Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya
kepada kami melalui ilmu-Nya Yang Maha Luas dan Tak Terkira sehingga kami bisa sedikit
menuliskan setetes dari lautan ilmu-Nya kedalam sebuah makalah sederhana ini. Shalawat serta
salam kami tujukan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami bersyukur bahwa akhirnya kontribusi dapat diwujudkan dengan diiringi kesadaran
bahwa segala keterbatasan masih mengiringi makalah yang masih perlu untuk terus dikoreksi
ini agar dapat mencapai kesempurnaan. Dan kami ucapkan terima kasih kepada Dosen yang
membimbing matakuliah Radiologi Lanjut II. Makalah ini dibuat tidak dengan proses yang
instan namun memerlukan proses yang cukup panjang untuk menciptakan sebuah makalah
yang dapat membuat pembaca semakin mengenal, mengerti dan memahami mengenai “ CT –
SCAN”.
Akhirnya, kami berharap makalah ini menjadi kontributif yang positif yang tidak ada
hentinya. Tak henti untuk terus dikoreksi, tak henti untuk melahirkan berbagai motivasi dan
inovasi serta tak henti untuk memberikan inspirasi kepada orang lain untuk juga memberikan
kontribusi yang jauh lebih baik dari kami. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan tentang pengertian CT Scan
2. Mengetahui sejarah perkembangan CT Scan
3. Menjelaskan tentang tujuan dari CT Scan
4. Mengetahui tentang bagian-bagian dari CT Scan
5. Menjelaskan tentang prinsip kerja CT Scan
6. Mengetahui kegunaan dari CT Scan
7. Mengetahui kekurangan dari CT Scan
8. menjelaskan tentang penatalaksanaan CT scan
BAB II
PEMBAHASAN
2.3 TUJUAN
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa
radioisotope. . Dengan demikian CT scan hampir dapat digunakan untuk menilai semua organ
dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining menggantikan foto
rontgen dan ultrasonografi. Yang penting pada pemeriksaan CT scan adalah pasien yang akan
melakukan pemeriksaan bersikap kooperatif artinya tenang dan tidak bergerak saat proses
perekaman. CT scan sebaiknya digunakan untuk :
Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli paru,
aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan pembuluh darah lainnya.
Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker, dan jenis
kanker.
Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma lainnya pada
kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan kesadaran, muntah, pingsan ,atau
timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang menumpuk
di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai “mata” dokter untuk melihat lokasi yang tepat untuk
melakukan tindakan.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya kurang
memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda melakukan
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya dibatasi
oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-
x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan
detektor akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah
oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya
di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi
besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh komputer.
Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang
ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan
Multi Imager atau Laser Imager.
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas secara
eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang terjadi
disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang
probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam
CT scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan
melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor
untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah
menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai
rekonstruksi.
Pemrosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari perubahan
posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan detektor. Secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus listrik yang
kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal melaui proses berikut :
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke bentuk digital
menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga
membentuk citra yang sebenarnya. Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer
ataupun dicetak ke film. Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning
menggunakan CT Scanner :
Gambar 6.Hasil whole body scanning
1. CT-SCAN OTAK
Potongan axial dari OM Line/Reids base line sampai vertex, tebal potongan : 4 – 5 mm
infratentorial, 8-10mm supratentorial atau semua rata 7mm. Lesi dimidline sebaiknya dibuat
potongan coronal sebagai tambahan. Kondisi tulang pada kasus trauma/ suspect fraktur tulang
kepala. Indikasi kontras: tumor, infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM, aneurysma.
2. CT-SCAN HYPOFISE
Potongan coronal 1-5mm tanpa dan dengan bolus kontras, dilanjutkan dengan axial scan 2-
5mm dari OM Line sampai supraseller distren (2mm bila lesi kecil /mikroadenoma atau
kelenjar hipofise normal ; 5mm bila tumor besar/ makroadenoma) F.O.V kecil (160-200) mulai
dari procesus clinoideus anterior sampai dorsum sellae.
3. CT-SCAN TELINGA / os.PETROSUM
Teknik : High Resolusi CT / kondisi tulang kasus non-tumor/trauma basis cranii: potongan
axial dan coronal 2mm sejajar dengan axis os.petrosum. mencakup seluruh tulang os.petrosum,
tanpa kontras, kondisi tulang (WW dan WL yang tinggi) kasus tumor / infeksi (abses )
potongan axial 2-5mm mencakup seluruh os.petrosum tanpa dan dengan kontras, kondisi
tulang dan soft tissue. Potongan coronal 2-5mm sebagai tambahan, dalam kondisi tulang dan
soft tissue. Mencakup seluruh os.petrosum dan proses abnormalnya.
4. CT-SCAN ORBITA
Tumor/ infeksi: Potongan axial 3-5mm dari dinding inferior sampai dinding superior cavum
orbita, sudut sejajar dengan N.opticus atau menggunakan garis infraorbito meatal line, tanpa
dan dengan kontras. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm mencakup seluruh cavum
orbita. Fractur orbita : potongan coronal dan axial 2-4mm tanpa kontras, dicetak dalam kondisi
soft tissue dan tulang pada daerah fraktur. F.O.V. kecil (160-200).
7. CT-SCAN THYROID
Potongan axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar thyroid samapi bagian bawah biasanya mulai
setinggi C5-6 sampai thoracic inlet, tanpa dan dengan bolus kontras, kemudian di ulang /
delayed scan untuk mendapatkan batas lesi dan tambahan informasi yang lebih baik setelah
seluruh kelenjar mengalami penyengatan merata, F.O.V. 160-200mm.
Catatan : untuk CT-Scan pita suara dan thyroid dapat dibuatkan teknik MPR (Multiplanar
Rekontruksi) untuk menghasilkan potongan coronalnya, untuk itu harus dibuat potongan 1-
2mm pada waktu bolus kontras sepanjang daerah yang diperlukan untuk potongan coronalya.
9. CT-SCAN THORAX
(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high resolusi). Potongan axial prekontras/ polos
dari puncak paru sampai diafragma, tebal potongan 10, index 10-15. Bolus kontras
diberikan mulai dari arkus aortae samapi hilus inferior, tebal potongan 5-8mm. Bila proses
dibawah hilus potongan post kontras diteruskan kebawah sampai mengenai seluruh proses
terpotong. Kondisi dicetak dalam 2 macam: kondisi parenkim paru dan kondisi
mediastinum. Permintaan khusus untuk parenkim paru dapat dibuat sbb: biasanya pada
indikasi parenchymal lung disease / emphysema. Axial scan tanpa kontras filter high resolusi,
tebal potongan 2mm dengan index potongan 8-10mm dari puncak paru sampai diafragma.
Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum oral kontras sampai didapatkan
lumen tumor yang sempit / batas antara esophagus yang lebar dan yang sempit sebagai batas
atas tumor.Bolus kontras diberikan pada daerah tumor mulai batas atas sampai batas bawah,
dicetak dalam kondisi mediastinum. Potongan coronal dan sagital dapat diperoleh melalui
MPR (untuk itu perlu dibuat potongan tipis 2-3mm sewaktu dibolus).
Prosedur ini tidak disarankan bagi pasien yang sedang atau kemungkinan akan hamil. Segera
hubungi kami jika Anda memerlukan keterangan lebih lanjut.
B. Prosedur
Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang
dicurigai adanya kelainan.
Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai
protektif lead approan.
Sesudah pengambilan gambar pasien dirapikan.
3.1 KESIMPULAN
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi gambar penampang
tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan komputer. Gambar-gambar yang
dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti
Anda akan melihat bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus,
mengambil “gambar” dari potongan tubuh.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ
tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-
x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan
pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini
akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi
hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed
Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar gamma dan
sinar-x.Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah tertentu.
3.2 SARAN
Diharapkan dalam bidang kedokteran, CT-Scanner (Computed Tomography Scanner)
dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x untuk
dapat mengetahui bagian dalam dari organ tubuh . CT scan sering digunakan untuk
mengevaluasi otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan sinus. Sehingga dokter
Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.co.id/ct-scan
https://hwp-electromedic14.blogspot.com/2017/12/v-behaviorurldefaultvmlo_14.html
http://el-moshii.blogspot.com/2013/12/makalah-ct-scan.html