Anda di halaman 1dari 4

Bentuk Pemerintahan Republik

Republik berasal dari kata res publica atau "urusan awam", yang artinya kerajaan
dimiliki serta dikawal oleh rakyat. Pemerintahan republik adalah pemerintahan yang berasal
dari rakyat dan dipimpin oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu. Dalam
pelaksanaannya bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik absolut,
republik konstitusional, dan republik parlementer.

1. Republik Absolut
Dalam republik absolut, pemerintahan bersifat diktator, tanpa ada pembatasan kekuasaan.
Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakanlah partai
politik. Dalam pemerintahan ini parlemen memang ada namun tidak berfungsi.
Contoh:
 Jerman pada masa Hitler

Di awal Revolusi Jerman bulan November 1918, Jerman mendeklarasikan


dirinya sebagai republik. Meski begitu, kekuatan komunis radikal kiri tetap berlanjut.
Revolusi ini berakhir tanggal 11 Agustus 1919, ketika Konstitusi Weimar
ditandatangani oleh Presiden Friedrich Ebert. Jerman pada era ini menikmati
kehidupan budaya yang sangat liberal dengan kemakmuran ekonomi - disebut dengan
Golden Twenties. Akibat Depresi Besar tahun 1929 ditambah kondisi sulit akibat
didikte oleh Perjanjian Versailles mengakibatkan pemerintahan menjadi tidak stabil di
awal 1930-an. Hal ini ditambah lagi dengan adanya tuduhan pada pemerintah Weimar
bahwa mereka dianggap mengkhianati negara karena menandatangani Perjanjian
Versailles. Hitler dan NSDAP (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei/Partai
Pekerja Jerman Sosialis Nasional) bersiap untuk memanfaatkan peristiwa ini demi
mendulang dukungan bagi partai mereka. Mereka berjanji menghapus Perjanjian
Versailles, memperkuat ekonomi, dan menyediakan lapangan kerja.
Tahun 1932, Partai Komunis Jerman dan Partai Nazi mengontrol mayoritas
Parlemen, yang terus menerus menentang kebijakan pemerintah Weimar. Setelah
kabinet yang terus-menerus gagal, Presiden Paul von Hindenburg mengangkat Adolf
Hitler sebagai Kanselir tanggal 30 Januari 1933. Sesaat kemudian situasi negara
bertambah kacau dan Hitler mendapatkan kekuatan tak terbatas dengan disahkannya
UU Pengaktifan, mengubah pemerintahan Hitler menjadi kediktatoran de facto yang
sah secara hukum. Setelah berhasil mengendalikan penuh cabang pemerintahan
legislatif dan eksekutif, Hitler dan sekutu politiknya mulai menekan oposisi politik
yang tersisa secara sistematis. Partai Demokratik Sosial dilarang berdiri dan semua
asetnya disita. Pada akhir Juni, partai-partai lain diintimidasi agar bubar. Dengan
bantuan SA, Hitler menekan rekan koalisinya, Hugenberg, supaya mundur. Tanggal
14 Juli 1933, NSDAP dinyatakan sebagai satu-satunya partai politik yang sah di
Jerman. Tuntutan SA untuk kekuasaan politik dan militer yang lebih besar
memunculkan kegelisahan di kalangan pimpinan militer, industri, dan politik. Hitler
menanggapinya dengan menghapus seluruh kepemimpinan SA dalam Malam Pisau-
Pisau Panjang yang dilancarkan pada 30 Juni sampai 2 Juli 1934. Hitler menargetkan
Ernst Röhm dan pimpinan SA lainnya, bersama sejumlah lawan politik Hitler (seperti
Gregor Strasser dan mantan kanselir Kurt von Schleicher), yang kemudian
dikumpulkan, ditahan, dan ditembak mati. Saat komunitas internasional dan sejumlah
masyarakat Jerman terkejut akibat pembunuhan itu, banyak kalangan di Jerman
melihat Hitler sedang menegakkan ketertiban. Menggunakan kekuatannya untuk
menghindari ancaman terhadap negara, Hitler kemudian mendirikan negara totaliter
terpusat dalam beberapa bulan. Industri kemudian direvitalisasi untuk kebutuhan
militer. Tanggal 2 Agustus 1934, Presiden von Hindenburg meninggal dunia. Sehari
sebelumnya, kabinet telah mengesahkan "Hukum Jabatan Negara Tertinggi
Reich". Hukum ini menyatakan bahwa setelah Hindenburg meninggal dunia, jabatan
presiden akan dihapus dan kekuasaannya digabung dengan kekuasaan kanselir. Hitler
lantas menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, dan secara formal diberi
nama Führer und Reichskanzler (pemimpin dan kanselir).
Tahun 1935, Jerman kembali mengontrol Saar dan 1936 juga mendapatkan
Rhineland, kedua wilayah yang hilang akibat Perjanjian Versailles. Tahun 1938,
Austria dianeksasi, dan tahun 1939, Cekoslowakia juga dibawah kontrol Jerman.
Invasi Polandia dipersiapkan melalui Pakta Molotov–Ribbentrop dan Operasi
Himmler. Awal 1938, Hitler memakai taktik pemfitnahan untuk mengonsolidasikan
kekuasaan militernya dengan mencetuskan Skandal Blomberg–Fritsch ( Werner von
Blomberg, Menteri Perang dan Werner von Fritsch, Komandan Angkatan Darat).
Keduanya menjadi sosok yang tidak disukai setelah mereka keberatan terhadap
permintaan Hitler agar Wehrmacht dipersiapkan untuk perang setidaknya tahun 1938.
Hitler mengambil alih kendali instrumen militer-kebijakan luar negeri, memecat
Neurath sebagai Menteri Luar Negeri dan menunjuk dirinya sendiri sebagai Oberster
Befehlshaber der Wehrmacht (komandan tertinggi angkatan bersenjata). Sejak awal
1938 sampai seterusnya, Hitler menerapkan kebijakan luar negeri dengan tujuan
perang. Tanggal 1 September 1939 Wehrmacht Jerman meluncurkan serangan kilat ke
Polandia, lalu kemudian dianeksasi oleh Jerman dan Tentara Merah Soviet. Inggris
dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman, dan Perang Dunia II pun pecah.
Perang pun berlanjut, Jerman dan sekutunya dengan cepat menguasai hampir seluruh
benua Eropa dan Afrika Utara. Meski begitu, rencana Jerman untuk menguasai
Inggris mengalami kegagalan. Tanggal 22 Juni 1941, Jerman melanggar Pakta
Molotov–Ribbentrop dan menginvasi Uni Soviet. Serangan Jepang ke Amerika
Serikat menimbulkan deklarasi perang Jerman terhadap Amerika Serikat.
Pertempuran Stalingrad memaksa tentara Jerman untuk bergerak ke front timur.
Bulan September 1943, Italia, sekutu Jerman, mengalami kekalahan, dan
tentara Jerman dipaksa untuk bertahan membantu Italia. Pendaratan Normandia
membuka front barat dan tentara sekutu berhasil mendesak masuk ke dalam wilayah
Jerman. Tanggal 8 Mei 1945, tentara Jerman mengalami kekalahan setelah Tentara
Merah berhasil menduduki Berlin.
Setelah pemerintahan otoriter Jerman Nazi pimpinan Adolf Hitler tahun 1933–
1945 yang membawa kehancuran bangsa ini dalam Perang Dunia II, muncullah
Republik Federal Jerman (Jerman Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman
Timur) sebagai simbol Perang Dingin sejak 1949.
 Italia pada masa Mussolini

Benito Amilcare Andrea Mussolini adalah diktator Italia pada periode 1922-
1943. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia pada 28 Juli 1943 setelah
serangkaian kekalahan Italia di Afrika. Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun
kemudian, ia dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini mengakhiri sebuah dekade
seperti di Jerman yang dilakukan diktator Adolf Hitler dengan Nazi-nya.
 Spanyol pada masa Jenderal Franco.
2. Republik Konstitusional
Dalam pemerintahan republik konstitusional kekuasaan kepala negara dan kepala
pemerintahan tidak diwariskan. Kedudukan politik dapat diperebutkan melalui cara-cara yang
sah, seperti yang ditetapkan dalam undang-undang. Dalam undang-undang diatur mengenai
bagaiman kekuasaan dijalankan, hak, dan kewajiban warga negara, serta aturan-aturan lain
dalam kehidupan kenegaraan. Dalam pemerintahan ini, presiden menjadi kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden dan
bertanggung jawab kepada presiden, serta pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
Contoh Amerika Serikat, dan Republik Indonesia.

3. Republik Parlementer
Dalam pemerintahan ini, presiden sebagai kepala negara yang tidak aktif memimpin
penyelenggaraan pemerintahan. Kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang
memimpin kabinet. Para menteri bertanggung jawab pada parlemen. Presiden tidak dapat
diganggu gugat. Presiden memiliki hak prerogatif, yakni hak yang bersifat kehormatan
sehingga hanya sebagai lambang. Dalam sistem ini kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada
kekuasaan eksekutif. Contoh Jerman, Italia, dan India.
Sumber :
http://id.shvoong.com/social-sciences/2144236-bentuk-pemerintahan-republik/#ixzz2fwUSVhsi

http://dzakiyyah95sistempemerintahan.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai