BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
1. Asesmen pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter,
perawat, dietesien mengevaluasi data pasien baik subyektif
maupun obyektif untuk membuat keputusan terkait :
a. Status kesehatan pasien.
b. Kebutuhan perawatan.
c. Intervensi.
d. Evaluasi.
2. Asesmen awal (skrining gizi) adalah suatu sistem dari nutritional
assessment untuk mendeteksi dini pada perseorang atau
sekelompok orang yang memiliki resiko terkena malnutrisi,
beresiko malnutrisi atau tidak terkena malnutrisi sehingga dapat
diberikan intervensi dengan cepat dan dalam skala yg banyak.
(Principle of Nutrition Assessment,Gibson.2005)
3. Asesmen gizi adalah kegiatan untuk menentukan status gizi
pasien, meliputi : anamnesis gizi, pemeriksaan antropometri,
pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan gizi,
pemeriksaan fisik dan klinik yang berhubungan dengan gizi,
riwayat personal pasien.
4. Asesmen ulang adalah bagian dari monitoring. Asesmen ulang
dilakukan untuk mengetahui respon intervensi diet.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi secara cepat individu yang beresiko dan tidak
beresiko malnutrisi.
1
2. Memprediksi kemungkinan membaik atau memburuknya keadaan
pasien untuk intervensi lebih lanjut.
3. Menentukan siapa yang membutuhkan dukungan nutrisi dan
dukungan nutrisi apa yang sesuai
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATA LAKSANA
4
2. Antropometri : Dietisien mengukur antropometri pasien meliputi
BB, TB, bila belum ada, kemudian menentukan status gizi (IMT).
3. Skrining gizi dilakukan berdasarkan kriteria Malnutrition Universal
Screening Tools ( MUST ). Langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut :
a. Langkah pertama : hitung Indeks Massa Tubuh ( IMT ) pasien
dengan menggunakan kurva terlampir dan berikan skor.
5
Pengukuran Alternatif :
1) Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan pengukuran
panjang lengan bawah (ulna) untuk memperkirakan tinggi
badan dengan menggunakan tabel di bawah ini.
6
2) Untuk memperkirakan IMT, dapat menggunakan pengukuran
lingkar lengan atas (LLA).
a) Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90o terhadap
siku, dengan lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak
antara tonjolan tulangbahu (akromion) dengan siku
(olekranon). Tandai titik tengahnya.
b) Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya,
ukur lingkar lengan atas di titik tengah, pastikan pita
pengukur menempel tidak terlalu ketat.
7
a) LLA < 23,5 cm = perkiraan IMT < 20 kg/m2
b) LLA > 32 cm = perkiraan IMT > 30 kg/m2
8
c. Langkah ke tiga: nilai efek / pengaruh akut dari penyakit yang
diderita pasien dan berikan skor ( rentang antara 0 – 2 ).
Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut
dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari,
berikan skor 2.
d. Langkah ke empat : tambahkan skor yang diperoleh dari
langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya resiko malnutrisi.
1) Skor 0 = resiko rendah
2) Skor 1 = resiko sedang
3) Skor > 2 = resiko tinggi
9
e. Langkah ke lima : gunakan panduan tatalaksana untuk
merencanakan strategi keperawatan berikut ini :
1) Risiko rendah
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit
setiap minggu
2) Risiko sedang
Melakukan observasi, mencatan asupan makanan selama 3
hari. Bila adekuat, ulangi skrining setiap minggu selama
dirawat di rumah sakit. Jika tidak adekuat, rencanakan
strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan gizi,
pantau, dan kaji ulang progran pemberian makanan secara
teratur
3) Risiko tinggi
a) Rujuk ke ahli gizi
b) Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
c) Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada
pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat
jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan).
4) untuk semua kategori:
a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam
pemilihan jenis makanan.
b) Catat kategori risiko malnutrisi.
c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan
setempat.
10
Mengukur berat badan dan tinggi badan, atau LILA dan
tinggi lutut kemudian disimpulkan status gizinya. Bisa
menggunakan data dari skrining gizi.
b. Biokimia
Mencatat hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi dari
rekam medis dan menyimpulkannya sesuai cut off yang
digunakan, dan mencantumkan tanggal pemeriksaan lab
c. Fisik dan klinis
Mencatat hasil pemeriksaan fisik maupun klinis terkait gizi
dari rekam medis dan menyimpulkan hasilnya
d. Dietary atau riwayat gizi dahulu dan sekarang
Melakukan wawancara singkat mengenai kebiasaan makan
pasien sebelum masuk Rumah Sakit berupa:
- berapa kali makan dalam sehari
- makanan pokok yang biasa dikonsumsi dan porsinya
- lauk hewani yang sering dikonsumsi dan cara
pengolahannya
- lauk nabati yang sering dikonsumsi dan cara
pengolahannya
- sayuran yang sering dikonsumsi dan cara
pengolahannya
- kebiasaan konsumsi buah dan buah yang sering
dikonsumsi
- kebiasaan minum dan porsinya
- kebiasaan jajan atau ngemil serta aktifitas/ kebiasaan
olahraga
e. Menyimpulkan riwayat gizi dahulu
2. Membuat diagnosa gizi pasien terkait masalah yang ditemukan,
menggunakan NCP (problem-etiologi-sign/symptom), misalnya
..(problem)... disebabkan oleh ..(etiologi)... ditandai dengan
...(sign/symptom)...
11
3. Menghitung kebutuhan energi untuk anak menggunakan RDA x BBI
+ (BEE x FS), sedangkan untuk dewasa nondiabetes menggunakan
rumus Harris Benedict. Pasien dewasa dengan diabetes
menggunakan rumus Perkeni, kemudian diisikan pada kolom
rencana intervensi gizi
4. Menentukan intervensi gizi yang dilakukan (modifikasi diet,
konsultasi gizi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya)
5. Asessmen ulang
Setelah dilakukan asessmen awal / skrining gizi dan asessmen gizi
/ asessmen lanjut, maka dilakukan asessmen gizi ulang berupa :
a. Melakukan monitoring dan evaluasi
b. Ahli gizi menuliskan nama, mengisikan tanggal melakukan
pengkajian gizi, dan menandatangani Formulir Asuhan Gizi
pasien.
12
BAB IV
DOKUMENTASI
13