dari KCKT.
Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut non polar
misalnya heksan. Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm
Pengepakan kolom KCKT dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu pellicular dan
partikel berpori.
Tipe Pellicular berupa resin penukar ion, silika atau alumina yang diendapkan
membentuk lapisan berpori di atas butiran-butiran polimer atau gelas yang tidak
berpori yang berbentuk sferis. Fase diam berikutnya (cairan) bisa diikatkan pada
lapisan pertama.
Tipe partikel berplori terdiri dari silika, alumina atau resin berbentuk akan melekat
lebih lama pada silika yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh
karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom.
2. Fase balik KCKT. Dalam kasus ini, ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi
menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada
permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18. Sebagai
contoh, pelarut polar digunakan berupa campuran air dan alkohol seperti metanol.
Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar dan
molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak
akan sekuat atraksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika
(fase diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Oleh karena itu, molekul-
molekul polar dalam campuran akan menghabiskan waktunya untuk bergerak
bersama dengan pelarut. Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan
cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya
dispersi gaya van der Waals. Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut
dalam pelarut karena membutuhkan pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana
h. Waktu retensi
Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor
disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana
sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum
dari senyawa itu. Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang
berbeda. Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan
bergantung pada :
Tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari pelarut)
Kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada
ukuran partikel)
Komposisi yang tepat dari pelarut
Temperatur pada kolom
i. Detektor
Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom.
Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan
ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa
panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar
melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan
mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap.
Detektor sinar yang paling kuat untuk KCKT adalah diode array yaitu sekumpulan
(bisa mencapai 1024 buah) fotodiode yang disusun membentuk barisan yang
menangkap spektrum sekaligus untuk semua panjang gelombang.
Detektor serapan infra merah juga banyak yang dibuat secara komersial. Teknik
yang diterapkan, mulai dari penggunaan filter, sampai ke sistem transformasi
fourier.
2. Detektor pendar
Pada deketor pendar, sinar pendaran diukur menggunakan detektor fotoelektrik
yang ditempakan pada posisi 900 terhadap sinar pengeksitasi. Detektor pendar
paling sederhana menggunakan sumber sinar pengeksitasi dari lampu Hg yang
dilengkpi filter. Instrumen yang lebih baik menggunakan sumber lampu xeon dan
monokromator kisi difraksi. Detektor pendar modern menggunkan sinar pengeksitasi
dari sumber laser yang bisa diatur.
5. Detektor elektrokimia
Kelompok detekor ini berdasarkan empat metode elektroanalitik yaitu amperometri,
voltametri, kulometri dan konduktometri. Detektor berdasarkan potosiometri kurang
praktis untuk keperluan KCKT karena elektrode potensiometer memerlukan waktu
adaptasi yang relatif lama.
Area yang berada dibawah puncak sebanding dengan jumlah X yang melalui
detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui layar komputer.
Area dihitung sebagai bagian yang berwarna hijau dalam gambar (sangat
sederhana).
Jika larutan X kurang pekat, area dibawah puncak akan berkurang meskipun
waktu retensi akan sama. Misalnya gambar yang dihasilkan :
2. LEMBAR KERJA
3. EVALUASI
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan waktu retensi. dan bagaimanan
cara pengukurannya terhadap sampel yang dianalisis dengan KCKT!
2. Jelaskan perbedaan dua fase dalam KCKT, sehingga tergantung pada
polaritas relatif dari pelarut dan fase diam!
3. Jelaskan fungsi dan syara-syarat pompa pada KCKT!
4. Apa yang dimaksud dengan Pompa balas (reciprocating pumps) dan
jelaskan kelemahan dan keunggulannya!
5. Sebutkan 5 jenis ditektor KCKT
1. LEMBAR INFORMASI
Dua senyawa tidak sama jika mereka mempunyai karakteristik GLC berbeda.
Jika suatu senyawa yang tak/belum diketahui adalah kemungkinan senyawa A,
dan kemudian meninjeksikan senyawa murni A sebagai senyawa referensi,
makam akan mendapatkan dua kemungkinan :
Cara yang paling baik adalah menggunakan waktu retensi relatif. Waktu
retensi ini relatif terhadap suatu senyawa standar. Yang lebih baik digunakan
adalah waktu retensi relatif yang terkoreksi (diukur dari puncak udara) :
t’
A
tA
t’X
tX
injeks
A= X=
Senyawa standar
tX Tak diketahui
t’X
1) suhu kolom ,
2) jenis dari fasa diam.
a. Ketinggian puncak
Ini merupakan cara yang paling mudah dan cepat. Kita dengan mudah
mengukur..ketinggian dari atas suatu puncak sampai ke garis dasar. Untuk
memperoleh garis dasar kita harus menarik garis yang paling baik antara
permulaan dan akhir dari puncak.
1. Pengukuran ketinggian
2. Luas puncak
Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan baik dengan
tangan atau dengan mesin/secara otomatik, yang dikenal juga dengan
nama integrator.
b. Penimbangan
Integrator, lntegrator-integrator menghitung secara otomatis luas permukaan
dari puncak-puncak. Ada dua macam integrator yaitu :
1. Integrator piringan yang bekerja secara mekanik.
2. Integrator digital/angka elektronik merupakan integrator yang paling
baik, tetapi agak mahal. Alat ini mulai dan berhenti mengintegrasi secara
otomatik, memberikan harga-harga untuk luasan dan kadang-kadang
mencatat juga waktu retensi.
4. Faktor-fak(or Koreksi
Faktor-faktor koreksi harus ditentukan karena senyawa-senyawa yang
berbeda mempunyai respon terhadap detektor berbeda pula. Faktor- relatif,
misal : terhadap benzena atau terhadap kornponen lain dari cuplikan. Faktor
yang terakhir ini merupakan bilangan sembarang terhadap 1.0.
A/W (cuplikan)
=
A/W (benzena)
Untuk cuplikan dan detektor yang spesifik faktor-faktor koreksi berikut ini
selalu dapat digunakan.
Contoh :
untuk FID senyawa faktor koreksi
benzena 1.00
anilin 0.46
asam asetat 0.24
etanol 0.75
5. Standardisasi
Disebabkan respon-respon yang berbeda dari detektor tertentu terhadap
senyawa-senyawa organik, maka harus menggunakan senyawa standar.
Dengan standar dapat menghitung faktor-faktor koreksi. Persyaratan
terhadap standar adalah :
1. sangat murni
2. inert
3. bercampur dengan cuplikan
4. tidak mudah menguap
5. stabil.
a. Standardisasi eksternal
Luas
puncak
Berat cuplikan
b. Standardisasi internal
Cara ini mempunyai keuntungan utama yaitu tidak memerlukan volume
yang diketahui untuk diinjeksikan. Sehingga tidak membutuhkan
penginjeksian yang dapat diulang
Cara standardisasi internal memberikan persentase berat yang sangat tepat
terhadap komponen-kornponen cuplikan. Caranya adalah sebagai berikut :
Cara ini tidak sensitif relatif terhadap perubahan-perubahan dalam sistem
kromatografi (aliran, kolom, detektor). Standar internal yang dipilih harus
mempunyai syarat :
a. kira-kira sifat kimia yang sama seperti cuplikan,
b. kira-kira waktu retensi yang sama seperti senyawa cuplikan, waktu
retensi tidak tepat sama (tidak bersamaan dengan suatu komponen dari
cuplikan).
c. Waktu retensi tidak sama (tidak bersamaan dengandengan suatu
komponen dari cuplikan)
Deviasi standar : σ =
σ
σ rel = x 100%
X
2. LEMBAR KERJA
1. Diskusikan dengan teman Anda apa yang akan terjadi jika dalam
analisis dengan GLC jumlah sampel yang diinjeksikan melampaui
batas maksimal (tidak overload).
2. Tinggi pik kromatografi dapat diperoleh dengan menghubungkan garis
dasar (base line) di kedua sisi pik dengan satu garis lurus dan
mengukur jarak garis ini ke puncak pik, pengukuran ini bisa dilakukan
dengan tingkat presisi yang cukup tinggi. Gambarkan dengan
kromatogram, sehingga luas pik dapat dihitung dengan cara
menghitung luas segitiga yang terbentuk dari alas pik dan puncak pik.
3. Kromatografi gas telah digunakan secara berhasil terhadap sejumlah besar
senyawa-senyawa dalam berbagai bidang. Dan digunakan baik terhadap
senyawa-senyawa organik dan anorganik. Jelaskan beberapa contoh
kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidang yang besar ruang
lingkupnya.
4. Diskusi kelompok diberi waktu 20 menit, dan setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya selama 10 menit.
3. EVALUASI
1. Jelaskan tujuan dari analisa kualitatif pada GLC!
2. Kemungkinan-kemungkinan apa saja yang dapat menimbul
kankesalahan pada analisa dengan GLC!
A
Waktu nol B
C
B A
2 menit C A terpisah dari
B dan C
Molekul
cuplikan
● *▪
● ▪
Fasa bergerak
ANALIS KIMIA SMKN 1 BONTANG
Fasa cair
Molekul-molekul yang teruapkan Padatan
pendukung
Molekul cuplikan dalam fasa
cair
Ikatan hidrogen (b) merupakan gaya yang penting dalam GLC, sedangkan
(d) hampir tidak terdapat pada GLC, tetapi penting terutama dalam
kromatografi penukar ion.
Jika harga k tetap pada kisaran konsentrasi yang besar, maka kita akan
mendapatkan : LINEAR GLC.
Kondisi untuk GLC linier yang ideal diperoleh jika :
1. Kesetirnbangan dicapai sangat cepat pada setiap saat.
2. Molekul-molekul cuplikan hanya bergerak oleh gaya dari gas
3. Pengangkut; sehingga tidak ada difusi.
4. Pengisian dari kolom harus sama/uniform (setiap bagian mengandung
jumlah sama fasa diam clan fasa bergerak).
Dalam hal cuplikan mengandung lebih dari satu senyawa, maka setiap
senyawa akan mempunyai harga k sendiri-sendiri. Sebagai contoh,
bayangkan suatu cuplikan mengandung molekul-molekul A, B, C, dan D,
maka kita akan memperoleh 4 harga K, : kA, kB, kC, dan kD.
Kecepatan di mana molekul-molekul tersebut bergerak melalui kolom sama
dengan hasil kali kecepatan gas clan bagian dari waktu dalam mana
komponen-komponen tersebut dalam fasa gas. Bayangkan kromatogram
berikut :
Udara (N2) mempunyai titik didih yang sangat rendah, tidak ditahan oleh fasa
cair.
tR = waktu aatam mana senyawa tetap tinggal.
tR - f' R = waktu dalam mana senyawa bergerak.
Di dalam GLC kita akan banyak bee-bicara tentang dalam mana cuplikan
ditahan oleh kolom; ini disebut pe,7ahanan (the retention time) = tR.
Kromatogram gas dari GLC linier yang ideal untuk hasil analisa empat
senyawa A, B, C, dan D akan memberikan gambaran seperti berikut :
hingga ia
A C
B
waktu
D
waktu
Kita selalu mempunyai G1.C linier yang tidak ideal, karena kolom yang ideal
tidak terdapat. Kalau kita lihat pada kromatogram gas normal, tidak ada
puncak-puncak kecil, tetapi berupa bentuk-bentuk kurva, yang disebut kurva-
kurva Gauss, (pelebaran puncak), atau bila keadaannya lebih jelek akan
menghasilkan puncak-puncak berekor atau pemanjangan di muka.
Hal ini disebabkan adanya :
1. Difusi eddy (olakan) : difusi ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
kecepatan gas pengangkut tidak sama di dalam seluruh kolom. Ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa bagian-bagian dari pori yang dilalui
tidak sama panjang :"MULTIPATH -EFFECT" (pengaruh jalan berganda).
a. Effisiensi Kolom
Effisiensi kolom diukur sebagai jumlah pelat teoritis : N. Kita berbicara
tentang "The height equivalent to a theoretical plate, the HETP"
(ketinggian ekuivalen terhadap pelat teoritis) dan didefinisikan
sebagai :
L
HETP =
N
di mana :
x = jarak dari injeksi ke puncak maksimum.
a= (x-
x) n-
1
hingga N = x , = x2 (n-1)
(x-x) 2 (x-x) 2
n-1
(L selalu spesifik untuk suatu kolom).Jumlah pelat teoritis tiap meter dari panjang
kolom disebut :" Performance" dari kolom.
HEPT=A+B/µ + C.µ
µ adalah kecepatan linier gas (atau kelajuan ali ran) melalui kolom;
µ diukur dengan :
panjang kolom (dalam cm)
µ=
waktu penahanan udara (dalam detik)
kolom
Defuse molekul solute
d. Efisiensi Pelarut
Suatu hal yang penting dari GLC, bahwa GLC dapat memisahkan senyawa -
senyawa dengan tekanan uap yang sama, yaitu yang mempunyai titik didih
yang sama. Pekerjaan tersebut tak mungkin dilakukan dengan distilasi.
Hal ini dirnungkinkan oleh kenyataan bahwa GLC memiliki fasa cair, yaitu
pelarut (fasa diam). Seperti telah kita ketahui, pelarut mempunyai interaksi yang
spesifik dengan cuplikan. Gaya-gaya ini rnenentukan kelarutan hingga dengan
demikian pemisahan dapat terjadi. Pemisahan tergantung pada harga-harga
koefisien partisi K.
Efisien pelarut didefinisikan sebagai : perbandingan dari koefisien-koefisien
partisi, atau waktu-waktu retensi yang teratur.
x2 k2
Efisiensi pelarut, a = =
x 1’ k1
injeksi Puncak
Daerah kromotogram untuk
Udara pemisahan puncak yang baik
injeksi
Puncak
Dari perumusan berikut kita akan dapat menghitung pelat teoritis yang
dibutuhkan, jadi panjang yang dibutuhkan untuk pemisahan yang baik, adalah
menghitung jumlah suatu kolom, yang baik :
α K2’ + 1
N yang dibutuhkan = 16 R2 ( )2 =( )2
α-n K2’
R = pemisahan (resolution)
α = efisiensi pelarut.
e. Suhu Kolom
Suhu kolom merupakan hal yang penting dalam pemisahan-pemisahan GLC.
Tetapi suhu kolom tidak dapat dipilih. Koefisien partisi, k, sangat tergantung
pada suhu. Sebagai aturan umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Kenaikan
sebesar 30o C dalam suhu kolom akan menurunkan setengah harga k, jadi
menurunkan juga setengah dari waktu retensi, hingga suhu-suhu kolom yang
lebih tinggi akan menurunkan waktu analisa. Tetapi, biasanya pemisahan
dapat ditingkatkan dengan penurunan suhu kolom. Ini berarti harus ada suhu
kolom optimum dalarn analisa GLC.
Pada umumnya ada aturan yaitu : Suhu kolom yang paling baik adalah harga
rata-rata dari titik didih dari cuplikan. Tentu saja hal inipun masih tergantung
pada persentase dari fasa cair pada padatan pendukung. Jumlah yang tinggi
dari fasa cair akan memerlukan suhu kolom yang lebih tinggi.
Dalam menentukan suhu kolom harus memperhatikan suhu maksimum yang
diperbolehkan dari fasa cair yang digunakan, terjadi"colum bleeding" (=
penguapan dari fasa diam). Meskipun demikian setiap suhu yang digunakan
harus di atas titik lebur dari senyawa atau cuplikan.
C-O-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
װ
O
Gugus yang dapat terpolarisasi
Fasa cair yang dikenal dengan nama dagang ; SAE -52, merupakan
polimer dengan silikon dengan struktur :
Penerima pemberi
O R
R-O-R R-C RC C=O R-CN R-NO 2
OR R
semua polyester SE - 30
Dimetil sulfolan SF - 96
Dibutil tetra kloroftolat DC - 200
SAIB DOQ - 11
Trieresil fosfat Squalane
STAP Hexadecane
Densil sianida Apikson
H exan V-1
Propiler Karbonat
Q F-1
Poligenil eter
OV-17
Berikut adalah tabel "campuran" klas yang perlu diketahui. tabel inipun
didasarkan pada "like dissolves like" :
1). Kompleksperaknitrat
2). Padatan pendukung dari kolom GLC dapat ditambah den -Ran KOH.
Dengan cara ini penyerapan dapat terjadi. Misal, pemisahan terhadap O,
M dan p toluidin.
CH3 I
Di sini padatan pendukung terikat secara kimia pada fasa cair. Struktur
dari Durapak adalah sebagai berikut :
padatan pendukung
1. Dalam semua hal di atas titik lebur dari fasa cair, tetapi di bawah suhu
maksimum yang diperbolehkan dari fasa cair.
3. Waktu retensi mcnjadi lipat dua untuk sctiap 30°C penurunan suhu kolom.
Cukup tinggi untuk mencegah kondensasi dari cuplikan. Keadaan ini dapat
dilihat pada kromatogram dengan adanya pelebaran puncak atau hilangnya
puncak.
- Dengan TCD, suhu detektor harus tetap dijaga, tetap : ± 0,1 °C.
Suhu kolom dalam GLC dapat dibuat tetap atau dapat divariasi/diprogram.
Yang terakhir disebut kromatografi gas dengan suhu yang diprogram
(Programmed Temperature Gas Chromatography = PTGC).
Catatan :
Suatu campuran dengan titik didih tinggi akan membeku dalam kolom pada
suhu permulaan yang rendah, sehingga tidak boleh
memasukkan/menginjeksikan cuplikan. Alternatif rnengubah senyawa
tersebut menjadi turunannya yang mempunyai titik didih yang rendah.
2. LEMBAR KERJA
3. EVALUASI
1. Jelaskan hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan pada kromatogram gas
normal, tidak ada puncak-puncak kecil, tetapi berupa bentuk-bentuk kurva,
yang disebut kurva-kurva Gauss, (pelebaran puncak), atau bila keadaannya
lebih jelek akan menghasilkan puncak-puncak berekor atau pemanjangan di
muka!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan "like, dissolves like" pada GLC!
3. Jelaskan 4 kondisi untuk GLC linier yang ideal!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan effisiensi kolom yang diukur
sebagai jumlah pelat teoritis : N. atau "The height equivalent to a
theoretical plate, the HETP" (ketinggian ekuivalen terhadap pelat
teoritis)!
1. McNair & E.J.Bonelli, 1988, Dasar Kromatografi Gas, Penerbit ITB Bandung
2. Skoog, Doughlas, A and James J Leary, 1992, Principles of Instrumental
Analysis, Saunders College Publishing, New York.
3. Mulya Suryadarma, dkk. 2004, Pengembangan Metode Analisis, Airlangga
Press, Surabaya.