Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL PENELITIAN

Karakteristik Penderita Abortus Spontan Di RSUD Dr. Pirngadi Medan


Putri Yosephine Situmorang1, Alex Lumbanraja2, Horas Rajagukguk3

ABSTRACT
Background : Spontaneous abortion is abortion which happen without any mechanism
action or medical treatment to clear out uterus, before the 20th week of pregnancy or the
weight of the fetus less than 500 gram.
Methods : This is a descriptive study. The sample of this study is the total number of
spontaneous abortion that happen in RSUD Dr. Pirngadi 2014. The total number of
samples that meet the criteria of inclusions and exclusions is 53 samples. The data of the
study is taken from spontaneous abortion patients medical records. The data is collected
and processed in a frequency distribution table, each of the variables will compare to the
theory and the study before.
1
Results : From 53 samples that have been processed abtained the pregnant mother who
Program Studi Pendidikan Dokter, experience spontaneous abortion, 45% aged 20- 35,multigravida, 58,5% with age of the
Fakultas Kedokteran
pregnancy 8-16 weeks, 86,8% doesn’t’ have a history of previous spontaneous abortion,
Universitas Methodist Indonesia,
2
Departemen Kebidanan & 62,3% at the level of High School Student, and 73,6% on working, 67,9%.
Penyakit Kandungan, Conclusion :Most of spontaneous abortion occurs at age 20-35 years , occurs on the age
Fakultas Kedokteran of pregnancy 8-12 weeks, on the level of high school students, many occur on a working,
Universitas Methodist Indonesia multigravida and never have any history of spontaneous abortion before.
3
Departemen Bedah, Keywords : Spontaneous abortion, characteristic.
Fakultas Kedokteran
Universitas Methodist Indonesia ABSTRAK
Latar belakang: Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis
atau medis untuk mengosongkan uterus, sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau berat
Korespondesi: janin kurang dari 500 gram.
fkmethodist@yahoo.co.id Metode : Penelitian ini bersifat deskriftif. Sampel penelitian ini adalah jumlah total
abortus spontan yang terjadi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014. Jumlah total
sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan esklusi adalah 53 sampel. Data diambil dari
data rekam medik pasien abortus spontan. Data dikumpulkan dan diolah dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi masing-masing variabel kemudian dibandingkan dengan teori
dan peneltian sebelumnya.
Hasil : Dari 53 sampel yang diolah didapatkan ibu hamil yang mengalami abortus
spontan, yaitu 45% berusia 20-35 tahun, 58,5% usia kehamilan 8-16 minggu, 62,3% pada
tingkat pendidikan SMA, 73,6% pada ibu yang memiliki pekerjaan, 67,9% pada
multigravida, dan 86,8% tidak memiliki riwayat abortus sebelumnya.
Kesimpulan : Sebagian besar abortus spontan terjadi pada usia 20-35 tahun,
multigravida, terjadi pada usia kehamilan 8-16 minggu, tidak memiliki riwayat abortus,
pada tingkat pendidikan SMA, dan banyak terjadi pada ibu yang memilki pekerjaan.
Kata Kunci : Abortus spontan, karakteristik.

PENDAHULUAN perkembangan abnormal produk konsepsi yang


menghambat dukungan terhadap kehamilan.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum Diperkirakan bahwa lebih dari 80% abortus spontan
janin dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan terjadi pada trimester pertama1.
penyebabnya. Bayi baru mungkin hidup didunia luar Asia Tenggara merupakan daerah dengan tingkat
bila berat badannya lebih dari 500 gram atau umur abortus tertinggi pada tahun 2003 yaitu 39 per 1.000
kehamilan lebih dari 20 minggu, dan sebagai batasan wanita usia subur. Tingkat abortus paling rendah di
digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau Asia Barat yaitu 24 per 1.000 wanita usia subur2. Di
berat janin kurang dari 500 gram1. Indonesia, diperkirakan sekitar 2-2,5% juga
Abortus spontan adalah kehilangan kehamilan mengalami keguguran setiap tahun, sehingga secara
yang dikenali secara klinis sebelum usia kehamilan nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7
20 minggu atau berat kurang dari 500 gram. Insiden pertahunnya3.
abortus spontan diperkirakan antara 30%-40%
konsepsi. Abortus spontan dapat sebagai akibat dari

133
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 11 No. 1 Juni 2018, Sup 1
http://ojs.lppmmethodistmedan.net

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin Tabel 5 Distribusi Frekuensi Penderita Abortus
mengetahui karakterisitik penderita abortus spontan SpontaN Berdasarkan Pendidikan
di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014. Nomor Pendidikan Frekuensi Presentase
(%)
1 SD 2 3,7
METODE 2 SMP 5 9,5
3 SMA 33 62,3
Penelitian ini menggunakan desain penelitian 4 S1 13 24,5
deskriptif dengan metode cross sectional study. Jumlah 53 100
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr.Pirngadi Medan
di bagian Rekam Medik pada tanggal 06 April 2016. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Penderita Abortus
Populasi penelitian ini adalah semua ibu penderita Spontan Berdasarkan Pekerjaan
abortus spontan yang dirawat inap di RSUD. Dr Nomor Pekerjaan Frekuensi Presentase
Pirngadi Medan pada bulan Januari- Desember 2014 (%)
yang terdaftar pada bagian rekam medik. 1 Bekerja 39 73,6
2 Tidak Bekerja 14 26,4
Definisi operasionalnya adalah usia, graviditas, Jumlah 53 100
usia kehamilan, riwayat abortus, pendidikan, dan
pekerjaan. Data yang diperoleh akan dianalisis secara Distribusi Frekuensi Abortus Spontan
manual dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel Berdasarkan Usia Ibu
distribusi frekuensi karakteristik penderita abortus Teori menyatakan bahwa ada hubungan antara
spontan berdasarkan usia ibu, graviditas, usia usia dengan kejadian abortus dimana terjadi
kehamilan, riwayat abortus, pendidikan dan peningkatan kejadian abortus seiring dengan
pekerjaan. bertambahnya usia akibat penurunan kadar hormon,
abnormalitas kromosom, maupun kemampuan
HASIL DAN PEMBAHASAN reproduksi ibu.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi PenderitaAbortus
Spontan Berdasarkan Usia Ibu Distribusi Frekuensi Penderita Abortus Spontan
Nomor Kelompok Frekuensi Presentase Berdasarkan Graviditas
Usia (%) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Al
1 < 20 tahun 4 7,6 Kurniasari di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
2 20- 35 tahun 37 68,9
3 >35 tahun 12 22,6
Periode Januari- Maret tahun 2015, menunjukkan
Jumlah 53 100 persentase tertinggi pada graviditas
multigravida(45,0%). Menurut analisa peneliti, hal
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Penderita Abortus ini dapat mempengaruhi pasien dalam menentukan
Spontan Berdasarkan Graviditas jumlah anak sesuai keinginan. Penentuan jumlah
Nomor Graviditas Frekuensi Presentase anak disebabkan oleh beberapa factor, seperti
(%)
1 Primigravida 15 28,3
pendidikan ibu yang tinggi akan lebih berpikir
2 Multigravida 36 67,9 rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2
3 Grandemultigravida 2 3,8 orang.
Jumlah 53 100
Distribusi Frekuensi Abortus Spontan
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Penderita Abortus Berdasarkan Usia Kehamilan
Spontan Berdasarkan Usia Kehamilan Hasil ini sejalan dengan penelitian Rimonta
Nomor Usia Frekuensi Persentase Febby dan Donny Pangemanan di Rumah Sakit
Kehamilan (orang) (%)
1 <8 minggu 9 17 Pindad Bandung Periode 2013-2014, dijelaskan
2 8-16 minggu 31 58,5 bahwa angka kejadian abortus spontan dengan usia
3 >16 minggu – 13 24,5 kehamilan dibawah 12 minggu sebesar 59,2%. Hal
20 minggu ini disebakan karena pada usia kehamilan dibawah 12
Jumlah 53 100
minggu termasuk trimester 1, sebab pada masa itu
plasenta belum terbentuk sempurna. Pada masa
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Penderita Abortus
kehamilan ini juga sebagian ibu baru menyadarai
Spontan Berdasarkan Riwayat Abortus
Nomor Riwayat abortus Frekuensi Presentase
bahwa dirinya hamil, sehingga kurang menjaga
(%) kehamilannya. Menurut Sarwono angka kejadian
1 Tidak memiliki 46 86,8 abortus spontan dibawah 12 minggu sebesar 80% .
riwayat abortus Terdapat hubungan yang signifikan antara usia
2 1 kali 5 9,43 kehamilan ibu dengan terjadinya abortus spontan.
3 2 kali 2 3,77
Jumlah 53 100

134
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 11 No. 1 Juni 2018, Sup 1
http://ojs.lppmmethodistmedan.net

Distribusi Frekuensi Penderita Abortus Spontan KESIMPULAN


Berdasarkan Riwayat Abortus
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Diah Berdasarkan usia ibu yang tertinggi adalah
Pratiwi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo kelompok usia 20-35 sebesar 45%. Berdasarkan
Makassar tahun 2013, dijelaskan bahwa dalam graviditas yang tertinggi adalah multigravida sebesar
penelitiannya penderita abortus spontan terbanyak 67,9%. Berdasarkan usia kehamilan yang tertinggi
adalah pada penderita yang sebelumnya tidak adalah kelompok usiakehamilan 8-16 minggu yaitu
memiliki riwayat abortus spontan yaitu 51 orang sebesar58,5%. Berdasarkan riwayat abortus yang
dengan persentase 74%. tertinggi adalah yang tidak memiliki riwayat abortus
Menurut Prawirohardjo1, hal ini dapat disebabkan sebelumnya sebesar 86,8%. Berdasarkaan pendidikan
oleh karena ketidaktahuan ibu mengenai yang tertinggi adalah pendidikan SMA yaitu
kehamilannya yang dianggap sebagai keterlambatan sebesar62,3%. Berdasarkan pekerjaan yang tertinggi
menstruasi seperti yang sering dialami ibu yang adalah ibu yang bekerja yaitu sebesar73,6%.
menggunakan kontrasepsi yang mengganggu siklus
menstruasi, karena tidak disertai gejala yang hebat, DAFTAR PUSTAKA
sehingga ibu mengonsumsi obat- obatan yang dapat
memperlancar menstruasi. 1. Prawirohardjo, Sarwono (2014). Ilmu Kebidanan.
Hal tersebut dapat menimbulkan gangguan Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina Pustaka, hal:
pertumbuhan hasil konsepsi dalam rahim dan dapat
460.
terjadi abortus spontan. Teori Cunningham4
menyebutkan bahwa kejadian abortus spontan diduga 2. Guttmacher, Alan Institude. 2013. Abortion:
mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya Need, Services and Polices. Volume I. Alan
persalinan prematur, dan abortus habitualis. Guttmacher Institute, p: 39.
3. Manuaba BG, Manuaba CA, Manuaba FG (2007).
Distribusi Frekuensi Penderita Abortus Spontan Pengantar Kuliah Obstertri. Jakarta: EGC, hal:
Berdasarkan Pendidikan 685-686.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Haniarti 2012,
4. Cunningham, Gary F, Leveno. KJ, Gant F.
dijelaskan bahwa didapatkan abortus spontan paling
banyak terjadi pada kelompok pendidikan SMA,hal Norman (2006). Obstertri William. Edisi 21.
ini disebabkan karena pendidikan sangat berpengaruh Jakarta: EGC: 951- 963.
terhadap frekuensi laju kehamilan. Hal ini disebabkan
karena pendidikan yang rendah lebih sulit menerima
perkembangan kebudayaan, gaya hidup dan tidak
mengikuti himbauan dari penyuluhan Tim Kesehatan.
Peningkatan jumlah kasus kehamilan yang tidak
dikehendaki merupakan salah satu indikasi bahwa
pemahaman mengenai kesehatan reproduksi masih
sangat minim (Handono, 2006).

Distribusi Frekuensi Penderita Abortus Spontan


Berdasarkan Pekerjaan
Hasil ini sejalan dengan penelitian Nur Atika dan
Ninik Christiani periode Maret 2013-Maret 2014 di
RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang dijelaskan
bahwa dalam penelitiannya sebagain besar ibu
yangmengalami abortus spontan adalah yang bekerja,
yaitu sejumlah 81 orang (81,8%).
Menurut teori Kuntari dimana dijelaskan bahwa
wanita hamil yang bekerja berisiko untuk mengalami
abortus lebih tinggi dibanding yang tidak bekerja.
Hal ini disebabkan oleh beban ganda ibu rumah
tangga sekaligus sebagai wanita karier. Beban kerja
yang berlebihan, terutama berdiri lebih dari 5 jam per
hari merupakan factor risiko independen kelahiran
pre-term.

135

Anda mungkin juga menyukai