TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di
yang tinggi (Tabrani Rab, 2010). Pada manusia TB paru ditemukan dalam
dua bentuk yaitu: (1) tuberkulosis primer: jika terjadi pada infeksi yang
2. Anatomi Fisiologi
8
9
a. Hidung
hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir
nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang
dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain,
lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke
ini dilapisi oleh membran mukosa. Dasar cavum nasi dibentuk oleh os
frontal dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit
olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan,
melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membran
b. Faring
rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan
10
disebelahnya terdapat dua tonsil kiri dan kanan dari tekak, disebelah
c. Trakea
sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang terbentuk seperti
kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang
berbulu getar yang disebut sel bersilia. Panjang trakea 9-11 cm dan
dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Sel-
karina menjadi dua bronkus yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
d. Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea, terdiri dari dua buah yang
struktur serupa dengan trakea dan di lapisi oleh jenis sel yang sama,
paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus
kiri, terdiri dari 6-8 cincin dan mempunyai tiga cabang. Bronkus kiri
11
lebih panjang dan lebih ramping dari pada bronkus kanan, terdiri dari 9-
tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung
e. Paru-paru
paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).
Paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari tiga
lobus yaitu lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus
inferior dan paru-paru kiri dua lobus yaitu lobus superior dan lobus
inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang
segmen pada pada lobus medialis dan 3 buah segmen pada lobus
inferior.
selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu pleura
melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat
12
1) Ventilasi pulmoner
2) Difusi Gas
Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 atau partikel lain dari area
gas O2 dan CO2. Dalam Difusi gas ini pernapasan yang berperan
3) Transportasi Gas
dan sel .
3. Etiologi
berbentuk basil / batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6
mikron, bersifat aerob, terdiri atas asam lemak (lipid) peptidoglikan dan
bertahan hidup lama pada udara kering maupun pada udara dingin dan
14
mati dengan sinar ultraviolet dan dapat tahan hidup lama pada suhu kamar,
sudah mati pada air mendidih (5 menit pada suhu 800C dan 20 menit pada
2015).
paru primer dengan TB paru DO sama. Gejala klinik TB Paru dapat dibagi
a. Gejala respratorik
1) Batuk
2) Batuk darah
3) Sesak nafas
4) Nyeri dada
b. Gejala sistematis
1) Demam
Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau
dan turun (hectic fever), berkeringat pada malam hari yang menyebabkan
terutama pada fase awal penyakit.Pada fase lanjut diagnosis lebih mudah
infeksi yang primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat
berupa gejala neumonia, yakni batuk dan panas ringan. Gejala TB, primer
dapat juga terdapat dalam bentuk pleuritis dengan efusi pleura atau dalam
bentuk yang lebih berat lagi, yakni berupa nyeri pleura dan sesak napas.
16
subfebris, batuk berdahak lebih dari dua minggu, sesak napas, hemoptisis
2011)
5. Patofisiologi
adanya luka yang terbuka pada kulit. Infeksi kuman ini sering terjadi
keluar. Dalam dahak dan ludah terdapat basil tuberculosis, sehingga basil
angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yang kemudian terhirup oleh
menyebar melewati getah bening atau pembuluh darah. Kejadian ini dapat
meloloskan kuman dari kelenjar getah bening dan menuju aliran darah
dalam jumlah kecil yang dapat menyebabkan lesi pada organ tubuh yang
di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil. Dengan adanya
basil yang mencapai ruang alveolus, ini terjadi dibawah lobus atas paru-
paru atau dibagian atas lobus bawah, maka hal ini 17ias membangkitkan
6. Pathway
Respon batuk
Pengeluaran Droplet
Stress Meningkat
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
b. Pemeriksaan Bakteriologi
bakteri tahan asam (BTA). Dahak diambil sebanyak 3 kali yaitu dahak
bila 1 kali positif, 2 kali negatif maka pemerisaan BTA perlu diulang
dikatakan mikroskopik BTA (+), sedangkan bila tiga kali negatif hasil
akan dijumpai peningkatan Laju Endap Darah (LED) namun nilai LED
(kasus) Tuberculosis paru yang tinggi maka test tuberkulin sebagai alat
8. Komplikasi
Tuberculosis, hal ini biasanya terjadi 3-6 bulan setelah infeksi primer.
21
Reaktivasi ini jarang terjadi pada anak, tetapi sering pada remaja dan
dewasa muda.
10% anak yang terinfeksi, dan paling banyak terjadi dalam 1 tahun
9. Penatalaksanaan
finding).
c. Vaksinasi BCG
1) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif
primer atau utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA
23
kelompok berikut:
yang menular,
panjang,
Isoniazid (INH).
Isoniazid.
Pirazinamid (Z).
(2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).Panduan obat yang digunakan
terdiri atas obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang
komponen, yaitu:
sarana tersebut.
1. Pengkajian
dan saat ini, bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien,
guna membuat suatu basis data yang lengkap. Data yang terkumpul
berasal dari perawat dan klien selama berinteraksi serta sumber yang
lain.
(Deswani, 2009)
berikut :
a. Melakukan wawancara
b. Riwayat kesehatan/keperawatan
c. Pemeriksaan fisik
27
(Deswani, 2009).
berikut
a. Aktivitas/istirahat
b. Integritas ego
mudah terangsang.
c. Makanan/cairan
berat badan.
lemak subkutan.
d. Nyeri/kenyamanan
e. Pernapasan
f. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIV
postif.
g. Interaksi sosial
h. Penyuluhan/pembelajaran
2. Diagnosa Keperawatan
dyspneu
3. Perencanaan (Intervensi)
Kulit teraba panas/ hangat 13. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
14. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
15. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
16. Monitor hidrasi seperti turgor kulit,
kelembaban membran mukosa)
39
jalan, menemui orang lain dan/atau Tidak mengalami gangguan tidur nyeri: ……...
aktivitas, aktivitas berulang-ulang) 9. Tingkatkan istirahat
- Respon autonom (seperti diaphoresis, 10. Berikan informasi tentang nyeri seperti
perubahan tekanan darah, perubahan penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
nafas, nadi dan dilatasi pupil) berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan
- Perubahan autonomic dalam tonus otot dari prosedur
(mungkin dalam rentang dari lemah ke 11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
kaku) pemberian analgesik pertama kali
- Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis, waspada,
iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan
minum
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Tindakan tang diberikan tergantung pada situasi dan kondisi pasien saat ini
suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah
dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter.
Dalam melakukan tindakan yang khususnya pada pasien dengan gastritis yang
harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri pasien, serta melakukan
5. Evaluasi
tindakan keperawatan pada pasien. evaluasi dapat dibagi menjadi dua yaitu
respon pasien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan (Nursalam,
2011). Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau
belum, dan dapat juga timbul masalah baru dan setelah dilakukan tindakan
tercukupi.
50
C. Kerangka Konsep
adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas
keterkaitan anatara variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti.
Asuhan
Keperawatan 1. Masalah Teratasi
Tuberkulosis: 2. Masalah teratasi
Pasien dengan
1. Pengkajian Sebagian
Tuberkulosis
2. Diagnosa 3. Masalah Tidak
Keperawatan Teratasi
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Tuberculosis