Materi 2. Penyajian Data PDF
Materi 2. Penyajian Data PDF
Disusun oleh
Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc.
Dr. Scolastika Mariani, M.Si.
Secara garis besar ada dua cara penyajian data yang sering digunakan yaitu tabel
atau daftar dan grafik atau diagram. Penyajian data dengan tabel atau diagram akan
lebih menarik, mudah dibaca dan dimengerti. Penyajian data dalam bentuk gambar
akan memperjelas masalah secara visual. Tabel merupakan kumpulan angka-angka
yang disusun menurut kategori-kategori sehingga memudahkan dalam pembuatan
analisis data. Penyajian data dengan tabel yang dikenal antara lain dengan
menggunakan daftar baris kolom dan daftar distribusi frekuensi.
Grafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan secara visual (dapat pula
berupa simbol) data berupa angka yang biasanya juga berasal dari tabel-tabel yang
sudah dibuat. Macam-macam penyajian data dengan tabel dan diagram/grafik yang
dikenal antara lain diagram lambang atau diagram simbol (pictogram), diagram garis
(line chart), diagram batang/balok (bar chart/ histogram), diagram lingkaran atau
diagram pastel (pie chart), diagram peta (cartogram), dan diagram pencar atau titik
(scater plot).
Berikut penjelasan masing-masing tabel/daftar dan grafik yang sering digunakan.
1. Daftar baris kolom
Penyajian data yang dituliskan dalam bentuk matriks baris dan kolom. Contoh
daftar ini dapat dijumpai pada data laporan yang ada di BPS, dimana laporan
pembukuannya umumnya disajikan dalam bentuk baris dan kolom, misalnya mengenai
data penduduk, data pertanian dan sebagainya. Diagram baris kolom mengutamakan
keakuratan data yang disajikan sehingga pada tabel ini data yang disajikan sesuai data
sebenarnya dan tidak bersifat kira-kira. Ada berbagai bentuk tabel antara lain tabel satu
1
arah (one way table), tabel dua arah (two way table) dan tabel tiga arah (three way
table).
Tabel satu arah adalah tabel yang hanya memuat keterangan mengenai satu hal
atau satu karakteristik saja. Misalnya: data jumlah penduduk menurut umur, data
jumlah penduduk menurut daerah, data jumlah penduduk menurut jenis kelamin, dan
sebagainya. Tabel 2.1 menunjukkan contoh data jumlah siswa menurut tingkat
pendidikan.
Tabel 2.1 Jumlah Siswa Menurut Tingkat Sekolah
2
Tabel tiga arah adalah tabel yang memuat keterangan mengenai tiga hal atau tiga
karakteristik. Misalnya: data jumlah penduduk menurut umur, jenis kelamin dan
pendidikan, data jumlah penduduk menurut daerah, pendidikan dan pekerjaan, dsb.
3
Data terbesar : 185
Data terkecil : 165
Jangkauan = (data terbesar) - (data terkecil) = 185 – 165 = 20
Harga k dengan rumus Sturges: k = 1 + 3,322 log n = 1+3,322(1,699) = 6,644 ≈ 7
20
Dengan acuan harga k maka dipilih banyak interval kelas 7 dengan lebar kelas =
7
= 2,85 ≈ 3. Kemudian disusun dalam tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 2.3 Distribusi frekuensi tinggi badan
Interval kelas Frekuensi
164,5 - 167,5 6
167,5 - 170,5 7
170,5 - 173,5 8
173,5 - 176,5 11
176,5 - 179,5 7
179,5 - 182,5 6
182,5 - 185,5 5
Jumlah 50
Jika ingin mengetahui jumlah orang dengan tinggi badan lebih ataupun kurang
dari harga tertentu, maka distribusi frekuensi diubah menjadi distribusi frekuensi
kumulatif. Dengan data pada contoh 1 di atas, distribusi frekuensi kumulatif “kurang
dari” dan distribusi frekuensi kumulatif “lebih dari” ditunjukkan pada Tabel 2.4 dan
Tabel 2.5.
Tabel 2.4 Distribusi frekuensi kumulatif “kurang dari”
Tinggi badan Jumlah
Kurang dari 164,5 0
Kurang dari 167,5 6
Kurang dari 170,5 13
Kurang dari 173,5 21
Kurang dari 176,6 32
Kurang dari 179,5 39
Kurang dari 182,5 45
Kurang dari 185,5 50
Tabel 2.5 Distribusi frekuensi kumulatif “lebih dari”
4
Tinggi badan Jumlah
lebih dari 164,5 50
lebih dari 167,5 44
lebih dari 170,5 37
lebih dari 173,5 29
lebih dari 176,6 18
lebih dari 179,5 11
lebih dari 182,5 5
lebih dari 185,5 0
Untuk menghitung berapa persen orang yang tinggi badannya antara harga
tertentu, lebih dari harga tertentu ataupun kurang dari harga tertentu, maka distribusi
frekuensi diubah menjadi distribusi frekuensi relatif, distribusi frekuensi relatif “lebih
dari” atau distribusi frekuensi realtif “kurang dari”. Cara untuk mengubah distribusi
frekuensi menjadi distribusi frekuensi relatif adalah: harga frekuensi pada setiap
interval kelas dibagi jumlah total frekuensi, kemudian dikalikan 100%. Untuk data
pada contoh 2.1, distribusi relatifnya ditunjukkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Distribusi frekuensi relatif
Tinggi badan Jumlah (dalam %)
164,5 - 167,5 12
167,5 - 170,5 14
170,5 - 173,5 16
173,5 - 176,5 22
176,5 - 179,5 14
179,5 - 182,5 12
182,5 - 185,5 10
Jumlah 100
5
kurang dari 164,5 0%
kurang dari 167,5 12%
kurang dari 170,5 26%
kurang dari 173,5 42%
kurang dari 176,6 64%
kurang dari 179,5 78%
kurang dari 182,5 90%
kurang dari 185,5 100%
8
6
4
2
0
Interval Kelas
6
Poligon Tinggi Badan Atlet
12
10
Frekuensi
8
6
4
2
0
Interval Kelas
40
20
0
160 165 170 175 180 185 190
Tinggi Badan
7
sajian data diberikan dengan menyertakan gambar-gambar sebagai ilustrasi data yang
dinamakan pictogram. Sajian pictogram yang dipentingkan utamanya pada menariknya
sajian/tampilan. Kesulitan yang dihadapi saat menggunakan diagram lambang adalah
ketika menggambarkan bagian simbol untuk satuan yang tidak penuh. Berikut Gambar
2.4 yang merupakan contoh diagram lambang jumlah pegawai.
8
Sumber: http://blog.ub.ac.id/aguswahyuprasetyo
(a) (b)
Gambar 2.5 (a) Diagram Garis Tunggal, (b) Diagram Garis Berganda
5. Diagram Batang
Diagram batang sangat tepat digunakan untuk penyajian data yang variabelnya
berbentuk kategori atau atribut. Diagram batang adalah suatu diagram dengan
menggunakan diagram batang-batang persegi panjang atau balok. Untuk menggambar
diagram batang diperlukan sumbu datar dan sumbu tegak yang dibagi menjadi
beberapa skala bagian yang sama, dimana sumbu datar menyatakan atribut atau waktu
dan sumbu tegak menyatakan nilai data. Diagram batang tepat digunakan menyajikan
data untuk kepentingan perbandingan.
Seperti diagram garis, diagram batang juga terdiri dari beberapa macam, yaitu
diagram batang tunggal, diagram batang berganda, diagram batang komponen
berganda, diagram batang persentase komponen berganda dan diagram batang
berimbang neto. Berdasarkan data pada Tabel 2.2 akan diberikan beberapa contoh
diagram batang pada gambar 2.6 dan 2.7.
9
(a) (b)
Sumber: http://metodestatistik.blogspot.com
Gambar 2.6 (a) Diagram Batang Tunggal Tegak, (b) Diagram Batang Tunggal
Mendatar
Sumber: http://metodestatistik.blogspot.com
10
Serupa dengan diagram batang tunggal, terdapat diagram batang berganda baik
tegak maupun mendatar disusun dengan memberikan informasi yang sama,
perbedaannya hanya terletak dalam cara penyajian diagram saja. Diagram batang
komponen berganda serupa dengan diagram batang berganda, namun bagian batang
teratas/terakhir menggambarkan jumlah (total) dari komponen-komponen yang ada.
6. Diagram Lingkaran
Diagram ini merupakan suatu bentuk penyajian data yang diwujudkan dalam
sektor-sektor lingkaran. Total nilai data ditranformasikan dalam sektor 360 O. Tiap
sektor menggambarkan kategori data yang sebelumnya dihitung terlebih dahulu berupa
sektor-sektor elemen dalam derajat.
(a) (b)
Sumber: (a) http://media-kreatif.com, (b)http://subandialdi.blogspot.com
11
berganda (multiple pie chart) yaitu diagram lingkaran yang terdiri dari lebih dari satu
lingkaran.
(a) (b)
Sumber : (a) https://windaaseptiana.wordpress.com (b) https://andimanwno.wordpress.com
8. Diagram Pencar
Kumpulan data kuantitatif dari terdiri atas dua variabel, dapat disajikan dalam
bentuk diagram yang dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan gambarnya akan
merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar yang disebut diagram pencar.
12
Gambar 2.10 Diagram Pencar (Sumber http://www.slideshare.net/alunand350)
13