Anda di halaman 1dari 13

Penyajian Data

Disusun oleh
Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc.
Dr. Scolastika Mariani, M.Si.

Secara garis besar ada dua cara penyajian data yang sering digunakan yaitu tabel
atau daftar dan grafik atau diagram. Penyajian data dengan tabel atau diagram akan
lebih menarik, mudah dibaca dan dimengerti. Penyajian data dalam bentuk gambar
akan memperjelas masalah secara visual. Tabel merupakan kumpulan angka-angka
yang disusun menurut kategori-kategori sehingga memudahkan dalam pembuatan
analisis data. Penyajian data dengan tabel yang dikenal antara lain dengan
menggunakan daftar baris kolom dan daftar distribusi frekuensi.
Grafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan secara visual (dapat pula
berupa simbol) data berupa angka yang biasanya juga berasal dari tabel-tabel yang
sudah dibuat. Macam-macam penyajian data dengan tabel dan diagram/grafik yang
dikenal antara lain diagram lambang atau diagram simbol (pictogram), diagram garis
(line chart), diagram batang/balok (bar chart/ histogram), diagram lingkaran atau
diagram pastel (pie chart), diagram peta (cartogram), dan diagram pencar atau titik
(scater plot).
Berikut penjelasan masing-masing tabel/daftar dan grafik yang sering digunakan.
1. Daftar baris kolom
Penyajian data yang dituliskan dalam bentuk matriks baris dan kolom. Contoh
daftar ini dapat dijumpai pada data laporan yang ada di BPS, dimana laporan
pembukuannya umumnya disajikan dalam bentuk baris dan kolom, misalnya mengenai
data penduduk, data pertanian dan sebagainya. Diagram baris kolom mengutamakan
keakuratan data yang disajikan sehingga pada tabel ini data yang disajikan sesuai data
sebenarnya dan tidak bersifat kira-kira. Ada berbagai bentuk tabel antara lain tabel satu

1
arah (one way table), tabel dua arah (two way table) dan tabel tiga arah (three way
table).
Tabel satu arah adalah tabel yang hanya memuat keterangan mengenai satu hal
atau satu karakteristik saja. Misalnya: data jumlah penduduk menurut umur, data
jumlah penduduk menurut daerah, data jumlah penduduk menurut jenis kelamin, dan
sebagainya. Tabel 2.1 menunjukkan contoh data jumlah siswa menurut tingkat
pendidikan.
Tabel 2.1 Jumlah Siswa Menurut Tingkat Sekolah

Tingkat Sekolah Jumlah


SD 1.562
SMP 1.019
ST 432
SMA 818
SMK 743
TOTAL 4.574
Sumber: http://metodestatistik.blogspot.com
Tabel dua arah adalah tabel yang memuat keterangan mengenai dua hal atau dua
karakteristik. Misalnya: data jumlah penduduk menurut umur dan pendidikan, data
jumlah penduduk menurut daerah dan jenis kelamin, data jumlah penduduk menurut
pendidikan dan pekerjaan, dan sebagainya. Tabel 2.2 adalah contoh tabel dua arah yang
berisi informasi mengenai data jumlah siswa menurut tingkat sekolah dan jenis
kelamin.
Tabel 2.2 Jumlah Siswa Menurut Tingkat Sekolah dan Jenis Kelamin
Tingkat Jumlah Siswa
Jumlah
Sekolah Laki-Laki Perempuan
SD 875 687 1.562
SMP 512 507 1.019
ST 347 85 432
SMA 476 342 818
SMK 316 427 743
TOTAL 2.526 2.048 4.57
Sumber: http://metodestatistik.blogspot.com

2
Tabel tiga arah adalah tabel yang memuat keterangan mengenai tiga hal atau tiga
karakteristik. Misalnya: data jumlah penduduk menurut umur, jenis kelamin dan
pendidikan, data jumlah penduduk menurut daerah, pendidikan dan pekerjaan, dsb.

2. Daftar Distribusi Frekuensi


Data statistik yang telah dikumpulkan dan akan dianalisis lebih lanjut perlu
disusun secara sistematis serta disajikan dalam bentuk yang mudah terbaca agar lebih
jelas dan mudah dipahami. Bila dimiliki data pengamatan dalam jumlah yang
banyak/besar, maka perlu dibuat distribusi frekuensi atau tabel frekuensi untuk
mempermudah analisa data. Berikut langkah menyusun tabel distribusi kuantitatif.
(i) Tentukan banyak dan lebar inteval kelas. Hal ini tergantung pada banyak dan
besarnya nilai yang akan disusun dalam tabel distribusi. Banyak interval kelas
yang efisien umumnya antara 5 dan 15. Pada tahun 1925, H.A Sturges
mengajukan rumus untuk menentukan banyak interval kelas, yaitu k = 1 + 3,322
log n. Sedangkan lebar interval kelas ditentukan dengan membagi jangkauan
(yaitu selisih antara harga terbesar dan terkecil) dengan banyak interval kelas
yang digunakan.
(ii) Interval-interval kelas tersebut diletakkan dalam suatu kolom, diurutkan dari
interval kelas terendah pada kolom paling atas dan seterusnya.
(iii) Data yang ada kemudian dimasukkan ke dalam interval kelas yang sesuai.
Banyak data yang masuk dalam suatu interval kelas dinamakan frekuensi
interval kelas tersebut.
Contoh 1
Berikut disajikan data tinggi badan (cm) dari 50 orang atlet bola voli pantai.
176 167 180 165 168 171 177 176 170 175
169 171 171 176 166 179 181 174 167 172
170 169 175 178 171 168 178 183 174 166
181 172 177 182 167 179 183 185 185 173
179 180 184 170 174 175 176 175 182 172
Berdasarkan data tersebut, diperoleh informasi berikut.

3
Data terbesar : 185
Data terkecil : 165
Jangkauan = (data terbesar) - (data terkecil) = 185 – 165 = 20
Harga k dengan rumus Sturges: k = 1 + 3,322 log n = 1+3,322(1,699) = 6,644 ≈ 7
20
Dengan acuan harga k maka dipilih banyak interval kelas 7 dengan lebar kelas =
7
= 2,85 ≈ 3. Kemudian disusun dalam tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 2.3 Distribusi frekuensi tinggi badan
Interval kelas Frekuensi
164,5 - 167,5 6
167,5 - 170,5 7
170,5 - 173,5 8
173,5 - 176,5 11
176,5 - 179,5 7
179,5 - 182,5 6
182,5 - 185,5 5
Jumlah 50

Jika ingin mengetahui jumlah orang dengan tinggi badan lebih ataupun kurang
dari harga tertentu, maka distribusi frekuensi diubah menjadi distribusi frekuensi
kumulatif. Dengan data pada contoh 1 di atas, distribusi frekuensi kumulatif “kurang
dari” dan distribusi frekuensi kumulatif “lebih dari” ditunjukkan pada Tabel 2.4 dan
Tabel 2.5.
Tabel 2.4 Distribusi frekuensi kumulatif “kurang dari”
Tinggi badan Jumlah
Kurang dari 164,5 0
Kurang dari 167,5 6
Kurang dari 170,5 13
Kurang dari 173,5 21
Kurang dari 176,6 32
Kurang dari 179,5 39
Kurang dari 182,5 45
Kurang dari 185,5 50
Tabel 2.5 Distribusi frekuensi kumulatif “lebih dari”

4
Tinggi badan Jumlah
lebih dari 164,5 50
lebih dari 167,5 44
lebih dari 170,5 37
lebih dari 173,5 29
lebih dari 176,6 18
lebih dari 179,5 11
lebih dari 182,5 5
lebih dari 185,5 0

Untuk menghitung berapa persen orang yang tinggi badannya antara harga
tertentu, lebih dari harga tertentu ataupun kurang dari harga tertentu, maka distribusi
frekuensi diubah menjadi distribusi frekuensi relatif, distribusi frekuensi relatif “lebih
dari” atau distribusi frekuensi realtif “kurang dari”. Cara untuk mengubah distribusi
frekuensi menjadi distribusi frekuensi relatif adalah: harga frekuensi pada setiap
interval kelas dibagi jumlah total frekuensi, kemudian dikalikan 100%. Untuk data
pada contoh 2.1, distribusi relatifnya ditunjukkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Distribusi frekuensi relatif
Tinggi badan Jumlah (dalam %)
164,5 - 167,5 12
167,5 - 170,5 14
170,5 - 173,5 16
173,5 - 176,5 22
176,5 - 179,5 14
179,5 - 182,5 12
182,5 - 185,5 10
Jumlah 100

Tabel 2.7 Distribusi frekuensi relatif “lebih dari”


Tinggi badan Jumlah
lebih dari 164,5 100%
lebih dari 167,5 88%
lebih dari 170,5 74%
lebih dari 173,5 58%
lebih dari 176,6 36%
lebih dari 179,5 22%
lebih dari 182,5 10%
lebih dari 185,5 0%

Tabel 2.8 Distribusi frekuensi relatif “kurang dari”


Tinggi badan Jumlah

5
kurang dari 164,5 0%
kurang dari 167,5 12%
kurang dari 170,5 26%
kurang dari 173,5 42%
kurang dari 176,6 64%
kurang dari 179,5 78%
kurang dari 182,5 90%
kurang dari 185,5 100%

Untuk mempermudah memahami dan menganalisis data, tampilan data dalam


bentuk tabel distribusi frekuensi dapat pula digambarkan dalam bentuk grafik yaitu
histogram, poligon dan ogive.
a. Histogram
Untuk menggambar histogram, interval kelas diletakkan pada sumbu X dan
frekuensinya pada sumbu Y. Berikut histogram untuk Tabel 2.3.

Histogram Tinggi Badan Atlet


12
10
Frekuensi

8
6
4
2
0

Interval Kelas

Gambar 2.1 Histogram Distribusi Frekuensi Tinggi Badan


b. Poligon
Untuk menggambar poligon, interval kelas diletakkan pada sumbu X dan frekuensinya
pada sumbu Y. Hubungkan titik-titik koordinat tersebut dengan garis lurus. Poligon
distribusi frekuensi Tabel 2.3 ditunjukkan pada Gambar 2.2.

6
Poligon Tinggi Badan Atlet
12
10

Frekuensi
8
6
4
2
0

Interval Kelas

Gambar 2.2 Poligon Distribusi Frekuensi


c. Ogive
Grafik ogive merupakan penghalusan poligon. Untuk menggambar ogive, interval
kelas diletakkan pada sumbu X dan frekuensinya pada sumbu Y. Hubungkan titik-titik
koordinat tersebut dengan garis lurus. Ogive distribusi frekuensi Tabel 2.3 ditunjukkan
pada Gambar 2.3.

Ogive Tinggi Badan Atlet


60
Frekuensi kumulatif

40

20

0
160 165 170 175 180 185 190
Tinggi Badan

frek kumulatif kurang dari frek kumulatif lebih dari

Gambar 2.3 Ogive Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif

3. Diagram Lambang (Pictogram)


Diagram lambang dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar mengenai suatu
hal kepada orang awam. Diagram ini dapat menarik minat pembaca karena umumnya

7
sajian data diberikan dengan menyertakan gambar-gambar sebagai ilustrasi data yang
dinamakan pictogram. Sajian pictogram yang dipentingkan utamanya pada menariknya
sajian/tampilan. Kesulitan yang dihadapi saat menggunakan diagram lambang adalah
ketika menggambarkan bagian simbol untuk satuan yang tidak penuh. Berikut Gambar
2.4 yang merupakan contoh diagram lambang jumlah pegawai.

Gambar 2.4 Diagram Lambang


4. Diagram Garis
Untuk menggambarkan keadaan yang berkelanjutan atau berkesinambungan,
yang umumnya dipengaruhi/dibedakan oleh waktu, misalnya produksi karet tiap tahun,
jumlah penduduk tiap tahun, keadaan temperatur badan tiap jam, dibuat diagram garis.
Penyajian data dengan diagram garis memerlukan sumbu datar dan sumbu tegak yang
saling tegak lurus. Sumbu mendatar menyatakan waktu dan sumbu tegak menunjukkan
frekuensi data tiap waktu.
Terdapat beberapa macam diagram garis yang biasa digunakan diantaranya
diagram garis tunggal dan diagram garis berganda. Diagram garis tunggal (single line
chart) adalah diagram/grafik yang terdiri dari satu garis untuk menggambarkan
perkembangan suatu kejadian. Misalnya pertambahan jumlah pengunjung, banyaknya
jumlah kendaraan yang melintas, dan sebagainya. Diagram garis berganda (multiple
line chart) yaitu diagram yang terdiri dari beberapa garis untuk menggambarkan
perkembangan beberapa kejadian sekaligus. Misalnya inflasi kelompok bahan pangan,
perkembangan hasil belajar mahasiswa berdasarkan program studi, dan sebagainya.
Contoh diagram garis disajikan pada Gambar 2.5.

8
Sumber: http://blog.ub.ac.id/aguswahyuprasetyo
(a) (b)
Gambar 2.5 (a) Diagram Garis Tunggal, (b) Diagram Garis Berganda

5. Diagram Batang
Diagram batang sangat tepat digunakan untuk penyajian data yang variabelnya
berbentuk kategori atau atribut. Diagram batang adalah suatu diagram dengan
menggunakan diagram batang-batang persegi panjang atau balok. Untuk menggambar
diagram batang diperlukan sumbu datar dan sumbu tegak yang dibagi menjadi
beberapa skala bagian yang sama, dimana sumbu datar menyatakan atribut atau waktu
dan sumbu tegak menyatakan nilai data. Diagram batang tepat digunakan menyajikan
data untuk kepentingan perbandingan.
Seperti diagram garis, diagram batang juga terdiri dari beberapa macam, yaitu
diagram batang tunggal, diagram batang berganda, diagram batang komponen
berganda, diagram batang persentase komponen berganda dan diagram batang
berimbang neto. Berdasarkan data pada Tabel 2.2 akan diberikan beberapa contoh
diagram batang pada gambar 2.6 dan 2.7.

9
(a) (b)
Sumber: http://metodestatistik.blogspot.com

Gambar 2.6 (a) Diagram Batang Tunggal Tegak, (b) Diagram Batang Tunggal
Mendatar

Diagram batang berganda digunakan untuk menggambarkan lebih dari satu


kegiatan dalam satu diagram sehingga digambarkan diagram batang dua (tiga atau
lebih) komponen.

Sumber: http://metodestatistik.blogspot.com

Gambar 2.7 Diagram Batang Berganda

10
Serupa dengan diagram batang tunggal, terdapat diagram batang berganda baik
tegak maupun mendatar disusun dengan memberikan informasi yang sama,
perbedaannya hanya terletak dalam cara penyajian diagram saja. Diagram batang
komponen berganda serupa dengan diagram batang berganda, namun bagian batang
teratas/terakhir menggambarkan jumlah (total) dari komponen-komponen yang ada.

6. Diagram Lingkaran
Diagram ini merupakan suatu bentuk penyajian data yang diwujudkan dalam
sektor-sektor lingkaran. Total nilai data ditranformasikan dalam sektor 360 O. Tiap
sektor menggambarkan kategori data yang sebelumnya dihitung terlebih dahulu berupa
sektor-sektor elemen dalam derajat.

(a) (b)
Sumber: (a) http://media-kreatif.com, (b)http://subandialdi.blogspot.com

Gambar 2.8 Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran sangat tepat menyajikan data untuk kepentingan


“perbandingan“. Satu diagram hanya dapat menggambarkan satu kegiatan. Dapat pula
dibuat variasi dari diagram lingkaran yang disebut diagram pastel. Bentuk-bentuk dari
diagram lingkaran, diantaranya adalah diagram lingkaran tunggal (single pie chart)
yaitu diagram lingkaran yang hanya terdiri dari satu lingkaran dan diagram lingkaran

11
berganda (multiple pie chart) yaitu diagram lingkaran yang terdiri dari lebih dari satu
lingkaran.

7. Diagram Peta (Kartogram)


Diagram peta adalah suatu sajian data yang menggunakan peta geografis tempat
data terjadi. Diagram ini melukiskan keadaan dihubungkan dengan tempat data terjadi.
Gambar 2.9 berikut merupakan contoh diagram peta.

(a) (b)
Sumber : (a) https://windaaseptiana.wordpress.com (b) https://andimanwno.wordpress.com

Gambar 2.9 Diagram Peta

8. Diagram Pencar
Kumpulan data kuantitatif dari terdiri atas dua variabel, dapat disajikan dalam
bentuk diagram yang dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan gambarnya akan
merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar yang disebut diagram pencar.

12
Gambar 2.10 Diagram Pencar (Sumber http://www.slideshare.net/alunand350)

Dalam mempresentasikan data umumnya penyaji menginginkan agar apa yang


dipresentasikan dapat dimengerti dan dipahami oleh pembaca. Beraneka macam cara
penyajian data dapat dipilih sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan kepentingan.
Misalkan, suatu kantor biro statistika yang memiliki banyak kumpulan data dalam
bentuk angka akan lebih memilih untuk menyajikan datanya dalam bentuk tabel (baris
dan kolom) dibandingkan dalam bentuk diagram lingkaran atau yang lain. Hal ini
dikarenakan yang diperlukan adalah keakuratan data tersebut dan bukan pada bentuk
penyajiannya. Lain halnya apabila penyajian data ditujukan untuk keperluan presentasi
atau pameran hasil karya. Untuk tujuan ini maka penyajian data harus dibuat semenarik
mungkin selain harus jelas dan mudah dipahami.

13

Anda mungkin juga menyukai