Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TUMBUH KEMBANG ANAK

“Nutrisi yang Berpengaruh Pada Perkembangan Otak Anak 0-5


Tahun”

Disusun Oleh :

Elisya Anggraini

(PO.62.31.3.16.230)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia, taufik dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah Tumbuh Kembang Anak “Nutrisi yang Berpengaruh Pada Perkembangan
Otak Anak 0-5 Tahun” ini tanpa suatu halangan apapun. Tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Mars Khendra K, STP, MPH selaku
dosen pengampu dan bapak Sugyanto, S.Gz, M.Pd selaku Ketua Prodi D-IV Gizi
serta mahasiswa D-IV di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya yang
telah membantu saya dalam proses pembuatan makalah ini sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baikanya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk terhadap segala upaya yang kami
lakukan dalam menyelesaikan makalah ini.

Palangka Raya, Agustus 2019


Penyusun

Elisya Anggraini

i
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan ..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Anak 0-5 Tahun.............................................. 5
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak ......................... 5
C. Stimulasi Perkembangan Otak Anak ....................................... 6
D. Nutrisi untuk Perkembangan Otak Anak.................................. 7
E. Peran Omega 3 Pembentukan Kecerdasan Otak Anak ........... 13
F. Proses Tumbuh Kembang Otak Anak ..................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 21
B. Saran ...................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

ii3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beban gizi ganda adalah masalah gizi berupa berat badan kurang dan berat
badan lebih yang terjadi dalam satu populasi (World Bank, 2012). Beban gizi
ganda ini masih menjadi masalah gizi pada tingkat global maupun nasional.
Pada tahun 2015 kasus berat badan kurang ini sebesar 13,9% atau sekitar 93,4
juta. Berat badan lebih pada usia ≤5 tahun di tingkat global dari tahun 1990-
2015 terjadi kenaikan kasus. Pada tahun 2015 kasus berat badan lebih ini
sebesar 6,2% atau sekitar 41,6 juta (WHO, 2016).
Secara garis besar ada dua faktor terjadinya masalah gizi pada balita yaitu
faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung yang mempengaruhi
status gizi adalah asupan makanan (energi dan protein) dan penyakit penyerta.
Adapun makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi seimbang
yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih dan aman sehingga akan berakibat
secara langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Kemudian
faktor tidak langsung adalah tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, pola asuh, sosial budaya, ketersediaan pangan, pelayanan
kesehatan dan faktor lingkungan. Pada faktor tingkat pendapatan yang
berkaitan dengan kemiskinan sering disebut sebagai akar dari kekurangan gizi,
yang mana faktor ini erat kaitannya terhadap daya beli pangan di rumah tangga
sehingga berdampak terhadap pemenuhan zat gizi (Oktavia, dkk, 2017).
Prevalensi Status Gizi (BB/U) pada anak umur 0-59 bulan (Batita) di
Kalimantan Tengah dengan gizi buruk sebesar 5,5% , gizi kurang sebesar 16,3
%, gizi baik 74,1 % dan gizi lebih 4,1 % dengan jumlah 981 yang terdata.
prevalensi Status Gizi (TB/U) pada anak umur 0-59 bulan (Batita) di Kalimantan
Tengah dengan status tinggi badan sangat pendek sebanyak 12,7%, pendek
sebanyak 21,3%, dan tinggi badan normal sebanyak 66 % dari 936 yang
terdata. Prevalensi Status Gizi (BB/TB) pada anak umur 0-59 bulan (Batita) di
Kalimantan Tengah dengan keadaan tubuh sangat kurus sebanyak 4%, tubuh

1
kurus sebanyak 9,9%, tubuh normal sebanyak 76,2%, dan keadaan tubuh
gemuk sebanyak 9,8 % dari 919 yang terdata (Riskesdas 2018).
Gizi yang optimal dan seimbang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan susunan syaraf anak. Perkembangan otak yang terganggu
dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan serta kualitas SDM. Masa
pertumbuhan bayi merupakan masa yang sangat peka atas pengaruh kurang
gizi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan otak dan gangguan
pertumbuhan intelegensia. SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki fisik
yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima menentukan
keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa. Hal yang menjadi perhatian
utama dalam peningkatan SDM adalah mempersiapkan generasi muda melalui
pembinaan sejak dini yaitu upaya kesehatan yang dilakukan sejakanak masih
dalam kandungan sampai usia lima tahun pertama kehidupannya untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat meningkatkan kualitas
hidup anak agar dapat tercapainya tumbuh kembang yang optimal.
Bayi sampai anak usia 5 tahun (balita) dalam ilmu gizi dikelompokkan
sebagai golongan penduduk yang rawan terhadap kekurangan gizi termasuk
KEP. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada
masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral dan dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa balita ini, Tiga tahun pertama masa
kehidupan anak merupakan masa paling rawan sebab gangguan yang terjadi
pada masa ini dapat rnenyebabkan efek yang menetap. Usia 0-2 tahun adalah
periode emas sebab dalam periode ini terjadi perkembangan saraf otak tercepat
khususnya mielinisasi. Berdasarkan penelitian para ahli kecepatan pertumbuhan
otak manusia mencapai puncaknya 2 kali yaitu pada masa janin di usia
kehamilan minggu ke 15-20 dan usia kehamilan minggu ke 30 sampai bayi
berusia 18 bulan. Gangguan penyebab adanya gizi buruk dan kurang itu salah
satunya diduga oleh kurangnya konsumsi asam lemak esensial omega 3.

2
Faktor - faktor yang harus diperhatikan dalam usaha untuk mewujudkan
SDM yang berkualitas adalah faktor gizi, kesehatan, pendidikan, informasi,
teknologi dan jasa pelayanan lainnya. Dari sekian banyak faktor tersebut, faktor
gizi memegang peranan yang paling penting dalam proses tumbuh kembang
anak. Zat gizi yang berperan vital dalam proses tumbuh kembang selsel neuron
otak untuk bekal kecerdasan bayi yang dilahirkan adalah asam lemak. Asam
lemak itu terdiridarisamlemakesensial (omega 3, EPA,DHA, omega 6, AA) dan
asam lemak nonesensial (omega 9). Omega 3 berperan sebagai asam lemak
otak. Omega 9 membantu pembentukan selaput myelin otak anak. Asam lemak
merupakan zat gizi yang hams terpenuhi kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian di Inggris (2001) menunjukkan agar balita tumbuh sehat dan
cerdas maka kebutuhan yang diperlukan antara lain asam lemak (DHA dan AA)
yang merupakan salah satu nutrisi penting untuk pertumbuhan otak dan mata
anak.
Menurut teori umum psikologi perkembangan, ada fase awal yang
dinamakan fase anak usia dini 0-5 tahun, fase anak usia 0-5 tahun inilah yang
merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia
yaitu di saat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu, menjadi bayi
kemudian masa anak usia dini dimana anak tersebut mengalami masa pra-
sekolah, dimana pada usia ini segala aspek perkembangan anak mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Aspek perkembangan yang ada pada anak usia
dini meliputi aspek intelektual, fisikmotorik, sosio-emosional, bahasa, moral dan
keagamaan. Semua aspek perkembangan yang ada pada diri anak ini
selayaknya menjadi perhatian para pendidik agar aspek perkembangan ini
dapat berkembang secara optimal. Tidak berkembangnya aspek perkembangan
anak ini akan berakibat di masa yang akan datang, tidak saja anak mengalami
hambatan dalam perkembangan pada masa perkembangan di usia berikutnya,
tetapi anak juga akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kehidupan di
masa yang akan datang. Pada masa inilah penentu dan pembentuk karakter
dan tingkah laku anak. Inilah yang menyebabkan karakteristik perkembangan
anak usia 0-5 tahun perlu untuk dipelajari.

3
Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui dan mempelajari lebih lanjut
mengenai kebutuhan nutrisi pada anak yang berpengaruh pada perkembangan
otak anak yang penting untuk diketahui agar dapat melakukan upaya
pemenuhan gizi dan dapat menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Sehingga
penulis memilih untuk menyusun makalah yang berjudul “Nutrisi yang
Berpengaruh Pada Perkembangan Otak Anak 0-5 Tahun”.

B. Rumusan Masalah
Nutrisi apa yang berpengaruh pada perkembangan otak anak 0-5 tahun?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai beikut.
A. Mengetahui perkembangan anak 0-5 tahun.
B. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
C. Mengetahui stimulasi perkembangan otak anak.
D. Mengetahui nutrisi untuk perkembangan otak anak.
E. Mengetahui peran omega 3 terhadap pembentukan kecerdasan otak anak
F. Mengetahui proses tumbuh kembang otak anak.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Anak 0-5 Tahun


Perkembangan seorang anak mengalami peningkatan yang pesat pada
usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase
”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk
memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin
dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang
sesuai pada masa golden age dapat meminimalisasi disfungsi tumbuh kembang
anak sehingga mencegah terjadinya disfungsi permanen.
Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan,
sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan
fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan
pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya.
Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek
lainnya.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak


Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan
sel syaraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel
syaraf. Melalui persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan
akan mengalami kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf
mendapat informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga
membentuk sambungan-sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak
dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron
yang membentuk unit-unit.

5
Stimulasi yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan
otak. Otak akan semakin berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin
banyak. Anak perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak
dan selalu mendapatkan stimulasi psikososial. Stimulasi soaial secara mudah
dapat diberikan dengan cara sentuhan dan mengajak anak bermain. Apabila hal
tersebut tidak diperoleh anak, maka anak dapat mengalami berbagai
penyimpangan perilaku. Contoh penyimpangan perilaku adalah hilangnya citra
diri, rendah diri, penakut, tidak mandiri atau sebaliknya anak menjadi agresif dan
tidak mempunyai rasa malu.
Derajat kesehatan dan gizi yang buruk juga akan menghambat
pertumbuhan otak. Akibatnya hal ini akan menurunkan kemampuan otak dalam
mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi, dan merekonstruksi informasi.
Selain itu, masalah ini juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan
fisik.

C. Stimulasi Perkembangan Otak Anak


Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang
bermilyaran jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan.
Ketika otak mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan
mempelajari sesuatu yang baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel
syaraf membentuk sebuah koneksi baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel
yang terpakai untuk menyimpan informasi akan mengembang, sedangkan yang
jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya suatu stimulasi
yang rutin diberikan. Stimulasi yang terus-menerus diberikan secara rutin akan
memperkuat hubungan antarsyaraf yang telah terbentuk sehingga secara
otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik.
Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi
perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6
bulan sampai anak usia 2-3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan
dalam ukuran serta fungsi kimiawi otak. Berikut ini beberapa tips dari Dr.

6
Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang stimulasi dini pada balita yaitu sebagai
berikut.
1. Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi
dengar, lihat, dan tiru/coba
2. Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik, motorik, kognitif,
komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan kreativitas
3. Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa
suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca,
mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah,
mencoret, menggambar, merangkai, dan lain-lain.
4. Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi dengan
anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV,
dan sebagainya).

D. Nutrisi untuk Perkembangan Otak Anak


Asupan nutrisi pada anak memegang peranan penting dalam
optimalisasi tumbuh kembang pada anak (Sulistyoningsih, 2011). Keadekuatan
asupan nutrisi pada anak dapat dinilai dengan keadaan status gizi yang ditandai
dengan anak kurus, normal, dan gemuk (Sulistyoningsih, 2011; Supriasa, 2012).
Asupan nutrisi yang kurang akan menyebabkan kondisi kesehatan anak menjadi
kurang baik, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta dapat
menyebabkan kematian (Barasi, E.M, 2009). Balita yang kekurangan nutrisi
mudah terkena infeksi dan berpengaruh pada nafsu makan, jika pola makan
tidak terpenuhi maka tumbuh kembang anak akan terganggu (Sulistyoningsih
dalam Purwani, 2013).
Pemenuhan gizi yang baik sangat berperan dalam pencapaian
pertumbuhan badan yang optimal, termasuk di dalamnya pertumbuhan otak
anak. Perkembangan otak anak paling cepat terjadi pada trimester ketiga
kehamilan sampai bayi berusia delapan belas bulan. Setelah masa tersebut
otak masih tumbuh, tetapi dengan kecepatan yang semakin berkurang hingga
usia 5 tahun. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa pada masa

7
tersebut kebutuhan gizi anak harus terpenuhi dengan lengkap. Kekurangan
salah satu nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
terganggu. Terkait dengan kinerja otak, kekurangan gizi dapat mengurangi
tingkat kerja neurotransmitter tertentu dan mempengaruhi perkembangan
perilaku anak.
Tidak seperti orang dewasa, bayi tidak dapat mengubah asam lemak
lengan pendek alpha-linolenic menjadi DHA dan mereka harus mendapatkan
asupan nutriside novodalam diet.Beberapa nutrisi yang esensial dalam
pembentukan sistem saraf pusat di antaranya asamlemak Omega-3, DHA,
asam arakidonat, Vitamin B kompleks, asam folat, vitamin C, vitaminE,yodium,
besi, seng, selenium, asam amino esensial, kolin, dan antioksidan. Berikut ini
pemaparan mengenai beberapa zat gizi yang berperan dalam perkembangan
otak.
1. AA (Arachidonic acid) dan DHA (Docosahexanoid acid)
Zat gizi ini termasuk golongan long chain polyunsaturated fatty acid (LC
PUFA), yaitu golongan asam lemak esensial yang tidak dapat dibentuk oleh
tubuh dan harus didapat dari luar. AA dan DHA dapat ditemukan dalam
ASI, ikan tuna, salmon, makarel, sarden, daging, telur. AA dan DHA sangat
penting untuk pertumbuhan sistem saraf pusat dan fungsi penglihatan. DHA
berperan dalam pembentukan sel-sel saraf dan sinaps, sedangkan AA
berfungsi sebagai neurotransmitter (zat penghantar).
2. Asam lemak omega 3, 6, dan 9
Asam lemak omega 3, 6, 9 penting untuk membentuk pembungkus saraf,
demikian pula sphyngomyelin. Asam lemak omega-3 memiliki efek anti
peradangan dan anti penggumpalan darah. Asam lemak omega-3 banyak
digunakan dalam terapi anak-anak/orang yang mengalami hiperaktif dan
gangguan perhatian, juga gangguan mental seperti Obsessive-Compulsive
Disorder (OCD) dan depresi. Selain dari ikan berlemak tinggi seperti salmon
atau tuna, omega-3 juga dapat diperoleh dari kacang walnut, biji kapok
(flaxseeds), dan sayuran berdaun hijau. Omega-6 walaupun memiliki efek
proinflamasi atau properadangan, tetapi juga menyimpan unsur anti

8
peradangan. Asam lemak omega-6 sama pentingnya seperti asam lemak
omega-3, meski jumlahnya tidak dianjurkan sebesar omega-3. Asam lemak
omega-6 terkandung dalam minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji
bunga matahari, atau minyak canola. Asam lemak omega-6 juga dapat
diperoleh dari sayuran berdaun, biji-bijian, kacang-kacangan, dan serealia.
Asam lemak omega-9 adalah asam lemak terbanyak yang dapat ditemukan
di alam, sehingga sangat kecil kemungkinannya tubuh kita dapat
kekurangan asam lemak ini. Omega-9 tidak termasuk asam lemak esensial
karenatubuh kita mampu mensintesanya sendiri dari lemak-lemak tak jenuh
dalam tubuh. Omega-9 terdapat dalam lemak hewan dan minyak nabati,
khususnya minyak zaitun.
3. Asam amino
Asam amino membentuk struktur otak dan zat penghantar rangsang
(zatneurotransmitter) pada sambungan sel saraf. Asparagin dan Asam
aspartat, diperlukan untuk menjaga keseimbangan dalam sistem saraf
pusat. Asam amino berperan untuk mengatur pembentukan senyawa
serotonin yang terlibat di dalam sistem saraf atau acetylcholine yang
penting untuk daya ingat. Sumber asam amino berkualitas tinggi adalah
protein hewani, misalnya daging sapi, daging ayam, telur, produk susu
(dairyproduct). Kacang kedelai adalah sumber asam amino dengan kualitas
yang hampir menyamai protein hewani. Protein nabati selain kedelai
adalahsumber asam amino kualitas nomor dua, misalnya alpukat, gandum,
cokelat, biji labu,dan kacang-kacangan, termasuk kacang hijau, kacang
tanah, dan kacang polong. Buah, sayur, dan gelatin adalah sumber asam
amino berkualitas rendah yang berartidapat melakukan fungsi dasarnya,
tetapi tidak untuk waktu yang lama. Glutein adalah protein yang terkandung
dalam biji sereal (padi, jagung, gandum, jelai, sorgum), kasein terkandung
dalam susu, vitelin adalah protein yang membina kuning telur, dan albumin
terkandung dalam putih telur. Leusin dan isoleusin merupakan asam
aminoesensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan
menjagakeseimbangan nitrogen pada orang dewasa. Leusin juga berguna

9
untuk perombakandan pembentukan protein otot. Asam glutamat sangat
diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam aspartat
untuk membantu kerja neurotransmitter otak.
4. Tirosin
Tirosin merupakan bahan baku pembuat neurotransmitter katekolamin dan
serotonin yang memengaruhi pengendalian diri, pemusatan perhatian
(konsentrasi), emosi dan perilaku anak. Tirosin pertama kali di temukan
dalam keju. Pada manusia, asam amino ini tidak bersifat esensial, tapi
pembentukanyamenggunakan bahan baku fenilalanin oleh
enzimphehidroksilase.Tirosin berfungsi pula sebagai obat stimulan dan
penenang yang efektif untuk meningkatkan kinerja mental dan fisik di
bawah tekanan, tanpa efek samping.Tirosin terkandung dalam hati ayam,
keju, alpukat, pisang, ragi, ikan dan daging.
5. Triptofan
Triptofan merupakan bahan baku pembuat neurotransmitter katekolamin
dan serotonin yang mempengaruhi pengendaliandiri, pemusatan
perhatian(konsentrasi), emosi dan perilaku anak. Triptofan terdapat pada
telur, daging, sususkim, pisang, susu, dan keju.
6. Vitamin B
Vitamin B dapat membantu perkembangan otak dan mengaktifkan fungsi
otak yang pada akhirnya bisa meningkatkan memori. Penurunan memori
pada otak sering dikaitkan dengan kekurangan Vitamin B. Makanan seperti
telur, daging dan bayam, memiliki jumlah Vitamin B kompleks yang tinggi.
Kekurangan Vitamin B12 sering dikaitkan dengan kerusakan saraf,
kehilangan memori, perubahan suasana hati dan kelambatan mental.
Vitamin B12merupakan nutrisi penting yang diperlukan untuk pembentukan
mylein. Vitamin ini banyak ditemukan dalam daging sapi, kambing, ikan dan
domba. Vitamin B6 sangat penting untuk fungsi neurotransmitter dan
perkembangan otak. Kekurangan Vitamin B6 dapat menurunkan tingkat
konsentrasi dan menyebabkan kehilangan memori jangka pendek. Kacang-

10
kacangan, wortel, dan biji bunga matahari merupakan makanan sehat yang
kaya akan Vitamin B6.
7. Zat Besi
Zat besi adalah unsur penting dalam produksi dan pemeliharaan mielin
serta mempengaruhi aktivitas saraf. Zat besi membantu kerja enzimyang
penting untuk perangsangan saraf. Zat besi ditemukan dalam otaksecara
tidak merata, sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian otak
tersebut. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan rendahnya
kecerdasan.Pemberian zat besi secara suntikan selama 5 hingga 10 hari
untuk bayi yang anemia akibat kekurangan zat besi dapat memperbaiki
kemampuan anak.Perbaikan terlihat berupa peningkatan IQ, perbaikan
perilaku, dan konsentrasianak. Sumber makanan mengandung zat besi
tertinggi diantaranya kulit kentang, kacang-kacangan, roti gandum, bayam,
telur, daging sapi, kangkung, jagung dan sereal.
8. Yodium
Kekurangan yodium menyebabkan rendahnya kecerdasan. Yodium
berfungsi dalam pembentukan hormon di dalam kelenjar tiroid. Sekresi
hormontiroid dipertahankan sedemikian rupa melalui mekanisme umpan
balik, sehingga kadarnya optimal untuk menjalankan fungsinya. Hormon
tiroid mempunyai efek yang nyata pada perkembangan otak, membuat
peka sistemsaraf dan meningkatkan aktivitas otak. Makanan sumber
Yodium adalah salmon, tuna, kerang, garam beryodium, rumput laut, dan
susu.
9. Seng
Seng dibutuhkan untuk pembelahan dan kemampuan membran sel-sel
otak. Seng berperan dalam proses penyatuan protein dan nucleid acid,
sehingga berpengaruh langsung terhadap pembelahan sel, pertumbuhan
dan regenerasi sel. Selain itu, zat seng berkaitan erat dengan pertumbuhan
kecerdasan anak. Makanan sumber seng adalah daging, kacang-kacangan,
makanan taut, dan susu.

