Pada bab ini akan dibahas peran sistem AMR dalam upaya penurunan susut
/ losses distribusi. Perlu kita ketahui manfaat yang dapat diperoleh dengan
menggunakan sistem AMR dalam hal penurunan susut adalah sebagai berikut :
• Pembacaan meter secara real time dan akurat
Dengan menggunakan AMR maka kemungkinan kesalahan pembacaan meter
dapat dihindari, karena hasil pembacaan meter langsung dikirim ke server dan
tidak perlu entri secara manual. Selain itu kemungkinan adanya selisih tanggal
baca juga dapat dihindari karena pembacaan meter dilakukan secara otomatis
oleh sistem AMR sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam sistem.
• Mendeteksi dini pemakaian energi listrik secara ilegal atau tidak wajar
Pada sistem AMR data disajikan secara lengkap, baik hasil tegangan, arus,
energi, serta diagram phasor.Berdasarkan data-data tersebut dapat terlihat jika
memang terdapat kelainan/ketidaksesuaian pengukuran pada pelanggan.
Pelanggan yang mengalami hal tersebut akan dijadikan target operasi untuk
pemeriksaan lapangan sehingga dapat diketahui secara pasti apakah pelanggan
tersebut melakukan pencurian atau memang dari sisi pengukuran yang
mengalami kelainan/kerusakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lebih lanjut untuk menentukan kelainan atau pelanggaran yang terjadi pada pelanggan.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat ditentukan apakah pelanggan bisa dijadikan
target operasi P2TL atau tidak.Data target operasi yang diperoleh dari AMR lebih
akurat, karena data yang disajikan lebih lengkap dan detil sehingga indikasi kelainan
maupun pelanggaran yang dilakukan dapat diketahui sebelum pemeriksaan ke lapangan
(Putri dan Subari, 2014).
Berikut pengelompokan temuan P2TL 2014
CT
TERBAKAR/GANGGUAN
CT BERMASALAH 12 TEMUAN
13 TEMUAN
CT TIDAK TERPASANG
1 TEMUAN
KUBIKEL PT OFF
1 TEMUAN
KUBIKEL RUSAK
2 TEMUAN
KUBIKEL PT RUSAK
1 TEMUAN
STOP MEASUREMENT
KELAINAN 4 TEMUAN
METER
50 TEMUAN BERMASALAH
5 TEMUAN GAGAL KOMUNIKASI
1 TEMUAN
P3 & P4
1 TEMUAN
PELANGGARAN
3 TEMUAN
P2
2 TEMUAN
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar temuan tim P2TL
merupakan kategori kelainan. Kelainan dapat terjadi pada alat pembatas maupun
alat pengukuran. Penyebabnya pun bermacam – macam, bias dikarenakan usia
pakai alat tersebut, kerusakan, factor alam, bahkan karena factor kesengajaan.
Berikut adalah Tabel jumlah pemeriksaan tim P2TL selama satu semester :
Tabel 3.1 Tabel Jumlah Pemeriksaan
3.2. Anomali Penggunaan AMR yang Ditemukan Melalui Analisa Load Profile
Beberapa anomali yang ditemukan dari hasil pembacaan data-data AMR antara
lain :
1. Arus di bawah batas arus minimum (Gambar 3.2 dan Lampiran)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Arus di atas batas arus normal
3. Tegangan di bawah batas tegangan minimum (Gambar 3.4 dan Lampiran)
4. Tegangan di atas batas normal tegangan
5. Prosentase kWh Plus – Minus tidak normal (Gambar 3.5)
6. kWh Nol (data stand meter bulan ini sama dengan stand meter bulan lalu)
7. KVA max (pemakaian diatas daya kontrak)
8. Kelainan pada diagram phasor (kemungkinan wiring terbalik) (Gambar 3.6)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Analisa Arus adalah fitur untuk mengolah data dengan titik tumpu Arus Fasa S,
Arus Fasa R dan Arus Fasa T, yang dikombinasikan dengan elemen waktu,
Area, dan jumlah event (jumlah baris Load Profile).
Pada gambar diagram phasor diatas, terdapat anomali arus phasa S yaitu
hilangnya jarum vektor untuk Arus Fasa S. Anomali ini terlihat dengan kasat
mata, yaitu hilangnya salah satu jarum berwarna hijau. Secara data, anomali ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pun terlihat dari kecilnya nilai Arus Fasa S dibandingkan fasa R dan T, yaitu
hanya sebesar 0.17 Ampere (diberi bulatan berwarna merah).
2. Analisa Tegangan
AnalisaTegangan adalah fitur untuk mengolah data dengan titik tumpu
Tegangan Fasa S, Tegangan Fasa R dan Tegangan Fasa T, yang
dikombinasikan dengan elemen waktu, Area, dan jumlah event (jumlah baris
Load Profile).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
arus normal, yaitu 220 V. Data tersebut menunjukan adanya indikasi
pelanggaran / ketidaksesuaian pada pelanggan yaitu pada sisi wiring kWh meter
di terminal tegangan fasa S (pelanggan pengukuran TR / 220 V).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.5 Anomali kWh Plus Minus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.6 Diagram Fasor Pengawatan APP Terbalik
http://digilib.mercubuana.ac.id/