Anda di halaman 1dari 17

RESUME KONSEP DASAR PERSALINAN

Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan


Dosen Pengampu : Mundarti, S.Pd, S,SiT, M.Kes.

Nama : Citra Milleni Dwi Agustin


NIM : P1337424218029
Kelas : Celosia

1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin, air ketuban, dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Bentuk
persalinan dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Persalinan spontan bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.
b. Persalinan buatan bila persalinan dengan bantuan atas indikasi-indikasi seperti
forceps, vakum, dan SC.
c. Persalinan anjuran bila persalinan dengan cara dirangsang pemberian
prostaglandin.
Persalinan dianggap normal jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
a.Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses
ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan
fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm.
b.Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c.Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit
d.Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum
(Saifuddin, 2002).

2. Teori Penyebab Persalinan

a. Teori penurunan hormon


Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira – kira 1 – 2
minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai penenang bagi otot –
otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar progesterone turun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga kadar estrogen dan
progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di keluarkan.
d. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot – otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang
dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi degenerasi.
e. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak di
belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan timbul.
f. Induksi partus (induction of labour)
Parus dapat di timbulkan dengan jalan :
1) Gagang laminaria : beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
2) Amniotomi : pemecahan ketuban.
3) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infuse.
3. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi kedalam 4 tahapan antara lain:


1) Kala I persalinan
Kala satu membutuhkan kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, serta durasi
yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks. Lama kala satu pada
primigavida adalah 6– 18 jam sedangkan multipara 2–10 jam. Selaput ketuban
biasanya pecah menjelang akhir kala satu, ditandai pengeluaran cairan mendadak.
Kekuatan kontraksi tidak begitu kuat, sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Pada
kala 1 terdapat dua fase yaitu :
1. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam.
2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar
enam jam.
2) Kala II persalinan
Mulai dari pembukaan lengkap dan berakhir ketika janin sudah lahir merupakan kala
II (Cuningham et al, 2006; h. 275). His semakin kuat dengan interval 2-3 menit serta
lama lebih dari 50 detik. Lama kala dua untuk primigravida adalah 50 menit
sedangkan multigravida 30 menit.
3) Kala III persalinan
Kala tiga dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir saat lahirnya plasenta dan
selaput ketuban (Cunningham et al, 2006; h. 275). Pelepasan plasenta diperkirakan
dengan melihat beberapa tanda meliputi uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke
atas karena plasenta dilepas ke arah segmen bawah rahim, tali pusat bertambah
panjang, terdapat semburan darah tiba-tiba.
4) Kala IV persalinan
Kala empat merupakan tahapan persalinan berupa tindakan observasi 2 jam pertama
post partum, sejak plasenta lahir sampai keadaan ibu menjadi stabil. Pemantauan
dilakukan karena banyak perdarahan terjadi pada 2 jam pertama persalinan, hal yang
dipantau meliputi tingkat kesadaran, serta tanda-tanda vital. Kontraksi uterus dipantau
untuk mencegah atonia uteri yang dapat menyebabkan perdarahan. Perdarahan
dianggap normal apabila tid ak melebihi 400-500cc.

4. Tujuan Asuhan Persalinan

1. Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai


pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang
ibu dan bayi.
2. Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir (BBL),mulai dari hamil hingga bayi
selamat.
3. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara tepat waktu.
Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan
keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi.

5. Tanda-Tanda Persalinan

1. Posisi bayi berubah turun

Bayi secara perlahan mulai “merosot” atau turun ke panggul. Kondisi dikenal
sebagai “pengenduran”. Ini berarti bayi sedang mengatur ulang tubuhnya menjadi
posisi kepala di bawah, sebagai tanda-tanda mau melahirkan.

2. Leher rahim terbuka

Di awal, pelebaran leher rahim ini biasanya masih berkembang dengan sangat
lambat. Setelah tanda-tanda persalinan mulai masuk ke masa aktif, pelebaran serviks
akan berlangsung dengan sangat cepat.

Jika 10 jari sudah dapat dimasukkan atau sekitar 10 cm lebarnya, artinya


pembukaan Anda lengkap sehingga Anda dan bayi sudah siap untuk menjalani proses
persalinan. Lebar 10 cm atau 10 jumlah jari yang bisa masuk bisa disebut sebagai
pembukaan penuh.

3. Leher rahim menipis


Semakin tipis leher rahim, otomatis semakin mudah untuk melebar dan membuka
selama proses persalinan berlangsung nantinya.

4. Kram perut dan nyeri punggung yang semakin parah

Dalam kondisi ini, otot dan sendi tubuh biasanya sedang meregang dan bergeser
sebagai tanda-tanda mau melahirkan.

5. Diare, mual, dan muntah

Salah satu tanda-tanda mau melahirkan yang kerap tidak disadari yakni diare,
mual, dan muntah. Ini karena hormon yang diproduksi oleh tubuh untuk memudahkan
kelahiran bayi dapat merangsang usus untuk lebih aktif bekerja.

Selama persalinan, mungkin mengalami dorongan untuk buang air besar. Cara
terbaik untuk menangani ini adalah untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan
minum banyak cairan.

6.Perubahan energi dalam tubuh

Perut yang makin hari makin membesar diiringi dengan sistem pencernaan yang
semakin berantakan, dapat membuat sulit tidur nyenyak di malam hari. Ini yang
kemudian membuat cenderung lebih memilih untuk menutup mata dan tetap berbaring
di tempat tidur, meskipun matahari sudah bersinar terik.

7. Perubahan mood (suasana hati)

Sadar atau tidak, perubahan mood ini yang nantinya memengaruhi peningkatan
atau penurunan energi di dalam tubuh Anda.

8. Keluarnya lendir seperti keputihan

Ketika serviks mulai menipis dan terbuka sebagai tanda-tanda mau melahirkan,
sumbatan lendir tersebut akan keluar melalui vagina. Lendir tersebut memiliki tekstur
yang kental, dengan warna bening, merah muda, atau agak merah karena darah.

Jika lendir yang keluar menyerupai perdarahan berat seperti sedang menstruasi,
kemungkinan ada masalah pada kehamilan, khususnya plasenta.

9. Muncul kontraksi dengan pola yang kuat dan teratur

Kontraksi rahim saat hamil pada awalnya akan berpola tidak beraturan dan
muncul jarang-jarang. Ini disebut sebagai kontraksi Braxton Hicks, dan bukan
merupakan tanda-tanda mau melahirkan yang sebenarnya.

Kontraksi Braxton Hicks alias palsu ini biasanya mulai muncul saat masa
kehamilan memasuki trimester ketiga, meski ada beberapa juga yang merasakannya di
trimester kedua. Kontraksi palsu merupakan hal normal yang memang akan terjadi
sebelum Anda merasakan kontraksi persalinan yang sebenarnnya.
Sementara kontraksi yang sebenarnya sebagai tanda-tanda persalinan biasanya
menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit di punggung dan perut bagian bawah.
Ketidaknyamanan tersebut bisa datang bersamaan dengan adanya tekanan di sekitar
bagian panggul.

10. Air ketuban pecah

Kantung ketuban adalah selaput pembungkus cairan yang berperan sebagai


pelindung bayi selama berada di dalam kandungan.Kebanyakan kasus air ketuban
yang pecah umumnya terjadi beberapa jam sebelum persalinan dimulai.

6. Lima Benang Merah

1. Keputusan klinis .
Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan
masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus
akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas
yang memberikan pertolongan. Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan
melalui serangkaian proses metode yang sistematik menggunakan informasi dan
hasil dari olah kognitif dan intuisif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan
intervensi berdasarkan bukti (evidence-based), ketrampilan dan pengalaman yang
dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya
untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien (Varney, 1997) Langkah-
langkah membuat keputusan klinik diantaranya:

1. Pengumpulan data
2. Diagnosa
3. Penatalaksanaan
4. Evaluasi

2. Sayang ibu dan Bayi

Beberapa prinsip dasar Asuhan Sayang Ibu adalah dengan mengikutsertakan suami
dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama
persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai prose
perslinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman
dan hasil yang lebih baik. Berikut penerapan asuhan sayang ibu :

a. Panggil nama ibu


b. Jelaskan sebelum/sesudah asuhan yang diberikan
c. Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarga
d. Anjurkan ibu bertanya
e. Hargai privacy
3. Pencegahan infeksi
Tujuan tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan :
a. Minimalkan infeksi
b. Menentukan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti Hepatitis
dan HIV/AIDS

4. Dokumentasi
Aspek-aspek penting dalam pencatatan termasuk :
1) Tanggal dan waktu asuhan kebidanan
2) Identitas penolong
3) Paraf atau TTD pada semua catatan
4) Informasi berkaitan harus ditulis tepat, jelas dan dapat dibaca
5) Sistem pencatatan pasien harus terpelihara dan siap sedia

5. Rujukan
Rujukan dilakukan oleh bidan jika ada suatu hal yang sudah bukan menjadi
wewenang bidan. Biasanya, bidan akan memberi rujukan ke dokter spesialis
kandungan agar dapat di diagnosa lebih lanjut.

7. Faktor Persalinan

A. Power (Kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. (Manuaba, 2005). Kala I pada ibu
bersalin membutuhkan waktu 7–13 jam. Jika melebihi waktu ini disebut kala I
memanjang. Kala I memanjang jika tidak ditangani dengan segera akan
menyebabkan partus lama.
Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis sistem pernapasan yang erat
kaitannya dengan faktor power. Power adalah kekuatan atau tenaga untuk
melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
Kekuatan his dan kekuatan ibu mengejan, passage: jalan lahir dan passanger: janin
dan plasenta, dari ketiga komponen tersebut hanya faktor power yang dapat
dimanipulasi dari luar tanpa membahayakan janin dalam proses persalinan
(Manuaba, 2010).Kekuatan his atau kontraksi otot rahim pada akhir kala I atau kala
II mempunyai amplitudo 60 mmHg dengan interval 2–3 menit durasi 60-90 detik.
Kekuatan his dan meneran mendorong janin kearah bawah menimbulkan peregangan
yang pasif, sehingga terjadi putaran paksi dalam dan penurunan kepala, menekan
serviks dimana terdapat pleksus frankenhauser sehingga menimbulkan efek
meneran. Kedua kekuatan menyebabkan kepala crowning dan penipisan jalan lahir
sehingga lahirlah kepala.

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu :


- Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke
uterus bawah dalam bentuk gelombang.
- Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan
mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan
intraabdomen.
B. Passage (Jalan Lahir)
Faktor passage atau biasa disebut dengan jalan lahir diklasifikasikan menjadi
dua jenis, yaitu jalan lahir lunak dan jalan lahir keras.
1. Jalan Lahir Lunak
Jalan lahir lunak terdiri dari serviks, vagina, dan otot rahim
a. Serviks
Serviks akan makin matang mendekati waktu persalinan. Selama masa
hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang serta lunak; dan pada saat
mendekati persalinan, serviks masih lunak dengan konsistensi seperti puding,
mengalami sedikit penipisan (effacement), dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita dan
paritasnya. Adanya peningkatan intensitas Braxton Hicks mengakibatkan
perubahan serviks yang terjadi. Kematangan serviks memiliki periode yang
berbeda-beda sebelum persalinan.
b. Vagina
Vagina bersifat elastis dan berfungsi sebagai jalan lahir dalam persalinan
normal.
c. Otot Rahim
Otot rahim tersusun dari tiga lapis, yang berasal dari kedua tanduk rahim,
yaitu longitudinal (memanjang), melingkar, dan miring.
Segera setelah persalinan, susunan otot rahim tersebut sedemikian rupa
akan mengondisikan pembuluh darah menutup untuk menghindari terjadinya
perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
2. Jalan Lahir Keras
Panggul merupakan salah satu jalan lahir keras yang memiliki fungsi lebih
dominan daripada jalan lahir lunak.
C. Passenger (Penumpang)
1. Janin
Janin merupakan passenger utama dan dapat memengaruhi jalannya persalinan
karena besar dan posisinya. Bagian janin yang paling penting adalah kepala karena
mempunyai ukuran yang paling besar.
a. Postur janin dalam rahim
Istilah-istilah yang dipakai untuk menentukan kedudukan dalam rahim adalah
sebagai berikut :
1) Sikap (attitude atau habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya
terhadap tulang punggungnya.
2) Letak (Lie atau situs)
Bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu sering dikatakan
sebagai letak janin, misalnya letak lintang yaitu dimana sumbu janin sejajar
dengan sumbu panjang ibu; letak ini dapat berupa letak kepala/letak sungsang.
Letak janin dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Letak membujur (longitudinal)
· Letak kepala: letak fleksi dan letak defleksi (letak puncak kepala, dahi, dan
muka).
· Letak sungsang/ letak bokong: letak bokong sempurna (complete breech),
letak bokong (frank breech), dan letak bokong tidak sempurna (incomplete
breech).
b) Letak lintang (transverse lie)
c) Letak miring (oblique lie)
· Letak kepala mengolak
· Letak bokong mengolak
3) Presentasi
Istilah presentasi digunakan untuk menyebutkan bagian janin yang masuk di
bagian bawah rahim. Presentasi ini dapat diketahui dengan cara palpasi atau
pemeriksaan dalam.
b. Posisi janin
Untuk menetapkan bagian janin yang berada dibagian bawah, indikator yang
dapat digunakan adalah posisi janin. Posisi janin dapat berada pada sebelah
kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Sebagai
contoh, letak belakang kepala (LBK), ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, dan
UUK kanan belakang.
2. Plasenta
Plasenta merupakan salah satu organ yang merupakan ciri khas mamalia
sejati pada saat kehamilan, berfungsi sebagai jalur penghubung antara ibu dan
anaknya, mengadakan sekresi endokrin, serta pertukarab selektif substasi yang
dapat larut dan terbawa darah melalui lapisan rahim dan bagia tropoblast yang
mengandung pembuluh-pembuluh darah, termasuk makanan untuk janin.
3. Air ketuban
Liquor amnii yang sering juga disebut sebagai air ketuban merupakan cairan
yang mengisi ruangan yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan korion).
D. Psikologis Ibu
1. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin
Lancar atau tidaknya proses persalinan banyak bergantung pada kondisi biologis,
khususnya kondisi wanita yang bersangkutan.
Pada ibu bersalin terjadi beberapa perubahan psikolgis diantaranya:
a. Rasa cemas pada bayinya yang akan lahir
b. Kesakitan saat kontraksi dan nyeri
c. Ketakutan saat melihat darah
Beberapa hal yang dapat memengaruhi psikolgi ibu meliputi :
a. Melibatkan psikologi ibu, emosi, dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Hubungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
2. Pengaruh Psikologis Terhadap Proses Persalinan
Perubahan psikologi ibu yang muncul pada saat memasuki masa persalinan
sebagian besar berupa perasaan takut maupun cemas, terutama pada ibu
primigravida yang umumnya belum mempunyai bayangan mengenai kejadian-
kejadian yang akan dialami pada akhir kehamilannya.
3. Bimbingan dan Persiapan Mental Ibu dalam Persalinan
Pada proses bimbingan dan persiapan mental ibu yang akan melahirkan, terdapat
beberapa hal yang perlu diingat, yaitu sebagai berikut:
a. Bahwa ibu akan menghadapi persalinan, terutama ibu yang baru pertama kali
akan melahirkan akan sering mengalami perasaan tidak tenang, takut, dan
ragu-ragu akan persalinan yang dihadapinya.
b. Bahwa kehamilan dan persalinan dirasakan sebagai cobaan atau ujian,
walaupun ibu bersedia menerima dan mnegaharapkan kehadiran anaknya.
c. Bahwa ibu akan lebih gelisah, cemas saat menghadapi persalinan, dan lebih
banyak hal yang dipikirkan.
E. Penolong
Penolong persalinan adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan tertentu untuk membantu ibu dalam menjalankan proses persalinan.
8. Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan merupakan serangkaian perubahan posisi dari bagian


presentasi janin yang merupakan suatu bentuk adaptasi atau akomodasi bagian kepala
janin terhadapjalan lahir.

1. Penurunan Kepala.

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya


sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya
baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya
dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala
melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila
sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan
promontorium.

ika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang
mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada
2 jenis asinklitismus yaitu :

– Asinklitismus posterior : Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan


os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.

– Asinklitismus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati promontorium


sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.

2. Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan
majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa
lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun
besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis
dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul,
biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.

3. Desensus

Pada nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak berlanjut sampai
awal kala II; pada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.

Penyebab terjadinya desensus :

1. Tekanan cairan amnion

2. Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong


3. Usaha meneran ibu

3. Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus)

4. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah
simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-
ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis.

5. Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di
bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin.

Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk
melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul
tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat
menembusnya.

6. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di
dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami
putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.

Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang
kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.

7. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir ,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.

Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan
ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat
segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah
panjang.

9. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi adalah perubahan dalam tubuh wanita, khususnya pada bagian
organ reproduksi. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang
menebal luruh karena tidak adanya pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap
wanita berbeda-beda, bisa terjadi antara 23-35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi
adalah 28 hari.

Fase-fase dalam Siklus Menstruasi

1. Fase Pertama - Menstruasi

Fase dalam siklus menstruasi yang pertama biasanya terjadi selama 3-7 hari.
Pada masa ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya
darah yang keluar selama masa menstruasi berkisar antara 30-40 ml pada tiap siklus.

Pada hari pertama hingga hari ke-3, darah menstruasi yang keluar akan lebih
banyak. Pada saat ini, biasanya wanita akan merasakan nyeri atau kram pada bagian
panggul, kaki, dan punggung.

Luruhnya lapisan dinding rahim ini juga disebabkan oleh penurunan kadar
estrogen dan progesteron. Pada saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH)
mulai sedikit meningkat dan memancing perkembangan 5-20 folikel (kantong yang
berisi indung telur) di dalam ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang,
hanya ada satu folikel yang terus berkembang akan memproduksi estrogen.

2. Fase Kedua – Pra ovulasi dan Ovulasi

Pada fase pra ovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai
menebal kembali. Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis, sehingga sperma dapat
melewati lapisan ini dengan mudah dan bisa bertahan kurang lebih selama 3-5 hari.
Proses penebalan rahim dipicu oleh peningkatan hormon.

3. Fase Ketiga – Pra Menstruasi

Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel
yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus
luteum kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim
makin tebal.

Jika tidak terjadi pembuahan,akan mulai merasakan gejala pramenstruasi (PMS),


seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri
pada payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung. Selain gejala tersebut, korpus
luteum akan mengalami degenerasi dan berhenti memproduksi progesteron. Jika tidak
terjadi pembuahan, kadar progesteron dan estrogen akan menurun, lapisan dinding
rahim juga akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.

10. Anatomi Panggul


Panggul atau pelvis terdiri atas 2 bagian yaitu :

1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang

Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu :

 Pelvis mayor : Mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dll

 Pelvis minor : Tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium,


vagina, kandung kemih, dll

2. Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta

A. Tulang-Tulang Yang Menyusun Panggul

Tulang panggul terdiri dari 3 buah tulang yaitu :

1. 2 buah tulang pangkal paha (Os Coxae)


2. 1 buah tulang kelangkang (Os Sacrum)
3. 1 buah tulang tungging (Os Coccygis)

1. Tulang Pangkal Paha (Os Coxae)

Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas Os
Coxae Dari Articulatio Sakroiliaka Sampai Pertengahan Pubis.

Ketiga tulang itu ialah :

 Tulang usus (Os Illium)


 Tulang duduk (Os Ischium)
 Tulang kemaluan (Os Pubis )

 Tulang Usus (Os Illium )


Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4 spina yaitu :

1. Spina illiaka anterior superior (SIAS)


2. Spina illiaka anterior inferior (SIAI)
3. Spina illiaka posterior superior (SIPS)
4. Spina illiaka posterior inferior (SIPI)

Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik yang disebut Incisura Ischiadika
Mayor

 Tulang Duduk (Os Ischium)

Os ischium terletak dari Foramen Obsturatorium Sampai Pada Pinggir Atas


Acetabulum. Tonjolan yang ada pada ischium yaitu Spina Ischiadica.

Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah Tuber
Ischadicum. Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut Inchisura Isciadica Mayor.
Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut Inchisura Ischiadica Minor.

 Tulang Kemaluan Kemaluan (Os Pubis )

Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan Foramen
Obturatorium. Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan Ramus Superior,
cekungannya dinamakan Linea Inominataatau Linea Terminalis. Pertemuan kedua
ramus superior dinamakan Tepi Atas Simfisis.

Pada bagian bawahnya dinamakan Ramus Inferior, pertemuan antara ramus inferior
membentuk Tepi Bawah Simfisis. Pada ramus inferior membentuk sudut yang
disebut Arcus Pubis yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.

2. Tulang Kelangkang (Os Sacrum )

Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan meruncing ke bawah.

Batas-batas dari os sacrum yaitu :

1. Articulatio sakro illiaca (batas kanan dan kiri)


2. Prosesus lumbal ke 5 (batas belakang atas)
3. Coccygis (batas bawah)
4. Promontorium (batas depan atas)

Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat
melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan PROMONTORIUM. Pada bagian
anterior memanjng sampai illium dinamakan Sayap Sacrum. Lubang yang terdapat pada
bagian depan dinamakan Foramina Sacralia Anteriora. Lubang yang terdapat pada
bagian belakang dinamakan Foramina Sacralia Posteriora. Pada vertebra terdapat
bagian yang berduri yang dinamakan Krista Sakralia. Pada bagian samping tulang
kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantara
articulatio sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang tungging.
3. Tulang Tungging (Os Coccygis)

Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang
tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari
ukuran panggul dalam.

JALAN LAHIR

Jalan lahir terdiri dari empat bidang yaitu pintu atas panggul, bidang terluas
panggul, bidang tersempit panggul, dan pintu bawah panggul.
1) Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul berbentuk seperti bulatan oval dengan panjang ke samping dan
dibatasi oleh:
· Promontorium
· Sayap os sacrum
· Linea terminalis kanan dan kiri
· Ramus superior os pubis kanan dan kiri
· Pinggir atas simpisis pubis
· Ukuran melintang: jarak antara kedua linea terminalis (12,5 cm)
· Ukuran oblik: jarak antara articulatio menuju tuberculum pubicum yang
bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup.
2) Bidang Terluas Panggul
Ukuran muka belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.
3) Bidang Tersempit Panggul
Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran melintang 10 cm.
4) Pintu Bawah Panggul
Terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama, yaitu:
· Segitiga depan dasarnya tuber ischiadicum dengan dibatasi arcus pubis.
· Segitiga belakang dasarnya tuber ischiadicum dengan dibatasi ligamentum
sacrotuberosum kanan dan kiri.
Beberapa ukuran pintu bawah panggul yang penting adalah:
· Ukuran muka belakang dari tepi bawah simpisis menuju ujung tulang
belakang 11,5 cm
· Ukuran melintang adalah jarak tuber ischiadicum kanan dan kiri sebesar 10,5
cm
· Diameter sagitalis posterior dari ujung tulang kelangkang ke pertengahan
ukuran melintang sebesar 7,5 cm.
Bidang Hodge
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai dimana bagian terendah janin turun
dalam panggul dalam persalinan :
Bidang Hodge I : bidang datar yang melalui bagian atas simpisis dan promontorium.
Bidang Hodge II : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I terletak setinggi bagian
bawah simpisis
Bidang Hodge III : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I dan II, terletak setinggi
spina ischiadica kanan dan kiri. Pada referensi lain, bidang hodge III
ini disebut juga bidang O. Kepala yang berada di atas 1 cm, disebut
(-1) atau sebaliknya.
Bidang Hodge IV : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I, II, III, terletak setinggi
os coccygis.
DAFTAR PUSTAKA

http://bpmsrianingsih.blogspot.com/2016/09/tujuan-asuhan-persalinan.html

http://repository.ump.ac.id/5777/3/YELYTA%20IKA%20APRILIANA%20BAB%20II.pdf

http://repository.ump.ac.id/2374/3/HARI%20MUDIANA%20BAB%20II.pdf

https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/10-tanda-tanda-mau-melahirkan/

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/macam-macam-teori-dan-penyebab.html

https://putrynurul.wordpress.com/2012/03/05/mekanisme-persalinan-normal/

https://www.alodokter.com/yang-terjadi-selama-siklus-menstruasi

https://bidandede.wordpress.com/2018/03/09/anatomi-fisiologi-tulang-panggul/

Anda mungkin juga menyukai