Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN KEPERAWATAN MAKALAH SUPERVISI DALAM

KEPERAWATAN

MAKALAH SUPERVISI DALAM


MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
1.
2.
3
4.
5.
6.
AKADEMI KEPERAWATAN INTAN MARTAPURA
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah Manajemen Keperawatan yang
berjudul Supervisi dalam Manajemen Keperawatan. Selesainya penyusunan ini berkat
bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima
kasih.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu Keperawatan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Martapura,22 september 2018

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan ...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Supervisi ................................................................................................. 3
B. Tujuan Supervisi ....................................................................................................... 4
C. Manfaat Supervisi ..................................................................................................... 4
D. Prinsip – Prinsip Supervisi ....................................................................................... 5
E. Cara Supervisi .......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta
keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen
keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen dari
perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam proses
manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer ( tingkat bawah,
menengah dan atas ) bukan hanya hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai.
Ada banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini,
pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan yang tepat untuk
melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga
mereka dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian
dengan tingkat yang lebih tinggi.

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan ( dalam fungsi


manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah diprogram
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan
manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-
faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
pemecahannya. Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan
keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah – masalah yang terjadi dapat
diketahui oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staff keperawatan
yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.

B. Rumusan Penulisan
1. Apa definisi supervisi dalam manajemen keperawatan ?
2. Apa tujuan supervisi dalam manajemen keperawatan ?
3. Apa manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan ?
4. Bagaimana prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan ?
5. Bagaimana cara supervisi dalam manajemen keperawatan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Menjelaskan definisi supervisi dalam manajemen keperawatan
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan
c. Menjelaskan prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
d. Menjelaskan cara supervisi dalam manajemen keperawatan

2. Tujuan Khusus
a. Pembaca dapat memahami Pengertian, Tujuan, Manfaat supervisi dalam manajemen
keperawatan.
b. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawtan dapat memahami prinsip supervisi dalam
manajemen keperawatan
c. Perawat dapat menerapkan prinsip dalam manajemen keperawatan
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini terdiri dari :
1. Bab I : Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Penulisan
2. Bab II : Berisi pengertian, Tujuan, Manfaat, Prinsip dan cara supervisi dalam manajemen
keperawatan.
3. Bab III : Berisi Kesimpulan dan saran.
4. Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Supervisi
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.Kegiatan supervisi
semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan para perawat. Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau
pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin. ( Prajudi
Atmosudiro 1982 )

Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,


mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap
perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan dari perawat.Supervisi mengandung pengertian yang lebih
demokratis. ( Thora Kron 1987),

Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk


penyelesaian tugas-tugasnya. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi
apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan
memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. ( Swansburg 1999)

Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif,
melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman
yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses
keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.
B. Tujuan Supervisi
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap
peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan.

C. Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat
hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini erat
kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. Apabila
kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu
organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang
telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga
tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar,
2008).

D. Prinsip – Prinsip Supervisi


Ada beberapa prinsip yang dilakukan di bidang keperawatan ( Nursalam,2007 ) antara lain :
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan hubungan antar
manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepimpinan
3. Fungsi supervsi diuraikan dengan jelas,terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk,peraturan,tugas dan standart.
4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan perawat
pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi,misi,falsafah,tujuan dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,komunikasi efektif,kreatifitas,dan
motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam pelayanan keperawatan
yang memberikan kepuasan klien,perawat dan manajer.
Menurut keliat (1993 ) prinsip supervisi keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi rumah sakit
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan hubungan antar
manusia,kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk,peraturan kebijakan dan uraian tugas standart.
4. Supervisi adalah proses kerjasama yang demokratis antar supervisor dan perawat pelaksana.
5. Supervisi menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan misi,falsafah,tujuan,dan
rencananya yang spesifik untuk mencapai tujuan.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi efektif,merangsang
kreativitas dan motivasi.

E. Cara Supervisi
1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi
modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian
petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
a. Pengarahan harus lengkap
b. Mudah dipahami
c. Menggunakan kata-kata yang tepat
d. Berbicara dengan jelas dan lambat
e. Berikan arahan yang logika
f. Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
g. Pastikan bahwa arahan dipahami
h. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat
langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik
dapat diberikan secara tertulis.
3. Kegiatan rutin supervisor
Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya (bittel,a987)
adalah sebagai berikut:
a. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
Mengecekn kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
Mengecek jadwal kerja
b. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
Mengecek personil yang ada, Menganalisa keseimbangan personil dan
pekerjaan, Mengatur pekerjaan, Mengidentifikasi kendala yang muncul,
Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
c. Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau
memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera
membantu apabila diperlukan, Mengecek pekerjaan rumah tangga
Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama
untuk personil baru. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan,
permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait. Mengatur jam istirahat personil, Mendeteksi
dan mencatat problem yang muncul pada saat itu
dan mencari cara memudahkannya. Mengecek kembali kecukupan
alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional, Mencatat fasilitas/sarana
yang rusak kemudian melaporkannya, Mengecek adanya kejadian
kecelakaan kerja, Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
d. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan
seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil
barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
e. Sebelum pulang
Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk memecahkan
persoalan tersebut keesokan harinya.
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya,
kecukupan material dan peralatannya.
Lengkapi laporan harian sebelum pulang
Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum
pergi bekerja kembali.

4. Supervisor Keperawatan
Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:
a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan
diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.
b. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu
instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya
yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi
rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala
seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan
bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan
semua perawat secara tidak langsung.

Cara Supervisi menurut , (suyanto, 2009)


Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, penerapannya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
a. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi ini
ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang
terjadi. Cara supervisi terdiri dari :
1) Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat perencanaan tentang apa
yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan waktunya
dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987). Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-
unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu
pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran (Suarli, 2009).
2) Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan tentang bagaimana
kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam memberikan
pengarahan diperlukan kemampuan
komunikasi dari supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
staf. Cara pengarahan yang efektif adalah : Pengarahan harus lengkap, Menggunakan kata-
kata yang tepat, Bebicara dengan jelas dan lambat, Berikan arahan yang logis. Hindari
memberikan banyak arahan pada satu waktu, Pastikan bahwa arahan dipahami. Yakinkan
bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan tindak lanjut.
3) Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan suatu
pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus memberikan
bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan
harus diberikan dengan terencana dan berkala. Staf dibimbing bagaimana cara untuk
melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan yang diberikan diantaranya dapat
berupa : pemberian penjelasan, pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh
langsung.
4) Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan
organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi antara lain adalah
(Nursalam, 2007) : Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan
harapan tersebut kepada para staf, Memberikan dukungan positif pada staf untuk
menyelesaikan pekerjaan, Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya
dan memberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman yang bermakna,
Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai tugas limpah yang
diberikan, Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf, Menjadi role
model bagi staf.
5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya sehingga
dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor harus
melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan
dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
6) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu pekerjaan sudah
selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi juga digunakan
untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk
mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara menilai langsung kegiatan,
memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka
diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.

b. Supervisi Tidak Langsung


Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan catatan asuhan
keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti saat
timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi
kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh
karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik dari supevisor
dan staf.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan di rumah
sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi memberikan pengarahan dan petunjuk agar
perawat dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf
agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan
kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan.

Manfaat Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat
hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya

B. Saran
1. Untuk Institusi
Agar dijadikan referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi dalam manajemen
keperawatan.
2. Untuk Mahasiswa.
Agar mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam manajemen keperawatan. Dan
memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

 Arwani & Heru Supriyatno. 2006. Manajemen Bangsal keperawatan. Jakarta: EGC
 Cohen L. Elaine, Toni G. Cesta. 2005. Nursing Case Management From Essentials to
Advanced Practice Applications 4th edition. Missouri: Elsevier Mosby
 Gillies.19VIII9. Manajemen Keperawatan suatu pendekatan sistem. Edisi
Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta
 Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional (Edisi2). Jakarta: Salemba Medika
 Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan
professional (edisi 4). Jakarta: salemba medika
 Roussel, Linda A, Russel C. swansburg, Richard J. Swanburg. 2003. Management and
Leadership for Nurse Administrator 4th edition. Toronto: Jones and Barlett Publishers.
 See more at: http://sakinahkreatif.blogspot.co.id/2015/12/supervisi-dalam-
keperawatan.html#sthash.t8jM6RB7.dpuf
 Suarli dan Bahtiar. 2009. Manajemen keperawatan. Jakarta: Erlangga
 Wiyana, Muncul. 2008. Supervisi dalam Keperawatan. Diunduh
http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikeldtl.php&id=3 pada tanggal 7
Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai