Oleh :
1501460011
5. PENTAHAPAN CA MAMMAE
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
a. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan
otot pektoralis.
b. Stadium Iia
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
c. Stadium Iib
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
d. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.
e. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi /
menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa
juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa
sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan
atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
f. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar
limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar
limfe supraklavikular ipsilateral
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.
6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE
a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
- Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
- Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan,
terapi radiasi dan kemoterapi.
7. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan
hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian
8. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE
1) Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis
mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak
diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di
sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2) Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3) Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4) Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya.
ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
1) PENGKAJIAN CA MAMMAE
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan
nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC).
St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-
Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd
LAPORAN TEKNIK INSTRUMENTASI
MODIFIED RADICAL MASTECTOMY (MRM)
ATAS INDIKASI CARCINOMA MAMMAE
Oleh
Chusnul Nur Fatmawati
1501460011
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN MALANG
2019
A. DEFINISI
Radikal Mastektomi adalah suatu tindakan pembedahan pada tumor ganas payudara
dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim
payudara, areola, puting susu dan kulit diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening
aksila ipsilateral serta otot pektoralis mayor dan minor secara enbloc, yang abnormal yang
menggangu pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae (Nurarif, A.H,
2015).
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu
sel/jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bisa dikontrol
(Dr.Iskandar, 2007).
B. INDIKASI
1. Kanker payudara yang mengenai otot pektoralis mayor
2. Keganasan jaringan lunak pada payudara
C. KONTRA INDIKASI
1. Tumor melekat dinding dada
2. Edema lengan
3. Nodul satelit yang luas
4. Mastitis inflamatoar
D. PERSIAPAN OPERASI
1. PASIEN
a. Serah terima pasien dari premedikasi ke perawat instrument
b. Mengisi dan mengecek kembali lembar chek lish yang meliputi :
1) Identitas pasien meliputi pasien memakai gelang identitas
2) KU pasien: kesadaran, TTV, riwayat penyakit,
3) Area yang akan dioperasi
4) Puasa kurang lebih 6-8 jam
5) Kelengkapan pemeriksaan penunjang (lab, foto, usg ,dll)
6) Jenis profilaksis, apabila belum dimasukan skin tes sudah / belum
7) Surat persetujuan tindakan operasi dan anastesi
8) Pastikan pasien tidak memakai gigi palsu dan perhiasan
9) Persiapan persediaan darah apabila memerlukan transfusi darah
2. LINGKUNGAN
a. Memastikan lampu operasi, mesin suction, electro couter dan meja operasi dapat
digunakan dengan baik dan di tempatkan pada posisinya,
b. Meja instrument, troli waskom dan meja mayo pada posisinya
c. Memberi alas perlak, linen, dan underpad on steril pada meja operasi di daerah kepala.
d. Menempatkan tempat sampah yang sesuai, agar mudah dijangkau
2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222
222222222222222222222222222222222222222
3. ALAT
a. Bahan habis pakai
1) Hand scoon steril : 6 pasang
2) Mess no. 23 : 1 buah
3) Cairan Nacl 0,9% : 4 x 500 ml
4) Kassa besar steril : 5 buah
5) Kassa kecil steril : 10 buah
6) Spuit 10 cc : 2 buah
7) Cutgut plain Absorble 0-0 : 1 buah
8) Silk 1-0 : 1 buah
9) Polysorb 1-0 : 1 buah
10) Vicryl 2-0 : 1 buah
11) Monofilamen 3-0 : 2 buah
12) Underpad steril : 2 buah
13) Povidon iodine 10% : sesuai kebutuhan
14) Hipafix : sesuai kebutuhan
15) Redon drain no.12 : 1 buah
16) Elastis banded : 1 buah
b. Alat on steril
1) Meja instrument : 1 buah
2) Meja mayo : 1 buah
3) Meja operasi : 1 buah
4) Mesin couter : 1 buah
5) Mesin suction : 1 buah
6) Lampu operasi : 1 buah
7) Plat diatermi : 1 buah
8) Trolly waskom : 2 buah
9) Viewer Rontgen : 1 buah
10) Tempat sampah : 2 buah
c. Meja mayo
1) Handle mess no.3/4 : 1/1 buah
2) Gunting jaringan kasar : 1 buah
3) Gunting metzemboum : 1 buah
4) Pinset chirurgis : 2 buah
5) Pinset anatomis : 2 buah
6) Desinfeksi klem : 1 buah
7) Doek klem : 5 buah
8) Mosquito klem : 1 buah
9) Klem pean manis : 1 buah
10) Klem pean bengkok : 4 buah
11) Klem kockher : 4 buah
12) Nald voeder : 2 buah
13) Pinset anatomis panjang : 1 buah
14) Canule suction : 1 buah
15) Langenbeck : 2 buah
16) Timan : 2 buah
17) Peritonium klem : 4 buah
d. Meja instrumen
1) Duk Besar : 3 buah
2) Duk Sedang : 4 buah
3) Duk Kecil : 5 buah
4) Baju (Gown Steril) : 4 buah
5) Sarung meja mayo : 1 buah
6) Kom : 1 buah
7) Bengkok : 1 buah
8) Cucing : 1 buah
9) Handuk steril : 5 buah
10) Suction : 1 buah
11) Couter monopolar : 1 buah
E. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Pasien datang ke ruang premedikasi, melakukan Sign in yang meliputi:
a. Identitas pasien, umur, jenis kelamin, asal ruangan dan register.
b. Apakah pasien sudah dikonfirmasikan identitas, area operasi, tindakan operasi,
dan lembar persetujuan
c. Penandaan area operasi
d. Persiapan mesin dan obat anesthesi
e. Fungsi pulse oksimeter
f. Riwayat alergi pasien
2. Menulis identitas pasien di buku register dan membuat askep, lembar depo, SSC
dan catatan operasi.
3. Tim anesthesi melakukan induksi dengan general anastesi.
4. Perawat sirkuler memasang catheter no. 16.
5. Mengatur posisi pasien supine dan posisikan tangan kiri 90º menghadap keatas.
6. Perawat sirkuler kemudian mencuci lapang operasi dengan chlorhexidine dan
keringkan dengan duk steril.
7. Perawat instrumen melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi dan sarung
tangan steril.
8. Perawat instrumen memakaikan gaun operasi dan sarung tangan steril kepada tim
operator dan asisten operator.
9. Perawat instrumen berikan pada operator desinfeksi klem dan cucing yang berisi
deppers savlon untuk disinfeksi area operasi.
10. Melakukan drapping pada area operasi
a. Berikan 1 duk besar untuk menutup area tubuh pasien bagian bawah.
b. Berikan 1 duk besar untuk menutup area kepala pasien.
c. Berikan 2 duk kecil untuk menutup samping kanan dan kiri.
11. Dekatkan selang suction dan ESU kemudian cek fungsi, ikat dengan kasa dan
fiksasi pada drapping dengan duk klem, dekatkan meja mayo dan meja instrument
ke dekat meja operasi.
12. Time out (konfirmasi nama klien, umur, ruangan/bangsal, diagnosa, rencana
tindakan, antibiotik profilaksis, antisipasi kehilangan darah, perhatian khusus
selama pembiusan, sterilisasi instrumen bedah, jumlah instrumen, jumlah kasa,
jumlah deppers dan jumlah jarum), berdo’a dipimpin operator
13. Setelah itu berikan kepada operator kassa basah untuk membersihkan area insisi
kemudian kassa kering.
14. Operator diberikan pen marker untuk marking operasi.
15. Operator melakukan insisi, berikan hanvad mess no. 23, double pincet chirurgis
dan asisten diberikan klem mosquito dan kassa untuk rawat perdarahan.
16. Insisi diperdalam sampai lemak dengan couter, rawat perdarahan dengan kassa /
bigkass, couter dan suction.
17. Berikan 5 klem kocker pada operator untuk mengklem subkutis dibawah insisi
(untuk memperluas lapang pandang operasi) asisten membantu
mengangkat/menegakkan kocker untuk mempermudah operator melakukan
flapping kulit untuk memisahkan antara fasia dan fat.
18. Lakukan insisi melingkar pada mamae, rawat perdarahan. Operator melakukan
insisi dengan couter pada mamae sampai terlihat adanya otot. dilakukan sampai
tidak ada lemak yang tertinggal.
19. Lakukan pengikatan pada pembuluh darah vena/arteri bila diperlukan dengan
menggunakan plain 0-0. Kemudian mengeksplor vena axilaris dan nervus-nervus
penting yang meliputi nervus motorik (torakalis longus dan torako dorsalis) dan
nervus sensorik (intercoste brachialis).
20. Setelah mamae / TU terangkat dan tidak ada perdarahan, berikan aquadest 1 liter
untuk cuci area operasi sampai bersih.
21. Pasang redon drain no 12 dan fikasai dengan vicryl 2-0 cutting.
22. Sign out (Jenis tindakan yang dilakukan, Kecocokan jumlah instrumen, kasa, dan
jarum sebelum dan sesudah operasi, Perhatian khusus pada masa pemulihan, Ada
atau tidaknya permasalahan pada alat-alat yang digunakan)
23. Operator melakukan penutupan luka operasi, jahit lapis demi lapis, berikan nald
voeder dan benang plain 0-0 untuk lemak dan vicryl 2-0 untuk kulit, asisten
diberikan klem pean dan gunting kasar.
24. Bersihkan luka operasi dengan kassa basah dan kemudian kassa kering.
25. Kemudian tutup luka jahitan menggunakan kassa yang telah diberikan larutan
antibiotik, kemudian pasang hypafix dan elastis banded.
26. Masukkan jaringan pada tabung PA, lakukan PA jaringan sertakan formulir PA.
27. Operasi selesai, pasien di rapikan. Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien
dari bekas darah yang masih menempel dengan menggunakan kassa basah atau
towel dan keringkan.
28. Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery.
29. Semua instrument didekontaminasi, rendam lalu cuci, bersihkan dan keringkan,
kemudian alat diinventaris dan diset kembali bungkus dengan kain siap untuk
disterilkan.
30. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat-
alat yang dipakai pada tempatnya.
31. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.