Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PIJAT BAYI

Disusun oleh kelompok 19 :

NAMA:

ALFIYANI MEILASARI

ALIEF AZIZAH

ALIF NUR SAIDAH

ANIFATUL FARIDA

CICI ALFITA

KELAS II C
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019

Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. 0291- 442993/437218


Website : www.umkudus.ac.id
Email : sekretariat@umkudus.ac.id
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Bahasan : Perawatan bayi
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Pijat Bayi
Sasaran : Ibu yang mempunyai bayi berumur 0 sampai 12 bulan
Hari,tanggal : Jumat, 28 juni 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Puskesmas Gribig
Penyuluh : Mahasiswa

I. Latar belakang
Berdasarkan dari pengamatan, presentase insidensi perawatan bayi tentang
pentingnya pijat bayi cukup banyak. Setelah dilakukan survey ternyata penyebab
utamanya adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan bayi terutama
pentingnya pijat bayi.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang
Registrasi dan Praktek Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau
tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu
bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi
(Prasetyono,2013).
Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuhan
dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat, terutama bila dilakukan sendiri oleh
orang tua bayi. Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan
bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok control kenaikan berat badan sebesar
6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44% (Dasuki,2003). Dewasa ini
penelitian di Australia yang diungkapkan oleh Lana Kristiane F.Flores membuktikan
bahwa bayi yang dipijat oleh orang tuanyaakan mempunyai kecenderungan
peningkatan berat badan , hubungan emosional, dan social yang lebih baik.
(Roesli,2001). Namun, ilmu kedokteran tentang pijat bayi masih belum banyak
diketahui oleh masyarakat.
Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang
peranannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi
sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan
bayi setelah lahir (Sari,2004).
II. Tujuan instruksional umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pijat bayi, klien dapat memahami
dan mengerti manfaat dari pijat bayi dan dapat melakukan tekhnik pijat bayi secara
baik dan benar.
III. Tujuan intruksional khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x20 menit, diharapkan ibu
yang memiliki bayi dapat memahami tentang:
1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Persiapan memijat bayi mencakup waktu yang tepat dan peralatannya
4. Teknik memijat bayi
5. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
IV. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
2. Media : Leaflet, Ppt, lembar balik
3. Garis besar materi(penjelasan terlampir)
1) Pengertian pijat bayi
2) Manfaat pijat bayi
3) Persiapan memijat bayi mencakup waktu yang tepat dan peralatannya
4) Teknik memijat bayi
5) Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan

V. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu


1 Pendahuluana. Salam pembukaan a. Menjawab salam 3 menit
b. Menyampaikan tujuan b.Menyimak
penyuluhan c. Mendengarkan,
c. Apersepsi menjawab
pertanyaan
2 Kerja a. Menyampaikan garis a. Mendengarkan 25 menit
besar materi pentignya dengan penuh
pijat bayi perhatian
b. Memberi kesempatan b.Menanyakan hal-
peserta untuk bertanya hal yang belum jelas
c. Menjawab pertanyaan c. Memperhatikan
d. Evaluasi jawaban dari
e. Membagikan pemateri
doorprise kepada d. Menjawab
peserta yang bisa pertanyaan
menjawab pertanyaan e. Peserta antusias
dalam menerima
doorprise

3 Penutup a. Menyimpulkan c. Mendengarkan 2 menit


b. Salam penutup d. Menjawab salam

VI. Setting Tempat

penyuluh

peserta
VII. Kriteria Evaluasi
1. Ibu yang mempunyai bayi mampu menjelaskan pengertian pijat bayi
2. Ibu yang mempunyai bayi mengetahui manfaat memijat bayi
3. Ibu yang mempunyai bayi mampu mempersiapkan waktu dan peralatan untuk
memijat bayi
4. Ibu yang mempunyai bayi mampu melakukan tekhnik pijat bayi
5. Ibu yang mempunyai bayi mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
saat memijat bayi

VIII. Referensi
Maharani, Sabrina,2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Jogjakarta: Kata Hati.
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat
Bayi dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset.
Prasetyono.2013.Buku Pintar Pijat Bayi. Jogjakarta: BukuBiru

MATERI
PIJAT BAYI
A. Pengertian Pijat Bayi

Menurut Roesli (dalam Prasetyono,2013) menyatakan bahwa pijat bayi adalah seni
perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di
dunia serta telah dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun-menurun oleh
dukun bayi. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan.
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang
juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak
berabad-abad silam (Prasetyono,2013).

B. Manfaat Pijat Bayi

a. Membuat Bayi Semakin Tenang


Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan
tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas
tubuh bayi lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat bayi juga sangat mempengaruhi
emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur
utama pijat bayi adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain
oleh trapis spesialis, pijat bayi sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah (Putri,2009).
b. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi
Berdasarkan penelitian T. Field & Scafidi dari universitas Miami, AS. Terapi pijat
memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan
peningkatan produksi air susu ibu (ASI). Telah diamati perubahan berat badan 20 bayi
premature setelah mendapat pijatan secara teratur. Bayi mengalami kenaikan berat badan
20 - 47% per hari setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Sedangkan, bayi berusia 1 –
3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami
kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat.
Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan
dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil
bayi menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan
produksi ASI (Putri, 2009).
c. Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi
Bayi yang otot-ototnya distimulus saat dilakukan pemijatan yang aman dan
nyaman dapat membuat bayi mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan lama begitu
pemijatan usai dilakukan pemijatan kepadanya. Selain lama, bayi tampak tertidur lelap
dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang
setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap.
Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi.
Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai
kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia
marasa kehabisan energi setelah “melawan” perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak
diinginkan. Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua,
tidur bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian
ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan
Subakti,2009).
d. Meningkatkan konsentrasi bayi
Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh
manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran
oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir
dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin
berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan
kesiagaan bayi semakin membaik.
Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau
tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi
faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri, 2009).
e. Meningkatkan daya tahan tubuh
Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan
kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan
terjadinya penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan
meningkatkan daya tahan tubuh (Putri, 2009).
f. Meningkatkan produksi ASI
Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif.
Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energi cukup beraktifitas.
Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepat lapar sehingga nafsu makannya
meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga ditambah dengan peningkatan aktifitas
nervus vagus / saraf pengembara system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher
kebawah sampai dada dan rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel
disaluran pencernaan yang menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong
makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin
makan karena pencernaannya semakin lancar.
Bayi yang nafsu makannya baik memerlukan isapan asi yang cukup banyak setiap
hari. Semakin banyak dihisap, ASI pun semakin terstimulasi ( terangsang ) untuk
berproduksi (Putri, 2009).
g. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan
Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran
menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran
pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan (Putri, 2009).
h. Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan
Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian
yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama
20 menit yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka
bernafas lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik
peningkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat (Prasetyono, 2013).
i. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi.
Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak
mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain (Prasetyono, 2013).
j. Mengurangi rasa sakit
Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya
tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi darah di perut,
sehingga membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana (Prasetyono, 2013).
k. Mengurangi nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin.
Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil
akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi (Prasetyono, 2013).
l. Meningkatkan percaya diri
Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi
mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua
mampu menguasai keadaan dan lebih percaya diri untuk merawat si kecil (Prasetyono,
2013).
m. Memahami kebutuhan si kecil
Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat
secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang – ulang, orang
tua lebih paham cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono, 2013).
n. Pasangan menikah dini
Meraka yang menikah diusia dini yang masih muda atau terlalu dini umumnya
belum cukup dewasa atau siap untuk menjadi orang tua. Banyak hal yang harus mereka
ketahui, terutama sekali dalam hal merawat bayi. Pada kasus kali ini,melalui pijat bayi,
rasa percaya diri dan harga diri mereka sebagai orang tua yang sanggup merawat bayi
semakin meningkat (Prasetyono, 2013).

C. Persiapan Memijat Bayi

Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja
sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan
tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada si kecil sebagai
berikut:
a. Waktu yang tepat
1). Pagi hari

 Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat
akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan
nuansa ceria pada bayi.

 Yang harus diperhatikan, jangan langsung memijat bayi usai ia makan/disusui.


Jangan pula membangunkan bayi hanya untuk dipijat, atau memijat bayi saat ia
sakit, memijat paksa, dan memaksakan posisi saat memijat.

2). Malam hari

 Pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan, biasanya
bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk membantu bayi tidur lebih
nyenyak.

 Yang harus diperhatikan, ketika akan dipijat si bayi harus dalam keadaan tenang
dan nyaman. Jika rewel, jangan memaksakan untuk memijat. Sebab, bayi akan
semakin rewel dan memberontak. Buatlah bayi ceria, ajak bercanda atau bermain
sampai siap untuk dipijat. Hindari juga memijat ketika bayi dalam keadaan lapar,
hal ini bisa mengakibatkan bayi merasa tidak nyaman dan berusaha meronta.
Sebaiknya pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan.

3).Tangan yang aman untuk memijat

 Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat, karena tangan yang
kurang bersih dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit, jadi cuci
tangan terlebih dahulu lalu pastikan tangan dalam keadaan kering karena kulit
bayi sangat peka dengan suhu tangan ibu dan tidak nyaman bila tangan yang
menyentuhnya itu dingin.

 Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit bayi. Potonglah
kuku dan lembutkan (dikikir). Keberadaan cincin, gelang dan aksesoris lainnya
yang terbuat dari logam atau plastik dapat melukai kulit bayi.

4). Ruang yang nyaman

 Ruang yang nyaman untuk melakukan pemijatan adalah:

1. Ruang yang kering dan tidak pengap. Ruangan yang pengap dan lembab
menyebabkan bayi gerah. Selain itu, suasana seperti itu juga menyebabkan kulit
bayi sensitive sehingga bayi merasa menjadi resah saat dipijat.
2. Ruangan yang hangat tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu banyak
angin menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin. Untuk menghangatkan
ruangan dapat memasang lampu yang memberikan rasa hangat.
3. Ruangan yang penerangnya cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi
pada daerah yang dipijat. Penerangan yang remang-remang atau gelap
menyulitkan ibu untuk membedakan warna kemerahan kulit si kecil bekas
pemijatan. Sebab, warna kemerahan mengindikasi bahwa pemijatan telah cukup.
4. Ruangan tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu dan bayi.
Untuk menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi ruangan adalah
suara ibu, ayah, iringan musik lembuh, seperti memutar music klasik dari Mozart,
dave koz dan sebagainya.
5. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. Bila ingin menerapkan aroma
terapi cukup dengan aroma yang muncul dari minyak pijat saja. Tidak dianjurkan
menggunakan pewangi ruangan aerosol atau benda bakar (dupa) karena membuat
bayi alergi (Prasetyono, 2013).

Peralatan Yang Harus Disiapkan


Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pemijatan antara lain:

1.Alas yang empuk dan lembut

 Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas ini sebesar
ukuran bayi agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya dalam
posisi datar.

2.Handuk atau lap, popok dan baju ganti

 Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel
dikulit bayi. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Menyiapkan
popok hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok) sebab,
bayi harus menunggu waktu sehingga kedinginan. Baju ganti untuk mengganti
baju lama usai pemijatan.

3.Minyak untuk memijat

 Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan permukaan


kulit bayi dan tangan ibu sehingga memudahkan ibu dalam berbagai gerakan urut
dan membuat bayi merasa nyaman. Tujuan pelumas ini adalah merawat kulit si
kecil agar tetap lembut dan sehat tanpa terpengaruh oleh bekas gesekan pijat. Jadi,
gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang
dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak
zaitun (olive oil), minyak dara (virgin coconut oil), minyak telon (baby oil),
minyak kelapa (minyak klentik), minyak kelapa sawit, bias juga menggunakan
losion. Hal ini karena sifatnya yang lembut dan melembabkan. Jangan
menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi.

4. Air dan waslap

 Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk menyeka bayi dari
bekas minyak usai pemijatan.
 Selain itu, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan
berlangsung untuk menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman,
diantaranya adalah:

1. Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit
untuk melakukan keseluruh tahapan pemijatan
2. Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang.
3. Minta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah
dan kepala bayi sambil mengajak bicara.
4. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung.
5. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk menciptakan
suasana tenang selama pemijatan.
6. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan
tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai
terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan.
7. Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan.
Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan,
sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-
10 menit.
8. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk
menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan (Putri, 2009).

D. Teknik memijat bayi

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias dilakukan secara
sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan.
a. Bayi umur 0 – 1 bulan

 Gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar
bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut.

b. Bayi umur 1 – 3 bulan

 Gerakan memijat dilakukan dengan halus disertai tekanan ringan dalam waktu
yang lebih singkat.

c. Bayi umur 3 bulan – anak umur 3 tahun

 Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat.
Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit. Lumurkan sesering mungkin
minyak atau baby oil atau lotion yang lembut sebdelum dan selama pemijatan.
Setelah itu, lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan disepanjang sisi
muka bayi atau usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk memberitahukan
bahwa waktu pemijatan akan segera dilakukan padanya.

 Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Sebab umumnya bayi
lebih menerima apabila dipijit pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan
member kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijit sebelum bagian lain
disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari kaki,
kemudian perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung
(Prasetyono, 2013).

Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai
dasar pijat bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang
sebanyak lima sampai enam kali tergantung kebutuhan, yaitu:
a. Kaki
Manfaat: Bagi bayi yang sedang belajar berjalan, pijatan di bagian ini berguna untuk
menguatkan otot dan saraf motorik di bagian kaki. Selain itu, pijat kaki juga bisa
meredakan rasa pegal usai bayi belajar berjalan.

1. Memerah susu

 Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang
tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara
bergantian seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua
tangan secara bersamaan mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras,
memijat dan memutar kedua kaki bayi secara lembut (Prasetyono, 2013).

2. Telapak kaki

 Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut
menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari
arah tumit ke jari-jari (Prasetyono, 2013).

3. Jari

 Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan
tidak perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jari-jari kaki satu
persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan
lembut pada setiap ujung jari (Prasetyono, 2013).

4. Punggung kaki

 Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki
sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki
dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik
lain yakni dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil
dengan kedua ibu jari secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki (Prasetyono,
2013).
5. Betis

 Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remas-remas dari
pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkali-
kali (Prasetyono, 2013).

6. Paha

 Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar.
Pegang bayi pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan,
kemudian buatlah gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua
belah tangan yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki
(Prasetyono, 2013).

7. Gerakan akhir

 Bagian akhir ini semua kaki dipijat, yakni dengan merapatkan kedua kaki bayi,
lalu letakkan kedua tangan secara bersamaan pada pangkal paha. Kemudian,
lakukan usapan-usapan dengan lembut dan halus pada kedua kaki bayi dari atas ke
bawah (Prasetyono, 2013).

b. Perut

 Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu,
jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan.
 Manfaat : membantu bayi yang sulit buang air besar dan mengatasi perut
kembung.

1. Mengayuh pedal sepeda

 Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan
kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai
dari atas kebawah perut.

 Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu
angkat kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan
kanan bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke
jari-jari kaki.

 Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk
pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masing-
masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki
bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda (Prasetyono, 2013).
2. Bulan – matahari

 Disebut gerakan bulan - matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah
membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan
bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah
kanan bawah (seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat
bulatan penuh (seperti bentuk matahari).

 Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat
gerakan lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah
lingkaran (Prasetyono, 2013).

3. Ibu jari kesamping

 Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan masing-masing
ibu jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut
menyamping ke arah tepi perut kanan dan kiri.

 Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut
bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu
buat gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda
dibantu dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu) (Prasetyono,
2013).

4. Gerakan I love You

 Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk


huruf “I” dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk
kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf “L” dengan melakukan usapan mulai dari dada
kanan atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk
huruf “J” dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung
sampai rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas.

 Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan sampai
terlalu menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada
bagian perut, karena bisa mengganggu organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi
yang timbul selama proses. Jika bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan
kepala, memukul jidat, meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya
hentikan dulu. Mungkin dia sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat
atau sebab lain (Prasetyono, 2013).

5. Gerakan jari berjalan

 Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk pada


pergerakan kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan
dengan cara yang sangat hati-hati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu
keras karena akan menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila
mengenai tulang rusuknya. Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada
perut.

 Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan bawah dan buatlah
gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri bawah guna memindahkan
gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak
tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang
meratakan lipatan kertas (Prasetyono, 2013).

c. Dada
Manfaat : membantu pernapasan bayi, terutama jika bayi sedang flu atau batuk
1. Gerakan Jantung

 Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung
dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu,
gerakkan tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah
ulu hati. Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung (Prasetyono, 2013).

2. Menyilang

 Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu
hati kea rah bahu kiri dan kembali ke arah ulu hati (Prasetyono, 2013).

3. Lingkaran kecil

 Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu (Prasetyono, 2013).

e.Tangan
Manfaat : Gerakan ini memperlancar peredaran darah dan merangsang otot serta saraf
motorik tangan bayi.

1. Perlahan cara India

 Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi
tubuh.

 Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak
seperti memegang gagang senter. Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri
kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi.
Atau, kedua tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut
pada lengan bayi mulai dari pundak hingga pergelangan tangan (Prasetyono,
2013).

2. Memijat ketiak

 Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari
menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak bukan karena sakit, tetapi mungkin dia
merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain.
 Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu tangan
anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga
ke bagian tulang rusuk dan perut.

 Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau
terdapat pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini
(Prasetyono, 2013).

3. Pergelangan tangan

 Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah
pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan
memijit secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak.
Pijitan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru – paru
(Prasetyono, 2013).

4. Telapak tangan

 Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran –
lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah jari – jemari. Sedangkan keempat
jari lainnya memijat punggung tangan (Prasetyono, 2013).

5. Jari

 Pijat jari bayi satu – persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri
gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda
bisa membunyikan suara “tak” dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara
itu dia akan tampak gembira (Prasetyono, 2013).

6. Gerakan menggulung

 Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya,
anda pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan.
Kemudian, gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang
menggulung bergerak naik dimulai dari pangkaal lengan menuju pergelangan
tangan/jari-jari (Prasetyono, 2013).

7. Gerakan akhir

 Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan kaki (Prasetyono,
2013).

e. Muka
Manfaat: Gerakan menekan wajah dan kepala si kecil akan menghindarkannya dari
potensi kerusakan saraf wajah, membangun kemampuan otot leher untuk menoleh ke kiri
dan kanan, dan memperkuat otot tengkuk. Setiap sentuhan ibu juga akan membangun
stimulus bagi kelancaran sensor saraf penglihatan, pendengaran, dan penciuman serta
membantu si kecil mengelola otot sekitar mulut agar kemampuan bicaranya cepat
berkembang.

1. Membasuh muka

 Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil
bicara pada bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua
sisi wajah bayi seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan
sambil bermain “ciluk-ba” (Prasetyono, 2013).

2. Dahi

 Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-
jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini
mulai dari tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke
bawak ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran – lingkaran kecil di pelipis,
kemudian gerakan kearah dalam melalui daerah bawah pelipis dibawah mata
(Prasetyono, 2013).

3. Alis

 Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda
diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan
kesamping searah dengan bulu rambut alis (Prasetyono, 2013).

4. Dagu

 Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua
tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya
adalah menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi
bawah atau samping mulut (Prasetyono, 2013).

5.Lingkaran kecil dirahang

 Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar
wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit
sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan
hendaknya dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit
(Prasetyono, 2013).

6. Belakang telinga

 Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang
telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala (Prasetyono, 2013).

f. Punggung
Manfaat: Tubuh bayi, terutama punggung, akan terasa pegal saat ia terlalu lama
digendong atau tidur di kasur dalam posisi yang sama selama beberapa waktu. Pijat ini
bermanfaat untuk merelaksasi punggungnya dan menghindari perkembangan tulang
belakang bayi yang tidak sempurna.

1. Gerakan maju mundur (kuda goyang)

 Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah
kanan anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher dengan gerakan
maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher
sampai ke pantat bayi (Prasetyono, 2013).

2.Usapan punggung

 Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan
telapak tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan
berada.

 Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan
anda, kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri, 2009).

E. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan

A. Hal-hal yang boleh dilakukan

1. Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda.


2. Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi akan
merasa rileks.
3. Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat
anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat.
4. Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan
pijatan. Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk.
5. Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat.
6. Jauhkan baby oil dari mata bayi anda.
7. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut
mengenai pemijatan bayi (Maharani, 2009).

B. Hal yang tidak boleh dilakukan:

1. Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu.


2. Membangunkan bayi anda untuk dipijat.
3. Memijat bayi anda dalam keadaan sakit.
4. Memijat bayi anda dengan paksa.
5. Memaksa posisi saat memijat bayi anda (Maharani, 2009).

Anda mungkin juga menyukai

  • 1 - SP 2
    1 - SP 2
    Dokumen2 halaman
    1 - SP 2
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Idk Kelainan Melihat
    MAKALAH Idk Kelainan Melihat
    Dokumen6 halaman
    MAKALAH Idk Kelainan Melihat
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • CWHDJDB
    CWHDJDB
    Dokumen46 halaman
    CWHDJDB
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Tool HDR Gangguan Konsep Diri - SP 2-1-1
    Tool HDR Gangguan Konsep Diri - SP 2-1-1
    Dokumen4 halaman
    Tool HDR Gangguan Konsep Diri - SP 2-1-1
    kholifah noor aini
    Belum ada peringkat
  • Sap Pijat Bayi
    Sap Pijat Bayi
    Dokumen16 halaman
    Sap Pijat Bayi
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Tool Kecemasan - SP 1
    Tool Kecemasan - SP 1
    Dokumen2 halaman
    Tool Kecemasan - SP 1
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Pathway CKR
    Pathway CKR
    Dokumen1 halaman
    Pathway CKR
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Sap Pijat Bayi
    Sap Pijat Bayi
    Dokumen16 halaman
    Sap Pijat Bayi
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Tool Kecemasan - SP 1
    Tool Kecemasan - SP 1
    Dokumen2 halaman
    Tool Kecemasan - SP 1
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Pathway CKR
    Pathway CKR
    Dokumen1 halaman
    Pathway CKR
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Proker
    Proker
    Dokumen5 halaman
    Proker
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Proker
    Proker
    Dokumen5 halaman
    Proker
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Proposal Seminar
    Proposal Seminar
    Dokumen4 halaman
    Proposal Seminar
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Tool HDR Gangguan Konsep Diri - SP 1
    Tool HDR Gangguan Konsep Diri - SP 1
    Dokumen3 halaman
    Tool HDR Gangguan Konsep Diri - SP 1
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Bismillah CV
    Bismillah CV
    Dokumen2 halaman
    Bismillah CV
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Tool Modisco
    Tool Modisco
    Dokumen3 halaman
    Tool Modisco
    Mitha Nur Faiqotunnisa
    Belum ada peringkat
  • LP Febris
    LP Febris
    Dokumen10 halaman
    LP Febris
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Kemuhammadiyahan Kel 8
    Kemuhammadiyahan Kel 8
    Dokumen16 halaman
    Kemuhammadiyahan Kel 8
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Sap Ibu Hamil
    Sap Ibu Hamil
    Dokumen10 halaman
    Sap Ibu Hamil
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Sap Hiv
    Sap Hiv
    Dokumen8 halaman
    Sap Hiv
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Sap Hiv
    Sap Hiv
    Dokumen8 halaman
    Sap Hiv
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat
  • Sap Faradhiba
    Sap Faradhiba
    Dokumen4 halaman
    Sap Faradhiba
    Faradhiba Maulina
    Belum ada peringkat