Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hutan di Indonesia merupakan sebuah fenomena, hutan sebagai karunia dan a
manah Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia telah
menempatkan
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara pemilik hutan tropika terbesar di dunia
setelah Brazil dan Zaire. Suatu hal yang patut disyukuri dan bangga sebagai warga
bangsa Indonesia, mengingat hutan dapat memberikan manfaat ekonomis sebagai
penyumbang devisa bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia serta memberikan
jasa-jasa lingkungan untuk menopang kehidupan di muka
bumi. Tetapi di lain pihak, hutan yang seharusnya diurus dan dimanfaatkan secara

optimal dengan memperhatikan aspek kelestarian telah mengalami degradasi dan de


forestasi yang cukup mencengangkan bagi dunia Internasional, ini satu lagi prestasi
Indonesia
yang memprihatinkan, Indonesia masuk dalam daftar rekor dunia guiness yang dirili
s oleh Greenpeace sebagai negara yang mempunyai tingkat laju deforestasi tahunan
tercepat di dunia, Sebanyak 72 persen dari hutan asli Indonesia telah musnah dengan 1.8
juta hektar hutan dihancurkan per tahun antara tahun 2000 hingga 2005, sebuah tingkat
kehancuran hutan sebesar 2% setiap tahunnya atau 51 km2per hari atau dalam satu jam
luas hutan Indonesia yang hancur setara dengan 300 lapangan sepakbola.
Disaat upaya untuk memulihkan dan mempertahankan kondisi hutan melalui
mekanisme jasa hutan sebagai penyerap karbondioksida dilakukan, sebuah prestasi
Internasional tercatat kembali bagi bangsa Indonesia karena hutan yang dimiliki.
Kebakaran hutan di
Indonesia telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang termasuk dalam dereta
n negara penyumbang emisi CO2 terbesar di dunia. Kebakaran hutan merupakan
sebuah tradisi tahunan yang terjadi di Indonesia pada saat musim kemarau dan hal ini
merupakan sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Mengapa kebakaran hutan di
Indonesia terus tetap terjadi meski trilyunan rupiah telah dihabiskan
untuk mengatasi kejadian kebakaran ini baik melalui proyek dalam negeri maupun
dari proyek luar negeri.
Berdasarkan hal ini, sangat diperlukan memahami bagaimana
kebakaran hutan itu terjadi dan faktor apa yang mempengaruhinya sehingga tindakn
ataupun strategi yang diambil untuk mencari solusi terhadap permasalahan kebakara
ntidak salah sasaran. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam makalah ini diurai
kanbeberapa teori yang mendasari bagaimana kebakaran hutan itu terjadi seperti se
gitiga api, proses terjadinya kebakaran hutan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya kebakaran hutan
B. Identifikasi Masalah
Kebakaran hutan di Indonesia adalah peristiwa dimana hutan yang digologkan
sebagai ekologi alamiah mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktfitas
pembakaran secara besar-besaran. Pada dasarnya, peristiwa ini memberi dampak negatif
maupun positif. Namun, jika dicermati, dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih
mendominasi ketimbang dampak positifnya. Oleh sebab itu hal ini penting untuk dicegah
agar dampak negatifnya tidak merugikan manusia terlalu banyak. Salah satu upaya
pencegahan yang paling mendasar adalah dengan memahami penyebab terjadinya
kebakaran hutan di Indonesia. Di dalam Kamus Kehutanan yang diterbitkan oleh
Kementrian Kehutanan RI, disebutkan bahwa kebakaran hutan disebabkan oleh alam dan
manusia. Konteks alam mencakup musim kemarau yang berkepanjangan juga sambaran
petir. Sementara faktor manusia antara lain kelalaian membuang puntung rokok,
membakar hutan dalam rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa dimatikan dan
masih banyak lagi lainnya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian kebakaran hutan?
2. Bagaimana proses terjadinya kebakaran hutan?
3. Apa yang dapat menyebabkan timbulnya kebakaran hutan?
4. Apa akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kebakaran hutan?
D. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian kebakaran hutan.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya kebakaran hutan.
3. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan.
4. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi kebakaran hutan.
E. Manfaat Penulisan
Dari segenap pembahasan yang telah dipaparkan, harapan yang ingin diwujudkan
dalam makalah ini tercakup secara teoritis dan secara praktis yang meliputi :
1. Secara teoritis
Paper ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap usaha peningkatan
dan pengembangan mutu pendidikan.
2. Secara praktis
Tujuan praktis dari paper ini adalah : Mendorong mahasiswa maupun pembaca untuk
dapat memahami penyebab kebakaran hutan dan akibat yang ditimbulkannya, sehingga
dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya.
F. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan paper ini adalah studi
elektromediadengan memanfaatkan fasilitas internet dan situs-situs pendukung guna
memperoleh referensi sekunder.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebakaran Hutan


Istilah Kebakaran hutan di dalam Ensiklopedia Kehutanan Indonesia disebut juga
Api Hutan. Selanjutnya dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan atau Api Hutan adalah Api
Liar yang terjadi di dalam hutan, yang membakar sebagian atau seluruh
komponen hutan. Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang
paling besar dan bersifat sangat merugikan. Perbaikan kerusakan hutan akibat kebakaran
memerlukan waktu yang lama, terlebih lagi untuk mengembalikannya menjadi hutan
kembali.
Kebakaran hutan merupakan suatu faktor lingkungan dari api yang memberikan
pengaruh terhadap hutan, menimbulkan dampak negatif maupun positif. kebakaran hutan
yang terjadi adalah akibat ulah manusia maupun faktor alam. Penyebab kebakaran hutan
yang terbanyak karena tindakan dan kelalaian manusia. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa definisi Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda
api sehingga berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian
lingkungan. Contoh kebakaran hutan diantaranya adalah Kebakaran pada area hutan HPH,
HPHTI Hutan Lindung, Hutan suaka marga satwa, taman nasional dan sebagainya.
B. Proses Terjadinya Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dan lahan diakibatkan adanya proses nyala api, hal ini dapat
terjadi karena adanya tiga unsur, yaitu oksigen, bahan bakar, dan sumber penyulut api.
Sebagai ilustrasi bahan bakar dan panas yang terjadi karena suhu tinggi, namun tanpa
adanya udara sebagai penyulut api tidak mungkin terjadi kebakaran hutan. Kebakaran
hutan terjadi apabila ketiga unsur tersebut muncul bersamaan, sehingga saling
mendukung munculnya api.

Kebakaran hutan terjadi apabila di areal kebakaran terdapat bahan bakar yang
tersedia di hutan seperti ranting, daun, rumput kering dll tersulut oleh sumber api yang
berasal dari alam maupun buatan seperti kilat, gesekan, dan ulah manusia di dukun g
dengan adanya oksigen yaitu udara yang dapat memperbesar kebakaran hutan.
C. Penyebab Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan terjadi disebabkan karena faktor alami dan kegiatan manusia.
Ada yang menyebutkan hampir 90% kebakaran hutan disebabkan oleh manusia
sedangkan hanya 10% yang disebabkan oleh alam.
1. Bahan bakar
Ada beberapa sifat bahan bakar yang mempengaruhi proses terjadinya kebakaran yaitu
ukuran bahan bakar, volume bahan bakar, jenis bahan bakar dan kandungannya kadar air
bahan bakar.
2. Cuaca
a. Angin
Angin merupakan faktor pemacu dalam lingkup api, angin akan menurunkan kelembaban
udara sehingga memperbesar ketersediaan oksigen sehingga api dapat berkobar dan
merambat cepat, serta adanya angin akan mengarahkan lidah api ke bahan bakar yang
belum terbakar selain itu angin dapat menyebakan terjadinya lokasi kebakaran baru.
b. Suhu udara
Areal dengan intensitas penyinaran matahari yang tinggi akan menyebabkan bahan baku
cepat mengering, sehingga memudahkan terjadinya kebakaran. Suhu yang tinggi
menyebabkan rawan kebakaran, lokasi dengan suhu tinggi yaitu lebih besar dari 153 C.
c. Curah hujan
Suatu daerah yang memiliki curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kembaban udara
dan kadar air bahan bakar. Faktor hujan diduga merupakan faktor pemicu utama
terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
d. Keadaan air tanah
Keadaan air tanah ini sangat penting terutama di daerah gambut. Pada musim kemarau,
kondisi air tanah bisa menurun. Permukaan air tanah yang menurun menyebabkan lapisan
permukaan atas gambut menjadi kering. Dan hal ini menyebabkan lahan gambut rawan
kebakaran..
3. Waktu
Pada waktu siang hari kelembaban udara relatif rendah dan sebaiknya pada siang hari.
Maka perlu diperhatikan waktu pembakaran agar tidak beresiko terjadinya kebakaran.
4. Sumber Api/Penyulut
Seperti telah diuraikan didepan bahwa sebagian besar sumber penyulut terjadinya
kebakaran hutan di Indonesia adalah oleh aktivitas manusia, entah dengan sengaja atau
tidak disengaja. Sedangkan untuk sumber api alami dapat disebabkan oleh adanya petir
dan gesekan.
D. Dampak Kebakaran Hutan
Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai karena didalamnya
terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber, sumber hasil hutan kayu dan non-
kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlindungan
alam hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi, pariwisata dan
sebagainya. Terjadinya kebakaran hutan memberikan berbagai pengaruh baik bagi hutan
itu sendiri maupun masyarakat sekitar. Berikut dampak kebakaran hutan dari berbagai
segi:
a.) Dampak Terhadap Lingkungan Fisik
1) Dampak terhadap tanah
Kebakaran hutan dapat mengakibatkan kerusakan pada sifat fisik dan kimia tanah.
Terjadinya kebakaran hutan akan menghilangkan vegetasi di atas tanah, sehingga apabila
terjadi hujan, maka hujan akan langsung mengenai permukaan atas tanah sehingga
mendapat energi pukulan air yang lebih besar, karena tidak lagi tersusup / tertahan lagi
oleh vegetasi penutup tanah.

2) Dampak terhadap kualitas udara


Kebakaran hutan dapat menghasilkan gas-gas seperti Nox, Cox dan Sox yang dapat
menurunkan kualitas udara.
b.) Dampak Terhadap Kehidupan Flora dan Fauna
1) Dampak terhadap flora
Apabila api melahap hutan tropis Indonesia maka jelas akan memusnahakan berbagai
macam jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan dunia.
2) Dampak terhadap fauna
Apabila terjadi kebakaran hutan, maka pada umumnya satwa yang bergerak lambat
seperti jenis.
c.) Dampak Lain-Lain
1) Dampak terhadap sosial ekonomi
Berdasarkan pengamatan pada beberapa responden, hasilnya ternyata tanpa diminta
sebutan responden mengungkapkan perasaan mendalam mengenai kekacauan,
ketidakadilan, keputusasaan dan ketidakberdayaan, serta perasaan kehidupan menjadi
tidak seimbang. Bukan hanya uang atau fisik tetapi juga hilangnya rasa kebersatuan dan
keamanan hidup mereka.
2) Dampak tehadap kesehatan
Kebakaran hutan selalu menimbulkan asap. Asap inilah yang merupakan dampak paling
mengganggu kesehatan.
E. Solusi Mengatasi Kebakaran Hutan
Upaya untuk menangani kebakaran hutan ada dua macam:
1. Penanganan Yang Bersifat Preventif.
Penanganan yang bersifat preventif adalah setiap usaha, tindakan atau kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menghindarkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya
kebakaran hutan. Jadi penanganan yang bersifat preventif ini ada dan dilaksanakan
sebelum kebakaran terjadi.

Upaya ini dapat dilakukan dengan cara memanajemen bahan bakar yaitu :
1) Modifikasi bahan bakar
merupakan usaha untuk merubah satu atau beberapa macam karakteristik bahan bakar.
Tujuannya adalah agar bahan bakar tidak mudah terbakar, atau kalau terjadi kebakaran
penjalaran apinya lambat, sehingga mudah dipadamkan. Bahan bakar dapat dimodifikasi
dengan berbagai cara:
a.) Memotong-motong dahan dan ranting pohon yang berupa limbah penebangan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil dan pendek.
b.) Merubah kayu-kayu limbah penebangan menjadi tepung kayu (seperti bubuk gergaji),
dengan menggunakan mesin penghancur kayu (powder machine). Serbuk yang dihasilkan
dapat ditebarkan di lantai hutan sehingga akan cepat terdekomposisi.
c.) Menebas tumbuhan bawah di lantai hutan secara periodik, dilakukan pada musim hujan
2) Pengurangan Bahan Bakar
Pengurangan bahan bakar hutan dilakukan dengan tujuan agar bahan bakar hutan
berkurang jumlahnya, sehingga bila terjadi kebakaran hutan, besarnya nyala api,
kecepatan penjalaran dan lamanya kebakaran dapat dikurangi. Pengurangan bahan bakar
dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan kayu-kayu atau ranting-ranting dihutan untuk
berbagai keperluan.
3) Isolasi Bahan Bakar
Isolasi bahan bakar adalah kegiatan memisahkan suatu kawasan hutan dari kawasan di
luarnya, dan atau membagi kawasan hutan tersebut menjadi bagian-bagian kawasan hutan
yang lebih kecil, oleh suatu penyekat yang disebut jalur isolasi.
2. Penanganan Yang Bersifat Represif
Penanganan kebakaran hutan yang bersifat represif adalah upaya yang dilakukan oleh
berbagai pihak untuk mengatasi kebakaran hutan setelah kebakaran hutan itu terjadi.
Penanganan jenis ini, contohnya adalah pemadaman, proses peradilan bagi pihak -pihak
yang diduga terkait dengan kebakaran hutan (secara sengaja), dan lain-lain.
F. Keterkaitan Dengan 4 Pilar Pelaksanaan PLH
Empat pilar utama dalam mendukung pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup
1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang membina pendidikan lingkungan hidup
bagi masyarakat luas.
a. Mengembangkan PLH melalui kegiatan seminar, sarasehan, lokakarya, pengembangan
sarana Pendidikan seperti penyusunan modul-modul integrasi terkait dengan masalah
lingkungan.
b. meningkatkan kesadaran masyarakat akan kegiatan yang berhubungan langsung dengan
hutan dan kebiasaannya memperluas area pertaniannya dengan membakar
c. Melakukan Sosialisasi dengan pengadaan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan
kepada masyarakat
2. Pemerintah Dan Dinas-Dinas Yang Terkait
a. Mengadakan sosialisi pencegahan
b. Memberikan sokongan dana untuk mendukung upaya penemuan metode pencegahan
kebakaran hutan
c. Mengembangkan Sistem komunikasi seoptimal mungkin sehingga koordinasi antar
tingkatan (daerah sampai pusat) maupun antar daerah bisa berjalan cepat guna
mendukung kelancaran early warning system, transfer data, dan sosialisasi kebijakan
yang berkaitan dengan kebakaran hutan.
d. Menyediakan sistem informasi kebakaran hutan, dengan pembuatan sistem deteksi dini
(early warning system), serta pemantauan dan pengawasan kepada pihak-pihak yang
berkaitan langsung dengan hutan.
3. Lembaga Pendidikan
a. Memasukan kurikulum pendidikan lingkungan hidup dari tingkat sekolah dasar sampai
dengan pendidikan tinggi
b. mengikutsertakan para perangkat pendidikan agar merancang teknologi maupun metode
yang membantu pemerintah di level praktis.
4. Lembaga hukum yang membuat dan menerapkan sangsi secara hukum pelanggaran
terhadap pelaku kerusakan dan pencemaran lingkungan.
a. Membuat peraturan dan undang-undang tentang kebakaran hutan
b. Menegakkan hukum yang melanggar maupun yang bisa menimbulkan kebakaran hutan.

G. Solusi Sesudah Kebakaran


1. Penghentian Pembakaran Hutan dan Lahan Gambut
Salah satu faktor penyebab kebakaran adalah pembakaran yang disebabkan oleh perusahaan
perkebunan (meski tidak semuanya). Maka dari itu sebaiknya tidak lagi melakukan
pembakaran hutan untuk perluasan lahan dan juga pembakaran lahan gambut. Karena hal
tersebut tentunya dapat merugikan berbagai pihak.

2. Memulihkan Hutan dan Lahan Gambut


Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan maka dari itu lebih baik untuk memulihkan
hutan yang sudah mulai tandus dan menyuburkan lahan gambut. Masyarakat diajak untuk
bisa reboisasi hutan dan juga menjaga agar pohon pohon yang ditanam nantinya dapat
tumbuh dengan baik serta merawatnya sebaik mungkin.
3. Tidak Melakukan Pembakaran Di Sembarang Tempat
Hal ini sangatlah penting, dimana sebagian orang banyak yang lalai terhadap apa yang telah
ia lakukan. Misalnya, seseorang yang membakar rumput kering kemudian ditinggal begitu
saja dan tidak menunggu hingga api benar-benar sudah mati. Jangan pernah melakukan
pembakaran di sembarang tempat seperti tempat yang memiliki tumbuhan ataupun benda
yang rawan terbakar seperti kayu.

4. Meningkatkan Upaya Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan


Tindakan ini perlu dipraktekkan di lingkungan masyarakat agar mereka peduli terhadap
lingkungannya sendiri. Dengan melakukan penyuluhan dan juga materi pembelajaran tentang
kepedulian lingkungan dan juga manfaat hutan bagi manusia, tentu mereka akan lebih peduli
terhadap lingkungan yang mereka tinggali untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan.

5. Melatih Masyarakat Untuk Sigap Menanggulangi Kebakaran


Dengan memberikan pelatihan praktik langsung di lapangan akan memberikan dampak
positif kepada masyarakat agar sigap dalam menanggulangi kebakaran. Mereka dipersiapkan
untuk menanggulangi kebakaran sebaik mungkin dan sebisa mungkin untuk meminimalisir
agar kebakaran tidak merambat kemana-mana.

6. Melengkapi Fasilitas Untuk Kebakaran Hutan


Hal ini yang memang harus pemerintah utamakan. Dimana disetiap daerah yang memiliki
titik api paling tinggi harus disediakan fasilitas untuk menanggulangi kebakaran hutan
tersebut. Baik itu berupa perangkat lunak ataupun perangkat keras.

7. Tidak Melakukan Pembakaran Apabila Berangin


Apabila kondisinya sedang berangin kencang lebih baik untuk tidak melakukan pembakaran.
Karena hal ini tentunya akan membahayakan hutan. Dimana api nanti akan terbawa angin dan
nantinya dapat merambat ke tempat lain.

8. Memberikan Sanksi Tegas


Memberikan sanksi tegas bagi siapapun yang dengan sengaja telah melakukan pembakaran
hutan yang tidak meminta ijin terlebih dahulu ataupun yang tidak punya ijin untuk membakar
hutan demi kepentingan sendiri. Tindakan seperti ini dibuat agar mereka lebih sadar akan
lingkungannya sendiri.

9. Melakukan Sistem Tebang Pilih


Dengan memberlakukan sistem tebang pilih akan mengurangi dampak kebakaran hutan yang
terjadi. Dengan menerapkan sistem tebang pilih maka akan memberikan kesempatan untuk
area hutan tertentu untuk memepertahankan spesies pohon tertentu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian lingkungan . Pada
dasarnya, peristiwa ini memberi dampak negatif maupun positif. Namun, jika dicermati,
dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi ketimbang dampak positifnya.
Oleh sebab itu hal ini penting untuk dicegah agar dampak negatifnya tidak merugikan
manusia terlalu banyak. Salah satu upaya pencegahan yang paling mendasar adalah
dengan memahami penyebab terjadinya kebakaran hutan di Indonesia.

B. Saran
Melalui pembahasan dalam paper ini diharapkan mahasiswa, maupun para pembaca
mampu dan mau mengetahui dan memahami tentang kebakaran hutan, proses
terjadinyakebakaran hutan, penyebab terjadinya kebakaran hutan, akibat yang
ditimbulkan, dan solusi dalam menanggulangi dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Purbowaseso, Bambang, Kebakaran Hutan (Suatu Pengantar), Rineka Cipta 2004


Pendidikan Profesi Guru Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi Guru,
Pendidikan Lingkungan Hidup, UNNES, 2011.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
sangat sederhana ini. Dalam kesempatan ini penulis mengambil judul “KEBAKARAN
HUTAN”.
Selama pembuatan Makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan berupa bimbingan
ataupun petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada para Guru dan teman- teman yang telah membimbing
Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga isi makalah ini menambah pengetahuan atau pengalaman bagi para pembaca
dan bagi penulis khususnya, Amin.

Pangkalan Kuras, Agustus 2019

Penulis
MAKALAH

KEBAKARAN HUTAN

TUGAS KELOMPOK 2

OLEH :

SITI USWATUN H

NISA P

NOVA L

AGUS NUR S

KELAS : IX B

SMP NEGERI 08 PALAS

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


GAMBAR KEBAKARAN LAHAN DAN HUTAN

PEMADAMAN LAHAN KEBAKARAN


KERJASAMA ANTARA MASYARAKAT, TNI DAN PETUGAS PEMADAM
KEBAKARAN DALAM PEMADAMAN LAHAN KEBAKARAN
DAFTAR PUSTAKA

Cover Makalah………………………………………………….

Daftar isi…………………………………………………………

BAB I Pendahuluan……………………………………

BAB II Pembahasan……………………………………….

BAB III Penutup………………………………………….

Daftar Pustaka………………………………………………….

Lampiran Gambar Kebakaran Hutan………………………….

Anda mungkin juga menyukai