Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI KELAS X SMA NEGERI 1


PORTIBI

Oleh

Lusi Sunantri
Dr.Zulfadli.,M.Pd
Sri Hartini,S.E.,M.Pd
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
Padangsidimpuan
2019

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang


signifikan antara pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa. Untuk itu
penelitian ini mencakup dua variabel, yaitu pengelolaan kelas sebagai variabel X
dan motivasi belajar siswa sebagai variabel Y. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Portibi. Sampel penelitiannya sebanyak 58 siswa dan sampel diambil
dengan cara simple random sampling. Dalam menganalisis data, digunakan
angket pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa yang di berikan kepada
siswa. Kemudian hasil dianalisis dengan analisis statistik inferensial. Dari hasil
analisis di peroleh nilai rata-rata pengelolaan kelas adalah 76,41 berada pada
kategori “Baik”, nilai rata-rata Motivasi Belajar siswa adalah 2,26 berada pada
kategori “Baik”. Berdasarkan uji r yang dilakukan pada tabel 15 menunjukkan
bahwa nilai rhitung yaitu 0,347 dan rtabel yaitu 0,259 dengan taraf 95% atau tingkat
kesalahan 5% dengan demikian 0,347 > 0,259 maka Ha diterima. Berdasarkan uji t
yang dilakukan pada tabel 14 menunjukkan bahwa nilai thitung yaitu 2,772 dengan
taraf kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5% dengan demikian 2,772 > 1,673
maka Ha diterima. Hipotesis dapat diterima, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara pengelolaan kelas terhadap motivsi belajar siswa di kelas X
SMA Negeri 1 Portibi.

