Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN CAMEL DAN RGEC PADA

BRI, BNI, BANK MANDIRI, BTN, DAN BTPN

Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Perbankan Konvensional dan
Syariah.

oleh
Yayang Ridha Nanda Suryo (1401164632)

MB-40-FASA-A

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
A. PROFIL BANK
1. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang
terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp
en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik
Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember
1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank
Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan
Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21
tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Empat puluh tujuh
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia.
Tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini,
sehingga menjadi perusahaan public dengan nama resmi PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

2. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


Sebagai bank pertama yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, BNI yang berdiri
pada tahun 1946 mengawali sejarahnya dengan menjalankan fungsi bank sentral. Baru
pada tahun 1955, BNI meninggalkan fungsinya sebagai bank sentral dan beroperasi
sebagai bank komersial.Bank ini dulu juga menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU
Nomor 17 tahun 1968 yang kemudian berubah menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
BNI merupakan bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi
perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di
tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara
lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah
di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010. Saat ini, 60%
saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40%
sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing.

3. Bank Mandiri (Persero) Tbk


Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan
Juli 1999, empat bank milik Pemerintah Indonesia yaitu Bank Bumi Daya, Bank
Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia,
digabungkan ke dalam Bank Mandiri di tahun 1999. Keempat bank tersebut telah turut
membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal
pada lebih dari 150 tahun yang lalu.

4. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk


Bank BTN didirikan pada 1897 dengan nama Postspaarbank. Pada 1950, namanya
berubah menjadi Bank Tabungan Pos, dan kemudian berganti nama lagi menjadi Bank
Tabungan Negara pada 1963. Bank BTN mencatatkan saham perdana pada 17
Desember 2009 diBursa Efek Indonesia, dan menjadi bank pertama di Indonesia yang
melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif -
Efek Beragun Aset (KIK-EBA).

5. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk


Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) didirikan 16 Februari 1985.
Kantor pusat Bank BTPN beralamat di Menara BTPN CBD Mega Kuningan, Jl. Dr.
Ide Anak Agung Gde Agung Kav. 5.5-5.6, Jakarta 12950 – Indonesia. Bank BTPN
memiliki 85 kantor cabang utama, 746 kantor cabang pembantu, 148 kantor
pembayaran dan 140 kantor fungsional operational.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk, yaitu: Sumitomo Mitsui Banking Corporation (pengendali) (40%), TPG
Nusantara S.à.r.l. (pengendali) (8,38%) dan Summit Global Capital Management B.V.
(20%). Pemegang saham pengendali terakhir adalah Sumitomo Mitsui Financial Group
melalui Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan David Bonderman melalui TPG
Nusantara S.à.r.l.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BTPN adalah
melakukan kegiatan usaha di bidang bank umum termasuk kegiatan perbankan yang
melaksanakan usaha syariah. Usaha perbankan syariah dijalankan oleh anak usaha,
yakni PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (dahulu PT Bank Sahabat Purba
Danarta), dimana 70% sahamnya dimiliki oleh BTPN.
Bank BTPN memperoleh izin sebagai bank umum pada tanggal 22 Maret 1993 dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia dan izin sebagai bank devisa pada 16 Februari
2016 dari Bank Indonesia (BI).
Pada tanggal 29 Februari 2008, BTPN memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BTPN (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 267.960.220 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
dengan harga penawaran Rp2.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Maret 2008.

B. ANALISIS KESEHATAN BANK DENGAN CAMEL


a. Capital
Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR
adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung unsur risiko. Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank guna menutupi kemungkinan
kegagalan dalam pemberian kredit. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah satu-satunya
rasio yang dihitung dalam indikator permodalan. Dengan demikian maka perhitungan
rasio CAR adalah sebagai berikut:
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = +1
0,01%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡

Perhitungan Rasio CAR BRI tahun 2016:


22,93
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 230,3
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 230,3 𝑥 25% = 57,58 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BRI tahun 2017:


23,18
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 232,8
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 232,8 𝑥 25% = 58,2 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BRI tahun 2018:


22,97
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 230,7
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 230,7 𝑥 25% = 57,68 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BNI tahun 2016:


19,4
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 195
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 195 𝑥 25% = 48,75 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BNI tahun 2017:


18,5
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 186
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 186 𝑥 25% = 46,5 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BNI tahun 2018:


18,5
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 186
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 186 𝑥 25% = 46,5 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR Bank Mandiri tahun 2016:


21,36
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 214,6
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 214,6 𝑥 25% = 53,65 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR Bank Mandiri tahun 2017:


21,64
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 217,4
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 217,4 𝑥 25% = 54,35 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR Bank Mandiri tahun 2018:


20,96
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 210,6
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 210,6 𝑥 25% = 52,65 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BTN tahun 2016:


20,34
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 204,4
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 204,4 𝑥 25% = 51,1 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BTN tahun 2017:


18,87
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 189,7
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 189,7 𝑥 25% = 47,43 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BTN tahun 2018:


18,21
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 183,1
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 183,1 𝑥 25% = 45,78 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BTPN tahun 2016:


25
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 251
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 251 𝑥 25% = 62,75 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BTPN tahun 2017:


24,6
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 247
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 247 𝑥 25% = 61,75 ≈ 25

Perhitungan Rasio CAR BTPN tahun 2018:


25,3
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = + 1 = 254
0,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 254 𝑥 25% = 63,5 ≈ 25

b. Asset Quality
1. KAP1 (NPL)
Rumus:
22,5% − 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
0,15%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
Perhitungan Rasio NPL BRI tahun 2016:
22,5 − 2,03
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 136,47
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 136,47 𝑥 25% = 34,12 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BRI tahun 2017:


22,5 − 2,10
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 136
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 136 𝑥 25% = 34 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BRI tahun 2018:


22,5 − 2,14
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 135,73
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 135,73 𝑥 25% = 33,93 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BNI tahun 2016:


22,5 − 3
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 130
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 130 𝑥 25% = 32,5 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BNI tahun 2017:


22,5 − 2,3
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 134,67
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 134,67 𝑥 25% = 33,67 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BNI tahun 2018:


22,5 − 1,9
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 137,33
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 137,33 𝑥 25% = 34,33 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL Bank Mandiri tahun 2016:


22,5 − 3,96
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 123,6
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 123,6 𝑥 25% = 30,9 ≈ 25
Perhitungan Rasio NPL Bank Mandiri tahun 2017:
22,5 − 3,45
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 127
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 127 𝑥 25% = 31,75 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL Bank Mandiri tahun 2018:


22,5 − 2,79
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 131,4
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 131,4 𝑥 25% = 32,85 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BTN tahun 2016:


22,5 − 2,84
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 131,07
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 131,07 𝑥 25% = 32,77 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BTN tahun 2017:


22,5 − 2,66
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 132,27
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 132,27 𝑥 25% = 33,07 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BTN tahun 2018:


22,5 − 2,82
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 131,2
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 131,2 𝑥 25% = 32,8 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BTPN tahun 2016:


22,5 − 0,8
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 144,67
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 144,67 𝑥 25% = 36,12 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPL BTPN tahun 2017:


22,5 − 0,9
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 144
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 144 𝑥 25% = 36 ≈ 25
Perhitungan Rasio NPL BTPN tahun 2018:
22,5 − 1,2
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 142
0,15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 142 𝑥 25% = 35,5 ≈ 25

2. KAP2 (CKPN)
Rumus:
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
1%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡

Perhitungan Rasio CKPN BRI tahun 2016:


2,75
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 2,75
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 2,75 𝑥 5% = 0,14

Perhitungan Rasio CKPN BRI tahun 2017:


3,11
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 3,11
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 3,11 𝑥 5% = 0,16

Perhitungan Rasio CKPN BRI tahun 2018:


3,26
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 3,26
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 3,26 𝑥 5% = 0,16

Perhitungan Rasio CKPN BNI tahun 2016:


2,7
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 2,7
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 2,7 𝑥 5% = 0,13

Perhitungan Rasio CKPN BNI tahun 2017:


2,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 2,1
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 2,1 𝑥 5% = 0,11
Perhitungan Rasio CKPN BNI tahun 2018:
1,9
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 1,9
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 1,9 𝑥 5% = 0,10

Perhitungan Rasio CKPN Bank Mandiri tahun 2016:


3,97
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 3,97
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 3,97 𝑥 5% = 0,20

Perhitungan Rasio CKPN Bank Mandiri tahun 2017:


3,76
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 3,76
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 3,76 𝑥 5% = 0,19

Perhitungan Rasio CKPN Bank Mandiri tahun 2018:


3,40
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 3,40
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 3,40 𝑥 5% = 0,17

Perhitungan Rasio CKPN BTN tahun 2016:


1,20
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 1,20
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 1,20 𝑥 5% = 0,06

Perhitungan Rasio CKPN BTN tahun 2017:


1,10
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 1,10
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 1,10 𝑥 5% = 0,06

Perhitungan Rasio CKPN BTN tahun 2018:


1,30
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 1,30
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 1,30 𝑥 5% =0,07
Perhitungan Rasio CKPN BTPN tahun 2016:
0,9
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 0,9
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 0,9 𝑥 5% = 0,05

Perhitungan Rasio CKPN BTPN tahun 2017:


1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = =1
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 1 𝑥 5% = 0,05

Perhitungan Rasio CKPN BTPN tahun 2018:


1,3
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 1,3
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 1,3 𝑥 5% = 0,07

c. Management
Rumus:
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡

Perhitungan Rasio NPM BRI tahun 2016:


26.285.000.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 152,04%
17.288.000.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 152,04 𝑥 25% = 38,01 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPM BRI tahun 2017:


29.045.000.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 150,72%
19.271.000.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 150,72 𝑥 25% = 37,68 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPM BRI tahun 2018:


32.418.000.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 138,39%
23.425.000.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 138,39 𝑥 25% = 34,60 ≈ 25
Perhitungan Rasio NPM BNI tahun 2016:
11.410.196.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 27,91%
40.888.000.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 27,91 𝑥 25% = 6,98

Perhitungan Rasio NPM BNI tahun 2017:


13.770.592.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 30,78%
44.744.000.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 30,78 𝑥 25% = 7,69

Perhitungan Rasio NPM BNI tahun 2018:


15.091.763.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 30,94%
48.771.000.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 30,94 𝑥 25% = 7,74

Perhitungan Rasio NPM Bank Mandiri tahun 2016:


14.650.163.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 75,96%
19.286.425.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 75,96 𝑥 25% = 18,99

Perhitungan Rasio NPM Bank Mandiri tahun 2017:


21.443.042.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 93,92%
22.830.407.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 93,92 𝑥 25% = 23,48

Perhitungan Rasio NPM Bank Mandiri tahun 2018:


25.851.937.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 93,42%
27.672.065.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 93,42 𝑥 25% = 23,36

Perhitungan Rasio NPM BTN tahun 2016:


2.618.905.537.321
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 204,15%
1.282.822.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 204,15 𝑥 25% = 51,04 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPM BTN tahun 2017:


3.027.466.149.252
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 188,52%
1.605.931.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 188,52% 𝑥 25% = 47,13 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPM BTN tahun 2018:


2.807.923.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 135,54%
2.071.594.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 135,54 𝑥 25% = 33,89 ≈ 25

Perhitungan Rasio NPM BTPN tahun 2016:


1.752.097.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 67,14%
2.609.716.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 67,14 𝑥 25% = 16,78

Perhitungan Rasio NPM BTPN tahun 2017:


1.421.940.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 71,87%
1.978.426.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 71,87 𝑥 25% = 17,97

Perhitungan Rasio NPM BTPN tahun 2018:


2.257.884.000.000
𝑁𝑃𝑀 = 𝑥 100% = 73,35%
3.078.341.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 73,35 𝑥 25% = 18,34

d. Earnings
Penetapan peringkat penilaian faktor Earning secara konsolidasi dilakukan
berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur yang masing-masing dibahas
dalam perhitungan sebagai berikut:
1. ROA (Return On Asset)
Return On Asset (ROA) adalah rasio pertama dalam indikator Earning yang
perhitungannya sebagai berikut :
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
0,015%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
Perhitungan Rasio ROA BRI tahun 2016:
3,84
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 256
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 256 𝑥 5% = 12,8 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BRI tahun 2017:


3,69
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 246
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 246 𝑥 5% = 12,3 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BRI tahun 2018:


3,68
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 245,33
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 245,33 𝑥 5% = 12,27 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BNI tahun 2016:


2,7
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 130
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 130𝑥 5% = 6,5 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BNI tahun 2017:


2,7
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 180
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 180𝑥 5% = 9 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BNI tahun 2018:


2,8
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 186,67
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 186,67𝑥 5% = 9,33 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA Bank Mandiri tahun 2016:


1,95
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 130
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 130𝑥 5% = 6,5 ≈ 5
Perhitungan Rasio ROA Bank Mandiri tahun 2017:
2,72
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 181,33
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 181,33𝑥 5% = 9,07 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA Bank Mandiri tahun 2018:


3,17
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 211,33
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 211,33𝑥 5% = 10,57 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BTN tahun 2016:


1,76
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 117,33
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 117,33𝑥 5% = 5,87 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BTN tahun 2017:


1,71
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 114
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 114𝑥 5% = 5,7 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BTN tahun 2018:


1,34
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 89,33
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 89,33𝑥 5% =4,47

Perhitungan Rasio ROA BTPN tahun 2016:


3,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 206,67
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 206,67𝑥 5% = 10,33 ≈ 5

Perhitungan Rasio ROA BTPN tahun 2017:


2,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 140
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 140𝑥 5% = 7 ≈ 5
Perhitungan Rasio ROA BTPN tahun 2018:
3,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 206,67
0,015
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 206,67𝑥 5% = 10,33 ≈ 5

2. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)


BOPO adalah rasio dalam indikator Earning yang perhitungannya sebagai berikut:
100% − 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
0,08%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡

Perhitungan Rasio BOPO BRI tahun 2016:


100 − 82,22
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 222,25
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 222,25 𝑥 5% = 11,11 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BRI tahun 2017:


100 − 78,64
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 267
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 267 𝑥 5% = 13,35 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BRI tahun 2018:


100 − 77,86
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 276,75
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 276,75 𝑥 5% = 13,83 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BNI tahun 2016:


100 − 73,6
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 330
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 330 𝑥 5% = 16,5 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BNI tahun 2017:


100 − 71
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 362,5
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 362,5 𝑥 5% = 18,13 ≈ 5
Perhitungan Rasio BOPO BNI tahun 2018:
100 − 70,1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 373,75
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 373,75 𝑥 5% = 18,69 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO Bank Mandiri tahun 2016:


100 − 80,94
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 238,25
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 238,25 𝑥 5% = 11,91 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO Bank Mandiri tahun 2017:


100 − 71,78
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 352,75
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 352,75 𝑥 5% = 17,64 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO Bank Mandiri tahun 2018:


100 − 66,48
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 419
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 419 𝑥 5% = 20,95 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BTN tahun 2016:


100 − 82,48
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 219
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 219 𝑥 5% = 10,95 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BTN tahun 2017:


100 − 82,06
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 224,25
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 224,25 𝑥 5% = 11,21 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BTN tahun 2018:


100 − 85,58
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 180,25
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 180,25 𝑥 5% = 9,01 ≈ 5
Perhitungan Rasio BOPO BTPN tahun 2016:
100 − 81,9
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 226,25
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 226,25 𝑥 5% = 11,31 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BTPN tahun 2017:


100 − 86,5
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 167,75
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 167,75 𝑥 5% = 8,44 ≈ 5

Perhitungan Rasio BOPO BTPN tahun 2018:


100 − 79,2
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = 260
0,08
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 260 𝑥 5% = 13 ≈ 5

e. Likuiditas
Risiko likuiditas terjadi karena adanya rush (penarikan) dana secara serentak yang
dapat mengakibatkan kebangkrutan bank. Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) yaitu
rasio yang menunjukkan kemampuan bank memenuhi kebutuhan likuiditasnya,
ditunjukkan dengan nasabah yang sewaktu-waktu mengambil simpanannya serta
melakukan pengajuan kredit kepada bank. Dalam faktor risiko likuiditas rasio yang
digunakan adalah rasio LDR yang perhitungannya sebagai berikut:

115% − 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥4
1%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡

Perhitungan Rasio LDR BRI tahun 2016:


115 − 90,7
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 97,2
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 97,2 𝑥 5% = 4,86
Perhitungan Rasio LDR BRI tahun 2017:
115 − 90,04
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 99,84
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 99,84 𝑥 5% = 4,99

Perhitungan Rasio LDR BRI tahun 2018:


115 − 94,78
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 80,88
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 80,88 𝑥 5% = 4,04

Perhitungan Rasio LDR BNI tahun 2016:


115 − 90,4
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 98,4
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 98,4 𝑥 5% = 4,92

Perhitungan Rasio LDR BNI tahun 2017:


115 − 86,6
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 113,6
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 113,6 𝑥 5% = 5,68 ≈ 5

Perhitungan Rasio LDR BNI tahun 2018:


115 − 88,8
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 104,8
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 104,8 𝑥 5% = 5,24 ≈ 5

Perhitungan Rasio LDR Bank Mandiri tahun 2016:


115 − 85,86
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 116,56
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 116,56 𝑥 5% = 5,83 ≈ 5

Perhitungan Rasio LDR Bank Mandiri tahun 2017:


115 − 87,16
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 111,36
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 111,36 𝑥 5% = 5,57 ≈ 5

Perhitungan Rasio LDR Bank Mandiri tahun 2018:


115 − 95,46
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 78,16
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 78,16 𝑥 5% = 3,91

Perhitungan Rasio LDR BTN tahun 2016:


115 − 102,66
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 49,36
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 49,36 𝑥 5% = 2,47

Perhitungan Rasio LDR BTN tahun 2017:


115 − 103,13
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 47,48
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 47,48 𝑥 5% = 2,37

Perhitungan Rasio LDR BTN tahun 2018:


115 − 103,25
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 47
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 47 𝑥 5% = 2,35

Perhitungan Rasio LDR BTPN tahun 2016:


115 − 95,4
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 78,4
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 78,4 𝑥 5% = 3,92

Perhitungan Rasio LDR BTPN tahun 2017:


115 − 96,2
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 75,2
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 75,2 𝑥 5% = 3,76

Perhitungan Rasio LDR BTPN tahun 2018:


115 − 96,2
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑥 4 = 75,2
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = 75,2 𝑥 5% = 3,76
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rasio
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat 86 - 100
2 Sehat 71 - 85
3 Cukup Sehat 61 - 70
4 Kurang Sehat 41 - 60
5 Tidak Sehat <40

HASIL ANALISIS
FAKTOR NILAI KREDIT
NAMA BANK
PENILAIAN 2016 2017 2018
CAR 25 25 25
NPL 25 25 25
CKPN 0,14 0,16 0,16
BRI NPM 25 25 25
ROA 5 5 5
BOPO 5 5 5
LDR 4,86 4,99 4,04
TOTAL 90 90,15 89,2
PK 1 1 1
KETERANGAN Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera dalam
tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek (CAMEL) sebesar 90 pada
tahun 2016, 90,15 pada tahun 2017, dan 89,2 pada tahun 2018.
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian aspek CAMEL PT Bank
Rakyat Indonesia (BRI) Tbk dari tahun 2016 adalah SANGAT SEHAT, tahun 2017 adalah
SANGAT SEHAT, dan tahun 2018 adalah SANGAT SEHAT.
HASIL ANALISIS
FAKTOR NILAI KREDIT
NAMA BANK
PENILAIAN 2016 2017 2018
CAR 25 25 25
NPL 25 25 25
CKPN 0,13 0,11 0,10
BNI NPM 6,98 7,69 7,74
ROA 5 5 5
BOPO 5 5 5
LDR 4,92 5 5
TOTAL 72,03 72,8 72,84
PK 2 2 2
KETERANGAN Sehat Sehat Sehat

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera dalam
tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek (CAMEL) sebesar 72,03 pada
tahun 2016, 72,8 pada tahun 2017, dan 72,84 pada tahun 2018.
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian aspek CAMEL PT Bank
Negara Indonesia (BRI) Tbk dari tahun 2016 adalah SEHAT, tahun 2017 adalah SEHAT, dan
tahun 2018 adalah SEHAT.

HASIL ANALISIS
FAKTOR NILAI KREDIT
NAMA BANK
PENILAIAN 2016 2017 2018
CAR 25 25 25
NPL 25 25 25
CKPN 0,20 0,19 0,17
Bank Mandiri NPM 18,99 23,48 23,36
ROA 5 5 5
BOPO 5 5 5
LDR 5 5 3,91
TOTAL 84,19 88,67 87,44
PK 2 1 1
KETERANGAN Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera dalam
tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek (CAMEL) sebesar 84,19 pada
tahun 2016, 88,67 pada tahun 2017, dan 87,44 pada tahun 2018.
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian aspek CAMEL PT Bank
Mandiri Tbk dari tahun 2016 adalah SEHAT, tahun 2017 adalah SANGAT SEHAT, dan tahun
2018 adalah SANGAT SEHAT.

HASIL ANALISIS
FAKTOR NILAI KREDIT
NAMA BANK
PENILAIAN 2016 2017 2018
CAR 25 25 25
NPL 25 25 25
CKPN 0,06 0,06 0,07
BTN NPM 25 25 25
ROA 5 5 4,47
BOPO 5 5 5
LDR 2,47 2,37 2,35
TOTAL 87,53 87,43 86,89
PK 1 1 1
KETERANGAN Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera dalam
tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek (CAMEL) sebesar 87,53 pada
tahun 2016, 87,43 pada tahun 2017, dan 86,89 pada tahun 2018.
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian aspek CAMEL PT Bank
Tabungan Negara (BTN) Tbk dari tahun 2016 adalah SANGAT SEHAT, tahun 2017 adalah
SANGAT SEHAT, dan tahun 2018 adalah SANGAT SEHAT.
HASIL ANALISIS
FAKTOR NILAI KREDIT
NAMA BANK
PENILAIAN 2016 2017 2018
CAR 25 25 25
NPL 25 25 25
CKPN 0,05 0,05 0,07
BTPN NPM 16,78 17,97 18,34
ROA 5 5 4,47
BOPO 5 5 5
LDR 3,92 3,76 3,76
TOTAL 80,75 81,78 81,64
PK 1 1 1
KETERANGAN Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera dalam
tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek (CAMEL) sebesar 80,75 pada
tahun 2016, 81,78 pada tahun 2017, dan 81,64 pada tahun 2018.
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian aspek CAMEL PT Bank
Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk dari tahun 2016 adalah SANGAT SEHAT, tahun
2017 adalah SANGAT SEHAT, dan tahun 2018 adalah SANGAT SEHAT.

C. ANALISIS KESEHATAN BANK DENGAN RGEC


Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rasio LDR
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat 50% < LDR ≤ 75%
2 Sehat 75% < NPL ≤ 85%
3 Cukup Sehat 85% < NPL ≤ 100%
4 Kurang Sehat 100% < LDR ≤ 120%
5 Tidak Sehat 120% < LDR
NAMA BANK PERIODE LDR (%)
2016 90,7
BRI 2017 90,04
2018 94,78
2016 90,4
BNI 2017 86,6
2018 88,8
2016 85,86
Bank Mandiri 2017 87,16
2018 95,46
2016 102,66
BTN 2017 103,13
2018 103,25
2016 95,4
BTPN 2017 96,2
2018 96,2

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rasio NPL


Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat NPL ≤ 2%
2 Sehat 2% < NPL ≤ 3%
3 Cukup Sehat 3% < NPL ≤ 6%
4 Kurang Sehat 6% < NPL ≤ 8%
5 Tidak Sehat NPL > 9%

NAMA BANK PERIODE NPL (%)


2016 2,03
BRI 2017 2,10
2018 2,14
2016 3
BNI 2017 2,3
2018 1,9
2016 3,96
Bank Mandiri 2017 3,45
2018 2,79
2016 2,84
BTN 2017 2,66
2018 2,82
2016 0,8
BTPN 2017 0,9
2018 1,2

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rasio GCG


Peringkat Keterangan
1 Sangat Sehat
2 Sehat
3 Cukup Sehat
4 Kurang Sehat
5 Tidak Sehat

NAMA BANK PERIODE GCG


2016 Sangat Sehat
BRI 2017 Sehat
2018 Sehat
2016 Sehat
BNI 2017 Sehat
2018 Sehat
2016 Sangat Sehat
Bank Mandiri 2017 Sangat Sehat
2018 Sangat Sehat
2016 Sehat
BTN 2017 Sehat
2018 Sehat
BTPN 2016 Sehat
2017 Sehat
2018 Sehat

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rasio ROA


Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat ROA > 1,5%
2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 1,5%
3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%
4 Kurang Sehat 0% < ROA ≤ 0,5%
5 Tidak Sehat ROA ≤ 0%

NAMA BANK PERIODE ROA (%)


2016 3,84
BRI 2017 3,69
2018 3,68
2016 2,7
BNI 2017 2,7
2018 2,8
2016 1,95
Bank Mandiri 2017 2,72
2018 3,17
2016 1,76
BTN 2017 1,71
2018 1,34
2016 3,1
BTPN 2017 2,1
2018 3,1
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rasio ROE
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat ROE > 15%
2 Sehat 12,5% < ROE ≤ 15%
3 Cukup Sehat 5% < ROE ≤ 12,5%
4 Kurang Sehat 0% < ROE ≤ 5%
5 Tidak Sehat ROE ≤ 0%

NAMA BANK PERIODE ROE (%)


2016 23,08
BRI 2017 20,03
2018 20,49
2016 15,5
BNI 2017 15,6
2018 16,1
2016 11,12
Bank Mandiri 2017 14,53
2018 16,23
2016 18,35
BTN 2017 18,11
2018 14,93
2016 12,6
BTPN 2017 8,2
2018 12,4

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rasio BOPO


Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat ROA ≤ 94%
2 Sehat 94% < BOPO ≤ 95%
3 Cukup Sehat 95% < BOPO ≤ 96%
4 Kurang Sehat 96% < BOPO ≤ 97%
5 Tidak Sehat BOPO > 97%
NAMA BANK PERIODE BOPO (%)
2016 82,22
BRI 2017 78,64
2018 77,86
2016 73,6
BNI 2017 71
2018 70,1
2016 80,94
Bank Mandiri 2017 71,78
2018 66,48
2016 82,48
BTN 2017 82,06
2018 85,58
2016 81,9
BTPN 2017 86,5
2018 79,2

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rasio CAR


Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat CAR ≥ 12%
2 Sehat 9% ≤ CAR < 12%
3 Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%
4 Kurang Sehat 6% < LDR < 8%
5 Tidak Sehat CAR ≤ 6%

NAMA BANK PERIODE CAR (%)


2016 22,93
BRI 2017 23,18
2018 22,97
2016 19,4
BNI 2017 18,5
2018 18,5
2016 21,36
Bank Mandiri 2017 21,64
2018 20,96
2016 20,34
BTN 2017 18,87
2018 18,21
2016 25
BTPN 2017 24,6
2018 25,3

Bobot Penetapan Peringkat Komposit


Bobot % Peringkat Komposit Keterangan
86 – 100 PK1 Sangat Sehat
71 – 85 PK2 Sehat
61 – 70 PK3 Cukup Sehat
41 – 60 PK4 Kurang Sehat
<40 PK5 Tidak Sehat

HASIL ANALISIS

NAMA RASIO
TAHUN KOMPONEN RASIO PK KRITERIA KOMPOSIT
BANK (%)
Profile Risiko LDR 90,7 3 Cukup Sehat
NPL 2,03 2 Sehat

GCG 1 Sangat Sehat


SANGAT
2016 Earnings ROA 3,84 1 Sangat Sehat
SEHAT
BRI ROE 23,08 1 Sangat Sehat

BOPO 82,22 1 Sangat Sehat

Capital CAR 22,93 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 32 91,43%


Profile Risiko LDR 90,04 3 Cukup Sehat

NPL 2,10 2 Sehat

GCG 2 Sehat
SANGAT
2017 Earnings ROA 3,69 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 20,03 1 Sangat Sehat

BOPO 78,64 1 Sangat Sehat

Capital CAR 23,18 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 31 88,57%

Profile Risiko LDR 94,78 3 Cukup Sehat

NPL 2,14 2 Sehat

GCG 2 Sehat
SANGAT
2018 Earnings ROA 3,68 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 20,49 1 Sangat Sehat
BOPO 77,86 1 Sangat Sehat

Capital CAR 22,97 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 31 88,57%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

32
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2016 = 𝑥 100% = 91,43%
35

31
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2017 = 𝑥 100% = 88,57%
35

31
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2018 = 𝑥 100% = 88,57%
35
KESIMPULAN

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk

91.50%
91.00%
90.50%
90.00%
89.50%
89.00%
88.50%
88.00%
87.50%
87.00%
2016 2017 2018

Nilai Komposit

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada tahun 2016 yaitu
sebesar 91,43%. Hal ini disebabkan karena terdapat penurunan persentase BOPO sebesar
3,58% dari 82,22% di tahun 2016 menjadi 78,64% di tahun 2017. Hal ini menunjukkan
perubahan yang sangat baik untuk PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk karena semakin kecil
persentase BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, dan semakin
besar peluang bank untuk memperoleh keuntungan atau laba dalam kegiatan operasional. Dan
sebaliknya semakin besar persentase BOPO maka menunjukkan kurangnya kemampuan bank
dalam menekan biaya operasional dan dapat menimbulkan kerugian bank jika terjadi secara
berkelanjutan di tahun-tahun selanjutnya.

HASIL ANALISIS

NAMA RASIO
TAHUN KOMPONEN RASIO PK KRITERIA KOMPOSIT
BANK (%)
Profile Risiko LDR 90,4 3 Cukup Sehat

NPL 3 2 Sehat
SANGAT
BNI 2016 GCG 2 Sehat
SEHAT
Earnings ROA 2,7 1 Sangat Sehat

ROE 15,5 1 Sangat Sehat


BOPO 73,6 1 Sangat Sehat

Capital CAR 19,4 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 31 88,57%

Profile Risiko 86,6 86,6 3 Cukup Sehat

NPL 2,3 2 Sehat

GCG 2 Sehat
SANGAT
2017 Earnings ROA 2,7 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 15,6 1 Sangat Sehat

BOPO 71 1 Sangat Sehat

Capital CAR 18,5 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 31 88,57%

Profile Risiko LDR 88,8 3 Cukup Sehat


NPL 1,9 1 Sangat Sehat

GCG 2 Sehat
SANGAT
2018 Earnings ROA 2,8 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 16,1 1 Sangat Sehat

BOPO 70,1 1 Sangat Sehat

Capital CAR 18,5 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 32 91,43%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

31
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2016 = 𝑥 100% = 88,57%
35

31
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2017 = 𝑥 100% = 88,57%
35

32
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2018 = 𝑥 100% = 91,43%
35
KESIMPULAN

PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk

91.50%
91.00%
90.50%
90.00%
89.50%
89.00%
88.50%
88.00%
87.50%
87.00%
2016 2017 2018

Nilai Komposit

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada tahun 2018 yaitu
sebesar 91,43%. Hal ini disebabkan karena terdapat penurunan persentase BOPO sebesar
0,09% dari 71% di tahun 2017 menjadi 70,1% di tahun 2018. Hal ini menunjukkan perubahan
yang sangat baik untuk PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk karena semakin kecil persentase
BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, dan semakin besar
peluang bank untuk memperoleh keuntungan atau laba dalam kegiatan operasional. Dan
sebaliknya semakin besar persentase BOPO maka menunjukkan kurangnya kemampuan bank
dalam menekan biaya operasional dan dapat menimbulkan kerugian bank jika terjadi secara
berkelanjutan di tahun-tahun selanjutnya.

HASIL ANALISIS

NAMA RASIO
TAHUN KOMPONEN RASIO PK KRITERIA KOMPOSIT
BANK (%)
Profile Risiko LDR 85,86 3 Cukup Sehat

NPL 3,96 3 Cukup Sehat


Bank
2016 GCG 1 Sangat Sehat SEHAT
Mandiri
Earnings ROA 1,95 1 Sangat Sehat

ROE 11,12 3 Cukup Sehat


BOPO 80,94 1 Sangat Sehat

Capital CAR 21,36 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 29 82,56%

Profile Risiko LDR 87,16 3 Cukup Sehat

NPL 3,45 3 Cukup Sehat

GCG 1 Sangat Sehat


SANGAT
2017 Earnings ROA 2,72 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 14,53 2 Sehat

BOPO 71,78 1 Sangat Sehat

Capital CAR 21,64 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 30 85,71%

Profile Risiko LDR 95,46 3 Cukup Sehat


NPL 2,79 2 Sehat

GCG 1 Sangat Sehat


SANGAT
2018 Earnings ROA 3,17 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 16,23 1 Sangat Sehat

BOPO 66,48 1 Sangat Sehat

Capital CAR 20,96 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 32 91,43%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

29
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2016 = 𝑥 100% = 82,56%
35

30
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2017 = 𝑥 100% = 85,71%
35

32
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2018 = 𝑥 100% = 91,43%
35
KESIMPULAN

PT Bank Mandiri Tbk

92.00%

90.00%

88.00%

86.00%

84.00%

82.00%

80.00%

78.00%
2016 2017 2018

Nilai Komposit

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada tahun 2018 yaitu
sebesar 91,43%. Hal ini disebabkan karena terdapat penurunan persentase BOPO sebesar 5,3%
dari 71,78% di tahun 2017 menjadi 66,48% di tahun 2018. Hal ini menunjukkan perubahan
yang sangat baik untuk PT Bank Mandiri Tbk karena semakin kecil persentase BOPO maka
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, dan semakin besar peluang bank
untuk memperoleh keuntungan atau laba dalam kegiatan operasional. Dan sebaliknya semakin
besar persentase BOPO maka menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan
biaya operasional dan dapat menimbulkan kerugian bank jika terjadi secara berkelanjutan di
tahun-tahun selanjutnya.

HASIL ANALISIS

NAMA RASIO
TAHUN KOMPONEN RASIO PK KRITERIA KOMPOSIT
BANK (%)
Profile Risiko LDR 102,66 4 Kurang Sehat

NPL 2,84 2 Sehat


SANGAT
BTN 2016 GCG 2 Sehat
SEHAT
Earnings ROA 1,76 1 Sangat Sehat

ROE 18,35 1 Sangat Sehat


BOPO 82,48 1 Sangat Sehat

Capital CAR 20,34 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 30 85,71%

Profile Risiko LDR 103,13 4 Kurang Sehat

NPL 2,66 2 Sehat

GCG 2 Sehat
SANGAT
2017 Earnings ROA 1,71 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 18,11 1 Sangat Sehat

BOPO 82,06 1 Sangat Sehat

Capital CAR 18,87 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 30 85,71%

Profile Risiko LDR 103,25 4 Kurang Sehat


NPL 2,82 2 Sehat

GCG 2 Sehat

2018 Earnings ROA 1,34 2 Sehat SEHAT


ROE 14,93 2 Sehat

BOPO 85,58 1 Sangat Sehat

Capital CAR 18,21 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 28 80%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

30
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2016 = 𝑥 100% = 85,71%
35

30
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2017 = 𝑥 100% = 85,71%
35

28
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2018 = 𝑥 100% = 80%
35
KESIMPULAN

PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk

86.00%
85.00%
84.00%
83.00%
82.00%
81.00%
80.00%
79.00%
78.00%
77.00%
2016 2017 2018

Nilai Komposit

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada tahun 2016 dan 2017
yaitu sebesar 85,71%. Hal ini disebabkan karena terdapat penurunan persentase BOPO sebesar
0,42% dari 82,48% di tahun 2016 menjadi 82,06% di tahun 2017, sedangkan pada tahun 2018
terjadi peningkatan persentase BOPO sebesar 4,6% dari 82,06% di tahun 2016 menjadi 85,58%
di tahun 2018. Hal ini menunjukkan perubahan yang sangat baik dari tahun 2016 hingga 2017
untuk PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk karena semakin kecil persentase BOPO maka
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, dan semakin besar peluang bank
untuk memperoleh keuntungan atau laba dalam kegiatan operasional. Dan sebaliknya semakin
besar persentase BOPO maka menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan
biaya operasional dan dapat menimbulkan kerugian bank jika terjadi secara berkelanjutan di
tahun-tahun selanjutnya.

HASIL ANALISIS

NAMA RASIO
TAHUN KOMPONEN RASIO PK KRITERIA KOMPOSIT
BANK (%)
Profile Risiko LDR 95,4 3 Cukup Sehat
SANGAT
BTPN 2016 NPL 0,8 1 Sangat Sehat
SEHAT
GCG 2 Sehat
Earnings ROA 3,1 1 Sangat Sehat

ROE 12,6 2 Sehat

BOPO 81,9 1 Sangat Sehat

Capital CAR 25 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 31 88,57%

Profile Risiko LDR 96,2 3 Cukup Sehat

NPL 0,9 1 Sangat Sehat

GCG 2 Sehat
SANGAT
2017 Earnings ROA 2,1 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 8,2 3 Cukup Sehat

BOPO 86,5 1 Sangat Sehat

Capital CAR 24,6 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 30 85,71%

Profile Risiko LDR 96,2 3 Cukup Sehat

NPL 1,2 1 Sangat Sehat

GCG 2 Sehat
SANGAT
2018 Earnings ROA 3,1 1 Sangat Sehat
SEHAT
ROE 12,4 3 Cukup Sehat

BOPO 79,2 1 Sangat Sehat

Capital CAR 25,3 1 Sangat Sehat

NILAI KOMPOSIT 30 85,71%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

31
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2016 = 𝑥 100% = 88,57%
35

30
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2017 = 𝑥 100% = 85,71%
35

30
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡2018 = 𝑥 100% = 85,71%
35
KESIMPULAN

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk

89.00%
88.50%
88.00%
87.50%
87.00%
86.50%
86.00%
85.50%
85.00%
84.50%
84.00%
2016 2017 2018

Nilai Komposit

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada tahun 2016 yaitu
sebesar 88,57%. Hal ini disebabkan karena terdapat penurunan persentase BOPO sebesar 6,4%
dari 86,5% di tahun 2017 menjadi 79,2% di tahun 2018, sedangkan pada tahun 2016 terjadi
peningkatan persentase BOPO sebesar 4,6% dari 81,9% di tahun 2016 menjadi 86,5% di tahun
2017. Hal ini menunjukkan perubahan yang sangat baik dari tahun 2016 hingga 2017 untuk PT
Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk karena semakin kecil persentase BOPO maka semakin
efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, dan semakin besar peluang bank untuk
memperoleh keuntungan atau laba dalam kegiatan operasional. Dan sebaliknya semakin besar
persentase BOPO maka menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya
operasional dan dapat menimbulkan kerugian bank jika terjadi secara berkelanjutan di tahun-
tahun selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai