Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan adalah masalah yang sangat penting bagi setiap negara, karena
pendidikan merupakan suatu proses yang dapat menghasilkan perubahan,
perkembangan, kemampuan seseorang dalam membuktikan rasa percaya diri serta
sikap dan perilaku yang inovatif dan kuantitatif.
Dalam proses belajar situasi dan kondisi siswa akan sangat mempengaruhi dan
menentukan aktifitas yang akan dilakukan dalam belajar. Proses belajar mengajar
pada intinya tertumpu pada suatu persoalan yaitu bagaimana pengajar memberi
kemungkinan agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif atau dapat mencapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan sebelumnya.
Namun kenyataan yang ada masih sedikit ditemukan siswa yang rajin belajar,
siswa yang menyenangi pelajaran, siswa sangat perhatian terhadap sesuatu yang akan
dipelajari, tugas sekolah dijadikan pelajaran tambahan hasil belajar dijadikan sebagai
motivasi atau dorongan. Semua itu merupakan gambaran dari aktifitas belajar siswa
yang prestasi belajarnya tinggi.
Dari setiap sekolah pastinya kita hanya dapat melihat beberapa siswa-siswa
yang berprestasi tinggi, siswa-siswa tersebut pastinya mempunyai kesenangan dalam
belajar, dimana dalam hal ini kita dapat mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Di sini saya selaku peneliti mengadakan penelitian di
SDN INPRES MELAYU pada kelas IV (empat).

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah masalah dalam belajar pada siswa berprestasi tinggi di SD INPRES MELAYU
MAKASSAR

C. Tujuan Penelitian
Dengan melakukan wawancra langsung pada objek untuk mengetahui tingkat
prestasi yang dimiliki siswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti dapat mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap
prestasi belajar siswa
2. Penelitian ini sebagai cakrawala ilmu pengetahuan penulis dalam
berkarya khasanah ilmu pengetahuan, disamping sebagai pengalaman
yang dapat berguna sebagai bekal apabila ingin berkecimpung didalam
lingkungan penelitian
3. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi
kita guna meningkatkan prestasi belajar anak.

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Wawancara Guru
Dalam melakukan studi kasus mengenai peserta didik yang memiliki masalah
dalam belajar, perlu melakukan sebuah wawancara yang sangat komprehensif
kepada wali kelas karena wali kelas yang mengetahui semua karakter dan
perbedaan peserta didiknya didalam ruangan. Maka dari itu, penulis mencoba
memberikan beberapa pertanyaan kepada wali kelas, diantaranya:

1. Bimbingan belajar apa yang dilakukan ibu supaya siswa yang mempunyai
kesulitan dalam belajar ?
 Bimbingan individual suatu bantuan yang diberikan kepada individu
(siswa) dalam situasi individual
 Bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan yang diberikan
kepada individu (siswa) yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.
 Bimbingan inipun ada yang bersifat informatif dan terapeutik, tetapi
ada juga yang bersifat adjustif.
2. Bimbingan apa yang dilakukan ibu supaya siswa yang memiliki kesulitan
dalam membaca?
 Guru harus pendekatan instruksional akan tetapi dibarengi dengan
pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar
berlangsung.
 Guru melakukan pendekatan pribadi secara langsung mengenal dan
memahami murid-muridnya secara lebih mendalam sehingga dapat
memperoleh hasil hasil belajar yang optimal.
 Motivasi dari seorang guru merupakan suatu keharusan untuk
diberikan kepada siswa agar siswa termotivasi dalam belajar,

3
bersekolah, taat aturan, dan tidak lagi memiliki rasa malas dalam
belajar.

3. Fator apa saja yang dialami siswa dalam belajar?


 Faktor Biologis (jasmaniah) faktor biologis meliputi segala hal yang
berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang
bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan
dengan faktor biologis ini di antaranya sebagai berikut.
4. Kodisi apa saja yang di alami siswa dalam belajar ibu?
 biasanya keadaan fisik yang tidak normal jadi siswa harus melakukan
bibinagan jadi masalah atau hambatan yang dialami sisiwa yamg
memiliki kelain biasa belajar dengan sempurna.

B. Wawancara Siswa
Sesuai yang dipaparkan penulis didepan bahwa untuk mengetahui
karakteristik, perbedaan dan keunggulan peserta didik dalam ruangan, harus
melakukan sebuah wawancara khusus kepada wali kelas. Akan tetapi, tidak cukup
melakukan wawancara wali kelas semata, perlu melakukan wawancara khusus
kepada peserta didik yang memiliki kelainan dalam belajar untuk mendapatkan
sebuah bukti yang kongkrit tentang bagaimana peserta didik yang memiliki
kelainan dalam membaca atu butuh bibingan husus. Maka dari itu, penulis
mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik, diantaranya :
1. Menurut adek pelajaran apa yang menurut adik sulit pahami?
 Saya kurang mengerti pada saat guru menjelaskan pelajaran ipa
2. Apa kendala adik sehingga sehingga sulit menerima pelajaran?
 Daya ingat saya sangat rendah jadi mempengaruhi keberhasilan belajar
belajar saya, karena saya tidak konsentrasi pada saat menerima
pelajaran karena teman- tema ribut pada saat guru menjelaskan

4
3. Apakah adik ada waktu belajar di rumah?
 Iya, karena lebih mudah mengingat kembali apa yang saya dapat dari
sekolah bias di pelajari kembali di rumah.

Dari pertanyaan pada peserta didik ini menjawab tentang kesulitan kesulitan dalam
belajar seperti yang di alamai oleh siswa yang kesulitan dalam membaca yaitu :

1. Faktor intern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari
dalam diri siswa sendiri, yang meliputi gangguan atau kekurang mampuan
psiko-fisik siswa, yakni:
 Yang bersifat kognitif (ranah cipta) antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/intelegensi siswa.
 Yang bersifat afektif (ranah rasa) antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap.
 Yang bersifat psikomotor (ranah karsa) antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan
telingga).
2. Faktor ekstern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
luar diri siswa, yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
 Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara
ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga
 Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh, dan teman sepermainan yang nakal.
 Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan belajar dalam penelitian ini adalah bimbingan belajar yang
diikuti siswa di luar jam pelajaran sekolah dan dilakukan bersama lembaga
bimbingan belajar independen. Dengan demikian bimbingan belajar yang
dilakukan oleh guru bidang studi di sekolah tidak termasuk dalam kategori
bimbingan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini. Besarnya pengaruh
bimbingan belajar terhadap prestasi siswa di sekolah adalah 39.5% yang
ditunjukkan dengan hasil nilai koefisien determinasi.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat diajukan saran-saran.Bagi
siswa, hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar dengan
cara lebih aktif dalam belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Bagi Guru, hendaknya lebih memahami kondisi siswa yang mempunyai
tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga guru harus tepat dalam
menentukan metode mengajar apa yang tepat untuk digunakan mengajar. Pihak
sekolah diharapkan untuk meningkatkan kualitas dari segi siswa dengan
memotivasi siswa agar lebih aktif dalam belajar dan meningkatkan sarana dan
prasarana pembelajaran yang mendukung.
Bagi peneliti selanjutnya, untuk lebih memantapkan hasil penelitian ini. Perlu
dilakukan penelitian yang sejenis dengan populasi yang lebih luas dan melibatkan
faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi pestasi belajar serta dengan
menggunakan metode pengumpulan data lainnya, misalnya metode wawancara
sehingga akan diperoleh data yang lebih kompleks.

6
Bagi Lembaga Bimbingan Belajar supaya dalam memberikan tambahan
pelajaran lebih menyesuaikan dengan kondisi pelajaran disekolah supaya siswa
yang mengikuti bimbingan belajar semakin giat dalam belajar. Bimbingan belajar
juga merupakan salah satu sarana agar siswa dapat lebih termotivasi dalam
belajar, sehingga siswa akan dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Mahmu. 2002. Psikologi Kepribadian. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Abu Ahmadi. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Pskologi Belajar (edisi revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.
Anas Sudjiono. 1986. Teknik Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: UD Rama.
Badudu dan Zain Sutan Mohammad. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Burhan Bungin. 2005. Metodelogi penelitian kualitatif. Jakarta: Kencana
Dewa Ketut Sukardi. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Penelitian langsung di SD NEGERI INPRES MELAYU MAKASSAR


Alamat: JL. Muhammadiyah Lor, No. 139 Blok B/42 A, Malayu Wajo, Melayu,
Kec. Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90171

8
Lampiran

9
10

Anda mungkin juga menyukai