Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH NCP KOMUNITAS

“CACINGAN”

Kelompok VI :

Anggun Silvia D.R : (PO.62.31.3.16.221)

Elisya Anggraini : (PO.62.31.3.16.230)

Fika Anggraeni : (PO.62.31.3.16.232)

Fitria Agustina : (PO.62.31.3.16.234)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, taufik
dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah NCP Komunitas
“Cacingan” ini tanpa suatu halangan apapun. Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih
kepada Ibu Yetti Wira Citerawati SY.,S.Gz.,M.Pd dan Ibu Nila Susanti SKM.,MPH selaku dosen
pengampu dan bapak Sugyanto, S.Gz, M.Pd selaku Ketua Prodi D-IV Gizi serta mahasiswa D-
IV di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya yang telah membantu kami dalam proses
pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baikanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, semoga Allah
SWT senantiasa memberi petunjuk terhadap segala upaya yang kami lakukan dalam
menyelesaikan makalah ini.

Palangka Raya, Juli 2019


Penyusun

Kelompok VI

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia masih memiliki banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah
satu diantaranya ialah Cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides
(cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator
americanus, (cacing tambang). Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi
kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas Penderitanya sehingga secara ekonomi banyak
menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta
kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi Cacingan
di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang
kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi Cacingan bervariasi antara 2,5% -
62%.
Salah satu penyebab cacingan di Kalimantan Tengah yaitu mengenai PHBS. PHBS
dipraktikkan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Salah satunya cacingan merupakan penyakit yang
ditularkan melalui tanah yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat, kebiasaan tidak
mencuci tangan setelah bermain atau beraktivitas dan kurangnya kesadaran orangtua kepada
anak dalam menjaga kebersihan diri. Kebijakan PHBS menjadi komponen penting suatu
daerah sebagai indikator suatu keberhasilan daerah untuk menurunkan kejadian
penyakit yang disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Peningkatan PHBS juga mencakup
pengembangan sarana dan prasarana dalam rumah tangga melalui penyediaan air bersih,
jamban umum, tempat pembuangan sampah serta rumah sehat sesuai dengan syarat
kesehatan. Sehingga masalah kesehatan di Kalimantan Tengah untuk Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) sudah mencapai target pada tahun 2017 dalam kabupaten kota yang
memiliki kebijakan PHBS yaitu 71,43%.

4
Sebagai salah satu upaya Pemerintah untuk mempertahankan efektifitas asupan gizi
yang diberikan, para pakar gizi dan kesehatan menyarankan agar PMT-AS diberikan dengan
pemberian obat cacing. Pemikiran ini didasarkan pada kajian teknis medis dampak Cacingan
terhadap keadaan zat gizi. Cacing sebagai hewan parasit tidak saja mengambil zat-zat gizi
dalam usus anak, tetapi juga merusak dinding usus sehingga mengganggu penyerapan zat-
zat gizi tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Program Pengendalian Cacingan berpindah
direktorat, dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
(P2PML di Subdit Pengendalian Diare dan Cacingan ke Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) di Subdit Filariasis dan
Cacingan sehingga diharapkan integrasi program pengendalian Cacingan dengan program
pengendalian filariasis akan berjalan dengan lebih mudah karena dalam pemberian obat
pencegahan massal (POPM) Filariasis diberikan diethyl carbamazine juga diberikan
Albendazol yang merupakan obat cacing. Pemberian obat cacing secara terintegrasi dalam
program pengendalian filariasis telah dilakukan sejak tahun 2002.
Cacingan mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive), penyerapan
(absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing atau Cacingan dapat
menimbulkan kerugian terhadap kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan protein,
serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan
produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit
lainnya.
Cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan maka perhatian
terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan. Sebenarnya infeksi cacing perut akan
berkurang bahkan dapat dihilangkan sama sekali apabila diupayakan perilaku hidup bersih
dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting (setelah BAB, setelah
membersihkan anak yang BAB, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah
memegang/menyentuh hewan), serta mengelola makanan dengan benar, lingkungan bersih,
makanan bergizi, yang nantinya akan tercapai dengan sendirinya dalam program
pembangunan. pengentasan kemiskinan. Bila keadaan ekonomi baik, maka ia akan membuat

5
rumah yang lebih baik, jamban yang sehat, mengirim anakanaknya ke sekolah supaya lebih
mengetahui masalah kesehatan, membeli radio dan televisi supaya dapat mendengar siaran-
siaran tentang penyuluhan kesehatan, sehingga dapat merubah perilaku ke arah perilaku
hidup bersih dan sehat.
Penanggulangan Cacingan dimulai dengan mengurangi prevalensi infeksi cacing dengan
membunuh cacing tersebut melalui pengobatan untuk menekan intensitas infeksi (jumlah
cacing per orang), sehingga dapat memperbaiki derajat kesehatan. Namun pengobatan
Cacingan harus disertai dengan upaya berperilaku hidup bersih dan sehat, sanitasi
lingkungan serta asupan makanan bergizi. Untuk itu perlu adanya kerjasama lintas program
dan lintas sektor terkait baik pemerintah maupun swasta, agar terjalin komunikasi yang
berkesinambungan sehingga timbul pemahaman yang sama dalam penanggulangan penyakit
Cacingan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Pembangunan di semua sektor akan membantu meningkatkan derajat kesehatan
secara umum termasuk menanggulangi infeksi cacing. Oleh karena itu, perlu disusun suatu
pedoman nasional Penanggulangan Cacingan yang dalam pelaksanaannya melibatkan
berbagai program dan sektor dalam bentuk kegiatan yang dapat dikoordinasikan dan
diintegrasikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui dan mempelajari lebih lanjut
mengenai masalah kesehatan di Indonesia salah satunya cacingan yang penting untuk
diketahui agar dapat melakukan upaya pencegahan dan dapat menerapkannya dikehidupan
sehari-hri. Sehingga penulis memilih untuk menyusun makalah yang berjudul “Cacingan”.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai