Malaria Lengkap
Malaria Lengkap
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan
yang ditularkan oleh Anopheles betina. Pada akhir 2015, sekitar 3,2 milyar orang
tinggal di daerah beresiko penularan malaria di 107 negara dan teritori. Antara 350
dan 500 juta episode klinis malaria terjadi setiap tahun. Setidaknya satu juta
kematian terjadi setiap tahun karena malaria. Sekitar 60% dari kasus malaria di
seluruh dunia dan lebih dari 80% dari kematian di seluruh dunia malaria terjadi di
Afrika selatan Sahara. Malaria masih menjadi masalah kesehatan besar dengan
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh
nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki
ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang
sedang (API 1-5), dan 8,0% kabupaten/kota memiliki status endemis tinggi
1
2
cenderung menurun yaitu dari 1,8 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2009
menjadi 0,84 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2016. Papua merupakan
provinsi dengan API tertinggi, yaitu 45,85 per 1.000 penduduk. Angka ini sangat
tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Empat provinsi dengan API per
1.000 penduduk tertinggi lainnya, yaitu Papua Barat (10,20), Nusa Tenggara Timur
(5,17), Maluku (3,83), dan Maluku Utara (2,44). Sebanyak 83% kasus berasal dari
Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur. (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
pasien tinggal di daerah dengan penularan malaria endemis yang stabil (terus-
dengan penularan stabil, penyakit mempengaruhi anak dan orang dewasa dengan
cara yang berbeda. Anak mengalami infeksi kronis dengan parasitemia berulang
Kelompok resiko tinggi yang rawan terinfeksi malaria adalah balita, anak, ibu
hamil dan ibu menyusui. Malaria selain mempengaruhi angka kematian dan
kesakitan balita, anak, wanita hamil dan ibu menyusui juga menurunkan
produktifitas penduduk. Kelompok resiko tinggi yang lain adalah penduduk yang
yang hancur dirusak atau dimakan oleh plasmodium. Malaria juga menyebabkan
splenomegali yaitu pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria klinik.
Limpa merupakan organ penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi malaria.
3
Limpa akan teraba setelah 3 hari dari serangan infeksi akut dimana akan terjadi
parasit dan jaringan ikat bertambah, yang bisa menyebabkan perdarahan berat
akibat pecahnya kelenjar limpa. Anemia terjadi terutama karena pecahnya sel darah
darah merah hingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut dan kronis (Depkes,
2014).
pasien dengan masalah malaria. Diantaranya peran perawat dari aspek preventif
untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Peran perawat dari aspek kuratif
total atau tirah baring bila terjadi peningkatan suhu tubuh, serta menempatkan
pasien di ruangan khusus, atau isolasi. Peran perawat ditinjau dari aspek
Dari data yang di Dinkes Bengkulu, sampai saat ini kasus malaria yang
terjadi setiap tahun masih di atas 4.000 kasus. Hal ini menyebabkan Bengkulu
kasus tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan tahun 2016 lalu yang mencapai 180
kasus malaria.
Dari data yang di dapat dari rekam medik RSUD Mukomuko pada tahun 2016
tercatat terdapat 17 orang yang dinyatakan positif malaria, sedangkan pada tahun
Dengan Malaria di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Mukomuko Tahun
2018”.
B. Batasan masalah
Batasan penulisan pada studi kasus ini adalah pemberian asuhan keperawatan
pada pasien dengan Malaria yang meliputi tahap pengkajian, penegakan diagnose
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai adalah mengetahui secara umum tentang
2. Tujuan khusus
Malaria.
Malaria.
dengan Malaria.
D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi Pasien
3. Bagi Instansi
a. Pelayanan kesehatan
Malaria.
b. Bagi akademik
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
nyamuk Anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu
mal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak
juga mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam
(Prabowo, 2008).
7
8
kelompok resiko tinggi (bayi, balita, dan ibu hamil) serta dapat menurunkan
2. Etiologi
dari genus Plasmodium. Saat ini dikenal ada 5 jenis plasmodium yang dapat
10-12 hari
,alaria tertian/ vivaks (demam tiap hari ketiga), masa inkubasi 14-17
hari.
hari
nyamuk anopheles .
4. Jenis-jenis malaria
Malaria berat dan ditandai dengan anemia dan sering terjadi komplikasi
12-14 hari.
Betuk yang paling ringan dari semua malaria. Inkubasi 11-16 hari.
5. Patofisiologi
a. Fase seksual
seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati
b. Fase Aseksual
primer.” Terjadi di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi
lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat
kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin
jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-
12
kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein
memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia
6. WOC Malaria
Pembelahan inti
Merozoit lepas
Pada CD 36 Hb menurun MK :
hipertermia
Sumbatan kapiler O2 dalam darah me
Pe aliran darah
MK: Intoleransi aktifitas
7. Manifestasi klinis
a) Periode dingin.
membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil
sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai
b) Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap
tinggi sampai 40˚C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau
c) Periode berkeringat
sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur.
Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan
biasa.
15
a. Splenomegali
keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah.
kali lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas
b. Anemia
eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced
c. Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat
1) Ikterus hemolitik
berlebihan.
16
2) Ikterus hepatoseluler
3) Ikterus Obstruktif
8. Pemeriksaan diagnostik
(finger prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal
obat.
tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies plasmodium dan kurang
c. Pemeriksaan imunoserologis
enzim immunoassay.
d. Pemeriksan Biomolekuler
9. Penatalaksanaan
tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara
b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100
c. Malaria Falcifarum
dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari.
Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan
10. Komplikasi
adalah :
a. Malaria otak
menyeluruh.
20
b. Anemia berat
c. Edema paru
melahirkan.
d. Hipoglikemia
diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan, pada setiap tahap,
dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Data biografi
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, suku dan agama yang di anut.
21
b. Keluhan utama
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit malaria, apakah dalam
1) Aktivitas/ istirahat
2) Sirkulasi
kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena
3) Eliminasi
5) Neuro sensori
6) Pernapasan.
7) Penyuluhan/ pembelajaran
h. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Melihat Klien apakah tampak gelisah, pakaian klien rapi dan bersih.
kiri dan kanan simetris atau tidak, apakah tidak atau ada cairan dan
baik
2. Diagnosa Keperawatan
- BB SMRS: 48 kg
- BB selama MRS : 47 kg
- TD: 110 / 70 mm Hg
- Nadi : 86 x / menit
- RR : 24 x / menit
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
4 gelas
- Nadi : 86 x/ menit
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
dalam darah
1) Data mayor
2) Data minor
DS:
c) Merasa lelah
DO:
c) Sianosis
3. Intervensi Keperawatan
kuman pada 5. Secara konsisten pemeriksan rectal atau esophagus 3. Peningkatan suhu tubuh akan menyebabkan
hipotalamus. Hasil yang diharapkan ) penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
adalah indikator 4-5 3. Berikan cairan rehidrasi oral diimbangi dengan asupan cairan yang
dibuktikan dengan kriteri: 4. Tingkatkan sirkulasi udara, jika banyak
jendela terbuka harus ditutup. 4. untuk menciptakan lingkungan yang
1. Suhu tubuh normal 5. berikan metode pendinginan nyaman
( 36˚C – 37,2˚C) eksternal (kompres hangat ) sesuai 5. Pemberian kompres akan membantu
2. Tidak mengalami kebutuhan. menurunkan suhu tubuh.
pusing 6. Instruksikan pasien mengenai 6. Agar lebih cepat diberikan tidakan apabila
3. Tidak menggigil tanda dan gejala awal dari kondisi terjadi kegawatan.
4. Mukosa bibir sakit yang berhubungan dengan
lembab panas dan kapan mencari petugas
5. Tidak ada kesehatan.
perubahan warna
kulit Kolaborasi:
6. Akral hangat
7. Tidak ada kejang 7. Pasang akses IV 7. Untuk mempermudah dalam pemberian
Monitor tanda vital terapi.
5. Evaluasi Keperawatan
akhir yang bertujuan untuk mencapai kemampuan klien dan tujuan dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada tujuan dan menggunakan SOAP
akhir yang bertujuan untuk mencapai kemempuan klien dan tujuan dengan
33
34
METODOLOGI PENELITIAN
dan evaluasi.
B. Subyek Penelitian
Pasien adalah penderita malaria baik laki-laki maupun perempuan dan dirawat di
ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Mukomuko. Malaria adalah diagnosis
ruang mawar adalah ruangan khusus penyakit dalam, penelitian dimulai dari
35
36
selesai penelitian yang dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2018
E. Prosedur Penelitian
Tahun 2018, setalah disetujui oleh penguji proposal maka tahap yang
tubuh klien. Data fokus yang harus didapatkan adalah pada sistem
imun/hematologi.
G. Keabsahan Data
format pengkajian yang baku dari kampus, yang dilakukan 6 jam sesuai
dengan klien langsung, anamnesa dengan kelurga klien, dokter, dan perawat
ruangan agar mendapatkan data yang valid, disamping itu untuk menjaga
ulang terhadap data data klien yang meragukan yang ditemukan melaui data
H. Analisis Data
pemeriksaan fisik dan data penunjang oleh peneliti dan studi dokumentasi
TINJAUAN KASUS
Bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn.
H dengan diagnosa medis Malaria yang dilakukan pada tanggal 19-21 Juli 2018.
Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan. Pengkajian ini dilakukan dengan metode auto anamnesa
(wawancara dengan klien langsung), dan allo anamnesa (wawancara dengan
keluarga atau orang terdekat), tenaga kesehatan lain (perawat ruangan),
pengamatan, observasi, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan
keperawatan.
A. Pengkajian Kasus
1. Identitas Klien
Pengkajian melalui anamnesa pada hari Rabu, 19 Juli 2018 jam
10.00 WIB di ruang rawat inap Mawar RSUD Mukomuko, dan dari rekam
medis hasil pengkajian didapat Tn. H usia 33 tahun, jenis kelamin laki-aki,
agama Islam, status menikah, pendidikan terakhir SMA, suku bangsa Jawa,
bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, berasal dari Pondok Suguh,
nomor registrasi 150083. Penanggung jawab Ny. J alamat Pondok Suguh,
selaku istri pasien. Pasien masuk ke ruang Rawat Inap Mawar pada tanggal
19 Juli 2018 pukul 09.00.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien datang ke UDG RSUD Mukomuko dengan keluhan utama
yang dirasakan demam dan meggigil.
b) Keluhan Saat Dikaji
Sejak 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit klien mengatakan
lemas, demam tinggi, menggigil sering seluruh badan bergetar dan
39
40
Keterangan:
: Meninggal
g) Pola Kebiasan
Table 4.1 pola kebiasaan
2. Pola Eliminasi
1) BAK
- Frekuensi 6-7 kali perhari 4x (kurang lebih 800 cc
setiap kali berkemih)
perhari
-
Warna Kuning jernih Kuning
-
Keluhan Tidak ada Tidak ada
-
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
(kateter, dll)
2) BAB
- Frekuensi 2 kali sehari 1 kali sehari
- Waktu Tidak menentu Tidak menentu
- Konsistensi Padat Padat
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
- Penggunaan laxative Tidak ada Tidak ada
3. Pola Personal Hygiene
1) Mandi 2 kali sehari Belum pernah mandi
- Frekuensi Pagi, sore hanya di lap saja
- Waktu
2) Oral hygiene
- Frekuensi 2 kali sehari Dilap sore hari
- Waktu Pagi dan sore 2 kali sehari
3) Cuci rambut
- Frekuensi 1 kali sehari Pagi dan sore
- Waktu Sore hari Belum pernah cuci rambut
4. Pola Istirahat Dan Tidur
- Lama tidur siang 2 jam 1 jam
- Lama tidur malam 8 jam 6 jam
- Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
5. Pola Aktifitas Dan Latihan
- Waktu Bekerja Tempat tidur saja
43
3. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan umum
Didapatkan data keadaan umum tampak lemah, tingkat kesadaran
composmentis dengan skor GCS 15, tekanan darah 120/70 mmHg,
Nadi 90x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 39 0C, berat badan
pasien 60 kg dan tinggi badan 168 cm, dan ciri-ciri tubuh agak kurus.
b) Sistem penglihatan
Posisi mata simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak terdapat lesi
maupun edema, bagian kornea mata bulat dan bening, konjungtiva
anemis, sclera an ikterik, palpebral tidak terdapat edema, pupil
isokor dan repleks mengecil saat terkena cahaya, tidak ada tanda-
tanda radang pada mata, pasien tidak menggunakan kaca mata dan
lensa kotak.
c) Sistem pendengaran
Struktur telingan baik tidak ada yang kurang, telinga simetris kiri
dan kanan, daun telingah utuh, membrane timpani utuh, tidak ada
perasaan penuh didalam telinga, tidak ada cairan dari dalam telinga,
fungsi pendengaran baik, tidak ada gangguan keseimbangan antara
telinga, serta pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
44
d) Sistem wicara
Pasien berbicara dengan baik, pasien mengunakan komunikasi
dengan baik kepada perawat saat dilakukan pengkajian dan tindakan
keperawatan.
e) Sistem pernapasan
Tidak ada tanda-tanda pasien mengalami sesak nafas ditandai
dengan pernafasan 20 x/menit, suara nafas vesikuler, irama napas
regular, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, ekspansi dada
mengembang maksimal, pasien tidak mengalami batuk, tidak
mengeluarkan sputum dan darah, pasien dapat bernapas tanpa
menggunakan alat bantu.
f) Sistem pencernaan
Membran mukosa kering, keadaan mulut dimana gigi kurang bersih
terdapat karies, lidah kotor, tidak ada stomatitis, bibir kering dan
pecah-pecah, pasien mengalami mual, bising usus terdengar 17 kali
dalam satu menit, tidak konstipasi feses, konsistensi feses padat,
warna kuning kecoklatan, ada pembesaran limfa, abdomen nyeri
tekan dan lepas.
g) Sistem kardiovaskuler
Saat dipalpasi tidak ditemuan masalah pada sistem kardiovaskuler
dimana tidak ada tanda-tanda palpitasi/aritmia dan sistem
hematologi, frekuensi nadi 90 x/menit, tekanan darah 120/70
mmHg, tidak ada distensi vena jugularis, temperature kulit panas
dengan suhu 39 c tidak ada edema, tidak ada sakit dada, pasien
tampak pucat, pada saat dilakukan pemeriksaan neurologi pasien
mengeluh pusing.
h) Sistem perkemihan
Tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak ada pembesaran pada
area kandung kemih, tidak ada pembesaran ginjal, saat dilakukan
palapsi ginjal tidak terasa nyeri, saat di inspeksi genetalia luar
simetris kiri dan kanan, rambut pubis tumbuh merata, tidak ada
45
edema, lesi dan kebersihan yang kurang, tidak ada keluar cairan dari
lubang uretra, bau khas, tidak ada kemerahan, tidak ada bengkak,
karakteristik urin berwarnah kuning, bau urin khas amoniak, tidak
terdapat nyeri saat buang air kecil.
i) Sistem integument
Tidak ditemukan pigmentasi pada kulit, warna kulit sawo matang ,
capillary refill time < 3 detik, turgor kulit tidak elastis, kebersihan
kulit bersih, kulit kering dan panas,tidak ada bekas operasi pada
kulit, tidak ada gatal-gatal pada kulit, pasien tampak berbaring dan
beraktifitas secara mandiri, kondisi pemasangan infus tidak ada
masalah.
4. Data Penunjang
5. Analisa Data
Do:
- Pasien mengatakan lemas
- Pasien mengatakan minum
sedikit
- Pasien mengatakan pusing
- Pasien mengatakan selalu
haus
1 Ds: Intake yang tidak
Defisit volume cairan
- Turgor kulit jelek adekuat
- Kulit panas
- TD: 100/70mmHg
- N: 80x/menit
- R: 20x/menit
- S: 39˚C
- Membran mukosa kering
- Kedaan umum: lemah
Ds:
- Pasien mengatakan badannya Efek langsung
2 panas sirkulasi kuman pada
Hipertermia
- Pasein mengatakan pusing hipotalamus.
- Pasien mengatakan sering
merasa haus
47
Do:
- Hasil pemeriksaan suhu 39’ c
- Turgor tidak elastis
- Mukosa bibir kering
- Kulit kering
Do:
- Pasien mengetakan mual
- Pasien mengatakan muntah
- Pasien mengatakan tidak
nafsu makanpasien
mengatakan lemas
3 Nausea (mual),
Risiko Defisit Nutrisi
DO: muntah, anoreksia
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak mual dan
muntah
- Pasien tampak tidak
Menghabiskan 1/2 porsi
makanan
B. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.5 Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien :Tn. H Ruangan : Mawar
Umur : 33 Tahun No.Register : 150083
TANGGAL NAMA & TANGGAL NAMA &
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL PARAF TERATASI PARAF
C. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.6 Perencanaan Keperawatan
Nama Pasien : Tn.H Ruangan : Mawar
Umur : 33 Tahun No.Register : 150083
D. Implementasi Keperawatan
HARI,
NO.
NO TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON HASIL NAMA & PARAF
DX
PUKUL
1 Rabu, 19 Juli
2018
I Marlia
1. Memonitor status
Pukul 10.10 hidrasi ( missal, 1. membrane mukosa kering,
membrane mukosa turgor jelek, nadi adekuat
lembab, denyut nadi
adekuat, dan tekanan
darah osmotic )
Pukul 10.20
2. Menjaga intake / 2. pasien minum 4 gelas perhari
asupan yang akurat
52
2 Rabu, 19 Juli II
2018 Marlia
Pukul 10.09 1. Memonitor warna 1. kulit teraba hangat dengan suhu
kulit dan mengukur 39 c
suhu tubuh pasien
Pukul 10.15 2. memberikan 2. pasien mengatakan kurang
pendidikan banyak minum dan
kesehatan kepada mengusahakan untuk banyak
klien agar untuk minum
banyak minum
untuk menghindari
dehidrasi
suhu, menghitung
pernafasan 5. cairan infus RL dengan tetesan
Pukul 12.15 5. mengganti cairan 20 tpm
infus pasien 6. 3 kolf pada tanggal 19 Juli 2018
Pukul 12.17 6. menghitung cairan
infus yang masuk
perhari 7. pasien mengatakan setelah
Pukul 13.00 7. memberikan obat pemberian obat parasetamol
antipiretik pasien merasa panas tubuh
parasetamol peroral menurun (38.5 c)
3x1
Pukul 13.10 8. menganjurkan klien 8. pasien mengerti dan mengikuti
untuk memakai baju saran perawat
yang tipis dan
menyerap keringat
Pukul 13.15 9. memberikan pendidi 9. pasien dan keluarga mengerti
kan kesehatan dan akan menerapkan anjuran
tentang cara perawat
mengkompres pada
daerah lipatan axila
dan paha dengan
menggunakan kain
yang dibasahi
dengan air hangat
2 Kamis, 20 II S: Marlia
Juli 2018 - Pasien mengatakan badan
masih panas dan menggigil
Pukul 08.21 1. Memonitor warna kulit dan - Pasien mengatakan sudah
mengukur suhu tubuh pasien banyak minum
- Pasien mengatakan minum
Pukul 08.37 2. Memberikan pendidikan 5 gelas
kesehatan kepada klien agar - Pasien mengatakan sudah
untuk banyak minum untuk memakai pakaian yang tipis
menghindari dehidrasi - Pasien mengatakan jika
Pukul 10.38 3. Menanyakan berapa banyak panas di kompres dengan air
pasien minum dalam sehari hangat
- Pasien mengatakan sudah
beristirahat dengan baik
Pukul 10.45 4. Mengukur tekanan darah, - Pasien tidak menolak
mnegecek nadi, mengukur diberikan obat
suhu, menghitung pernafasan A:
Pukul 11. 49 5. Mengganti cairan infus pasien - TD: 110/80 mmHg
N: 86x/mnt
Pukul 12.39 6. Mengatur tetesan infus klien P: 22 x/mnt
sesuai kebutuhan S:37,9˚C
Pukul 12.43 7. Menghitung cairan infus yang - Pasien tampak minum air
masuk perhari putih
Pukul 12.50 8. Memberikan obat antipiretik - Cairan infus yang masuk
parasetamol peroral 3x1 1500 cc
Pukul 13.00 9. Menganjurkan klien untuk - Pasien Tampak Memakai
memakai baju yang tipis dan Pakaian tipis
menyerap keringat - Pasien tampak lebih tenang
Pukul 13.10 10. Memberikan pendidikan setelah pemberian obat
kesehatan tentang cara P: Termoregulasi 3 (sedang)
mengkompres pada daerah A: Intervensi dilanjutkan
lipatan axila dan paha dengan 1,3,4,5,6,7,8,10,11
menggunakan kain yang
dibasahi dengan air hangat
Pukul 13.30 11. Menganjurkan klien untuk
istirahat dengan baik
3 Kamis, 19 III S: Marlia
Juli 2018 - Pasien mengatakan nafsu
pukul 08.46 1. Menentukan status gizi pasien makan mulai meningkat
dan kemampuan untuk - Pasien mengatakan masih
memenuhi staus gizi mual tpi tidak muntah lagi.
pukul 09. 40 2. Mengidentifikasi alergi pada - Pasien mengatakan tidak
makanan ada alergi makanan
pukul 09.59 3. Menganjurkan pasien makan - Pasien mengatakan makan
sedikit tapi sering sedikit tapi sering
pukul 10.09 4. Menciptakan lingkungan yang - pasien mengatakan
optimal saat mengkonsumsi lingkungan kurang
makanan ( bersih dan bebas dari nyaman
bau) - pasien mengatakan nafsu
pukul 10.13 5. Menganjurkan pada pasien makan ada saat ada
makan sambil duduk makanan kesukaanpasien
Pukul 11.15 6. memastikan makanan disajikan mengatakan makanan yang
dalam bentuk yang menari disajikan sudah menarik
Pukul 12.00 7. Menganjurkan keluarga dan masih hangat.
membawa makanan kesukaan O:
56
PEMBAHASAN
Bab ini penulis akan membahas tentang ‘’Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Malaria di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Mukomuko tahun
2018’’. Dalam melakukan asuhan keperawatan telah diterapkan proses
keperawatan sesuai teori yang ada, dimana proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implemetasi dan evaluasi. Prinsip
pada pembahasan ini akan memfokuskan pada kebutuhan dasar manusia didalam
asuhan keperawatan, penulis akan membahas diagnosa keperawatan utama dengan
alasan paling aktual karena harus terlebih dahulu di tangani.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan datayang sistematis dari berbagai
sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2011). Sumber data didapatkan dari klien, keluarga klien, teman
terdekat, anggota tim perawatan kesehatan, catatan perkembangan kesehatan,
pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik dan laboratorium (Potter,
2015)
Klien Tn H datang ke rumah sakit dengan keluhan badannya panas,
menggigil, pusing, klien mengatakan mual, kadang-kadang muntah, serta
kurang nafsu makan. Tn H didiagnosa Malaria. Gejala yang dialami Tn H sama
dengan tanda dan gejala menurut Mansjoer, yaitu mulai menggigil, kulit kering
dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan
pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling
terantuk, demam, mual, disertai muntah, wajah merah.
Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan pemeriksaan hematologi
didapatkan hasil DDR (Malaria) (+) plasmodium vivax.
59
60
D. Implementasi
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan
tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan sudah berhasil dicapai
(Hutahaean, 2010).
Pada hari ketiga masalah defisit volume cairan berhubungan dengan
output yang berlebihan teratasi dengan kriteria hasil dehidrasi tidak ada,
63
64
65
Depkes. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Doengoes, M., 2000, Rencana asuhan keperawatan : pedoman umum perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien, Jakarta : EGC.
Harijanto PN. 2013. Gejala Klinik Malaria. Dalam: Harijanto PN (ed.). Malaria,
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis Dan Penanganan. Jakarta: EGC.
Judith,M. 2012. Buku Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa NANDA, Intervensi NIC.
Dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Pearce, Evelyn C.2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Bala Penerbit
FKUI
Smeltzer & Bare. 2006. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing.
edition 10. Lippincott Williams & Willkins.
67
68
World Health Organization (WHO) 2016.World malaria report 2016. Geneva,. Available
from : http://www.who.int/malaria/world_malaria_report_2016/
9789241564403_eng.pdf.
World Healt Organization (WHO) . 2010. Anpoheles species complexes in south and
southeast asia.From http://apps.searo.who.int/pds_docs/B2406.pdf, 9 september
2014.