11
10. Vitamin E
Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang dapat menghambat
perkembangan tahap pertama dari penyakit Alzeimer. Almond, sayuran
berdaunhijau, minyak bunga matahari dan hazelnut merupakan makanan
yang memilikikandungan Vitamin E yang tinggi.
11. Sialic acid (SA)
Sialic acid bukan zat-gizi esensial, zat ini dapat disintesis tubuh dari
prekusor-prekusor monosakarida (karbohidrat) dan protein di dalam hati.
Sialic acid (SA) dibutuhkan untuk membangun gangliosida membran
selotak/saraf. Gangliosida berada di ujung set-set saraf (sinaps), yang
berperanpenting dalam proses penghantaran impuls dari satu sel saraf ke
sel saraflainnya dan berpengaruh terhadap kecepatan proses pembetajaran
danpembentukan memori. Sumber makanan silaic acid diantaranya susu,
kacang-kacangan, dan daging sapi.
12. Sphingomyelin
bukan zat gizi esensials phingomyelin dapat disintesis tubuh dari prekusor-
prekusor lemak, monosakarida, dan protein. Sphingomyelin berperandalam
pembentukan myelin Fungsi myelin adalah mempercepat impuls dari satu
sel saraf ke yang lainnya, termasuk otot dan sel target lain. Makanan yang
mengandung sphingomyelin tinggi adalah ASI, susu sapi dan kedelai.
13. Kalium dan Natrium
Kalium dan natrium diperlukan otak untuk menghasilkan energi. Kurangnya
pasokan kalium akan berakibat mengurangi informasi yang dapat diterima
oleh otak. Kalium dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi buah yang
kaya kalium, yaitu alpukat, pisang, jeruk, dan melon. Natrium terdapat
hampir di semua bahan makanan.
14. Kolin
Kolin adalah nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan daya
ingat. Selain itu, kolin membantu proses komunikasi otak dengan organ-
organ lain di tubuh. National Academy of Science merekomendasikan
asupan harian kolin sebanyak 200 mg untuk anak usia 1-3 tahun, dan 250

12
mg untuk anak usia 4-8 tahun. Sumber makanan yang mengandung kolin di
antaranya telur, susu yang difortifikasi, brokoli, kubis, kembang kol, tahu,
yoghurt, dan daging sapi tanpa lemak.
15. Alpha-lactalbumin
Alpha-lactalbumin adalah protein whey yang terdiri dari sekitar 20% dari
total kandungan protein yang mudah dicerna. Protein ini dapat
meningkatkan penyerapan mineral dalam tubuh, menstimulasi fungsi daya
tahan tubuh sekaligus dan memiliki efek prebiotik. Alfa Lactalbumin banyak
terkandung di daging, unggas, ikan, telur, dan susu yang difortifikasi.

E. Peran Omega 3 Terhadap Pembentukan Kecerdasan Otak Anak


Omega 3 (EPA dan DHA) termasuk asam linolenat berfungsi untuk
pembentukan spingomielin dan merupakan komponen struktural sel saraf
(mielin). EPA berguna untuk pembentukan membrane sel. Spingomielin
dibentuk oleh EPA dan DHA tadi digunakan untuk membentuk membran sel
otak dan mielin sel saraf. Bila EPA dan DHA pada otak cukup maka sinyal yang
disampaikan dari otak akan diteruskan ke akson dan myelin akan mempercepat
jalannya sinyal yang disampaikan oleh otak. Pesan yang disampaikan oleh otak
tadi akan diteruskan oleh neurotransmitter sesuai dengan perintah otak
sehingga perkembangan gerak motorik tubuh yang dihasilkan menjadi cepat
dan berkembang dengan baik, sebaliknya jika EPA dan DHA jumlahnya kurang
di otak maka membran sel mati sehingga hantaran sinyal yang diteruskan ke
akson tidak lancar akibatnya neurotransmitter tidak bekerja dan gerak motorik
tubuh menjadi lambat dan perkembangan motorik pun menjadi lambat.
Neurotransmitter berfungsi sebagai penyampai pesan dari sel saraf.
Pasokan AA dan DHA sangat dibutuhkan terutama pada trimester terakhir,
pasca kelahiran dan masa dini anak. Kekurangan kedua jenis asam lemak
esensial itu saat lahir berkorelasi dengan berat badan yang rendah, lingkar
kepala yang kecil dan ukuran plasenta yang kecil akibatnya perkembangan

13
sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif di masa selanjutnya turut
terpengaruh.

Gambar 1. Hubungan Omega 3 Terhadap Kecerdasan Otak Anak

Gizi amat berperan terhadap perkembangan otak anak sejak anak dari
minggu ke-4 pembuahan sampai anak berusia dini.Kebutuhan gizi terdiri dari
kebutuhan zat gizi makro (energi, protein, lemak) dan kebutuhan zat gizi mikro
(vitamin, meneral). Pengaruh gizi makro menurut Georgieff dalam Jalal, F
(2009).
1. Gizi berpengaruh terhadap struktur anatomi otak yang mempengaruhi sel
syaraf. Dalam hal ini gizi bekerja melalui proses pembelahan sel-sel syaraf
yang akan menentukan jumlah dari sel-sel syaraf yang dibentuk dan melalui
pertumbuhan sel-sel syaraf yang akan menetukan ukuran sel syaraf menuju
terbentuknya sel syaraf dengan komponennya yang lengkap (dendrit,

14
akson, dan lain-lain). Adapun fungsi otak kiri yaitu untuk mekanisme tangan
kiri, bicara, Bahasa, menulis, logika, ilmiah dan matematika. Sedangkan
fungsi otak kanan yaitu mekanisme tangan kiri, fantasi, kreativitas, musik,
dan seni.
2. Gizi Berpengaruh terhadap kirnia otak, yaitu pada proses pernbentukan
jurnlah atau konsentrasi neurotransmitter, pernbentukan jumlah reseptor
dan jumlah pengangkutan neurotransmitter. Zat gizi makro yang amat
diperlukan untuk membantu proses kimia otak adalah protein dan lemak.
Lebih dari 60% berat otak adalah lemak, oleh karena itu lemak penting
untuk perkembangan otak. Lemak berperan dalam pernbentukan myelin,
untuk pernbentukan sinaps dan membantu proses pernbentukan
neurotransmitter. Zat gizi yang berperan vital dalam proses tumbuh
kembang sel - sel neuron otak untuk bekal kecerdasan bayi yang dilahirkan
adalah asam lemak.

F. Proses Tumbuh Kembang Otak Anak


Proses tumbuh kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa
tahapan, yaitu penambahan sel-sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf
(migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi), pernbentukan jalinan saraf satu
dengan yang lainnya (sinaps), dan pernbentukan selubung saraf (mielinasi).
1. Poliferasi
Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) triasih sederhana. Kemudian,
mengalami pembelahan sehingga menjadi banyak. Inilahyang disebut proses
penambahan (poliferasi) sel saraf. Proses proliferasi ini berlangsung pada
usia kehamilan sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel saraf
selesai/berhenti pada waktu bayi lahir.
2. Migrasi
Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalarni migrasi atau berpindah
ke tempatnya rnasing-masing. Ada yang menempati wilayah depan,
belakang, samping, dan bagian atas otak. Waktu terjadi perpindahannya
berbeda-beda sesuai program yang sudah dibentuk secara genetik dan

15
alamiah. Setelah sampai di rumahnya masing-masing,sel-sel saraf lalu
berkernbang. Setiap rumah memiliki kurva pertumbuhan sendiri-sendiri.
Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda. Tak heran jika kemampuan
otak setiap anak juga berbeda Proses migrasi sebenamya berlangsung sejak
kehamilan 16 minggu sampai akhir bulanke-6. Proses migrasi ini terjadi
secara bergelombang dimana sel saraf yang bermigrasi lebih awal akan
menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi berikutnya menempati lapisan
luar (korteks serebri).
3. Diferensiasi
Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen
sel saraf yang lengkap, Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya
diferensiasi yaitu perubahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf menjadi
enam lapis seperti pada orang dewasa. Sel saraf kemudian berubah menjadi
sel neuron yang bercabang-cabang dan juga berubah menjadi sel penunjang
(sel glia). Sel penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf menjadi matang
dan besar. Fungsi sel glia juga mengatur kehidupan individu sehari-hari.
4. Sinaps
Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya
(sinaps). Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung
saraf),sinaps makin bertambah banyak.
5. Mielinisasi
Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut mielinisasi masih
terus berkernbang. Proses ini terjadi terutama beberapa saat sebelum terjadi
kehamilan. Pematangan selubung saraf mencapai puncaknya ketika bayi
berumur satu tahun. Setelah bayi lahir terjadi pertumbuhan serabut saraf.
Lalu, terjadi peningkatanjumlah sel glia yang luar biasa serta proses
mielinisasi. Semua proses tersebut, selain berlangsung alarniah, juga
dipengaruhi oleh stimulasi dan nutrisi. pentingnya peranan orang tua pada
masa prenatal (kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam
perkembangan otak anak. Karena itu,jika ibu atau ayah menghendaki anak
mempunyai otak yang berkualitas, maka perlu memahami tahapan

16
perkembangan otak anak meskipun secara garis besar saja. Persiapan agar
anak memiliki otak yang berkualitas harus dimulai sebelum kehamilan,
selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai proses perkembangan
otak itu selesai.

Berdasarkan hasil penelitian, dibandingkan dengan seluruh berat badari


temyata berat otak hanya mencapai 2-3 persen. Rata-rata ketika baru lahir berat
otak bayi adalah 350 gram. Kemudian, menginjak usia 1 tahun bertambah
menjadi 1.200 gram. Percepatan pertambahan berat otak pada setiap anak
berbeda-beda, hal ini tergantung pada faktor genetik dan lingkungannya. Hasil
penelitian menyebutkan,otakbayibarulahirtemyatabesaniya sudah mencapai 25
persen dari otak orang dewasa. Kemudian, pada usia satu tahun
perkembangannya sudah mencapai 70 persen dari otak dewasa. Pada urnur satu
tahun otak bayi sudah mengandung 100 miliar selneuron. Dariangkatersebut,
sekitar 70-80 persenselneuronnyatelahterbentuk secaralengkap. Sejak bayi
dilahirkan sampai berusia 1 tahun terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat
sehingga masa ini disebut periode lompatan pertumbuhan otak. Dalam rentang
waktu tersebut, sel neuron sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Maka tak
salah jika orangtua disarankan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk
menstimulasi bayi secara optimal.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan
otak anak perempuan temyata lebih cepat dibandingkan otak anak laki-laki.
Sebaliknya, otak anak laki-laki lebih besar dibandingkan otak perempuan.
Turnbuh kembang otak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Jika
kedua faktor ini tak mendukung, maka dengan sendirinya tumbuh-kernbang otak
jauh dari optimal. Faktorgenetik dan lingkungantak bisa berdiri sendiri, keduanya
saling berkaitan dan bergandengan agar otak berkernbang dengan baik.
Pertumbuhan otak sendiri sangat peka terhadap berbagai gangguan. Setiap
gangguan seperti kekurangan nutrisi, kekurangan zat asam, cidera, infeksi dan

17
gangguan lain, dapat menghambat aspek pertumbuhan otak, yang akhimya
mempengaruhi kondisi anak, kesehatan maupun kecerdasannya.
Sistem saraf pusat atau otak manusia paling awal dibentuk pada akhir
minggukedua kehamilan sampaiminggukeenam. Pada minggu kedelapan,di
dalam rahim telah terjadi proses pertumbuhan yang menakjubkan. Pada janin
yang panjangnya baru sekitar 10 sentimeter telah terbentuk anggota tubuh janin,
sementara pada otaknya yang sekilas tampak kosong, ada satu sel saraf dalam
otak kecil yang sedang berkembang.
Setiap menit sekitar 100.000 sel saraf otak bertambah, sehingga pada saat
lahir jumlah sel mencapai 100 milyar. Sel saraf otak ini akan terus berkembang,
sehingga pada usia 5 tahun, ukuran otak anak telah mendekati ukuran otak orang
dewasa, kira-kira 90%. Nutrisi yang tepat selama kehamilan dan selama 5 tahun
usia anak, sangat berperan dalam hasil perkembangan otak. Sementara hasil
perkembangan otak sangat mendukung hasil belajar, seperti aktivitas kognitif dan
motorik,pemecahanmasalah dan bahasa. Otak manusia terdiri dari dua belahan
kiri dan kanan, dengan fungsi yang berbeda. Sistem saraf pusat dan otak
merupakan organ vital yang pertama dibentuk. Proses pertumbuhan sel neuron
otak terjadi pada minggu ke-20 hingga ke-36, dan disempurnakan hingga bayi
berusia dua tahun. Meskipun massa otak janin hanya sekitar 16% dari tubuhnya,
namun dibandingkan dengan organ tubuh lain, otak paling banyak memerlukan
energi (lebih dari 70%) untuk proses tumbuh kembangnya.
Energi itu terutama berasal dari deposit zat gizi dan asam lemak esensial
tubuh ibunya. Asam lemak esensialjuga terdiri dari prekursor ornega-3, ALA (alfa-
linolenat), dan AA (asam arakhidonat). Omega-3 sebagian besar (lebih dari 60%)
diperlukan sebagai unsur penyusun dinding sel neuron. Sedangkan sisa DHA
lainnya diperlukan sebagai unsur pembentuk cawan untuk wadah rhodopsin,
senyawa vital penginderaan dan pengirimanbalik sinyalyang diterima matakeotak.
Bila kekurangan asam lemak esensial, maka sel neuron akan menderita
kekurangan energi untuk proses tumbuh kembangnya. Pembentukan dinding sel
neuron terhambat karena kekurangan omega-3, DHA dan AA, sehingga sel tidak
mampu menampung muatan komponen sel neuron normal. Yang diderita janin

18
adalah sel neuron akan kehilangan pengorganisasian dan kemampuan
koneksinormaldi antara sel-selnya.Akibatnya, selsel neuron mengalami banyak
kebocoran dan teijadilah perdarahan. Bisa juga teijadi inisiasi microthrombi dan
ischemia lokal (stroke) serta sel-sel otak menjadi cepat mati dan tidak berfungsi.
Kekurangan gizi merupakan salah satu gangguan yang seringkali terja di
dalam kandungan. Pada saat dalam kandungan janin sangat memerlukan
beragam zat gizi guna mendukung proses tumbuh kembang yang optimal yakni
untuk kesehatan serta kecerdasannva, Gizi juga memegang peranan penting
dalam kepekaan terhadap penyakit. Oleh sebab itu makanan anak harus bergizi,
mungkin semua orang tua sudah paham. Berbagai kegunaan vitamin juga sudah
banyak diketahui namun banyak orang tua yang masih rnenganggap bahwa anak
sehat bila fisiknya terlihat sehat. Mengaitkan masalah tumbuhkembang anak
dengan fisik anak terjadi karena urusan kecerdasan anak masih dianggap
bawaan dari lahir dan tergantung bibitnya. Adapun zat gizi yang berpengaruh
terhadap perkembangan anak yaitu zat gizi makro (Kalori, protein dan lemak dan
zat gizi mikro (vitamin dari mineral serta asam lemak).
Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak. Kekurangan kalori dan
protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan
mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan anak. Aktivitas motorik
membutuhkan ketersediaan energi yangcukup banyak. Tengkurap, merangkak,
berdiri, berjalan dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan
energi yang tinggi, sehingga anak yang menderita KEP biasanya selalu terlambat
dalam perkembangan motor milestone. Secara teoritis peranan zai gizi terhadap
perkembangan dapat melalui dua jalur yaitu pertama; zat giziyangtidak memadai
menyebabkan status gizi anak akan terganggu. Apabila gangguan
ituberatdanterjadisewaktuprosespembentukansel otak dan myeliniasi, maka akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan otak yang akhirnya berpengaruh terhadap
perkembangan. Kedua, asupan zat gizi yang tidak memadai akan menyebabkan
anak mengalami kekurangan energi, sehingga mereka melakukan isolasi sosial
dan kurang melakukan eksplorasi.Akhirnya mengalami gangguan perkembangan.

19
Menurui Levitsky dan Strupp penelitiannya menerangkan tentang pengaruh
gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan motorik. pada penelitiannya
terhadap tikus mengungkapkan bahwa gizi menyebabkan isolasi diri (functional
isolationism) yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang
banyak (converse energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas,
perilaku eksploratori, perhatian dan motivasi. Aplikasi teori ini kepada manusia
adalah bahwa pada keadaan kurang energi dan protein (KEP), anak menjadi
tidak aktif, pasif dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya anak dalam
melakukan kegiatan ekplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu
sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizi baik, yang mampu
melakukannya dalam waktu yang lebih lama Menurut Kartika,V,dkk (2000) anak
dengan status gizi kurang sulit mengalami peningkatan motorik kasar
dibandingkan dengan anak dengan status gizi baik. Makanan memegang
peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda
dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk
pertumbuhan. Menurut suatu hasil penelitian di Kenya dan Mesirbahwa asupan
makanan pada anak usia 18-30 bulan secara konsisiten berhubungan dengan
kegiatan bermain. Anak yang mempunyai pola konsurnsi baik lebih mampu dan
lebih aktif bermain.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perkembangan seorang anak mengalami peningkatan yang pesat pada usia
dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase
”GoldenAge”. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek
kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak yang diberikan stimulasi sejak
dini akan mempengaruhi perkembangan otak. Otak akan semakin
berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin banyak. Anak perlu
mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan selalu
mendapatkan stimulasi psikososial.
3. Stimulasi dini pada balita yaitu memberikan stimulasi meliputi dengar, lihat,
dan tiru/coba, bagian yang distimulasi meliputi otak kanan-kiri, sensorik,
motoric dan sebagainya, cara melakukan stimulasi seperti memberikan
rangsangan berupa suara, musik, dan sebagainya serta waktu melakukan
stimulasi seperti setiap kali orang tua berinteraksi dengan anak,
memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV, dan sebagainya).
4. Beberapa nutrisi untuk Perkembangan Otak Anak yang esensial dalam
pembentukan sistem saraf pusat di antaranya asamlemak Omega-3, DHA,
asam arakidonat, Vitamin B kompleks, asam folat, vitamin C, vitamin
E,yodium, besi, seng, selenium, asam amino esensial, kolin, antioksidan,
sphingomyelin, kalium dan natrium , kolin dan alpha-lactalbumin
5. Peran Omega 3 Terhadap Pembentukan Kecerdasan Otak Anak dimana
Omega 3 (EPA dan DHA) termasuk asam linolenat berfungsi untuk
pembentukan spingomielin dan merupakan komponen struktural sel saraf
(mielin). EPA bergunauntuk pembentukan membrane sel. Spingomielin
dibentuk oleh EPA dan DHA tadi digunakan untuk membentuk membran sel
otak dan mielin sel saraf.

21
6. Proses tumbuh kembang otak anak dan melalui beberapa tahapan, yaitu
penambahan sel-sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf (migrasi),
perubahan sel saraf (diferensiasi), pernbentukan jalinan saraf satu dengan
yang lainnya (sinaps), dan pernbentukan selubung saraf (mielinasi).

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memenuhi asupan nutrisi pada
perkembangan otak anak dan sebagai sumber informasi dalam menambah
pengetahuan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Barasi, E.,M. 2009. At a Glace Ilmu Gizi. Erlangga : PT. Glora Aksara Pratama

Chamidah, A.N. 2009. Pentingnya Stimulasi Dini Bagi Tumbuh Kembang Otak
Anak. Universitas Negeri Yogyakarta. [Online] dari:
staffnew.uny.ac.id/.../pentingnya-stimulasi-dini-bagi-tumbuh-kembang-otak-
anak.pdf [11 Agustus 2019]

Diana, Fivi Melva. 2013. Omega 3 dan Kecerdasan Otak Anak. FKM Unand.
Padang. [Online] dari:
jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/113/119 [8 Agustus
2019]

Gurnida, A. 2011. Revolusi Kecerdasan Nutrisi Bagi Perkembangan Otak . Fakultas


Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung.

Laporan Nasional Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan RI: Badan penelitian


dan pengembangan kesehatan. [Online] dari : www. depkes. go.id /resources/
download /info...2018/ Hasil%20Riskesdas%202018.pdf. [8 Agustus 2019]

Oktavia, dkk. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Buruk
Pada Balita. Universitas Diponegoro. Jawa Tenga. [Online] dari :
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/17209/16470 [8 Agustus
2019]

Perdani, Z.P. dkk. Hubungan Praktik Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak
Usia 35 Tahun Di Pos Gizi Desa Tegal Kunir Lor Mauk. Universitas
Muhammadiyah Tangerang. [Online] dari:
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/download/59/40 [11 Agustus 2019]

Purwani, E. 2013. Pola mberian Makan dengan Staus Gizi Anak Usia 1 sampai
5 Tahun dikabunan Taman Pemalang. Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Sulistyoningsih. 2011. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja. TIM.


Jakarta

Supriasa, et al. 2013. Penilain Status Gizi. EGC. Jakarta

World Bank, 2012. Repositioning Nutrition as Central to Development, A Strategy for


Large-Scale Action, Washington, DC: World Bank

23

Anda mungkin juga menyukai