Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SIROSIS HEPATIS

Pokok Bahasan : Penyakit Sistem Pencernaan


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Penyakit Sirosis Hepatis
Sasaran : Pengunjung / Keluarga klien di RS Puri Raharja Denpasar
Target : Pengunjung / keluarga klien
Waktu : 08.00 – 08.30
Hari / Tanggal : Kamis, 16 Mei 2019
Tempat : Ruang Soka
Penyuluh : Mahasiswa STIKes Kuningan

I. LATAR BELAKANG
Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara
anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan
nekrosis. Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus
dan kronik pada hati, diikuti proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi,
sehingga timbul kerusakan dalam susunan parenkim hati.
Minuman yang mengandung alkohol dianggap sebagai factor utama terjadinya
sirosis hepatis. Selain pada peminum alkohol, penurunan asupan protein juga dapat
menimbulkan kerusakan pada hati, Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada
individu yang tidak memiliki kebiasan minum dan pada individu yang dietnya normal
tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.
Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon
tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastis dua
kali lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien sirosis berusia 40 – 60 tahun.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan sirosis
hepatis, diharapkan pasien dan keluarga pasien memahami tentang sirosis hepatis.
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan kembali pengertian Sirosis Hepatis.
2. Menjelaskan kembali Penyebab Sirosis Hepatis.
3. Menjelaskan kembali tanda dan gejala penyakit Sirosis Hepatis.
4. Menjelaskan kembali prinsip tatalaksana penderita Sirosis Hepatis.
5. Mendemonstrasikan bagaimana cara pencegahan dan penanganan pada
penderita Sirosis Hepatis.

IV. METODE
Ceramah, dan diskusi / tanya jawab.

V. MEDIA
1. Leaflet
VI. KLASIFIKASI MATERI
1. Pengertian penyakit Sirosis Hepatis
2. Penyebab Sirosis Hepatis
3. Tanda dan gejala penyakit Sirosis Hepatis
4. Penatalaksanaan penderita Sirosis Hepatis

VII.RENCANA PELAKSANAAN

No. KEGIATAN RESPON KELUARGA WAKTU


1. Pendahuluan
- Menyampaikan salam - Membalas salam 3 menit
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
- Apersepsi - Memberikan respon
2. Penyampaian materi
a. Menjelaskan dan menguraikan materi - Memperhatikan penjelasan
tentang : dan demonstrasi dengan
1. Pengertian penyakit Sirosis cermat.
Hepatis 20 menit
2. Penyebab Sirosis Hepatis
3. Tanda dan gejala Sirosis Hepatis
4. Penatalaksanaan penderita
Sirosis Hepatis
b. Memberikan kesempatan pada peserta
penyuluhan untuk bertanya. - Menanyakan hal yang
c. Menjawab pertanyaan peserta belum jelas.
penyuluhan yang berkaitan dengan - Memperhatikan jawaban
materi yang belum jelas. penyuluh
3. Penutup
- Tanya jawab (Evaluasi) - Menanyakan hasil yang
 Menyimpulkan hasil materi belum jelas dan menjawab 7 menit
 Kontrak waktu selanjutnya pertanyaan.
- Mengakhiri kegiatan (Salam) - Menjawab salam penutup.
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
SIROSIS HEPATIS

I. Pengertian
Sirosis Hepatis adalah Penyakit hati yang di karakteriskan oleh gangguan
struktur dan perubahan degenerasi gangguan fungsi selular dan selanjutnya aliran
darah ke hati.
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses
peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi
mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul
tersebut.

II. Etiologi
Beberapa penyebab dari sirosis hepatic yang sering adalah:
a. Post nekrotic cirrhosis (viral hepatits)
b. Proses autoimmune:
1. Cronic active hepatitis
2. Biliary cirhosis
c. Alkoholisme
Ada 3 tipe sirosis atau pembentukan parut dalam hati :
a. Sirosis portal laennec (alkoholik nutrisional), dimana jaringan parut secara khas
mengelilingi daerah portal. Sering disebabkan oleh alkoholis kronis.
b. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai
akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
c. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar
saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi
(kolangitis).
Bagian hati yang terlibat terdiri atas ruang portal dan periportal tempat
kanalikulus biliaris dari masing-masing lobulus hati bergabung untuk membentuk saluran
empedu baru. Dengan demikian akan terjadi pertumbuhan jaringan yang berlebihan
terutama terdiri atas saluran empedu yang baru dan tidak berhubungan yang dikelilingi
oleh jaringan parut.
Faktor Predisposisi dari sirosis hepatis:
a. Hepatitis C
b. Hepatitis B
c. Alkohol Liver Disease

III. Gejala Klinis


Gejala pada sirosis hepatis, yaitu:
 Cepat lelah
 Kelemahan otot
 Penurunan berat badan
 Air kencing berwarna gelap
 Kadang-kadang hati teraba keras
 Ikterus, spider naevi, erytema palmaris
 Asites (Penimbunan cairan serosa dalam rongga peritoneum. Asites
merupakan manifestasi cardinal sirosis dan bentuk berat lain dari penyakit
hati)
 Hematemesis, melena
 Ensefalopati hepatic (Merupakan sindrom neuropsikiatri pada penderita
penyakit hati berat yang ditandai oleh kekacauan mental.)

IV. Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan pasien sirosis biasanya didasarkan pada gejala yang ada.
Sebagai contoh, antasid diberikan untuk mengurangi distres lambung dan
meminimalkan kemungkinan perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen
nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan
memperbaiki status gizi pasien. Pemberian preparat diuretik yang mempertahankan
kalium (spironolakton) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala ini
terdapat, dan meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit yang umum terjadi
pada penggunaan jenis diuretik lainnya. Asupan protein dan kalori yang adekuat
merupakan bagian esensial dalam penanganan sirosis bersama-sama upaya untuk
menghindari penggunaan alkohol selanjutnya. Meskipun proses fibrosis pada hati
yang sirotik tidak dapat diputar balik, perkembangan keadaan ini masih dapat
dihentikan atau diperlambat dengan tindakan tersebut.
Beberapa penelitian pendahuluan menunjukan bahwa colchicine, yang
merupakan preparat anti-inflamasi untuk mengobati gejala gout, dapat
memperpanjang kelangsungan hidup penderita sirosis ringan hingga sedang.
Daftar Pustaka

Smeltzer, Suzanne C, dkk. (2001). Keperawatan Medikal Bedah 2. Edisi 8. Jakarta.

Doenges, Marilynn E, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.

Tjokonegoro, dkk. (1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. FKUI. Jakarta.

Price, Sylvia A, dkk. (1994). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC.

Jakarta.

Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. FKUI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai