Puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat
dan karunia–Nya, alhamdulillah Rencana Strategis (Renstra) UPTD Puskesmas DTP Cidahu
Tahun 2014—2018 dapat dirampungkan.
Renstra UPTD Puskesmas DTP Cidahu Tahun 2014—2018 merupakan acuan dalam
pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Kuningan untuk lima tahun yang akan
datang dalam upaya mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Kepala UPTD Puskesmas, KaSub Bag TU dan seluruh staf di Lingkungan UPTD Puskesmas
DTP Cidahu atas dukungan dan sumbangan pemikirannya.
2. Tim Penyusun Renstra UPTD Puskesmas DTP Cidahu Tahun 2014—2018 atas jerih
payahnya menyelesaikan Renstra ini.
3. Para pelaksana program/ kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan atas
kontribusinya.
4. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Tanpa dukungan dan kontribusi pemikiran dari semua pihak UPTD Puskesmas DTP Cidahu
Tahun 2014—2018 tidak akan terwujud.
Kami mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan UPTD Puskesmas DTP Cidahu
Tahun 2014—2018.
Kuningan, 2014
Kepala UPTD Puskesmas
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Bagan
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Landasan Hukum ......................................................................... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ..................................................................... 4
1.4. Sistematika Penulisan ................................................................. 4
LAMPIRAN :
1. Matrik Kinerja Kegiatan
2. Matrik Kinerja Kegiatan Per Tahun
3. Matrik Pendanaan Kegiatan
4. Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
13 Petugas medis dan atau paramedis Gigi dan Mulut, mempunyai tugas:
a Menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan tehnis pelayanan kesehatan gigi.
b Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi.
c Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan
gigi.
d Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh tanggung
jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar profesi dan peraturan
perundangan yang berlaku.
e Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan preventif.
f Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa
2 Cihideung hilir 3 25 0 0 0 - 0 1 4 0
3 Nanggela 1 20 0 0 0 - 0 2 2 0
4 Cidahu 2 25 0 0 0 - 0 3 2 0
5 Kertawinangun 1 25 0 0 0 - 0 2 3 0
6 Datar 1 20 0 1 0 - 0 2 2 0
7 Bunder 2 15 0 1 0 - 0 3 0 0
8 Cieurih 2 26 0 1 0 - 0 2 3 0
9 Cibulan 1 30 0 0 0 - 0 2 3 0
10 Legok 2 25 0 0 0 - 0 2 3 0
11 Cikeusik 1 21 0 0 1 - 0 0 3 0
12 Jatimulya 1 15 0 1 1 - 0 1 2 0
Jumlah 19 266 0 5 12 - 0 21 30 0
3. Jumlah Posyandu 50 50 50 51 51
4. Jumlah Polindes 0 0 0 0 0
5. Jumlah Poskesdes 3 3 4 4 5
6. Jumlah Poskestren 0 0 0 17 17
ASAL
NO JENIS BANGUNAN LUAS M2 LETAK/ALAMAT PENGGUNAAN KET
SERTIFIKAT USUL
HAK
TANGG NOMOR
AL R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
UPTD Puskesmas DTP
1 Cidahu 2.086 Desa Cidahu Pakai Bangunan APBD II
Pembu Pemb
Rangka Mesin atan elian Tgl No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
E D
Sepeda RX - 13 33 k40156 DINKE
Yamaha Putih A 7872976 2006 - 6485 - 768171
motor K 5 k808876 S
z 7H
Nf MH E
Sepeda 12 Hita JB22E1590 EO572 DINKE
Honda 125 1JB22176K59251 2006 - 6616 -
motor 5 m 963 912 H S
d 9 Z
NF E
Sepeda 10 NKMHIHB41146K HB41E1772 E.2660 DINKE
Honda 100 Putih 2006 - 6676 -
motor 0 775291 521 153 H S
SCD Z
Mobil Dina E C
Toyota 36 MHFCIBUX33000 14B172369 DINKE
Ambula Shor Putih 2003 - 9925 - 535169
Dina 61 1867 7 S
ns t Y 1H
Toyota
Mobil Dina E
HiluxPick 19 MR0AW12G0D0 1TR762259 DINKE
Ambula Shor Putih 2013 - 9964 - -
UP 2. 0L 98 041237 4 S
ns t Y
MT
Misi Kabupaten Kuningan Tahun 2014—2018 merupakan penjabaran dari Misi Tahap III
dalam RPJPD Kabupaten Kuningan 2005—2025 dan integrasi sasaran yang akan dicapai
pada misi Tahap III tersebut sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui penanaman nilai agama,
peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, daya saing dan pengarusutamaan gender
dalam kehidupan berbudaya dan harmonis.
2. Memantapkan keunggulan kawasan agropolitan, pariwisata daerah, sektor unggulan
lainnya, peningkatan investasi ramah lingkungan, serta peningkatan sarana dan
prasarana daerah
3. Meningkatkan percepatan penanggulangan kemiskinan, melalui pelayanan sosial
terpadu dan pemberdayaan masyarakat.
4. Memantapkan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam kerangka
Kabupaten Konservasi dengan menerapkan asas kehidupan berkelanjutan.
5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan pengembangan kerjasama daerah.
Berdasarkan 5 (lima) Misi Kabupaten Kuningan, kesehatan dijabarkan pada Misi 1, yaitu
Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan dan Misi 3; Peningkatan layanan publik
melalui kartu utama: kesehatan, pendidikan dan bantuan modal bagi masyarakat kurang
mampu.
3.3 Isu Strategis Bidang Kesehatan Nasional
Isu Strategis Nasional antara lain desentralisasi (penyerahan kewenangan
pemerintahan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah), penyakit new emerging
disease, reformasi dan demokratisasi, dinamika politik nasional, krisis ekonomi dan
keterbatasan dana Pemerintah, pengurangan anggaran pusat, peningkatan anggaran daerah,
deregulasi diberbagai perizinan dan bidang pembangunan, pengurangan peran Pemerintah,
privatisasi dan outsourcing, pemberdayaan masyarakat, IPM dan kualitas SDM rendah,
kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, serta kemiskinan dan pengangguran. Isu
lokal diantaranya disparitas status kesehatan dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Beberapa Kementerian dan Lembaga memberikan perhatian khusus kepada daerah tertentu
yang tertinggal dibandingkan daerah lainnya, dengan program dan strategi khusus agar
daerah-daerah tersebut mampu mengejar ketinggalannya dan sejajar dengan daerah
lainnya; mensinergikan pembangunan kesehatan dalam upaya-upaya itu dinilai lebih
berhasil guna dan berdaya guna.
Dalam National Summit tersebut, telah dibahas 4 (empat) isu pokok pembangunan
kesehatan, yaitu: 1) Peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan
kesehatan masyarakat; 2) Peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat
pencapaian target MDG’s; 3) Pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana; dan 4) Peningkatan ketersediaan, pemerataan, dan kualitas
tenaga kesehatan terutama di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
Disamping 4 isu pokok tersebut, Kementerian Kesehatan memandang perlu untuk
menambahkan isu penting lainnya yaitu dukungan manajemen dalam peningkatan
pelayanan kesehatan, yang termasuk di dalamnya adalah good governance, desentralisasi
bidang kesehatan, dan struktur organisasi yang efektif dan efisien.
Penjabaran isu pokok pembangunan kesehatan tersebut di atas, meliputi:
1. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama ada
kelompok rentan seperti: penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas.
3. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh.
4. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak
menular.
5. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan
kesehatan.
6. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumberdaya manusia
kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan.
7. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial,
penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian
yang berkualitas.
8. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi
pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan.
9. Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan, program, dan
anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi lintas sektor.
10. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara
optimal.
11. Belum tersedia biaya operasional yang memadai di Puskesmas
3.4 Isu Strategis Bidang Kesehatan Propinsi
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat
diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya atau memiliki dampak jangka panjang
bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap.
Adapun isu strategis pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat untuk bidang kesehatan
yaitu : “kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan”.
Faktor Pendorong
1) Kabupaten Kuningan sudah memiliki dasar hukum pengaturan tata ruang wilayah
dengan telah diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 26 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2011—2031.
2) Ditetapkannya Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi yang mendukung
visi Kabupaten Agropolitan dan Wisata.
3) Kedudukan geografis dan kondisi alam menempatkan Kabupaten Kuningan sebagai
penyokong (hinterland) dan penopang lingkungan bagi daerah sekitarnya. Kawasan
Gunung Ciremai sebagai Daerah Tangkapan Air (Catchment area).
Penghambat
1) Masyarakat Kabupaten Kuningan memiliki mobilitas yang tinggi karena mata
pencaharian umumnya di kota-kota besar sehingga berpengaruh terhadap
kemungkinan penyebaran penyakit menular.
2) Kabupaten Kuningan memiliki potensi bencana yang tinggi karena kondisi geologi
wilayahnya terutama bencana tanah longsor/ pergerakan tanah dan letusan gunung
berapi.
4 Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu Seluruh masyarakat Persentase ibu bersalin yang 85% 87,50 90% 92,50 95%
dan anak dapat memanfaatkan ditolong oleh tenaga % %
faskes kesehatan terlatih (cakupan
PN)
Persentase ibu hamil 90% 92,50 95% 97,50 100%
mendapat pelayanan Ante % %
Natal Care (ANC)
Persentase ibu hamil yang 85% 87,50 90% 92,50 95%
mendapatkan pelayanan % %
antenatal (cakupan K4)
Persentase fasilitas 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan KB
sesuai standar
Persentase ibu nifas yang 80% 82,50 85% 87,50 90%
mendapatkan pelayanan % %
(cakupan KF)
Persentase ibu hamil, 85% 88,75 92,50 96,25 100%
bersalin, dan nifas yang % % %
mendapatkan penanganan
komplikasi kebidanan
(cakupan PK)
Persentase pasangan usia 65,9% 70% 70% 70% 70%
subur yang menjadi peserta
KB aktif (CPR)
Persentase pelayanan 70% 70% 70% 70% 70%
kesehatan usia lanjut
Cakupan kunjungan neonatal 85% 88,75 92,50 96,25 95%
pertama (KN1) % % %
Cakupan kunjungan neonatal 80% 82,50 85% 87,50 90%
lengkap (KN lengkap) % %
Cakupan pelayanan kesehatan 80% 82,50 85% 87,50 85%
bayi % %
Cakupan pelayanan kesehatan 80% 82,50 85% 87,50 85%
anak balita % %
Cakupan penanganan 75% 77,50 80% 82,50 85%
neonatal komplikasi % %
Cakupan TK, SD Sederajat 100% 100% 100% 100% 100%
melaksanakan penjaringan
siswa kelas I
Cakupan SLTP, SLTA 70% 70% 70% 70% 70%
Sederajat melaksanakan
penjaringan siswa kelas I
5 Meningkatnya status gizi masyarakat Seluruh bayi,balita Persentase balita gizi buruk 100% 100% 100% 100% 100%