Anda di halaman 1dari 4

POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT

TIDAK MENULAR (POSBINDU)


No. Dokumen : KA/UKM.P2P..................../2019
KA No. Revisi :
Tanggal Terbit :
UPTD Walujo
Puskesmas Isdianto,SKM,M.Kes
Pengadegan 196911281992031005

A. Pendahuluan
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian
utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di
seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang
sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa
mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian)
dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat
terutama pada negara-negara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak
menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat
atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi
kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013
menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus
hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan
menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini. Dalam
kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan
dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%,
Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4
per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.

B. Latar Belakang
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu
merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM
merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang
belum memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi
normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai
faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian
bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta
meningkatkan kualitas hidup,.Salah satu strategi pengendalian PTM yang
efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta
masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut
berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor
risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos pembinaan
terpadu (Posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak
lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan
Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat
terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah.
Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat
yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatantidak hanya
pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam
menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat
menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku
kepentingan serta pelaksana di lapangan.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis
peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodic

2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
c. Menurunnya faktor resiko PTM

D. Tata Nilai
Tata nilai Penyelenggaraan UKM Puskesmas Pengadegan yaitu BATIK :
B : Bekerja sama ditunjukkan dalam pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas
tidak hanya dilaksanakan oleh satu program tetapi perlu dukungan dan kerja
sama dengan lintas program dan lintas sektor.
A : Antusias ditunjukkan dengan perilaku yang selalu bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan baik di dalam maupun di luar gedung serta menerima
dengan terbuka semua bentuk masukan dan saran dari lintas program, lintas
sektor dan masyarakat/sasaran.
T : Tanggung jawab ditunjukkan dengan perilaku berupaya melaksanakan
semua kegiatan yang sudah direncanakan dan tugas yang diberikan kepada
masing-masing penanggung jawab maupun pelaksana program juga
mendokumentasikan
I : Inisiatif ditunjukkan dengan perilaku mampu mengambil solusi pada setiap
keadaan/masalah yang dihadapi.
K : Ketaatan ditunjukkan dalam perilaku mematuhi aturan atau prosedur yang
telah ditetapkan/disepakati dalam melaksanakan kegiatan.

E. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
a. Pemeriksaan Tekanan Darah
b. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan
c. Pengukuran Lingkar perut
d. Pemeriksaan Gula darah dan Cholesterol
e. Konseling PTM
2. Rincian Kegiatan
a. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa Tekanan Darah
b. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan
memeriksa Tinggi Badan dan Berat Badan.
c. Deteksi kemungkinan Diabetes Millitus dengan Cek Gula Darah
d. Deteksi dini kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim pada
pengungjung wanita 30 – 59 tahun.

F. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Pelaksanaan Posbindu
1. Penyelenggaraan Posbindu PTM meliputi kegiatan pendaftaran,
wawancara, pengukuran, pemeriksaan dan tindak lanjut. Wawancara
dilakukan untuk menelusuri faktor risiko perilaku seperti merokok,
konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stress.
Pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT),
lingkar perut, dan tekanan darah.
2. Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula darah sewaktu, kolesterol
total, trigliserida, pemeriksaan klinik payudara, arus puncak ekspirasi,
lesi pra kanker (Inspeksi Visual asam asetat /IVA positif), kadar alkohol
dalam darah, tes amfetamin urin.
3. Berdasarkan hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dilakukan
tindak lanjut berupa pembinaan secara terpadu dengan peningkatan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang cara mengendalikan
faktor risiko PTM melalui penyuluhan/ dialog interaktif secara massal
dan atau konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu
dengan faktor risiko, sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk
rujukan sistematis dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna.
4. Rujukan dilakukan dalam kerangka pelayanan kesehatan berkelajutan
(Continuum of Care) dari masyarakat hingga kefasilitas pelayanan
kesehatan dasar termasuk rujuk balik ke masyarakat untuk
pemantauannya.
Kegiatan posbindu PTM dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Pelaksanaan Posbindu PTM
secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Registrasi ,Pemberian nomor urut / kode yang sama serta pencatatan
ulang hasil pengisian Buku monitoring FR PTM ke Buku Pencatatan
oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM

2. Wawancara oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM


3. Pengukuran TB,BB, IMT Lingkar perut, Analisa Lemak Tubuh
4. Pemeriksaan Tekanan darah, Gula darah, Kolesterol total dan
Trigliserida, APE, lain-lain.
5. Identifikasi faktor risiko PTM, Konseling/Edukasi, serta tindak lanjut
ainnya.
b. Pendampingan Posbindu PTM
Kegiatan pendampingan Posbindu PTM dilaksanakan untuk memantau
dan mendampingi kader dalam pelaksanaan 5 meja di Posbindu PTM agar
berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Pengadaan stik glukosa, kolesterol dan asam urat untuk Posbindu

G. Sasaran
1. Mengidentifikasi faktor resiko PTM di masyarakat
2. Mengendalikan faktor resiko PTM di masyarakat
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian PTM di masyarakat

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Posbindu PTM

I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Monitoring pelaksanaan kegiatan Posbindu dilakukan pada saat kegiatan
berlangsung apakah sudah sesuai dengan jadwal/ perencanaan. Evaluasi
pelaksanaan kegiatan Posbindu dilakukan setelah kegiatan selesai dan
disampaikan pada saat pertemuan ukm setiap seminggu sekali. Setelah
kegiatan evaluasi, penanggung jawab program P2P membuat laporan evaluasi
dan disampaikan kepada Kepala Puskesmas.

J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM dicatat dalam buku kegiatan/
notulen sebagai bahan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan. Laporan
kegiatan disampaikan kepada kepala puskesmas, lintas program dan lintas
sektor dalam forum mini lokakarya. Selain itu juga sebagai laporan
pertanggung jawaban kegiatan atas dana yang digunakan. Evaluasi kegiatan
dilaksanakan setiap bulan dalam forum mini lokakarya.

Anda mungkin juga menyukai