Gerontologi
Gerontologi adalah suatu pendekatan ilmiah dari berbagai aspek proses penuaan, yaitu
biologis, psikologis, social, ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain (Depkes
RI.2001 ).
Menurut Kozier (1987), Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek
penuaan.
Menurut Miller (1990), Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan
masalah yang mungkin terjadi pada lansia.
Gerontologi adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah yang
terjadi pada lansia( Kozier, 1987). Dalam referensi lain dikatakan gerontology merupakan
suatu pendekatan ilmiah dari berbagai aspek proses penuaan, yaitu kesehatan, social,
ekonomi, perilaku, lingkungan dan lain-lain (Depkes RI, 2000).
Pada tahun 1995 WHO menggariskan bahwa focus pembinan bagi kelompok usia lanjut
adalah upaya promotif dan minimalkan ketergantungan pada usia lanjut.
Geriatri
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari
kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Pada prinsipnya geriatrik mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna
(Depkes RI, 2000).
Geriatri adalah cabang ilmu tentang merawat orang yang berusia lanjut terhadap
penyakitnya. Geriatri dapat pula diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang penyakit pada lansia.
Menurut Black dan Jacob (1997), geriatrik adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus
pada penyakit yang timbul pada lansia.
Keperawatan Gerontik
Menurut Eliopoulous tahun 2005 fungsi dari perawat gerontology adalah :
Guide person of all ages toward a healthy aging process.
( Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat).
Eliminate ageism
( Menghilangkan perasaan takut tua).
Respect the right of older adultsand ensure others do the same.
( Menghormati hak orang dewasa lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal
yang sama).
Oversee and promote the quality of service delivery.
( Memantau dan mendorong kualitas pelayanan)
Notice and reduce risk to health and well-being
( Memperhatikan serta mengurangi risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan)
Teach and Support caregives
( Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan).
Open channels for continued growth.
( Membuka kesempatan untuk pertumbuhan selanjutnya).
Listen and sitpport.
(Mendengarkan dan memberi dukungan).
Offer optimism, encourgement, and hope.
(Memberikan semangat, dukungan, dan harapan).
Generate, support, use, and participate in research.
(Menghasilkan, mendukung, menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian).
Implement restorative and rehabilitative measures.
(Melakukan perawatan restoratif dan rehabilitatif).
Coordinate and managed care.
(Mengoordinasi dan mengahtur perawatan).
Asses, plan, Implement, and evaluate care in an individualized, holisticmaner.
(Mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan individu dan
perawatan secara menyeluruh).
Link services with needs.
(Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan).
Nurture future gerontological nurses for advancementof the specialty.
(Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli di bidangnya).
Understand the unique physical, emotional, social, and spiritual aspects of each other.
(Saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual).
Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern.
(Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya bekerja).
Support and comfort through the dying process.
(Memberikan dukungan dan kenyamanan dalam menghadapi proses kematian).
Educate to promote self care and optimal independence.
(Mengajarkan untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal).
Keperawatan gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia
yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan,
implementasi, serta evaluasi (Lueckerotte,2000)
Keperawatan geriatri adalah praktik perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada
proses menua (Lueckerotte, 2000).
Keperawatan gerontik adalah spesialis keperawatan usia lanjut yang dapat menjalankan
perannya pada tiap tatanan pelayanan (di rumah sakit, rumah, dan panti) dengan
menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan
fungsi optimal para lansia secara komprehensif.
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang profesional
dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan gerontik, mencakup biopsikososial dan
spiritual, di mana klien adalah orang yang telah berusia > 60 tahun, baik yang kondisinya
sehat maupun sakit.
Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi kenyamanan lansia, mempertahankan
fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi kematian dengan tenang dan damai
melalui ilmu dan teknik keperawatan gerontik.
Cakupan dari ilmu keperawatan gerontik adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
lansia sebagai akibat dari proses penuaan. Sedangkan lingkup asuhan keperawatan
gerontik adalah pencegahan ketidakmampuan sebagai akibat proses penuaan, perawatan
untuk pemenuhan kebutuhan lansia, dan pemulihan untuk mengatasi keterbatasan lansia.
Sifat asuhan keperawatan gerontik adalah independen (mandiri), interdependen
(kolaborasi), humanistik, dan holistik. Peran dan fungsi perawat gerontik adalah sebagai
pemberi asuhan keperawatan secara langsung, sebagai pendidik bagi lansia, keluarga, dan
masvarakat. Perawat juga dapat menjadi mutivator dan inovator dalam memberikan
advokasi pada klien serta sebagai konselor (Eliopoulus, 2000 dan Iueckenotte2000).
Keperawatan kesehatan dasar adalah bantuan, bimbingan, penyuluhan, serta pengawasan
yang diberikan oleh tenaga keperawatan (perawat, petugas panti terlatih) untuk
memenuhi kebutuhan dasar lansia. Pada lansia secara individu terjadi proses kemunduran
fungsi tubuh, baik secara biologis, psikologis, maupun sosial sehingga dapat
menimbulkan berbagai masalah.
Keperawatan dasar bagi kelompok lansia ditujukan kepada beberapa kelompok.
1. Kelompok yang masih aktif ialah mereka yang keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain, sehingga untuk kebutuhan sehari-hari dapat
dilaksanakan sendiri. Meskipun demikian, perlu mendapat bimbingan dan pengawasan
yang berkesinambungan serta bantuan untuk mencegah terjadinya faktor risiko tinggi dan
agar tidak mempercepat ketergantungan kepada orang lain.
2. Kelompok lansia yang pasif ialah para lansia yang keadaan fisiknya memerlukan
banyak pertolongan orang lain, misalnya karena sakit atau lumpuh.
Perawat gerontik memiliki tanggung jawab untuk membantu klien dalam memperoleh
kesehatan yang optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya, serta persiapan
dalam menghadapi ajal.
Di Indonesia, keperawatan gerontik masih dalam tahap pengembangan. Salah satu cara
pengembangannya adalah dengan memasukkan keperawatan gerontik di dalam
kurikulum pembelajaran pada pendidikan keperawatan. Di beberapa rumah sakit pun,
sudah mulai membuat ruang rawat khusus yang merawat pasien-pasien usia lanjut.
Menyampaikan pesan pada lansia sehat mengenai kebugaran, makan, merokok, alkohol,
kelainan jiwa, kekerasan (rudapaksa), kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, obat dan
makanan, kesehatan gigi, kesehatan ibu, penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes
melitus, HIV-AIDS, penyakit hubungan seksual, imunisasi, dan pengawasan penyakit.
Preventif
Mencangkup pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat faktor
risiko, tidak ada penyakit, dan promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza. - Konseling: berhenti merokok dan
minum beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exercise.
- Keamanan di dalam dan sekitar rumah.
- Manajemen stres.
- I’enggunaan medikasi yang tepat.
Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa
gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, clan
mengidap faktor risiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai berikut.
- Kontrol hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening: pemeriksaan rektal, mammogram, papsmear, gigi mulut, dan lain-lain.
Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan cacat;
mencegah cacat bertambah dan ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1)
perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3) perawatan jangka
panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi
ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau inkontinensia
urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan penglihatan berkurang atau tidak bisa melihat.
Membaca dengan jarak yang sesuai menggunakan kaca pembesar atau kacamata baca
yang cocok.
Jalan pada siang hari menggunakan topi besar dan kacamata hitam agar pandangan tidak
kabur karena pengaruh sinar matahari.
Gambar dan tulisan difotokopi untuk diperbesar agar mudah terlihat atau terbaca.
Lampu ruangan dan lampu baca dengan pencahayaan yang cukup terang.
Telepon dengan angka besar.
Memperkenalkan dan melatih berjalan di sekitar lingkungan agar terbiasa dengan
keadaan yang ada bisa ditemani atau menggunakan tongkat.
Belajar menggunakan tape recorder.
Menggunakan peralatan yang bisa berbunyi atau berbicara.
Permainan di atas meja yang dimodifikasi dengan rabaan, contoh mayo.
Melatih keterampilan tangan seperti menyulam.
Menggunakan jam tangan atau jam dinding yang jarum dan angkanya bisa diraba.
Menggunakan alat bantu untuk menulis (pembatas tulisan).
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan pendengaran berkurang atau tidak bisa mendengar.
Membiasakan mendengar dan berbicara pada pertemuan dengan alat bantu pendengaran
elektronik.
Mendengar dan berbicara dengan jarak dekat, berhadapan, suara agak keras, serta
gerakan tangan dan kepala.
Bel rumah yang dimodifikasi selain menggunakan bunyi juga ada lampu menyala tanda
bel berbunyi.
Menggunakan buku catatan sendiri untuk menulis pesan.
Biasakan dan latih berjalan di lingkungan sekitar dan tempat ramai dengan menggunakan
alat bantu dengar, juga jelaskan kemungkinan bahaya dan cara menghindarinya.
Alat-alat yang berbunyi usahakan dengan suara keras seperti telepon.
Mendengar menggunakan alat bantu sederhana seperti pipa yang terhubung ke telinga.
4. Pelayanan
Perlu juga diperhatikan tren yang kini berlangsung di negara-negara lain dalam
penyelenggaraan pelayanan lansia.
Pelayanan institusi mengarah ke pelayanan rumah.
Institutional care Home-based care
Pelayanan baku mengarah ke pelayanan yang disesuaikan kebutuhan lansia.
Standardized service Tailored services
Jadwal kaku mengarah ke jadwal lentur sesuai kebutuhan lansia.
Rigid time table Flexible client centered
Pelayanan sendiri-sendiri mengarah ke pelavanan terpadu.
Independnlt service Coordimzted service
Lansia pasif dalam pelayanan mengarah ke lansia aktif dalam pelayanan.
Clier.t/passive recipients Active individual
5. Keterpaduan
Agar kegiatan pelayanan yang dilakukan petugas pada prasarana yang ada berhasil guna
dan berdaya guna, maka mutlak dilakukan suatu keterpaduan, baik dari aspek petugas,
tempat, waktu, biaya, pesan, serra dalam manajemen kegiatan.