Resume Konsep Dasar Persalinan Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dosen Pengampu: Mundarti, S.PD, S, Sit, M.Kes
Resume Konsep Dasar Persalinan Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dosen Pengampu: Mundarti, S.PD, S, Sit, M.Kes
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin, air ketuban, dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Bentuk
persalinan dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Persalinan spontan bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.
b. Persalinan buatan bila persalinan dengan bantuan atas indikasi-indikasi seperti
forceps, vakum, dan SC.
c. Persalinan anjuran bila persalinan dengan cara dirangsang pemberian
prostaglandin.
Persalinan dianggap normal jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
a.Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses
ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan
fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm.
b.Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c.Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit
d.Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum
(Saifuddin, 2002).
5. Tanda-Tanda Persalinan
Bayi secara perlahan mulai “merosot” atau turun ke panggul. Kondisi dikenal
sebagai “pengenduran”. Ini berarti bayi sedang mengatur ulang tubuhnya menjadi
posisi kepala di bawah, sebagai tanda-tanda mau melahirkan.
Di awal, pelebaran leher rahim ini biasanya masih berkembang dengan sangat
lambat. Setelah tanda-tanda persalinan mulai masuk ke masa aktif, pelebaran serviks
akan berlangsung dengan sangat cepat.
Dalam kondisi ini, otot dan sendi tubuh biasanya sedang meregang dan bergeser
sebagai tanda-tanda mau melahirkan.
Salah satu tanda-tanda mau melahirkan yang kerap tidak disadari yakni diare,
mual, dan muntah. Ini karena hormon yang diproduksi oleh tubuh untuk memudahkan
kelahiran bayi dapat merangsang usus untuk lebih aktif bekerja.
Selama persalinan, mungkin mengalami dorongan untuk buang air besar. Cara
terbaik untuk menangani ini adalah untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan
minum banyak cairan.
Perut yang makin hari makin membesar diiringi dengan sistem pencernaan yang
semakin berantakan, dapat membuat sulit tidur nyenyak di malam hari. Ini yang
kemudian membuat cenderung lebih memilih untuk menutup mata dan tetap berbaring
di tempat tidur, meskipun matahari sudah bersinar terik.
Sadar atau tidak, perubahan mood ini yang nantinya memengaruhi peningkatan
atau penurunan energi di dalam tubuh Anda.
Ketika serviks mulai menipis dan terbuka sebagai tanda-tanda mau melahirkan,
sumbatan lendir tersebut akan keluar melalui vagina. Lendir tersebut memiliki tekstur
yang kental, dengan warna bening, merah muda, atau agak merah karena darah.
Jika lendir yang keluar menyerupai perdarahan berat seperti sedang menstruasi,
kemungkinan ada masalah pada kehamilan, khususnya plasenta.
Kontraksi rahim saat hamil pada awalnya akan berpola tidak beraturan dan
muncul jarang-jarang. Ini disebut sebagai kontraksi Braxton Hicks, dan bukan
merupakan tanda-tanda mau melahirkan yang sebenarnya.
Kontraksi Braxton Hicks alias palsu ini biasanya mulai muncul saat masa
kehamilan memasuki trimester ketiga, meski ada beberapa juga yang merasakannya di
trimester kedua. Kontraksi palsu merupakan hal normal yang memang akan terjadi
sebelum Anda merasakan kontraksi persalinan yang sebenarnnya.
Sementara kontraksi yang sebenarnya sebagai tanda-tanda persalinan biasanya
menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit di punggung dan perut bagian bawah.
Ketidaknyamanan tersebut bisa datang bersamaan dengan adanya tekanan di sekitar
bagian panggul.
1. Keputusan klinis .
Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan
masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus
akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas
yang memberikan pertolongan. Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan
melalui serangkaian proses metode yang sistematik menggunakan informasi dan
hasil dari olah kognitif dan intuisif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan
intervensi berdasarkan bukti (evidence-based), ketrampilan dan pengalaman yang
dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya
untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien (Varney, 1997) Langkah-
langkah membuat keputusan klinik diantaranya:
1. Pengumpulan data
2. Diagnosa
3. Penatalaksanaan
4. Evaluasi
Beberapa prinsip dasar Asuhan Sayang Ibu adalah dengan mengikutsertakan suami
dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama
persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai prose
perslinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman
dan hasil yang lebih baik. Berikut penerapan asuhan sayang ibu :
4. Dokumentasi
Aspek-aspek penting dalam pencatatan termasuk :
1) Tanggal dan waktu asuhan kebidanan
2) Identitas penolong
3) Paraf atau TTD pada semua catatan
4) Informasi berkaitan harus ditulis tepat, jelas dan dapat dibaca
5) Sistem pencatatan pasien harus terpelihara dan siap sedia
5. Rujukan
Rujukan dilakukan oleh bidan jika ada suatu hal yang sudah bukan menjadi
wewenang bidan. Biasanya, bidan akan memberi rujukan ke dokter spesialis
kandungan agar dapat di diagnosa lebih lanjut.
7. Faktor Persalinan
A. Power (Kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. (Manuaba, 2005). Kala I pada ibu
bersalin membutuhkan waktu 7–13 jam. Jika melebihi waktu ini disebut kala I
memanjang. Kala I memanjang jika tidak ditangani dengan segera akan
menyebabkan partus lama.
Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis sistem pernapasan yang erat
kaitannya dengan faktor power. Power adalah kekuatan atau tenaga untuk
melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
Kekuatan his dan kekuatan ibu mengejan, passage: jalan lahir dan passanger: janin
dan plasenta, dari ketiga komponen tersebut hanya faktor power yang dapat
dimanipulasi dari luar tanpa membahayakan janin dalam proses persalinan
(Manuaba, 2010).Kekuatan his atau kontraksi otot rahim pada akhir kala I atau kala
II mempunyai amplitudo 60 mmHg dengan interval 2–3 menit durasi 60-90 detik.
Kekuatan his dan meneran mendorong janin kearah bawah menimbulkan peregangan
yang pasif, sehingga terjadi putaran paksi dalam dan penurunan kepala, menekan
serviks dimana terdapat pleksus frankenhauser sehingga menimbulkan efek
meneran. Kedua kekuatan menyebabkan kepala crowning dan penipisan jalan lahir
sehingga lahirlah kepala.
1. Penurunan Kepala.
ika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang
mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada
2 jenis asinklitismus yaitu :
2. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan
majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa
lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun
besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis
dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul,
biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
3. Desensus
Pada nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak berlanjut sampai
awal kala II; pada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah
simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-
ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis.
5. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di
bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin.
Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk
melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul
tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat
menembusnya.
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di
dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami
putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang
kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir ,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan
ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat
segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah
panjang.
9. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah perubahan dalam tubuh wanita, khususnya pada bagian
organ reproduksi. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang
menebal luruh karena tidak adanya pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap
wanita berbeda-beda, bisa terjadi antara 23-35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi
adalah 28 hari.
Fase dalam siklus menstruasi yang pertama biasanya terjadi selama 3-7 hari.
Pada masa ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya
darah yang keluar selama masa menstruasi berkisar antara 30-40 ml pada tiap siklus.
Pada hari pertama hingga hari ke-3, darah menstruasi yang keluar akan lebih
banyak. Pada saat ini, biasanya wanita akan merasakan nyeri atau kram pada bagian
panggul, kaki, dan punggung.
Luruhnya lapisan dinding rahim ini juga disebabkan oleh penurunan kadar
estrogen dan progesteron. Pada saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH)
mulai sedikit meningkat dan memancing perkembangan 5-20 folikel (kantong yang
berisi indung telur) di dalam ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang,
hanya ada satu folikel yang terus berkembang akan memproduksi estrogen.
Pada fase pra ovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai
menebal kembali. Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis, sehingga sperma dapat
melewati lapisan ini dengan mudah dan bisa bertahan kurang lebih selama 3-5 hari.
Proses penebalan rahim dipicu oleh peningkatan hormon.
Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel
yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus
luteum kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim
makin tebal.
Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu :
Pelvis mayor : Mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dll
Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas Os
Coxae Dari Articulatio Sakroiliaka Sampai Pertengahan Pubis.
Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik yang disebut Incisura Ischiadika
Mayor
Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah Tuber
Ischadicum. Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut Inchisura Isciadica Mayor.
Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut Inchisura Ischiadica Minor.
Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan Foramen
Obturatorium. Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan Ramus Superior,
cekungannya dinamakan Linea Inominataatau Linea Terminalis. Pertemuan kedua
ramus superior dinamakan Tepi Atas Simfisis.
Pada bagian bawahnya dinamakan Ramus Inferior, pertemuan antara ramus inferior
membentuk Tepi Bawah Simfisis. Pada ramus inferior membentuk sudut yang
disebut Arcus Pubis yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.
Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat
melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan PROMONTORIUM. Pada bagian
anterior memanjng sampai illium dinamakan Sayap Sacrum. Lubang yang terdapat pada
bagian depan dinamakan Foramina Sacralia Anteriora. Lubang yang terdapat pada
bagian belakang dinamakan Foramina Sacralia Posteriora. Pada vertebra terdapat
bagian yang berduri yang dinamakan Krista Sakralia. Pada bagian samping tulang
kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantara
articulatio sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang tungging.
3. Tulang Tungging (Os Coccygis)
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang
tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari
ukuran panggul dalam.
JALAN LAHIR
Jalan lahir terdiri dari empat bidang yaitu pintu atas panggul, bidang terluas
panggul, bidang tersempit panggul, dan pintu bawah panggul.
1) Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul berbentuk seperti bulatan oval dengan panjang ke samping dan
dibatasi oleh:
· Promontorium
· Sayap os sacrum
· Linea terminalis kanan dan kiri
· Ramus superior os pubis kanan dan kiri
· Pinggir atas simpisis pubis
· Ukuran melintang: jarak antara kedua linea terminalis (12,5 cm)
· Ukuran oblik: jarak antara articulatio menuju tuberculum pubicum yang
bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup.
2) Bidang Terluas Panggul
Ukuran muka belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.
3) Bidang Tersempit Panggul
Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran melintang 10 cm.
4) Pintu Bawah Panggul
Terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama, yaitu:
· Segitiga depan dasarnya tuber ischiadicum dengan dibatasi arcus pubis.
· Segitiga belakang dasarnya tuber ischiadicum dengan dibatasi ligamentum
sacrotuberosum kanan dan kiri.
Beberapa ukuran pintu bawah panggul yang penting adalah:
· Ukuran muka belakang dari tepi bawah simpisis menuju ujung tulang
belakang 11,5 cm
· Ukuran melintang adalah jarak tuber ischiadicum kanan dan kiri sebesar 10,5
cm
· Diameter sagitalis posterior dari ujung tulang kelangkang ke pertengahan
ukuran melintang sebesar 7,5 cm.
Bidang Hodge
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai dimana bagian terendah janin turun
dalam panggul dalam persalinan :
Bidang Hodge I : bidang datar yang melalui bagian atas simpisis dan promontorium.
Bidang Hodge II : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I terletak setinggi bagian
bawah simpisis
Bidang Hodge III : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I dan II, terletak setinggi
spina ischiadica kanan dan kiri. Pada referensi lain, bidang hodge III
ini disebut juga bidang O. Kepala yang berada di atas 1 cm, disebut
(-1) atau sebaliknya.
Bidang Hodge IV : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I, II, III, terletak setinggi
os coccygis.
DAFTAR PUSTAKA
http://bpmsrianingsih.blogspot.com/2016/09/tujuan-asuhan-persalinan.html
http://repository.ump.ac.id/5777/3/YELYTA%20IKA%20APRILIANA%20BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/2374/3/HARI%20MUDIANA%20BAB%20II.pdf
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/10-tanda-tanda-mau-melahirkan/
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/macam-macam-teori-dan-penyebab.html
https://putrynurul.wordpress.com/2012/03/05/mekanisme-persalinan-normal/
https://www.alodokter.com/yang-terjadi-selama-siklus-menstruasi
https://bidandede.wordpress.com/2018/03/09/anatomi-fisiologi-tulang-panggul/