Kata Kunci: Pengelolaan Kelas, Motivasi Belajar Siswa

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk menjadi pribadi yang


lebih baik. Kepribadian manusia berbeda-beda, menyebabkan sulit untuk
dipelajari hingga tuntas. Dengan demikian, masalah yang ada di dalam dunia
pendidikan belum pernah usai, karena pendidikan selalu mengikuti perkembangan
zaman yang semakin canggih. Sehingga pendidikan memerlukan inovasi yang
disesuaikan dengan kepribadian manusia serta perkembangan zaman. Apabila
penyampaian pendidikan dilakukan dengan baik dan tepat, maka tujuan
pendidikan sebagai modal untuk menggapai cita-citapun akan tercapai.
Untuk mewujudkan terselenggaranya pendidikan yang baik, maka peran
dan fungsi guru sangat penting bagi terselenggaranya proses belajar mengajar di
kelas. Dengan demikian, pendidikan merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang diterima oleh siswa saat berada di kelas. Pembelajaran tersebut merupakan
suatu interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh guru dan siswa secara timbal
balik, untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan.
Guru merupakan sumber daya yang paling penting dalam menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar dan untuk peningkatan mutu pendidikan.
Dengan demikian guru harus memiliki kemampuan baik di bidang pedagogik,
sosial, maupun personal untuk mendukung proses belajar mengajar yang efektif.
Kualitas belajar siswa ditentukan dari keberhasilan proses belajar mengajar,
sehingga hal tersebut banyak ditentukan oleh peran dan fungsi guru.
Peran dan fungsi guru dalam pengelolaan kelas sangatlah penting untuk
tercapainya keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Seringkali pengelolaan
kelas dipahami hanya mengenai pengaturan fisik saja, seperti mengatur sarana,
mengatur tata letak bangku, mengatur penempatan duduk siswa hingga mengatur
alat-alat belajar. Pengelolaan kelas yang penting adalah pengkondisian kelas,
artinya guru harus merencanakan, mengatur, dan melakukan berbagai kegiatan di
kelas, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan efektif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi ekonomi yaitu Ibu
Nurlaily Ramadhany, SE yang dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Januari 2019
tentang motivasi belajar siswa ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Portibi
menunjukkan motivasi belajar siswa kurang memuaskan.
Hal ini dapat dilihat pada observasi pra penelitian, peneliti menyebarkan
angket pernyataan sebanyak 10 soal mengenai motivasi kepada siswa, maka dari
31 siswa yang menjawab Setuju sebanyak 21 responden, Kurang Setuju sabanyak
23 responden, Tidak setuju sebanyak 26 responden dan Sangat Tidak Setuju
sebanyak 25 responden. Dari ke empat penilaian di atas yang menjawab Tidak
Setuju yaitu 26 responden atau 83,9% siswa memiliki motivasi rendah yang mana
dapat di kategorikan ke dalam daerah “Cukup”. Sehingga dapat disimpulkan
motivasi belajar siswa masih kurang memuaskan.
Apabila kondisi demikian dibiarkan berkepanjangan maka akan
menyebabkan kualitas lulusan akan semakin berkurang, mutu pendidikan akan
mengalami kemerosotan, dan Sumber Daya Manusia (SDM) akan semakin
rendah, yang pada gilirannya akan sulit bersaing ke depan dan pada akhirnya
tujuan pendidikan tidak dapat tercapai.
Berbagai upaya yang dilakukan, guru telah berusaha menyiapkan materi
pelajaran dengan baik, memotivasi siswa, menyediakan buku-buku pelajaran
ekonomi, menambah sarana dan prasarana belajar, menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, keterampilan guru
memberikan pengelolaan kelas. Dalam hal ini telah banyak upaya yang telah
dilakukan baik dari pemerintah, sekolah, kepala sekolah maupun guru, upaya-
upaya untuk mewujudkan mutu pendidikan yang lebih baik seperti
penyempurnaan kurikulum, penataran guru, MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran) studi banding, sertifikasi guru, pengembangan materi ajar, penyediaan
sarana dan prasarana belajar.
Diantara faktor yang mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah adalah
rendahnya minat belajar siswa, kurangnya sarana dan prasarana pendukung,
rendahnya penguasaan pembelajaran siswa, lingkungan belajar yang kurang
kondusif dan rendahnya rasa ingin tahu siswa. Untuk menciptakan gairah belajar
siswa maka guru harus mengubah gaya pembelajaran menjadi lebih menarik atau
guru dapat merubah suasana ruang kelas yang membosankan menjadi kelas lebih
segar. Dengan kondisi kelas yang menyenangkan maka siswa dapat
mengembangkan kemampuannya menjadi lebih optimal. Oleh karena itu,
pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru agar siswa
merasa aman, nyaman dan senang berada di kelas. Cara tersebut diharapkan
mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Motivasi merupakan faktor penting bagi siswa, dengan adanya motivasi
siswa tergerak untuk pergi ke sekolah dan belajar. Motivasi merupakan faktor
penentu keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi merupakan aspek dinamis
yang sangat penting. Permasalahan yang sering terjadi di lapangan adalah masih
terdapat sebagian besar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini
terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung masih banyak siswa yang
mengganggu temannya, merasa bosan, merasa guru tidak menarik dalam
mengajar, dan siswa juga melakukan hal diluar pembelajaran. Permasalahan
tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang rendah.
Rendahnya motivasi belajar siswa terjadi karena gaya mengajar guru kurang
menarik, guru belum sepenuhnya memakai media pembelajaran, dan masih
menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa bosan dan monoton
saat belajar di kelas. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, guru
harus mampu mengatur siswa maupun mengatur kondisi kelas, agar kelas tersebut
efektif untuk bisa membangun motivasi belajar siswa.
Berdasarkan paparan yang telah disajikan diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Di Kelas X SMA Negeri 1 Portibi.”

2. LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


1. Hakikat Motivasi Belajar Siswa

Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau


potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang di perkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut Susanto (2014:4) “Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak”.
Menurut Mudjiono dan Dimyati (2010:7) “Belajar merupakan tindakan
dan perilaku siswa yang kompleks”.
Menurut Lufri, dkk (2007:10) “Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan”.
Dari pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan yang
tidak tahu menjadi tahu, sikap, kebiasaan, dan pemahaman dari suatu pengalaman
yang telah dilalui seseorang. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran adalah motivasi belajar. Jika
motivasi belajar tidak ada dalam diri siswa, maka yang terjadi adalah siswa akan
kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran atau melakukan kegiatan
belajar.
Selanjutnya membahas motivasi belajar, Motivasi belajar adalah proses
yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk
mencapai tujuannya. Menrut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2007:73)
“Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.
Menurut Yamin (2007:219) “Motivasi belajar merupakan daya penggerak
psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan
menambah, keterampilan, pengalaman”.
Menurut Sulistyorini dan Fathurrohman (2018:142) “Motivasi merupakan
dorongan yang datang dari dalam dirinya untuk mendapatkan kepuasan yang
diinginkan, serta mengembangkan kemampuan dan keahlian guna menunjang
profesinya yang dapat meningkatkan pretasi dan profesinya”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka penulis menyimpulkan
motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Menurut Sardiman (2007:83) Teori Psikoanalitik yang mana teori ini mirip
dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada
pada diri manusia. Tokoh dari teori ini adalah Freud membagi ciri-ciri motivasi
sebagai berikut: a. Lebih senang bekerja mandiri, b. Dapat mempertahankan
pendapatnya. c.Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

2. Hakikat Pengelolaan kelas

Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan agar dapat melakukan


pembelajaran dan melihat berbagai aspek yang saling berkaitan. Untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, maka di perlukan
berbagai cara pengelolaan kelas.
Menurut Zain dan Djamarah (2006:173) “Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar siswa yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar”.
Menururt Lufri, dkk (2007:106) “Pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Apabila
terdapat gangguan dalam proses pembelajaran, guru dapat mengembalikan
kondisi ini ke kondisi pembelajaran yang optimal”.
Menurut Djamarah (2010:172) “Pengelolaan kelas adalah proses seleksi
dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas”.
Dari pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
pembelajaran yang kondusif dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses pembelajaran.
Menurut Lufri, dkk (2007:108) keterampilan ini berhubungan dengan
kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan sebagai berikut: a.
Menunjukkan Sikap Tanggap, b. Membagi Perhatian, c. Pemusatan Perhatian
Kelompok.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan disekolah di SMA Negeri 1 Portibi jalan


Gunungtua-Binanga Km.9 Purbabangun Kecamatan Portibi Kabupaten Padang
Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah metode
korelasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sesuai dengan hal
tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA Negeri 1 Portibi yang berjumlah 116 orang siswa. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik random sampling artinya karena semua
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dan untuk
mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin Propotional Random Sampling sehingga diperoleh
sebanyak 58 sampel dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik angket. Untuk mengetahui berapa
besarkah pengaruh pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa di kelas X
SMA Negeri 1 Portibi.

4. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Pengelolaan Kelas di Kelas X SMA Negeri 1 Portibi
Dari hasil pengumpulan data pengelolaan kelas (Variabel X) melalui
angket dengan individu yang ditetapkan, diperoleh nilai terendah 64,00 dan nilai
tertinggi 96,00. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata 76,41.
Berdasarkan analisis data Output SPSS Versi 22 maka diperoleh nilai rata-
rata (Mean) 76,41. Apabila dikonsultasikan pada kriteria penilaian yang
ditetapkan pada Bab III Tabel 6, maka posisi keberadaan pengelolaan kelas di
kelas X SMA Negeri 1 Portibi masuk pada kategori “Baik” artinya nilai rata-rata
pengelolaan kelas yang diberikan oleh guru masuk dalam kategori baik.
Kemudian nilai tengah (Median) adalah 80,00 masuk kategori “Sangat Baik”
artinya nilai tengah pengelolaan kelas yang diberikan oleh guru masuk dalam
kategori sangat baik. Selanjutnya nilai yang sering muncul (Modus) adalah 76,00
masuk pada kategori “Baik” artinya nilai yang yang sering muncul dalam
pengelolaan kelas yang diberikan oleh guru masuk dalam kategori baik.
Jika dilihat dari rata-rata pengelolaan kelas sebanyak 76,41 dibandingkan
dengan nilai tengah teoritisnya yaitu 50 maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata pengelolaan kelas berada diatas nilai tengah teoritisnya.

2. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa Di Kelas X SMA Negeri 1 Portibi.


Dari hasil pengumpulan data motivasi belajar siswa (Variabel Y) dalam
penelitian melalui indikator yang ditetapkan diperoleh nilai terendah 2,12 dan
nilai tertinggi 3,56.
Berdasarkan analisis data Output SPSS Versi 22 maka diperoleh nilai rata-
rata (Mean) 2,26. Apabila dikonsultasikan pada kriteria penilaian yang ditetapkan
pada tabel 7 maka posisi keberadaan motivasi belajar siswa di kelas X SMA
Negeri 1 Portibi masuk pada kategori “Baik”. Kemudian nilai tengahnya (Median)
adalah 2,84 masuk dalam kategori “ Baik”. Selanjutnya nilai hasil yang sering
muncul (Mode) adalah 2,12 masuk kategori “Baik”.
Jika dilihat dari rata-rata keberadaan motivasi belajar siswa 2,26
dibandingkan dengan nilai tengah teoritisnya yaitu 2,00 maka dapat disimpulkan
bahwa nilai rata-rata motivasi belajar siswa berada diatas nilai tengah teoritisnya.

B. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan hasil Output Versi 22 tabel model summary diperoleh indeks


korelasi rxy (rhitung) 0,347 dengan nilai signifikan = 0,008 dan rtabel 0,259, maka
dapat diketahui bahwa nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0,347>0,259 maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterma. Maka dapat diketahui bahwa nilai signifikan F
Change lebih kecil dari α (0,008 < 0,05). Maka hipotesis yang dibuat oleh peneliti
diterima. Selanjutnya diperoleh indeks R Square sebesar 12,1% yang artinya
variabel X (Pengelolaan kelas) dapat memberikan sumbangan pengaruh terhadap
Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) sebesar 12,1% dan sisanya 87,9% di
terangkan oleh variabel lain.
Berdasarkan perhitungan diatas maka nilai thitung = 2,772 untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel maka nilai thitung akan
dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan
5% dengan derajat kebebasan (dk) = N – 2 = 58 – 2 = 56.
Dengan demikian nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan dk = 56
apabila dikonsultasikan dengan harga ttabel yang sebesar 1,673 maka thitung lebih
besar dari pada ttabel atau 2,772 > 1,673 artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa di kelas X SMA Negeri
1 Portibi. Dengan kata lain, bila guru memberikan pengelolaan kelas dengan baik
dan jelas, maka motivasi belajar siswa akan meningkat, dan sebaliknya bila
pengelolaan kelas rendah maka akan berdampak kurang baik terhadap motivasi
belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Portibi.

C. Pembahasan
1. Pengelolaan Kelas Di Kelas X SMA Negeri 1 Portibi
Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa bukan hanya karena motivasi
belajar siswa itu sendiri melainkan adanya faktor-faktor diluar seperti faktor guru
salah satunya yaitu, pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang dikuasai guru akan
mempengaruhi motivasi belajar siswa yang baik. Dalam hal ini guru menerapkan
pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang kondusif dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana Menurut Zain (2006:173) “Pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar siswa yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar”.
Selanjutnya Menurut Lufri,dkk (2007:106) “pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal. Apabila terdapat gangguan dalam proses pembelajaran, guru dapat
mengembalikan kondisi ini ke kondisi pembelajaran yang optimal”. Perolehan
nilai rata-rata pengelolaan kelas di kelas X SMA Negeri 1 Portibi 76,41. Jika nilai
rata-rata tersebut di konsultasikan pada kriteria penilaian yang ditetapkan pada
Bab III Tabel 6 maka keberadaan variabel pengelolaan kelas di kelas X SMA
Negeri 1 Portibi berada pada kategori “Baik”. Kemudian dari hasil penelitian yang
telah dilakukan ini berkaitan dengan penelitian lain yang relevan yaitu penelitian
Siti Aisyah Hasibuan (2017) melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh
Keterampilan Guru Mengelola Kelas Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pada
Materi Pokok Laporan Keuangan Kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Portibi”.

2. Motivasi Belajar Siswa Di Kelas X SMA Negeri 1 Portibi


Motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Yamin (2007:219)
“Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang
untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah,
keterampilan,pengalaman”. Menurut Sulistyorini (2018:142) “Motivasi
merupakan dorongan yang datang dari dalam dirinya untuk mendapatkan
kepuasan yang diiginkan, serta mengembangkan kemampuan dan keahlian guna
menunjang profesinya yang dapat meningkatkan prestasi dan profesinya”.
Perolehan nilai motivasi belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Portibi mencapai
nilai rata-rata 2,26. Jika nilai tersebut di konsultasikan pada kriteria penilaian
yang ditetapkan pada Bab III tabel 7 maka keberadaan variabel motivasi belajar
siswa di kelas X SMA Negeri 1 Portibi berada pada kategori “Baik”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sesudah
menerapkan pengelolaan kelas di kelas X SMA Negeri 1 Portibi. Kemudian dari
hasil penelitian yang dilakukan ini berkaitan dengan penelitian lain yang relevan
yaitu penelitian Umar Saleh Siregar (2018) melakukan suatu penelitian dengan
judul “ Pengaruh Tingkat Pendidikan Orangtua Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Angkola Barat”.

3. Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Kelas X


SMA Negeri 1 Portibi
Dari hasil analisis yang telah dilakukan di temukan bahwa variabel X
pengelolaan kelas berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa sebagai variabel
Y. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh thitung sebesar 2,772 dan ttabel
1,673. Jadi dapat disimpulkan thitung lebih besar dibanding ttabel (2,772 > 1.673).
dari hasil analisis dan di uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa. Dimana
tinggi rendahnya motivasi belajar siswa tergantung pada pengelolaan kelas yang
dipakai oleh guru. Dengan kata lain pengelolaan kelas merupakan salah satu
faktor yang mendukung dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan
pengelolaan kelas yang diberikan oleh guru dapat diterima oleh para siswa
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh yang bertujuan untuk melihat pengaruh
pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1
Portibi, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengelolaan kelas di kelas X SMA Negeri 1 Portibi diperoleh nilai rata-
rata 76,41 berada pada kategori “Baik”.
2. Motivasi belalar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Portibi diperoleh nilai
rata-rata 2,26 berada pada kategori “Baik”.
3. Berdasarkna hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh rhitung = 0,347 dan
nilai rtabel = 0,259. Jika dibandingkan nilai rhitung dengan rtabel maka nilai
rhitung lebih besar dari rtabel (0,347 > 0,259). Berdasarkan hasil penelitian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan dapat
diterima atau Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan
diperoleh thitung = 2,772 bila dibandingkan dengan ttabel pada tingkat
kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5% dengan derajat kebebasan
(dk) = N – 2 = 58 – 2 =56, diperoleh nilai ttabel 1,673 jika thitung 2,772
dibandingkan dengan ttabel 1,673 maka nilai thitung lebih besar dari pada
ttabel (2,772 > 1,673). Berdasarkan hasil konsultasi nilai tersebut maka
hipotesis alternatif yang dirumuskan dalam penelitian dapat diterima atau
dapat disetujui kebenarannya. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa di kelas X SMA
Negeri 1 Portibi.

B. Implikasi Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar
siswa yang telah dipaparkan diatas, maka implikasi yang diharapkan diantaranya
adalah menyeimbangkan pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa dapat
menghasilkan siswa yang memperoleh motivasi belajar yang maksimal, serta
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh sebab itu apabila guru
mampu menerapkan pengelolaan kelas dengan baik, maka motivasi belajar siswa
akan meningkat juga.
Selaku seorang guru, guru harus mampu memperhatikan dan
menyampaikan materi pembelajaran yang akan disajikan, fokus dengan
penyampaian bahan pembelajaran yang akan disajikan, serta memberikan latihan
kepada siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selanjutnya jika ingin
mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal guru benar-benar membangkitkan
minat dan semangat belajar siswa serta memberikan motivasi yang positif untuk
mencapai tujuan tersebut.
Penelitian ini mempunyai implikasi bahwa menyeimbangkan pengelolaan
kelas merupakan guru dituntut mampu mengelola kelas yang dapat menciptakan
kondisi belajar yang kondusif agar proses belajar mengajar lebih efektif dan
meningkatkan motivasi belajar siswa yang sesuai dengan tujuan salah satu upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Portibi.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengajukan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan agar lebih aktif dan giat dalam mendalami materi
pelajaran agar motivasi belajar siswa dapat meningkat.
2. Bagi guru, diharapkan agar menggunakan berbagai keterampilan dasar
mengajar khususnya pengelolaan kelas untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
3. Bagi kepala sekolah, sebagai penanggung jawab dalam penyelenggara
pemdidikan disuatu sekolah hendaknya dapat mendorong dan membina
para guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sehingga
materi pelajaran dapat disampaikan dengan baik melalui penerapan atau
latihan terhadap siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini
diharapkan agar tidak lalai dalam pengawasan di waktu instrumen yang
dibagikan kepada responden agar data yang di peroleh lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai