Anda di halaman 1dari 2

ALLAH : TUHAN YANG DIPINGGIRKAN…

Begitu besar kebencian kaum kafir Barat kepada Islam dan umatnya. Mereka rela
bekerja siang dan malam agar tersebar semua propaganda busuk mereka. Mereka pun
berbaik hati mencurahkan seluruh dana yang mereka punya untuk menghancurkan
keagungan agama ini.... Berbagai seminar, konferensi, workshop dan diskusi panel
mereka adakan di lima benua di seluruh penjuru dunia hanya demi menjegal
pergerakan langkah Islam. Mereka menjajakan penyakit SEPILIS (Sekulerisme,
Kapitalisme, Liberalisme) ke negeri-negeri kaum Muslim. Begitu luar biasa perjuangan
mereka sampai-sampai kita berpikir mustahil untuk mengalahkan mereka. Salah satu
akibatnya, Kaum Muslim seolah-olah sudah tak mengenal siapa lawan siapa kawan.
Siapa yang tidak miris melihat keadaan umat Islam saat ini. Hidup bukan lagi untuk
penghambaan kepada Tuhan tetapi pemujaan kepada nafsu syahwat belaka. Hidup ini
hanya untuk kesenangan duniawi tetapi tidak untuk mengenal Tuhan mereka, Allah
Swt. Entah, berapa banyak umat Islam saat ini yang paham dan sadar akan eksistensi
Rabb mereka. Sedikit sekali diantaranya. Lihatlaah !! Tuhan sudah terpinggirkan
bahkan sengaja dihilangkan oleh sikap bejat orang-orang yang menginginkan
pemisahan aturan Tuhan dari kehidupan. Seolah mereka mengebiri firman Tuhan.
Dengan sombong mereka mengatasnamakan kata-kata mereka sebagai perkataan suci
Tuhan. Seolah-olah merekalah sang penguasa jagad raya. Mengenal Tuhan saja tidak,
lantas apa yang mereka tawarkan tentang ide ketuhanan? Penolakan terhadap-hukum-
hukum Allah merupakan bukti penolakan mereka terhadap eksistensi dan kuasa Tuhan.
Mereka ingin eksis dan membungkam Tuhan bahkan mematikan-Nya. Mereka tidak
sadar dengan siapa mereka berhadapan. Mereka sibuk dengan persoalan seputar ide
feminis dan berkoar-koar tentang HAM. Tak sadar mereka bahwa Tuhan benar-benar
tersingkir karna perilaku-perilaku konyol mereka. Bukankah ini sebuah kedurhakaan
hamba-hamba nista kepada Tuhannya? Na’udzubillahi tsumma na’udzubillahi. Mereka
tak peduli saat saudara-saudara kita disiksa oleh kaum kuffar di sana. Mereka tak
peduli saat Rasul kita dilecehkan, dihina bahkan digambar dengan semena-mena.
Mereka tak peduli saat al-Qur’an kita diinjak-injak atau bahkan dibakar sekalipun.
Mungkin saja, saat itu dan kini, Rasulullah saw dalam dimensi ruang yang berbeda
sedang menangis merintih, pedih. “’Aina ummati? ‘Aina ummati? Wahai umatku, aku
dilecehkan, aku dihina, al-Qur’an suci kita dibakar? Kemana kalian?” Entah apa yang
akan diucapkan Rasulullah saw jika beliau hidup saat ini. Kesedihan yang begitu
mendalam dan kemarahan yang kian menjulang melihat kondisi umatnya saat ini.
Orang-orang menghujat hukum Allah, bahkan memprivatisasinya alias agama hanya
diletakkan pada tataran privat saja. Kecurigaan dan kebencian terhadap saudara sendiri
sudah sedemikian memuncak. Tetapi berbeda jika berhadapan dengan orang-orang
yang jelas ingkar dengan Tuhan mereka. Apresiasi dan segenap atensi diberikan
layaknya seorang babu tunduk kepada majikannya. Entah, berapa derajat cinta yang
mereka berikan untuk Tuhan. Entah apa yang sedang terpancang di kepala orang-
orang yang menginginkan penyatuan ide sekular dengan Islam. Mungkinkah
menyatukan air dengan minyak? Kalau pun bersatu tak akan pernah melebur sampai
kapan pun. Islam hanya mampu meresap pada diri-diri manusia yang berbeda ras,
suku, wilayah, bahasa yang benar-benar beriman dan tunduk pada Allah dengan akal
sehat dan sepenuh jiwa mereka serta menjadikan Ukhuwah Islamiyah dalam
memandang dan memperlakukan saudara-saudara mereka. Bisa dipertanyakan
apakah orang-orang yang menentang aturan Allah adalah orang yang takut pada-Nya?
Kalau ya, seperti apakah ketakutan mereka hingga tega menyakiti saudara seiman
mereka dan menjerumuskan mereka ke tengah jurang fitnah. Dari sekian banyak
manusia sedikit sekali yang mengingat Allah. Sedikit sekali yang menggunakan
sepertiga malamnya untuk menyendiri dan mengingat Penciptanya dan hakikat dirinya.
Ingatlah ! Tuhan tak butuh manusia untuk dibela sekalipun. Tuhan tak butuh karena
saking rapuhnya kekuatan manusia dibandingkan kekuatan dan keperkasaan-Nya. Ada
atau ketiadaan kita, Tuhan tetaplah Agung sepanjang masa tak lekang oleh waktu.
Bahkan ketika nyawa sampai ke kerongkongan, manusia tak mampu menariknya
kembali. Tak ada yang bisa dilakukan manusia untuk melawan kekuasaan Tuhan.
Tuhan menginginkan manusia patuh pada perintah-Nya untuk keselamatan diri mereka
sendiri. Tuhan ingin menguji manusia apakah mereka orang-orang yang tunduk dan
patuh pada aturan-Nya atau tidak. Kejahatan yang dilakukan manusia akan kembali
pada dirinya sendiri. Kerugian sedikit pun tidak akan menimpa Tuhan.

~MuSaFir~

Anda mungkin juga menyukai